Disclaimer : Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Harry Potter © JK Rowling

Rated : T

Genre : Fantasy with Romance and Humor

Cast :

Momoi Satsuki

Kuroko Tetsuya

Generation of Miracle

Pairing : Kuroko x Momoi

Warning : doakan gak ada typos, relakan mereka OOC, misalnya ini fic gaje, pastikan kau tetap RnR, soal nge-flame itu mah cuek, lama-lama jadi nge-fav, siapa yang tau pasti, silahkan dibaca dulu… -nyanyi ala Budi Doremi-

enjoy reading minna…

.

.

.

.

Author's greeting :

Tsuki : Hai minna-san… kali ini aku membawa fanfic baru tentang Kiseki no Sedai. Nah, di fanfic ini mereka, anak-anak GoM, akan memerankan tokoh crossover yang seiyuu-nya sama. Okey… ini berawal dari saat aku iseng-iseng browsing tentang seiyuu terutama anime. Trus, aku berandai-andai kalau anak-anak GoM crossover dengan tokoh lain yang seiyuu-nya sama. Dan jadilah fanfic ini! O iya, mungkin nanti bakalan ada beberapa tokoh dari fandom lain yang nyempil sesuai kebutuhan, mengingat ini agak menjurus ke crossover. Tapi aku sengaja memasukkan regular karena setiap chapter ganti fandom. So, masing-masing dapat fandom yang beda. Ya, meskipun seiyuu Akashi (Kamiya Hiroshi) dan seiyuu Midorima (Ono Daisuke) selalu bersama di setiap anime, tapi akan ku pisahkan mereka. Hehehe… –evil smirk–
Saa, daripada banyak bacot… Happy reading minna…

.

.

.

.

.

Di sebuah toko buku…

Aomine, si cowok preman berkulit gelap, sedang mengerutkan wajahnya kesal. Sehingga wajahnya yang sudah terlihat tua jadi semakin tua #dihajar. Mulutnya juga sibuk menggerutu pada sobat pinknya, siapa lagi kalau bukan Momoi Satsuki.

"Oy, Satsuki! Bilang-bilang dong kalau kau mau kencan sama Tetsu! Gak perlu ngajak-ngajak aku juga! Mana di toko buku lagi! Udah dijadiin obat nyamuk, bosan pula. Coba kalau ada majalah Mai-chan di sini" omel Aomine yang sudah ketularan mbok-mbok(?) tukang gossip.

"Ish! Dai-chan bawel deh kayak ibu-ibu" balas Momoi yang sedang sibuk memilih-milih buku bersama Kuroko. Sekarang ini mereka bertiga ada di bagian buku novel. Dan untuk majalah langganan Aomine alias Mai-chan, belum terbit untuk edisi terbaru. Jadi, mau gak mau Aomine harus rela menjadi obat nyamuk di antara Kuroko dan Momoi. Poor Aomine…

"Momoi-san"

"Iya?" Momoi menoleh ke arah Kuroko yang memanggilnya.

"Lihat ini!" kata Kuroko sambil menunjukkan sebuah novel Harry Potter seri ke tujuh.

"Uwaaaahhh~ ada Harry Potter! Ini kan yang tentang si penyihir itu ya? Wah… sugoii~" seru Momoi dengan aura blink-blink.

"Ck! Biasa saja!" ceteluk Aomine malas.

"Ah! Dai-chan katrok ah! Masa novel laris kayak gini dibilang biasa. Mai-chan mulu sih yang dipikirin! Huuu…" ejek Momoi pada Aomine. Sedangkan yang diejek cuma membuang muka. (Pesan penting: buanglah muka Aomine ke tong sampah! –digantung–)

"Tapi… sayangnya aku belum punya satupun novel Harry Potter" lanjut si cewek pink itu menjadi sedih.

"Tak apa, Momoi-san. Novel itu untukmu saja, nanti aku yang membayarnya"

"Eh? Beneran, Tetsu-kun?"

