"Kuroko. Tolong bawakan yang –"

"Biar aku saja (name)cchi"

"(name)-san, bisakah kau—"

"Tetsu. Biar aku saja."

"Akaashi. Bisakah kau minta Kuroko untuk—"

"Aku saja yang akan melakukannya untukmu."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Welcome To Miracle's Café

Disclaimer = Fujimaki Tadatoshi-sensei. Saya hanya meminjam chara dan meminjam ide cerita.

Genre = gak tau harus diisi apaan

Rated = T

Warning = typo, ooc, abal, gaje, alur ga jelas, banyak humor abal, cerita gak terlalu serius, dll

A/N = gaada oc yang masuk dulu ya. Hehe /desh

DATE 10

[ You And Kuroko ]

Yah. Memang sejak tadi seperti ini. Ketika kau ingin berbicara, ataupun membantunya, ataupun menegurnya, para makhluk lain mengganggumu. Bahkan menyela perkataannmu. Begitu sebaliknya. Dan hal ini membuatmu jengkel. Karena kelihatannya kau dilarang untuk berinteraksi dengan Kuroko. Memangnya kau tidak boleh berbicara dengan Kuroko? Kau pun benar-benar jengkel. Pasalnya, hari ini Kuroko tidak tampak seperti biasanya saat bekerja.

Ia membuat banyak kesalahan. Entah disengaja ataupun tidak. Contohnya ia membuka pintu namun malah menabok/? Pelanggan dengan pintu tersebut padahal tidak terlalu kencang membukanya. Memberikan pesanan pada meja yang salah. Memecahkan beberapa piring dan gelas. Salah memberikan kembalian. Menumpahkan minuman pada pelanggan. Dan lain-lain. Kau pun khawatir dengan Kuroko. Tapi setiap kau mau berbicara dengannya selalu dicela.

Kenapa Kuroko seperti ini? Ayo kita lihat kejadian sebelumnya

FLASHBACK DI RUANG STAFF

"Hei. Apa kalian tau?" Tanya Kise.

"Tau apaan?" Tanya balik Aomine sambil mengganti bajunya. Menampaknya badan item seksoy penggona iman.

"Hari ini Kurokocchi akan kencan dengan (name)cchi!"

"Hah?! Serius?!" sembur Kagami. Ia tidak menyangka bahwa sohibnya itu sudah mencuri start dari mereka semua.

"Iya-ssu. Aku tidak menyangka Kurokocchi akan langsung mendahului kita!"

"Tetsu sialan. Berani-beraninya. Tak akan kubiarkan hal itu terjadi!"

"Aku harus menghentikan mereka agar tidak berkencan hari ini. (name) hanya milikku seorang." Titah Akashi.

"Aku tidak suka kau mengklaim (name) seenak jidat jenongmu itu. Tapi aku setuju. Kita harus menghentikan Tetsu kencan dengan (name)." balas Aomine. Dan setelah mengatakan hal itu Aomine pun tidak diketahui keadaannya karena gunting sudah menancap di dahinya.

"Benar. Kita harus menghentikannya-ssu! Dari sekarang!" ujar Kise sambil mengintip keluar. Terlihat kau dan Kuroko sedang berbincang santai sambil merapikan beberapa taplak meja sedangkan Kuroko me-lap meja. Dan Kise sangat cemburu akan hal itu.

"Kita akan membuat Kuroko terlihat buruk di mata (name). dan akan membuat (name) ilfeel atau benci sekalian dengan Kuroko." Akaashi mulai memikirkan beberapa rencana licik di kepalanya. Dan sebagai buktinya terlihat senyuman licik di wajahnya.

"Memangnya kau mau melakukan apa-nodayo?" Tanya Midorima yang mendapat firasat buruk akan hal ini.

"Menyengklak kakinya, menumpahkan minuman pada tamu, memecahkan beberapa piring, atau bahkan kalau bisa membuat Kuroko menumpahkan makanan pada (name)." balas Akashi yang nampaknya bukan hanya itu rencananya.

"Er.. kau yakin Akashi? Kurasa itu bukan ide yang baik." Ujar Kagami. Bagaimana pun Kuroko tetaplah sohibnya sejak SMA.

