Flashback Chapter 19

"Eh baru saja Hanamiya-san memberi perintah, pasti pelatihnya sangat percaya padanya ya." Komentar Furihata yang ikut-ikutan melihat kearah bench tim lawan.

"Iie chigauyo desu, aku dengar kalau pelatih tim mereka mengundurkn diri tahun lalu, walau tidak ada kepastian dia mengundurkan diri karena apa, yang jelas sekarang dia juga merangkap sebagai pelatih." Jawabku dan aku baru sadar kalau dia mengganti pemainnya dengan pemain itu.

'Rasa-rasanya sewaktu mereka menggunakan teknik itu, mereka juga menurunkannya.' Batinku memasang pose berpikir.

"Apa yang sedang kau pikirkan Ninachan?." Tanya Chiyoko padaku.

"Entah kenapa aku merasa mereka akan menggunakan teknik itu."


KUROKO NO BASUKE © FUJIMAKI TADATOSHI

KUROKO NO BASUKE: NINA STORY © SHERRYSAKURA99

COVER © SHERRYSAKURA99

.

WARNING: OC, OOC (mungkin), alur mengikuti jalan cerita KNB yang asli hanya saja ada beberapa tambahan dari saya, jika ada yang kurang mengerti jalan ceritanya atau banyak kesalahan Typo mohon di maklumi.

Genre: Friendship, Romance, Humor (mungkin, walau humornya agak garing)

Rate:T

Pair: KurokoXOc (Nina Valentine)

.

Ket:"Berbicara"

'Berpikir/dalam hati'


Chapter 20: Perjanjian


Pertandingan kembali dilanjutkan tapi kali ini mereka tidak melakukan kekerasan pada Kiyoshi senpai, terbukti saat Kiyoshi senpai berhasil menerima rebound mereka tidak melakukan sesuatu padanya, membuat Riko senpai dan yang lainnya bernafas lega tapi tidak denganku, entah kenapa aku merasa kalau mereka tidak akan bermain kasar seperti tadi, tapi menggunakan taktik. Saat bola berada ditangan Izuki senpai, dia mengoperkannya kearah Kagami tapi berhasil dicuri oleh Hanamiya. Hanamiya segera berlari kearah ring tim kami lalu melakukan layup dan masuk. Bola kembali berada ditangan Izuki senpai dan entah kenapa sejak tadi bola itu terus dicuri oleh Hanamiya ketikah Izuki senpai akan mengoper bolanya, dan berakhir dengan kami yang kecolongan 4 angka.

"Teknik sarang laba-laba." Gumanku membuat perhatian mereka semua tertuju kearahku.

"Apa maksudmu Ninachan?." Tanya Riko senpai.

"Kemarin aku sempat mereview permainan mereka dengan SMA lain yang gaya permainannya hampir sama seperti tim kita dan mereka menggunakan teknik ini, mereka memanfaatkan eagel aye milik Izuki senpai, ketikah pemain nomor lima itu memberi celah, Izuki senpai memberikan umpan pada pemain kita yang berada dibelakangnya dan terjangkau oleh Hanamiya-san, itulah kenapa Hanamiya-san berada ditengah-tengah seperti seorang pemangsa, dan tidak sadarkah kalian kalau posisi mereka seperti sarang laba-laba?." Jawabku membuat mereka kembali fokus kelapangan.

"Me-memang benar sih, pantas saja diberi julukan seperti itu." Komentar Furihata.

"Lalu bagaimana caranya kita menghentikannya?." Tanya Tsuchida senpai mengerling kearaku.

"Aku tidak tau."

"Hee?."

"Demo jika kita bisa mengalihkan operannya." Ucapku dengan lirih sambil mengerling kearah Tetsuya yang duduk disebelahku.

"Apa Ninachan?." Tanya Kawahara.

"Iie nandemonai." Jawabku cepat dan kembali fokus kelapangan, dimana sekarang skor menunjukan 47 untuk Seirin dan 48 untuk Kirisaki Dai Ichi. Bola sejak tadi terus dicuri oleh Hanamiya, dan sepertinya Izuki senpai sedikit panik dengan hal tersebut.

"Masakah mereka bermain kasar diawal agar bisa membaca semua pergerakan kita ya." Terkaku.

"Emm sepertinya begitu, mungkin mereka menyimpan kartu truf mereka disaat terakhir, atau mereka menunggu Kuroko digantikan agar mereka bisa menggunakan teknik itu." Jawab Chiyoko yang sempat membuatku terkejut.