Kuroko menggangguk lalu berkata, "Di rumah aku sudah punya enam seri. Kalau mau, besok aku bawakan ke sekolah"

"Kyaaa~ arigatou, Tetsu-kun~! Tetsu-kun memang baik deh! Gak kayak monyet yang di situ tuh" seru Momoi sambil memeluk Kuroko sampe yang dipeluk jadi mengap-mengap.

"Momoi-san, sakit~" rintih si cowok baby blue yang imut-imut itu.

"Oy, Satsuki! Siapa yang kau bilang monyet barusan?!" tanya Aomine merasa tersinggung spesiesnya diungkit-ungkit.

"Tentu saja dong Ahomine Daiki monyetnya. Weeee… :P" kata Momoi sambil menjulurkan lidahnya. Otomatis, munculah empat sudut siku-siku di jidat Aomine.

Di tempat kasir…

"Semuanya menjadi 250 yen" kata si kasir tersebut kepada Kuroko. Kuroko pun membayar dengan uang pas. Dan ketika mereka hendak pulang, tiba-tiba…

TUIIIIING~

PREEEETTTTT~~~

"SELAMAT! ANDA ADALAH PELANGGAN KE-9.999!" seru si kasir sambil meniup terompet yang entah dia dapat dari mana. Di belakangnya ada sebuah sepanduk bertuliskan "Selamat anda beruntung!"

"Hah?" guman Aomine, Momoi, dan Kuroko cengo.

"Karena kalian adalah pelanggan yang beruntung, silahkan pilih hadiahnya!" katanya menawarkan berbagai hadiah, mulai dari gelang, kalung, sampai gantungan kunci.

"A-ano… sumimasen! Maksud anda, kami?" tanya Kuroko.

"Yups! Nah sekarang, ayo pilih dan ambil hadiahnya! Satu orang ambil satu"

Aomine dan Kuroko mengambil gantungan kunci, sedangkan Momoi mengambil gelang.

"Wah, pilihan yang bagus, Ojosan" puji kasir itu pada Momoi.

"Arigatou gozaimashita"

"O iya, karena Ojosan memilih gelang itu, maka anda berhak mendapat hadiah tambahan"

'Lagi?' batin Aomine yang sebenarnya iri sama Momoi.

"Ini dia!" katanya lalu menyerahkan sebuah buku harian berwarna putih bercorak kupu-kupu silver.

'Oh… jadi cuma buku toh…' batin Aomine lega. Kalau Kuroko sih biasa-biasa saja.

"Wow… kireii~" kata Momoi dengan kagum.

"Buku ini berkekuatan magis dan hanya bisa dibuka dengan gelang itu seperti ini" katanya lalu mengusapkan buku itu ke tangan Momoi yang sudah terpasang gelang tadi. Tak lama kemudian, buku itu terbuka dengan sendirinya.

"Wah… sugoii~"

"Dan yang paling penting…" berhenti sejenak kemudian berbisik, "Kau bisa melakukan apapun yang kau mau lewat buku itu"

"Hah? Sou ka?" tanya Momoi hampir tak percaya. Si kasir mengangguk dan tersenyum penuh arti.

Andai GoM Menjadi…?

Malam itu, Momoi sedang asyik tidur-tiduran di kamarnya sambil membaca novel Harry Potter pemberian Kuroko tadi.

"Haa… benar-benar keren" guman Momoi sambil menutup novel tersebut setelah sebelumnya diberi pembatas.

"Andai Harry Potter itu benar-benar ada"

Tiba-tiba Momoi teringat sesuatu.

"O iya, anyway… buku yang tadi… apa yang bisa aku lakukan dengan buku ini?" guman Momoi sambil mengambil buku harian dari tasnya. Lalu dia membukanya dengan penasaran.