"Aku setuju-nodayo. Kalau memang mau mendapatkan (name), kurasa kita harus bersaing secara sportif." Tambah Midorima. Lagipula menurutnya kau tidak akan suka sikap yang menjatuhkan satu sama lain hanya demi dirimu saja.

"Aku akan tetap menjalankan rencanaku. Mau bagaimana pun juga akan kujadikan (name) milikku!" sergah Akashi sambil berdiri. Dan bersiap untuk keluar ruangan.

"Aku tidak suka kata-katamu. Tapi karena tidak ada pilihan lain aku juga akan mengikutinya." -aomine

"Tunggu Aomine. Kurasa itu bukan hal yang baik. (name) bisa membencimu." -kagami

"Demi mendapatkan (name) akan kulakukan apapun-ssu!" –kise

"Kau tidak perlu melakukannya Kise. Kau akan mendapatkan keburukan menurut oha asa hari ini-nodayo." –midorima

Yak walaupun sudah diberitaukan oleh Kagami dan Midorima, mereka bertiga tetap melakukannya. Well, keknya mereka sudah buta akan cinta.

"Apa ini akan baik-baik saja?" Tanya Kagami khawatir.

"nyam… kurasa… akan baik… nyem baik saja…" balas Murasakibara yang tampaknya hanya tertarik pada croissant beraneka isi.

FLASHBACK END

Yak jadi kita semua tau ada apa dengan Kuroko hari ini. Dan mengapa kau sendiri tidak bisa mengobrol dengan Kuroko. Kau yang makin kesal itu pun akhirnya menarik Kuroko dengan paksa ke dalam ruangan staff. Dan aksimu inilah membuat yang lain sedikit geram pada Kuroko. Dan mereka pun mengintip walau tidak semuanya. Kau pun dengan paksa mendudukan Kuroko di kursi. Berdiri didepannya sambil melipat tanganmu dan menatap Kuroko dengan intens.

"Apa hari ini kau sakit?" tanyamu.

"Tentu saja tidak (name)-san. Kalau aku memang sakit, buat apa aku mengajakmu keluar hari ini." Balas Kuroko setenang mungkin. Padahal dalam hati ia deg deg-an gak karuan karena didalam ruang staff hanya ada dirinya dan kau saja.

"Tapi tingkahmu hari ini aneh sekali, Kuroko. Kau tidak biasanya seperti ini. Ada apa?" Tanya mu khawatir dan mendekatkan diri pada Kuroko. Dan itu membuat wajah Kuroko memerah.

"Tidak ada apa-apa, (name)-san. Aku serius. Mungkin aku hanya lelah. Aku tidak mendengar perkataan yang lain dengan baik. Dan kakiku agak susah dikendalikan sekarang. Tapi istirahat sedikit mungkin akan membuatku kembali semula." Jawab Kuroko setenang mungkin walaupun wajahnya sudah memerah.

"Benarkah? Kau kelihatan demam?" kau pun menyibak poni Kuroko. Dan menempelkan dahimu ke dahi miliknya. Hal yang kau lakukan malah membuat wajah Kuroko makin memerah. Dan seandainya memang bisa, Kuroko pasti akan menciummu karena wajahmu sangat dekat dengannya. Namun Kuroko hanya berusaha menahan diri.

"Badanmu agak hangat. Tapi wajahmu semerah ini. Mungkin kau memang butuh istirahat. Istirahatlah." Kau pun menjauhkan wajahmu dan Kuroko tampak menghela nafas.

Sementara orang orang diluar yang sedang menguping dan mengintip makin naik darah. Gejolak rasa cemburu yang tak tertahankan membuat Kise mencakar cakar punggung Aomine. Dan Aomine hanya menahan sakit dan kesal disaat yang bersamaan. Rasanya ingin masuk dan bilang bahwa Kuroko hanya pura pura sakit agar mendapat perhatian dari kau saja. Namun minat itu langsung hilang ketika Akashi datang dan membawa sebotol minuman.

"Minggir kalian. Aku sudah tidak tahan lagi." Ujar Akashi dingin. Para pengintip itupun menyingkir dari pintu. Dan Akashi pun membuka pintu. Menampilkan Kuroko yang sedang duduk dengan wajah memerah dan kau didepannya sambil memberikan beberapa saran agar kesehatan Kuroko terjamin seterusnya.