"Kenapa menunggu Tetsuya digantikan?."

"Kau tau umpan dari Kuroko akan mengacaukan formasi mereka, seperti yang kau katakan tadi mereka bisa di hentikan jika Kuroko bisa memotong pass yang akan dicuri oleh Hanamiya, tapi dengan istirahatnya Kuroko, aku rasa itu hanya bisa dilakukan ketikah quarter keempat dimulai."

"Sepertinya jalan satu-satunya adalah menunggu bukan?."

"Ya seperti itu, menunggu sampai sang bayangan kembali, tapi lebih baik kau diskusikan ini dengan Tetsuya."

"Wakatta, arigato Chiyoko-san."

"Iie aku hanya ingin melihat kalian menang dan mengalahkan si brengsek Hanamiya itu seperti janji kalian."

"Sudah aku bilang kami pasti mengalahkannya." Jawabku sambil tersenyum tipis.

Pertandingan quarter ketiga berakhir dengan skor 47 untuk tim kami dan 58 untuk tim lawan, bahkan Izuki senpai sampai menggebrak bench saking kesalnya karena sejak tadi bolanya dicuri.

"Sial." Maki Izuki senpai yang sedang ditenangkan oleh Tsuchida senpai. Kami sekarang sedang dilanda kebingungan, sepertinya memang aku harus mengatakannya tentang apa yang baru saja aku rencanakan dengan Chiyoko dan Tetsuya.

"Ne senpai, mungkin kita bisa melepaskan diri dari sarang laba-laba tersebut." Ucapku membuat perhatian mereka semua tertuju padaku.

"Eh apa maksudmu Nina?." Tanya Kagami.

"Demo ini hanya bisa dilakukan oleh Tetsuya saja, jika dia berhenti bermain sebagai tim." Ucapku yang sontak membuat mereka terkejut dengan ucapanku.

"A-aku tidak mengerti, jelaskan lebih terperinci Ninachan?." Tanya Hyuuga senpai.

"Pokonya kalian bermainlah seperti biasa, Tetsuya tau apa yang harus dia lakukan." Jawabku sembari mengerling kearah Tetsuya yang dijawab anggukan kepala olehnya.

"Begitu ya, ini perjudian." Komentar Riko senpai.

"Perjudian itu soal menang atau kalah, tapi ini bukan perjudian, tim ini pasti bisa melakukannya." Komentar Kiyoshi senpai sambil tersenyum.

"Hah baiklah, yang penting kita harus mencetak angka untuk kemenangan." Ucap Riko senpai bersamaan dengan peluit tanda quarter keempat dimulai, para pemain mulai memasuki lapangan diiringi oleh sorak sorai penonton yang menunggu pertunjukan.

'Kami mengandalkanmu Tetsuya.' Batinku mulai fokus kearah lapangan, dimana Izuki senpai mendribel bola itu dan yang lainnya sedang berjaga, formasinya masih sama seperti tadi.

Izuki senpai seperti akan megoper kearah Kiyoshi senpai, membuat Hanamiya segera berlari mencoba mencuri bola itu, tapi dengan sigap Tetsuya memotong operan Izuki senpai dan mengarahkannya kearah Kagami yang langsung berlari kering tim lawan dan melakukan dunk, 2 poin untuk tim kami.

"Syukurlah taktik itu berhasil, dengan baik." Komentar Chiyoko.

"Emm sepertinya Tetsuya melakukan seperti apa yang aku sarankan." Komentarku.

"Tapi aku cukup terkejut mereka dapat mengerti operan Kuroko yang terkesan tiba-tiba itu."

"Karena mereka saling percaya satu sama lain, karena itu mereka bisa menerima pass Tetsuya walau tidak menyangkah Tetsuya akan memberi mereka pass."

"Souka, ikatan tim ya."

"Doushita Chiyoko-san?."

"Iie entah kenapa rasanya aku ingin bermain basket lagi." Ucapnya yang sempat membuatku kaget dengan perkataannya, tapi langsung digantikan dengan senyuman diwajahku.

"Ya bermainlah basket lagi Chiyoko-san, aku ingin melihatmu kembali memainkan bola orange itu." Jawabku masih tersenyum.

Beberapa kali Tetsuya berhasil menggagalkan steal Hanamiya dan membuat pemain tim kami yang lain mencetak angka dengan mudah, tapi kita masih tertinggal angka, tanpa three poin dari Hyuuga senpai kita akan kalah.