"Kau bisa melakukan apapun yang kau mau lewat buku itu"

Sekilas dia teringat dengan ucapan si kasir tadi.

"Haa… emangnya apa yang bisa aku lakukan? Mengubah hal yang tak mungkin menjadi mungkin? Eh?" Momoi terkejut saat membaca tulisan itu yang entah mengapa sudah tertulis di buku itu. Seolah buku itu yang menjawab pertanyaan Momoi.

"Terus aku harus mencium ketek Dai-chan sambil bilang wow gitu?"

Di suatu tempat, Aomine bersin-bersin hebat.

"Butterfly… fly the wish so high… as high of my dream… to come arrive for you…" senandung Momoi sambil menggambar kupu-kupu di buku harian yang katanya 'ajaib' itu. Sedetik setelah selesai menggambar, tiba-tiba gambar itu tampak hidup dan bergerak-gerak di dalam buku.

"Ko-kore wa? Sugoii~ jadi ini yang dimaksud mengubah hal yang tak mungkin menjadi mungkin? Wakarimasu" guman Momoi kagum.

"Ngomong-ngomong…" Momoi memandang novel Harpott yang tergeletak manis di sampingnya. "Sepertinya menyenangkan jika Tetsu-kun mempunyai kekuatan seperti Harry Potter. Saa, akan ku coba!"

Lalu Momoi menulis sebuah kalimat di buku itu, "Andai Kuroko Tetsuya menjadi Harry Potter"

.

-#-

.

黒子 テツヤ

.

-#-

.

Keesokan harinya di Teiko Junior High School…

"Oy! Kalian ada yang merasa aneh gak sama Tetsu?" tanya Aomine pada anak-anak GoM lainnya.

"Mungkin Kuro-chin belum sarapan trus sekarang kelaparan" sahut si titan ungu ngawur.

"Ck! Bukan itu, Murasakibara!"

"Lalu apa dong, Aominecchi?" tanya si model kuning yang ketjeh tapi narsis.

"Eh tau gak? Tadi, malam-malam pas aku kebelet pipis, aku kan ke toilet trus melewati kamar Tetsu. Nah, ku lihat pintu kamar Tetsu mengeluarkan cahaya yang menyilaukan" cerita Aomine yang udah kayak nyeritain cerita horror. Padahal mah, muka Aomine lebih horror daripada ceritanya. –digorok–

"Mungkin saja Kuroko sedang menyalakan lampu waktu itu. Jangan mengada-ada Aomine, nanodayo!" sela si ijo lumutan sambil menaikkan kacamata yang gak sebenarnya gak melorot.

"Aku tidak mengada-ada, Midorima! Makanya dengerin dulu dong orang lagi ngomong!" kata Aomine sewot. "Trus, pas aku ngintip kamarnya Tetsu, ku lihat Tetsu sedang berdiri membelakangiku dan benda-benda di hadapannya itu bisa melayang-layang sendiri"

"Trus kita harus percaya gitu sama omong kosongmu itu, Daiki?" –ckris– –ckris–

'GLEK!' Aomine yang sudah berkeringat dingin menelan ludahnya dengan bersusah payah. Siapa lagi kalau bukan gara-gara si emperor merah bergunting?

"Sudahlah, Aominecchi. Mungkin kau lagi gak enak badan atau gak lagi ngelindur" kata Kise lalu meminum sebotol air mineral yang dia beli tadi.

"Minna-san, ohayou gozaimasu" sapa si cowok baby blue yang dari tadi diomongin.

"BYUUUUURRR~~~" Kise menyemburkan minumannya ke Aomine.

Kacamata Midorima melorot 10 cm.

Aomine yang sudah mengelap mukanya melotot ke arah Kuroko dengan tatapan tak percaya.

"Ohok! Ohok!" Murasakibara keselek momogi.

"Tetsuya?" panggil Akashi yang juga cengo melihat Kuroko hari ini.

"Nan desu ka, Akashi-kun?"