"Sudahlah (name). Tetsuya hanya butuh istirahat. Kau kembalilah bekerja. Kau tau kan mereka tidak bisa bekerja dengan baik jika tidak ada kau." Saran Akashi yang membuat tercengang.

"Ah benar juga! Kuroko beristirahatlah. Agar nanti kita bisa pergi." Pesanmu sebelum keluar dari ruangan staff membuat aura disekitar Akashi tampak pekat akan aura kecemburuan. Rasanya botol yang ia pegang bisa pecah sekarang juga akibat kesal. Tapi Akashi harus menahannya. Ia akan memberikan 'hadiah kecil' pada Kuroko karna sudah membuatnya seperti ini.

"Tetsuya beristirahatlah. Ini kubawakan minuman kesukaanmu. Esnya tidak terlalu banyak jadi kurasa tidak akan mempengaruhi demammu." Ujar Akashi dan menyerahkan sebotol vanilla milkshake pada Kuroko.

"Terima kasih Akashi-kun." Kuroko menerimanya dan langsung menyeruputnya. Sedangkan Akashi hanya tersenyum. Ralat. Menyeringai karena Kuroko langsung meminum pemberiannya itu.

"Setelah meminum itu kurasa kau akan langsung baikan. Istirahatlah sejenak setelah itu kembalilah bekerja. Kita kekurangan tenaga. Kau tau kan?" Tanya Akashi sembari berbalik badan dan berjalan menuju pintu.

"Ya. Terima kasih Akaashi-kun." Balas Kuroko sembari tersenyum. Akashi hanya mengangguk dan keluar ruangan. Kuroko melanjutkan acara minumnya tanpa menaruh curiga sedikitpun pada minuman yang diberikan oleh Akashi.

Akashi pun keluar dengan wajah penuh kemenangan. Walaupun penuh kemenangan, raut wajah itu tidak tampak enak dilihat. Karena terkesan habis melakukan sesuatu yang iblis. Dan tentu saja berbahaya. Namun yang menyadari hal ini hanya Aomine dan Kise saja. Mereka menahan nafas saat melihat ekspresi itu. Sedangkan kau sibuk mengurusi pelanggan yang tiap hari selalu saja banyak.

10 menit kemudian, Kuroko sudah tampak baikan. Sehabis meminum vanilla milkshake kesukannya, ia merasa mantap. Untuk itupun ia membuang botol sekali pakai itu dan keluar ruang staff. Dan kau secara ajaib langsung menyadari kehadirannya walau Kuroko dikenal dengan kehadirannya yang tipis.

"Ah. Kuroko. Bisa bantu aku sebentar? Yang lain sedang sibuk." Pintamu pada Kuroko. Sedangkan yang lain tidak sempat untuk menghalangi karena sibuk dengan urusan mereka sendiri. Kuroko membuka mulutnya dan menggerakan mulutnya. Namun tidak ada suara apapun yang keluar.

"eh? Kuroko?"

Kau melihat Kuroko kebingungan. Dan Kuroko tampak shock karena suaranya tidak bisa keluar. Ia pun mencoba mengeluarkan beberapa suara yang lain. Namun tidak terdengar apapun. Dan ketika Kuroko memaksakan diri untuk mengeluarkan suara, hanya rintihan pelan yang keluar dari mulutnya. Kau pun bingung dan panic langsung menghampiri Kuroko.

"Kuroko. Tunggu. Kau baik-baik saja?" kau menghampiri Kuroko sambil membawa teko air. Kuroko berusaha menjawab tapi tidak ada suara yang keluar. Jadinya ia hanya menganggukan kepalanya saja.

"Tapi. Suara mu." Raut wajahmu yang khawatir membuat Kuroko merasa bersalah. Ia pun menggelengkan kepalanya dan berbicara tanpa suara. 'aku tidak apa-apa'. Kira kira seperti itu.

"Tapi kau tidak akan bisa melayani pelanggan karena suaramu tidak ada. Kau pulang saja ya. Lupakan acara kita hari ini. Kau harus segera sembuh." Ujarmu yang membuat Kuroko shock. Ia sangat menanti jalan jalan denganmu. Dan sekarang ia harus membatalkannya karena suaranya hanya tidak bisa keluar? Tidak. Kuroko tidak mau.