"Dia meleset." Komentar Furihata ketikah melihat Hyuuga senpai lagi-lagi gagal memasukan bola.

Saat Kiyoshi senpai akan melakukan rebound, permain kasar milik mereka kembali dikeluarkan, mereka kembali menyerang Kiyoshi senpai, menyikut perutnya dan lain sebagainya, membuatku semakin geram dan segera berdiri dari tempat dudukku menuju kearah wasit meminta time out tanpa disuruh oleh Riko senpai, karena sepertinya Riko senpai juga akan melakukan tindakan yang sama sepertiku ketikah melihat status dari tubuh Kiyoshi senpai mulai menurun.

"Ada beberapa hal yang ingin aku katakan."

"Biar aku saja Riko senpai." Potongku cepat yang dijawab anggukan kepala oleh Riko senpai.

"Pertama kau sudah mencapai batasmu, Kiyoshi senpai kau akan digantikan." Lanjutku dan sontak Kiyoshi senpai berdiri dari posisi duduknya.

"Cotto matteyo, sedikit lagi jika kau mengeluarkanku sekarang."

"Sekali tidak tetap tidak, keadaanmu semakin memburuk senpai, aku tidak akan membiarkan kejadian buruk seperti tahun lalu terjadi kembali, aku sudah bilang aku tidak peduli kau mau membenciku atau bahkan mengutukku sekalipun, kau akan tetap digantikan." Jawabku dengan airmata yang menggenang dipelupuk mataku, bahkan Riko senpai sudah meneteskan airmatanya.

"Ninachan, Riko."

"Aku juga setuju dengan Ninachan." Komentar Kuroko membuat Kiyoshi senpai mengerling kearahnya.

"Kuroko."

"Aku tidak punya kakak, tapi ketikah kau berkata ingin melindungi kami, kau seperti oniisan untukku, itu membuatku bahagia, karena itu aku ingin kau terus melindungi kami, aku tidak mau kau terlalu memaksakan diri dipertandingan ini." Lanjut Tetsuya.

"Aku sudah muak." Teriak Hyuuga senpai berdiri dari posisi duduknya lalu mendekat kearah Kiyoshi senpai.

"Maksud kami adalah serahkan semuanya pada kami, kau cukup diam dan duduk saja, apa menurutmu janji yang kita buat tidak akan terpenuhi?." Omel Hyuuga senpai pada Kiyoshi senpai yang sempat membuatnya terdiam, tiba-tiba Mitobe senpai mendekat kearah Kiyoshi senpai sambil mengulurkan tangannya dan menganggukan kepalanya. Kiyoshi senpaipun mengerling kearah Izuki senpai yang dijawab senyuman olehnya.

"Ya kau benar, aku serahkan sisanya pada kalian." Ucap Kiyoshi senpai melakukan tos dengan Mitobe senpai.

"Tentu saja daho, diam disana dan tunggulah seperti anak kecil yang baik, kami akan membawakanmu tiket menuju winter cup." Ucap Hyuuga senpai memasuki lapangan bersama yang lainnya.


~Nina Story~


Permainan kembali dilanjutkan dengan bola ditangan Izuki senpai yang akan mengoper pada Kagami tapi langsung dipotong oleh Tetsuya dan memberikan bola itu pada Hyuuga senpai, dia segera menembak three poin tapi lagi-lagi tidak masuk, bola berhasil di rebound oleh tim lawan.

"Hyuuga senpai belum juga mencetak angka sejak tadi." Komentar Furihata.

"Ne bagaimana menurutmu Ninachan?." Tanya Kawahara padaku.

"Beban yang dipikul Hyuuga senpai cukup berat daripada biasanya, mungkin dia terlalu bersemangat, bagi mereka yang tidak memiliki bakat alami, menembak three poin itu seperti mengambil perjudian, sebagus apapun tembakan itu terkadang bola tidak akan masuk, tapi sekali bola itu masuk tidak akan bisa dihentikan." Jelasku.

"Souka sepertinya ini sedikit rumit." Komentar Furihata.

"Ya bisa dibilang seperti itu." Jawabku kembali fokus kelapangan dimana Yamazaki memegang bola dan dihadang oleh Hyuuga senpai. Aku terus fokus kearah lapangan sampai suara seseorang mengitruksinya.

"Riko, maaf tadi aku berkata seperti itu." Ucap Kiyoshi senpai menundukan wajahnya.