"Ke-ke… KENAPA KAU PAKAI KACAMATA?!" teriak semua anak GoM kecuali Kuroko dan Murasakibara yang lanjut makan pocky.

"Are? Bukankah dari dulu aku sudah memakai kacamata ya?" kata Kuroko watados. Yups! Jadi anak-anak GoM pada kaget melihat Kuroko memakai kacamata. (bayangin pas Kuroko disuruh memakai kacamatanya Hyuuga di special episode KnB)

'Jadi? Selama ini Kuroko/Kurokocchi/Tetsu/Tetsuya menggunakan misdirectionnya pada kacamata?' batin para cowok pelangi sweatdrop kecuali Murasakibara yang malah asyik makan pocky dan juga Kuroko.

"Pffft~~ HUWAHAHAHAHA~~~" tawa Aomine kemudian. "Oy, Tetsu! Asal kau tau saja ya, kamu itu gak pantes pake kacamata! Jadi culun tau gak! Ahahaha…"

"O… begitu ya Aomine-kun?" guman Kuroko yang sudah mengeluarkan aura hitam sambil mengangkat sebuah tongkat. Mungkin itu tongkat buat gebuk Aomine kali ya?

'Wah gawat! Dia mengamuk tuh' batin mereka minus Kuroko, Murasakibara, dan Aomine yang masih ketawa.

Ichi…

Ni…

San…

Cling!

"Kyaaaaaaaaa~~~!" teriak cewek-cewek di sekitar anak GoM sambil menutup matanya.

"Pfft~~~" sedangkan anak-anak GoM kecuali Aomine dan Kuroko menahan tawa.

"Woy! Ada apa sih kalian?" tanya Aomine sewot.

"Etto… Aominecchi… pfft~ itu… itu… pfft~~ aku sudah tak tahan lagi ssu" kata Kise sambil menunjuk-nunjuk sesuatu lalu tertawa sambil memegangi perutnya. Aomine pun menoleh pada sesuatu yang ditunjuk Kise, tepatnya tubuh Aomine bagian bawah dan…

"GYAAAAAA~~~! SEJAK KAPAN AKU TIDAK MEMAKAI CELANA?!"

Yups! Jadi celana Aomine menghilang secara random meninggalkan celana kolornya yang berwarna pink dengan gambar hello kitty.

"Sejak aku yang menyihirmu, Aomine-kun" jawab Kuroko dengan wajah innocent. Sontak semua anak GoM menatap horror ke arah Kuroko.

"T-E-T-S-U…! CEPAT BALIKIN CELANAKU! TEME!" omel Aomine dengan wajah kayak kepiting rebus.

"Baiklah Aomine-kun" kata Kuroko lalu mengangkat tongkatnya –yang ternyata tongkat ajaib– dan…

Cling!

"Tetsu! Kenapa aku pake pakaian ballerina?"

"Oh? Sumimasen Aomine-kun"

Cling!

"Tetsu! Kok aku jadi badut Ancol?"

Cling!

"Tetsu! Kau kira ini jaman batu apa, aku pake pakaian purba?"

Cling!

"Nah, sempurna!" kata Aomine yang akhirnya memakai seragam Teiko plus celananya.

Ting… tong ting tong… ting tong ting tong…

"Saa, bel masuk sudah berbunyi! Duluan ya Minnacchi!" seru Kise lalu berlari menuju kelas. "Aominecchi! Kurokocchi! Ayo cepatlah!"

Yups! Aomine, Kise, dan Kuroko itu satu kelas.

.

-#-

.

黒子 テツヤ

.

-#-

.

Siang hari di ruang klub basket Teiko…

Sejak insiden tadi pagi, Aomine menjadi kapok untuk mengejek Kuroko lagi. Dan sejak itu pula, Kuroko jadi semakin aneh. Terbukti saat Murasakibara hamper terpeleset dan menimpa Akashi.