Ia pun menoleh dan melihat kertas dan pulpen yang biasa dipakai untuk mencatat pesanan. Ia mengambilnya dan menuliskan sesuatu.

'aku baik-baik saja. Hanya suara yang tidak keluar. Nanti juga sembuh."

Dan Kuroko menunjukan tulisan itu padamu. Kau tampak berpikir sebentar. Pasalnya raut wajah Kuroko sangat serius. Jarang-jarang ia seperti ini. Dan ini membuatmu kembali bingung untuk ke sekian kalinya.

"er…. Baiklah. Kalau begitu kau membawa makanan ke pelanggan saja. Untuk pekerjaanmu nanti aku bisa kok sama Kise." Jawabanmu membuat Kuroko tersenyum semangat. Ia pun langsung menuju tempat pengambilan pesanan. Dan membawanya ke para pelanggan.

Kau melihatnya cukup sedih. Rasanya Kuroko benar benar ingin jalan denganmu, dan kau tidak mau mengecewakannya. Kau pun tampak berpikir dan menemukan ide bagus. Namun sedetik kau tersenyum karena menemukan ide bagus, teriakan seseorang membangunkan pikiranmu.

"(name)cchi awas!" teriak Kise.

"Eh?" kau pun berbalik dan

BYUR! PRANG! KLONTANG!

Beberapa gelas minuman membasahimu. Dan gelasnya pun terjatuh beserta nampan dan orang yang membawanya. Siapa yang membawanya? Tentu saja Kuroko Tetsuya. Kau melihat Kuroko dengan wajah datar. Bingung kembali. Harus marah atau bagaimana? Kau bingung karena melihat Kuroko yang panic melihatmu. Berbicara namun tanpa suara dan berusaha membersihkan pecahan gelas. Kau pun melihat Kuroko yang membersihkan pecahan gelas. Dan melihat bahwa tali sepatu Kuroko diinjak oleh seseorang. Ya. Akashi Seijuuro menginjak tali sepatu Kuroko Tetsuya.

Sang penginjak langsung saja mengangkat kakinya. Dibalik wajah kagetnya sedikit ada raut puas disana. Kuroko pun berdiri dan menatapmu. Mengucapkan maaf terus terusan tanpa suara dan menundukan kepalanya.

"Oi Kuroko. Kau baik baik saja?!" Tanya Kagami yang mendengar suara ricuh. Ia hanya kaget melihat Kuroko yang menunduk dan didepannya ada kau yang dengan kondisi basah.

"Pokoknya (name) kau harus ganti baju dulu-nodayo. Baju dalammu bisa kelihatan kalau begini." Ujar Midorima. Membuat Kise, Aomine, Kagami, Akashi maupun Kuroko menoleh. Melihat kemeja atasan milikmu yang basah dan menyeplak bentuk badan mu. Kau pun memandang Midorima kemudian melihat jam tanganmu.

"Bagaimana kalau kita tutup saja? Sudah banyak kekacauan hari ini. Aku sudah lelah dan mau beristirahat." Ujarmu dengan nada pasrah. Kau melihat sekeliling, untungnya café tidak sepenuh biasanya. Jadi untuk menutup café mudah sekarang.

"ya. Baiklah. Kurasa (name) benar kita harus melakukannya." Ujar Akashi dengan nada pasrah juga. Seandainya tidak ada yang melihat, Akashi mungkin sudah tersenyum penuh kemenangan sekarang. Kau pun mengangguk dan memasuki ruangan staff. Meninggalkan keenam pria untuk menyelesaikan tugasnya masing masing.

TIME SKIP. CAFÉ TUTUP

Café sudah tutup. Butuh 55 menit agar bisa melakukannya. Selama itulah kau berdiam diri di ruangan staff. Pekerja lain tidak ingin memasuki ruangan staff. Mereka semua entah mengapa merasa tidak enakan. Kecuali satu orang. Ya raja setan merah Akashi. Setelah tutup café ia pun memasuki ruangan staff. Dan beberapa menit kemudian ia keluar dengan wajah kurang-ralat. Sangat menyeramkan. Ia menatap Kuroko dengan pandangan menusuk.

"Tetsuya. Kau dipanggil (name). hanya Tetsuya. Yang lain diluar." Titah Akashi. Yang lain menatap Kuroko antara sedih, cemburu, dan lain-lain. Kuroko pun dengan berat hati memasuki ruangan staff. Dan keadaan pun menjadi hening.