"Tidak masalah, aku mengerti perasaanmu, alasan kenapa luka yang dirasakan anggota yang lainnya sangat sedikit melawan tim sekasar itu adalah karena kau yang melindungi mereka, Teppei, biarkan Hyuuga-kun dan yang lainnya mengurus sisanya." Ucap Riko senpai sambil tersenyum kearah Kiyoshi senpai.

"Ya kau benar, dan aku juga minta maaf padamu Ninachan, sudah berkata sekejam itu dan membuatmu menangis dua kali." Ucap Kiyoshi senpai sambil mengelus suraiku.

"Aku hanya akan memafkanmu jika kau mentraktirku chocolate milkshake selama 1 tahun." Ucapku tanpa mengalihkan pandanganku dari lapangan, membuat yang lainnya sweetdrop dengan perkataanku.

"Hah baiklah, asal kau bisa memafkanku aku akan melakukannya." Jawab Kiyoshi senpai masih mengelus, iie lebih tepatnya mengacak-ngacak rambutku sambil tersenyum lebar kearahku, membuatku tersenyum tipis seraya berkata.

"Aku pegang janjimu Kiyoshi senpai, iie Teppei nii."

Dilapangan sekarang terlihat Hyuuga senpai mendribel bola dan akan mengoper kearah Mitobe senpai tapi langsung dihadang oleh Hanamiya. Hyuuga senpai mencoba mengecoh Hanamiya tapi bola berhasil dicuri olehnya, mengakibatkan bola itu menggelinding menuju luar lapangan tepat didepan bench tim kami. Kiyoshi senpai mengambil bola tersebut dan memandang kearah Hanamiya dan Hyuuga senpai yang sempat mengejar bola itu sebelum akhirnya keluar lapangan. Mereka hanya diam saja sampai akhirnya Izuki senpai mengambil bola itu dari tangan Kiyoshi senpai.

"Ikatan mereka berdua sangat kuat ya?." Komentar Chiyoko.

"Walau mereka dulu sempat saling membenci, mereka tetap bisa menjadi teman yang baik, iie justru menjadi sahabat yang baik dan bisa mengerti satu sama lain."

"Musuh yang menjadi sahabat ya, sepertinya itu menyenangkan."

Bola berada ditangan Izuki senpai yang segera dia pass ke Kagami, sedangkan Hyuuga senpai berlari menuju wilayah lawan, aku tadi sempat melihat Hyuuga senpai tersenyum sesaat sebelum berhenti didepan Furuhasi.

"Sepertinya kaptenmu sudah mulai tenang."

"Ya mungkin saja dia sudah siap melakukannya." Kagami mempass bola itu pada Kuroko yang kembali dioper ke Hyuuga senpai dan langsung menembak three poin yang ternyata masuk.

"Bagus, dia membuat three poin." Teriak Furihata, sedangkan aku hanya bisa tersenyum melihat hal tersebut.

"Kita tidak akan hancur, iie mereka benar-benar akan menangis karena kalah kali ini." Gumanku kembali fokus kelapangan dimana sekarang Hanamiya sedang mendribel bola menuju wilayah kami tapi langsung dihadang oleh Izuki senpai dan dia menjaganya dengan ketat hingga akhirnya Tetsuya berhasil mencuri bola yang berada ditangan Hanamiya dan mengopernya ke Izuki senpai yang tidak lagi menjaga Hanamiya, lalu dioper kembali ke Hyuuga senpai. Tak menyia-nyiakan operan Izuki senpai, Hyuuga senpai berniat melakukan three poin tapi dengan sigap Furuhasi melompat berniat menggagalkan tembakan Hyuuga senpai, melihat hal itu Hyuuga senpai mengoper kebawah yang diterima oleh Izuki senpai dan segera melakukan layup, 2 poin untuk tim kami. Tapi mereka juga tidak tinggal diam dengan kembali memasukan bola kering kami dan mencetak angka.

Pertandingan kembali dilanjutkan dan untung saja kita berhasil menguasai pertandingan, bola saat ini berada ditangan Furuhasi yang mengoper kearah Hanamiya, dimana Tetsuya sedang menjaganya, tapi aku dikejutkan dengan posisi siku Hanamiya yang berada beberapa meter didepan Tetsuya seperti hendak menyerangnya.