"Murasakibara-kun! Akashi-kun! Awas!" seru Kuroko sambil mengacungkan tongkatnya.

Cling!

Tiba-tiba Murasakibara merasa tubuhnya menjadi ringan dan akhirnya bisa berdiri tegak setelah sebelumnya hamper jatuh. Sedangkan Akashi yang awalnya menutup mata karena kaget plus takut, jadi menatap Murasakibara tak percaya.

"Fiuh~ hampir saja!" guman Kuroko menghembuskan nafas lega.

"Sugoii Kurokocchi~~ dia jadi seperti penyihir yang hebat" guman Kise kagum.

"Aku juga tidak menyangka, nanodayo. Ternyata Kuroko sehebat itu" guman Midorima tak kalah kagumnya.

'Kau memang selalu penuh kejutan, Tetsuya' batin Akashi tersenyum penuh arti.

.

-#-

.

黒子 テツヤ

.

-#-

.

Saat mau pulang…

"Momoi-san! Kita bareng yuk!" ajak Kuroko

"Ayo!"

Dan mereka pun berjalan berdua. Sedangkan anak-anak GoM lainnya sudah pulang ke rumah masing-masing. Aw… so sweatnya KuroMomo…

"O iya, Tetsu-kun! Kenapa hari ini kau memakai kacamata?" tanya Momoi.

"Lho? Bukannya dari dulu aku memakai kacamata ya? Sejak kecil kan mataku rabun"

'Ah masa sih? Perasaan mata Tetsu-kun gak kenapa-kenapa deh' batin Momoi heran.

"O iya, Momoi-san!"

"Hai?"

"Maukah kau terbang bersamaku?" tanya Kuroko sambil menunjukkan sebuah sapu.

"Hah? Terbang pake itu? Emang bisa?"

"Bisa" kata Kuroko lalu menaiki sapu tersebut.

"Boleh deh" Momoi pun juga ikut menaiki sapu itu. Dalam hatinya berkata, 'Mudah-mudahan tidak ada seorang pun yang melihat'

"Pegangan yang kuat Momoi-san! Karena kita akan terbang dengan kecepatan penuh" kata Kuroko lalu…

WUUUUSSSHHH!

"Kyaaaaaa~~~!" jerit Momoi sambil memeluk pinggang Kuroko dengan erat.

Yups! Sekarang Kuroko dan Momoi terbang dengan sapu itu.

Sementara itu di semak-semak…

"Tetsu sama Satsuki bisa terbang?" guman Aomine cengo.

"Sugoii~ mereka bisa terbang dengan sapu terbang!" guman Kise dengan aura blink-blink.

"Mustahil, nanodayo" guman Midorima masih tidak percaya.

"Luar biasa" guman Akashi menyerigai.

"Aka-chin, snackku habis" kata Murasakibara gak nyambung.

Well… ternyata mereka belum pulang dan malah berniat untuk memata-matai Kuroko.

"Okey… ayo kita ikuti Tetsuya!" titah Akashi dan mau gak mau anak-anak GoM harus mau mematuhinya kalau gak mau ada gunting melayang.

.

-#-

.

黒子 テツヤ

.

-#-

.

Di langit…

"Bagaimana, Momoi-san?" tanya Kuroko.

"Sugoii~ pemandangannya sangat indah. Apalagi kalau dilihat dari atas bersama Tetsu-kun" jawab Momoi dengan wajah yang merona. Terbang berdua dengan pemandangan kota Tokyo yang indah? Siapa yang gak bakal merona coba, apalagi orang itu adalah orang yang kau sukai.

'KRUYUUUUUKKKK~~~'

"O-ow…" guman Momoi dengan wajah tambah merona sambil menyembunyikan wajahnya di punggung Kuroko. Yups! Itu adalah suara perut Momoi yang keroncongan.

"Momoi-san lapar?"