"apa yang kau lakukan Akashi?" Tanya Midorima menatap cowo yang lebih pendek darinya.

"Aku tidak melakukan apa-apa." Jawab Akashi enteng.

"Bohong! Kau pasti mencelakai Kuroko, kan! Kau benar-benar brengsek!" kagami yang kesal hanya menarik kerah baju Akashi dan menatapnya marah. Akashi dengan tenang menatap kagami dan langsung menyingkirkan tangan Kagami.

"Memang tidak sesuai ekspetasiku. Tapi yah benar." Jawab Akashi kalem.

"Kau! Dasar brengsek!" teriak Kagami hendak memukul Akashi namun Midorima menghentikannya.

"Tenanglah, Kagami. Akaashi, Kise, Aomine. Mungkin menurut kalian (name) tidak mengetahuinya. Tapi. Kurasa dia mengetahuinya." Ujar Midorima. Membuat ketiga orang yang disebut hanya diam.

"Terserah kalian ingin dibenci oleh (name) atau tidak-nodayo. Yang kuinginkan hanyalah bertanding secara sportif. Lagipula (name) pasti sudah membenci kalian. Entah apa yang akan kalian lakukan untuk mengembalikan kepercayaan (name)." tambah Midorima. Ia pun menuju ruangan staff dan disusul Kagami. Dan disusul oleh Murasakibara yang hanya diam mendengarkan.

Midorima pun membuka pintu. Namun sesaat setelah membuka pintu ia terkejut dan langsung menjatuhkan penggaris besi yang merupakan lucky itemnya. Bunyi yang terjatuh membuat ketiga orang yang lain terkejut dan menghampiri Midorima. Namun, yang membuat mereka tidak kalah terkejut adalah kau dan Kuroko yang sedang ada didalam ruangan staff.

Kuroko duduk dikursi dan menengadahkan kepalanya. Sedangkan kau menundukan badan dan kepalamu. Dan kedua tanganmu memegang wajah Kuroko. Dan posisimu saat ini membelakangi keenam cowo pelangi itu. Tentu saja itu membuat mereka semua kaget dan cemburu bukan main.

"A-apa ini?!" teriak Kagami karena kaget dan menunjuk kau dan Kuroko. Kau pun menengok kebelakang dan masih memegang wajah Kuroko.

"hah?"

"wah. Tak kusangka (name)-chin berani melakukannya diruangan staff." Ujar Murasakibara cengengesan.

"Tetsu sialan! Beraninya kau!" Aomine berteriak marah.

"Kurokocchi mendahului kita semua-ssu! Huaaaa!" Kise pun menangis histeris. Kau pun bertampang bingung dan melepaskan genggamannya.

"kalian ini kenapa sih? Aku hanya mengecek tenggorokan Kuroko. Dan yah. Agak bengkak." Jawabmu sambil berkacak pinggang.

"eh?"

"mengecek tenggorokan?"

"Tentu saja. Kalau orang kehilangan suaranya pasti ada yang tidak beres dengan tenggorokannya kan?"

"Bukan ciuman?"

"Aku memang tau kau ini mesum Aomine! Tapi aku tidak akan melakukannya pada Kuroko!"

Oke. Pernyataanmu ini membuat ke 5 cowo lainnya tenang namun menghancurkan harapan Kuroko.

"yah.. aku ingin pergi ke suatu tempat dengan Kuroko. Bisakah kalian mengurus sisanya? Kuroko juga sudah siap." Kau pun berbalik dan memperlihatkan Kuroko sudah berganti pakaian. Dan mereka semua terkejut. Karena kau tidak meninggalkan ruangan sama sekali tadi.

"Aku tidak melihatnya sama sekali." Jawabmu santai setelah melihat semua ekspresi mereka.

"Baiklah. Bagaimana Kuroko? Sudah siap?" tanyamu dan Kuroko pun mengangguk. Ia pun berdiri dan menghampirimu. Langsung saja kau menggenggam tangan Kuroko dan membawanya keluar café. Keenam orang lainnya hanya bisa cengo melihat kau dan Kuroko. Rasanya mereka ingin ada yang mencubit, menampar, menabok atau dibunuh sekalian agar terbangun dari mimpi ini. Namun sayangnya ini semua bukan mimpi. Namun kenyataan.