"Tetsuya." Teriakku sambil berdiri dari posisi dudukku, untung saja reflex Tetsuya cepat hingga dia bisa menghindar dari serangan Hanamiya, aku hanya bisa bernafas lega karena tidak terjadi sesuatu padanya dan kembali duduk disamping Kiyoshi senpai. Hanamiya yang gagal melukai Tetsuya segera mendribel melewatinya menuju ring kami, dia segera berhenti saat Hyuuga senpai dan Mitobe senpai menghadangnya, dengan cepat dia melopat dan melakukan teardrop yang ternyata masuk.

"Cih, aku akui kemampuan Hanamiya Makoto itu hebat tanpa taktik liciknya itu, bagaimana sekarang Ninachan, apa yang akan kalian lakukan?."

"Kau lihat saja Chiyoko-san, aku rasa Tetsuya tidak akan tinggal diam." Komentarku mengerling kearah Tetsuya yang saat ini sedang mengambil bola dan segera melakukan ignite pass kearah Kagami.

"Masukan Kagami/-kun." Teriak Kiyoshi senpai dan aku secara bersamaan. Kagami segera melakukan dunk dan masuk. Kami terus mencetak angka dengan Hyuuga senpai yang lagi-lagi membuat three poin, Tetsuya dengan passnya dan lain sebagainya, hingga bel tanda pertandingan berakhir berbunyi. Score akhir untuk pertandingan hari ini 76 untuk tim kami dan 70 untuk Kirisaki Dai Ichi. Mereka semua bersorak gembira menyambut kemenangan ini tak terkecuali Riko senpai yang langsung memelukku, sedangkan aku hanya bisa tersenyum sambil menitihkan airmata kebahagiaan dikedua mataku.

"Hei hei jangan menangis seperti itu kau terlihat jelek." Omel Kagami kembali meletakan tangan besarnya dikepalaku dan mengacak-acaknya, membuat beberapa siku-siku tercetak dikeningku.

"Ne Kagami-kun jangan mengacak-acak rambutku." Omelku berusaha melepaskan tangan Kagami tapi dia hanya tertawa dengan reaksiku barusan, bahkan Tetsuya juga ikut tertawa walau hanya sebatas tawa yang ditahan.

"Tetsuya hidoi, tolong aku." Pintaku pada Tetsuya, tapi dia hanya tersenyum tipis lalu mengecup pipiku cepat, bahkan aku dan Kagami sempat bengong melihat kelakuan Tetsuya.

"A-apa yang kau lakukan Tetsuya." Omelku dengan wajah memerah.

"Iie habis kau tampak manis jika sedang marah seperti itu." Jawabnya tersenyum tipis.

"Lagipula, aku tidak suka melihatmu menangis seperti itu saat kita berada diruang ganti tadi, karena itu aku benar-benar akan memenangkan pertandingan ini untukmu dan para senpai yang lainnya, sebagai balas dendam pada mereka yang telah melukai Kiyoshi senpai dan membuat kekasihku menangis." Lanjutnya sambil menghapus sisa airmata yang ada dipipiku, aku hanya bisa tersenyum dengan perkataan Tetsuya seraya berucap.

"Arigato Tetsuya, Kagami-kun."

Hanamiya yang telah kalah hanya bisa menundukan kepalanya seperti menyesal, dia berjalan kearah tim kami dan berhenti tepat didepan kami semua.

"Aku kalah Seirin, dan Kiyoshi maaf untuk semuanya." Ucapnya yang sempat membuat kami semua tertegun kecuali aku yang sudah tau sifat asli dari Hanamiya hanya memandangnya dengan wajah datar, karena dia lagi-lagi menyeringai setelah mengatakan hal tersebut.

"Jangan berharap aku akan mengatakan itu baka, kaulah orang pertama yang menghancurkan rencanaku, aku akan membuatmu menyesal seumur hidupmu, lain kali aku akan menghancurkanmu." Lanjutnya dengan wajah serius.

"Hah aku pikir kau akan mengatakan apa, ternyata hanya itu?." Komentarku mendekat kearahnya.

"Ternyata kau ini hanya makhluk tsundere yang tidak mau jujur dengan orang lain." Lanjutku berhenti tepat didepannya.

"A-apa maksudmu makhluk Tsundere hah?." Makinya sambil menarik kearah bajuku, sempat Tetsuya dan Kagami akan bertindak tapi aku segera mencegahnya.

"Jika kau memang ingin bertanding lagi dengan kami dilain pertandingan, kami akan siap menerimanya." Jawabku memegang tangan Hanamiya dengan kedua tanganku lalu melepaskan pegangannya dari kerah bajuku.