"Ehehehe… iya Tetsu-kun" jawabnya sambil menggaruk-garuk pipi dengan telunjuk.

"Kalau begitu, ayo kita mampir sebentar" kata Kuroko lalu menurunkan sapu terbang.

Sementara itu di mobil Akashi…

"Akashicchi! Akashicchi! Lihat tuh! Kurokocchi dan Momocchi mau turun!" seru Kise yang jadi heboh sendiri gara-gara melihat Kuroko dan Momoi turun dari langit.

"Ck! Aku juga tau itu, Ryouta! Pak! Cepat ikuti orang yang pake sapu terbang itu!" kata Akashi lalu menyuruh supirnya.

"Ba-baik Seijuurou-sama"

.

-#-

.

黒子 テツヤ

.

-#-

.

Di taman kota…

"Nah, kita sudah sampai" kata Kuroko mendarat di taman kota.

'Oh.. ku kira bakal diajak ke Maji Burger'

"Momoi-san"

"Eh?" sahut Momoi kaget.

"Tutup matamu dan jangan mengintip"

"Oh, hai" Momoi pun menutup matanya. Lalu dengan tongkat sihirnya, Kuroko mengubah penampilannya sehingga dia memakai kemeja dan tuxedo putih. Setelah itu, dia arahkan tongkat itu pada Momoi dan dalam waktu sekejap, seragam Teiko Momoi berubah menjadi gaun selutut bewarna merah marun. Rambut lurus Momoi yang semula diikat ekor kuda menjadi ikal dan tergerai dengan indahnya. Kemudian, dia mengayunkan tongkatnya ke udara. Dan dalam sekejap, mereka berada di dalam restaurant mewah dengan suasana romantis.

"Buka matamu, Momoi-san"

Momoi membuka matanya secara perlahan dan…

'Aku di mana ini? Dan kenapa tiba-tiba aku memakai gaun ini? Apakah aku sedang bermimpi? Oh Tuhan… tempat ini indah banget~" batin Momoi dengan aura sparkling. Tiba-tiba terdengar music klasik yang romantis.

"Momoi-san"

"Eh? Iya, Tetsu-kun?"

"Sambil menunggu pesanan makan malam, maukah kau berdansa denganku?" Kuroko berlutut ala-ala pangeran yang sedang mengajak sang putri berdansa.

"O… hai" kata Momoi lalu menyambut tangan Kuroko dan mereka berdansa bersama.

'Kyaaaaaa~~~ mimpi apa aku semalam bisa dansa sama Tetsu-kun~!' batin Momoi histeris.

Sementara itu…

"Di mana ya kira-kira Tetsuya berada?" guman Akashi sambil masang pose ala Detective Conan.

"Kurokocchi! Kurokocchi! Where are you…?" teriak Kise dengan bahasa Inggrisnya sambil mencari Kuroko. Mulai dari di bawah kursi taman, semak-semak, sampai tong sampah.

"Ck! Oy, Kise! Kau kira Tetsu apaan dicari di tong sampah segala? Dan berhentilah ngomong bahasa Inggris! Kita ini orang Jepang tau!" kata Aomine yang sebenarnya gak mudeng bahasa Inggris.

"Bilang saja Aominecchi gak bisa bahasa Inggris! Aominecchi ndeso ssu"

"Haa… seharusnya kita tidak usah mengikuti Kuroko. Hari ini Aquarius memang sangat sulit ditebak" kata Midorima si maniak Oha asa.

"Shintarou, diamlah atau aku mutilasi?" titah (baca: ancam) Akashi lengkap dengan gunting saktinya.

"Aka-chin, aku lapar" kata Murasakibara yang malah ngurusin makanan.

"Tenang Atsushi, sebentar lagi kita makan"

Jadi, para cowok pelangi itu sudah nyampe di tempat mendaratnya Kuroko dan Momoi tapi mereka "kecele" karena KuroMomo udah keburu menghilang. Poor GoM…

'Suatu saat nanti, pasti akan ku tangkap kau… Tetsuya' batin si emperor.