Sementara itu, kau dan Kuroko setelah berjalan cukup lama, kalian berhenti didepan sebuah café klasik. Kuroko hanya memandangmu bingung dan kau hanya tersenyum padanya. Kau pun menarik Kuroko masuk kedalam. Dan disambut oleh pelayan yang berada dibalik meja besar layaknya resepsionis.

"selamat datang. Ah kau (name)-san." Ujar pelayan itu dengan senyuman.

"Selamat malam, Heiko. Syukurlah kau belum menutup cafemu." Balasmu dengan senyuman juga.

"Yah... aku punya firasat akan merasakan tamu penting akan datang. Mau yang biasa?" Tanya pelayan dengan nama Heiko tersebut.

"ya. Dan untuk orang ini teh mint dan sup rebung saja." Jawabmu dan menarik Kuroko menuju meja yang hanya diisi 2 kursi dan didekat jendela.

Kau pun duduk disalah satu kursi dan Kuroko di satu kursinya. Tampak Kuroko ingin menanyakan beberapa hal. Kau yang melihat itupun langsung tersenyum.

"ini café langgananku. Disini suasananya tenang dan menyajikan makanan dan minuman herbal. Aku selalu bersantai disini. Kurasa tidak masalah memberi taukan tempat ini kepadamu." Jawabmu dengan senyum yang terpampang diwajahmu. Dan tak lama kemudian datanglah pelayan yang membawa 2 minuman. Satu teh mint dan satu teh jahe dengan lemon dan madu. Dan satu mangkuk sup rebung. Kau pun berterima kasih pada pelayan itu dan pelayan itu pergi.

"cobalah." Ujarmu dan Kuroko mengangguk. Kuroko mulai menyesap teh. Dan seketika ia merasa rileks. Juga ia mulai mencicipi sup itu. Dilihat dari wajahnya tampaknya makanan dan minuman itu enak. Dan Kuroko melanjutkan makan dan minumnya. Sedangkan kau mengeluarkan buku dan membacanya. Terkadang kau menyesap teh milikmu sembari membacanya. Setelah Kuroko selesai, kau pun menutup bukumu dan menatap Kuroko penuh penyesalan.

"Maafkan aku. Tapi aku yakin kau sudah punya rencana hari ini. Tapi batal begitu saja. Karena itu aku membawamu kemari. Tapi sepertinya kurang memuaskan ya." Ujarmu sambil tersenyum kecut. Kuroko terkejut dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Ini sudah cukup untukku." Balas Kuroko. Suaranya sudah keluar walaupun masih pelan.

"Kau tidak perlu berbicara dulu Kuroko." Balasmu sembari menatap Kuroko khawatir. Dan Kuroko menggeleng pelan.

"Tidak masalah. Lagipula…." Kuroko mendekatimu perlahan dan menciummu dengan pelan. Kau hanya diam karena shock. Dan semenit kemudian Kuroko melepaskan ciuman itu.

"Aku sudah cukup senang dengan (name)-san disini. Terima kasih." Tambah Kuroko dengan senyum manis dan wajah memerah. Kau pun sadar dan seketika wajahmu ikutan memerah.

"Bodoh. Jangan sembarangan menciumku!" kesalmu sambil menutupi mulutmu. Kuroko hanya tertawa ringan.

"Maafkan aku."

"Sialan."

Setelah itupun kalian berbincang. Walaupun lebih tepatnya kau kelihatan curhat dengan Kuroko karena Kuroko tidak terlalu banyak bisa berbicara. Sementara itu 5 kepala warna warni menatap kalian berdua dengan mata penuh cemburu. Salah satunya marah besar dan salah satunya menangis sesenggukan. Tapi ya. Untuk malam ini kau akan menghabiskan waktumu dengan Kuroko saja.

DATE 10 END


Author Note:

Oke. Udah setahun lebih gak update yha. Dan amel sendiri update gegara KnB movie. Oke itu film emang penserpis banget pokoknya. Dan mengembalikan gairah untuk melanjutkan ff ini. Maaf kalau misalnya aneh dkk. Udah lama gak ngetik ff dan lebih focus ke novel dan cerpen. Keknya bakal ooc dkk hahahahaha

See you next time. Mind RnR?