"Sejujurnya aku cukup terkesan dengan teknik teardrop yang kau keluarkan disaat-saat terakhir itu, aku yakin kalau bukan hanya itu saja kemampuan yang kau milikki, jika tidak kau tidak mungkin dijuluki raja tak bermahkota, karena itu ayo kita bermain lagi." Lanjutku sambil tersenyum tulus, sejenak aku sempat melihat semburat merah diwajah Hanamiya tapi dia cepat-cepat menggeleng-gelengkan kepalanya dan menarik kasar tangannya yang masih aku genggam.

"Jangan main-main, sial, SIALAN." Teriaknya membahana keseluruh penjuru lapangan. Dia bersama rekan timnya akhirnya meninggalkan lapangan, diikuti oleh kami yang juga kembali keruang ganti kami. Setelah berganti pakaian, tiba-tiba Tetsuya menarikku keluar ruangan membawaku kesuatu tempat seperti tempat parkir dengan ring basket yang menggantung ditemboknya dan tak jauh dari lapangan indoor utama.

"Kenapa kau mengajakku kesini Tetsuya?." Tanyaku seraya meletakan tas milikku disamping tas Tetsuya.

"Mau bermain one on one denganku Ninachan." Ajaknya memutar-mutar bola basket dijarinya lalu menangkapnya.

"Tentu, tapi kau memilih lawan yang salah Tetsuya." Jawabku menggulung lengan bajuku sampai siku dan mengambil posisi bertahan. Saat Tetsuya akan melewati penjagaannku, suara seorang berhasil mengintruksinya membuat Tetsuya menghentikan dribelnya.

"Semuanya mau pergi, bakayaro." Ucapnya, aku dan Tetsuya mengerling kesumber suara dan mendapati Kagami sedang duduk ditangga.

"Jangan menakuti kami seperti itu, kau membuatku marah." Omel Tetsuya dengan wajah datar.

"Itulah yang kurasakan sejak tadi." Jawabnya mendekat kearah kami lalu meletakan tasnya dibawah tangga.

"Dasar, kalian sedang apa?." Tanya Kagami meminta pass pada Tetsuya karena dia yang sedang memegang bola.

"Entah, aku ditarik Tetsuya kemari." Jawabku.

"Sumimasen, aku hanya tidak bisa diam." Jawab Tetsuya melempar bola itu kearah Kagami yang dengan mudah ditangkapnya, diapun memutar-mutar bola itu dijarinya.

"Terlalu bersemangat ya?." Tanya Kagami.

"Entahlah, hanya saja sejak kita menang dan lolos ke winter cup, aku sudah tidak sabar sampai badanku tidak berhenti bergetar." Jawab Tetsuya sambil melihat kearah tangannya yang bergetar sedangkan aku dan Kagami hanya bisa tersenyum mendengar penuturan Tetsuya.

"Itu namanya terlalu bersemangat." Ucap Kagami melempar bola itu kearah Tetsuya dan mengenai tepat dikepalanya.

"Ittai, Kagami-kun." Omel Tetsuya mengambil bola itu.

"Aku mengerti perasaanmu Tetsuya, karena dalam pertandingan winter cup ini mereka menyediakan para pemain Kiseki No Sedai beserta bayangannya ikut pertandingan, yang artinya kita akan melawan mereka satu persatu bukan?, mungkin itu sebabnya kau jadi bersemangat." Komentarku mendekat kearah Tetsuya lalu mengambil bola ditangannya.

"Apapun itu aku yakin kita pasti bisa memenangkan winter cup tahun ini, ne ayo kita bermain." Ucapku sambil tersenyum manis dan mulai mendribel bola menuju ring, mereka berdua juga ikut bermain bersamaku dan berkali-kali aku dan Kagami mencetak angka.

"Bagus aku merasa semakin baik." Teriak kagami saat berhasil memasukan bola kedalam ring yang langsung dipotong dengan tendangan oleh Hyuuga senpai.

"Jangan mengatakan itu, kenapa kau malah one on one dengan mereka daho." Omel Hyuuga senpai yang sekarang sedang dalam mode cluch timenya.

"Maa itu lebih baik daripada takut." Komentar Kiyoshi senpai.

"Kalau begitu ayo, winter cup sudah menanti, ayo kita kalahkan mereka semua dan menjadi tim terbaik dijepang." Ucap Hyuuga senpai yang dijawab "hai" oleh kami semua.