.

-#-

.

黒子 テツヤ

.

-#-

.

Skip Time

Sekarang ini, Kuroko dan Momoi sudah sampai di depan rumah Momoi.

"Momoi-san, aku pulang dulu. Jaa~"

"Tetsu-kun! Matte kudasai!"

"Eh?"

Cup!

Mata biru Kuroko melebar kaget karena Momoi tiba-tiba mencium pipi kirinya.

"Arigatou gozaimashita" kata Momoi lalu berlari masuk ke dalam rumahnya.

"Hai" sahut Kuroko pelan kemudian tersenyum. Setelah itu, Kuroko berjalan pulang ke rumahnya. Jalan kaki? Ya, tanpa Kuroko sadari, sapu terbang, tongkat sihir, bahkan kacamatanya menghilang secara perlahan. Kemeja dan tuxedonya kembali menjadi seragam Teiko. Setelah berberapa meter dari rumah Momoi, Kuroko tiba-tiba berhenti karena menyadari sesuatu.

'Are? Apa yang barusan terjadi? Apakah aku baru saja bermimpi?' tanya Kuroko dalam hati. Lalu tangan pucatnya meraba-raba pipi kirinya dan kemudian tersenyum. 'Sepertinya bukan'

Dan Kuroko pun melanjutkan perjalanannya tanpa menyadari bahwa seharian ini dia berperan sebagai Harry Potter yang diimpikan Momoi.

Sementara itu…

"Tadaima…" kata Momoi yang juga kembali ke penampilan sebelum disihir Kuroko.

Lalu Momoi melepas sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu. Kemudian dia ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu Momoi memakai piyama dan pergi tidur. Tapi sebelum itu, dia melirik ke arah buku harian ajaibnya dan tersenyum.

"Hari yang sangat indah, bukan?" gumannya lalu menjatuhkan dirinya di kasur queen-size-nya. "Saa, oyasuminasai~"

Dan tidur…

.

~#~

.

_to be continued_

Author's diary :

Tsuki : Gimana? Gajekah? Ya… untuk yang di awal cerita, tepatnya pas Momoi mendapat itu buku ajaib, aku memang terinspirasi dari film barat yang berjudul "Barbie's Diary" yang ditayangkan di RCTI pas aku masih SMP. Nah, yang dulu pernah nonton itu film, pasti merasa de ja vu kan? O iya, yang soal Kuroko jadi Harry Potter yang romantis ke Momoi itu aku ngarang bebas. Jujur, sebenarnya aku gak terlalu paham sama Harrpot. Tapi aku nekad soalnya setauku chara yang diperankan Ono Kensho selain Kuroko cuma Harry Potter. Padahal sejak SD aku hobi main game Harrpot di hape papaku, trus ndengerin ocehan temenku di SMP tentang Harrpot, bahkan aku bisa tau tentang Voldemort di facebook, trus baca novel temen SMA –ya meskipun gak Harrpot sih– itu juga ngomongin tentang Harrpot, dan… hmmp~~ –dibekep pake ketek Aomine–

Kuroko : Curhatmu kelamaan, Author-san. Mana curhatnya lebay lagi. –masang wajah teflon–

Tsuki : Hidoii~ –tiba-tiba mengecil lalu pundung di ketek Aomine–

Kise : Saa, chapter depan adalah giliranku. Silahkan Minnacchi kalau mau menebak chara siapa yang akan kuperankan lewat kotak review. Kata kuncinya adalah "Afterlife Warfront". Yang jawabannya benar, boleh promosi fanfic, fb, twitter, atau sesukamu.

Kuroko : Dan kalau yang mau bertanya seputar chapter ini, silahkan ketik di kotak review. Chapter depan akan aku jawab.

Tsuki : –balik seperti semula– So… mind to review?