~Nina Story~


"Hah segarnya." Komentarku saat merasakan air hangat menyentuh kulitku, ah jika kalian penasaran dimana aku sekarang, saat ini aku berada dionsen, yup ini semua ideku sih menyuruh kantouku untuk membawa mereka semua ke pemandian air panas. Tidak hanya aku sendirian yang berada disini, tapi beberapa pengunjung wanita juga berada disini, sedangkan Riko senpai bilang dia akan kembali setelah mengurus sesuatu, dan juga.

"Yuki, Yumi kenapa kalian juga ikut-ikutan kemari." Komentarku mengerling pada kedua sahabatku yang saat ini sedang berada disamping kiri dan kananku.

"Eh tidak bolehkah Ninachan?, kan Kiyoshi senpai juga mengijinkan." Jawab Yumi.

"Benar, benar jadi kau tidak bisa mengusir kami." Ucap Yuki membenarkan jawaban dari adiknya. Ah aku jadi ingat, sesaat setelah kami keluar dari stadion, kami bertemu dengan Yuki dan Yumi yang sedang menangis menatap sendu kearah Kiyoshi senpai.

*flashback*

"Hiks…baka, seharusnya kau tidak melakukan itu Kiyoshi senpai." Omel Yumi sambil menangis membuat Kiyoshi senpai sempat gelagapan karenanya.

"Ja-jangan menagis Yumichan, maaf kalau aku bertindak gegabah tadi saat dilapangan."

"Bukan gegabah lagi, tapi kau benar-benar cari mati Kiyoshi senpai, tak taukah kau kalau aku begitu mencemaskanmu, hiks."

"Hayo Teppei nii kau harus menenangkannya." Komentarku menatap tajam kearah Teppei nii.

"Kau baru saja membuat tiga wanita menangis Kiyoshi, jadi kau harus bertanggung jawab." Komentar Hyuuga senpai ikut-ikutan menatap tajam kearah Kiyoshi senpai.

"Senpai bahkan lebih parah dari Kagami-kun." Komentar Tetsuya.

"Oi apa maksudnya itu Kuroko, kau pikir aku pernah membuat wanita menangis?."

"Pernah dua kali." Jawab mereka serempak yang langsung membuat Kagami pudung dipojokkan.

"Ba-bagaimana kalau kalian berdua ikut saja kami ke onsen, bolehkan Riko." Pinta Kiyoshi senpai mengerling kearah Riko senpai.

"Onsen?."

"Emm kenapa tidak, setidaknya aku tidak akan sendirian." Jawab Riko senpai sambil tersenyum.

*End Flashback*

Dan begitulah alasan kenapa mereka juga ikut kemari, bahkan snowy juga ikut-ikutan masuk kedalam onsen karena sebelumnya aku menitipkan kemereka berdua.

"Demo ini menyenangkan untuk merilekskan badan yang kaku." Komentar Yuki sambil meregangkan otot-ototnya.

"Ya banyak juga pengunjung wanita disini." Komentar Yumi sambil menatap sekitarnya. Aku berdiri dari posisi dudukku lalu keluar dari onsen, membuat kedua sahabatku memandangku dengan wajah bertanya-tanya.

"Kau mau kemana Ninachan?." Tanya Yumi.

"Kepalaku agak pusing, mungkin terlalu lama berendam, aku duluan ya." Ucapku yang dibalas anggukan kepala oleh mereka berdua, aku mengajak snowy keluar dan mengganti pakaianku dengan dress lengan pendek berwarna hitam yang terbuat dari bahan kaos dan roknya hanya sampai paha dengan corak bunga dibawahnya, sedangkan rambutku aku gerai karena masih basah. Setelah itu aku menuju kearah loby dan menemukan Tetsuya sedang berbaring di bench disamping mesin minuman dengan handuk biru menutupi wajahnya, aku memutuskan mendekatinya untuk bertanya.

"Doushita Tetsuya?, kau baik-baik saja?." Tanyaku padanya sambil menundukan wajahku tepat didepan wajahnya, dia membuka handuknya dan sempat terkejut mendapati wajahku yang hanya beberapa meter dari wajahnya.

"Ni-Ninachan, a-aku hanya agak pusing karena terlalu lama berendam." Jawabnya dengan wajah bersemu merah, mungkin karena efek terlalu lama berendam.

"Souka, kau seharusnya lebih berhati-hati." Ucapku lalu duduk disampingnya sembari memijat pelan kepalanya.

"Ninachan sendiri, kau tidak berendam?."

"Aku baru saja keluar, tadi kepalaku sempat pusing sesaat jadi aku memutuskan untuk keluar dari onsen."

"Souka, sepertinya kau juga tidak tahan dengan air panas."

"Bukanya tidak tahan, hanya saja ada sesuatu yang aku pikirkan."

"Apa?."

"Iie nandemonai." Jawabku menghentikan pijatanku pada kepala Tetsuya.

"Sudah merasa lebih baik?."

"Ya, arigato Ninachan." Ucap Tetsuya tersenyum kearahku yang aku balas dengan senyuman tipis diwajahku. Tiba-tiba saja seseorang meletakan botol minuman disampingku.

"Ini." Ucapnya lalu melangkahkan kakinya menuju mesin minuman yang berada disebelah kami.

"Oh arigatogozai, eh." Ucap tetsuya terputus begitu tau siapa yang memberinya minum, Tetsuya langsung mengambil posisi duduk disampingku dan memandang kearah sipemberi minuman dengan pandangan terkejut. Ya disana telah berdiri pemuda bersurai biru gelap yang dijuluki ace dari Kiseki No Sedai dan salah satu pemain dari Touou.

"Aomine-kun." Gumanku menatap kearahnya.

"Yo, hisashiburi Tetsu, Nina." Ucapnya melirik kearah kami berdua dengan wajah datar.

"Apa maksudmu dengan hisashiburi, bukannya kita baru saja bertemu waktu pertandingan kami melawan Kirisaki Dai Ichi, lagipula sedang apa kau disini?." Tanyaku pada Aomine.

"Kebetulan saja kami sedang mengadakan latihan disekitar sini dan memutuskan untuk mampir kepemandian ini."

"Souka, apa benar hanya untuk itu?."

"Ya sekalian ingin bertemu dengan kalian." Jawabnya sambil menyenderkan tubuhnya ditembok depan kami lalu meminum minuman kaleng yang baru saja dibelinya.

"Aku sudah menonton pertandinganmu, apa itu teknik baru yang dikatakan Satsuki?." Tanya Aomine yang sepertinya ditunjukan untuk Tetsuya.

"Hai, aku mengembangkanya untuk melawanmu Aomine-kun." Jawab Tetsuya dengan wajah datar.

"Heh maaf, tapi itu percuma saja, tim yang akan memenangkan winter cup."

"Adalah kami." Potong Kagami sambil merangkul leher Aomine, membuat Aomine terkejut dengan kedatangan Kagami dan langsung menatapnya tajam.

"Jangan letakan tanganmu dipundakku." Omelnya sambil menyingkirkan tangan Kagami dari pundaknya.

"Kagami-kun." Ucap Tetsuya berdiri dari posisi duduknya, kagami segera berjalan mendekat kearah kami berdua.

"Apa yang kau lakukan disini?." Tanya Kagami pada Aomine.

"Heh kalian ingin menang ya?." Ucap Aomine mendekat kearah tempat duduk dan meletakan minuman kaleng yang telah kosong disana.

"Itu belum cukup, kalian harus lebih kuat lagi, dan sepertinya kau berhasil membuka pintu itu, tapi kau masih berdiri didepan pintu masuknya, kau masih belum mendekati kami para Kiseki No Sedai, dan bahkan belum bisa menghiburku." Lanjutnya mengerling kearah Kagami yang menatapnya dengan bingung.

"Oh ya dan ada satu lagi, satsuki sudah mengetahui jadwal pertandingannya, dan dia mengatakan kalau kami akan menjadi lawan pertama bagi kalian di winter cup nanti." Ucapnya yang sontak membuat kami bertiga terkejut mendengar penuturannya.

"Sayang sekali kalian harus tersingkir dihari pertama." Lanjutnya membuatku malah menyeringai mendengarnya.

"Pfftt, hahahaha lalu kenapa jika lawan tanding pertama kami adalah kalian." Ucapku berdiri dari posisi dudukku dan menghadap kearah Aomine yang memandangku dengan wajah terkejut.

"Kami hanya tinggal mengalahkanmu bukan?, aku sudah bilang kalau kami sudah berjanji satu sama lain, jadi aku harap kau tidak coba-coba menghalangi tujuan kami, demo entah kenapa aku merasa senang bisa bertanding melawan kalian karena inter high kemarin aku masih belum masuk kedalam tim, rasanya aku jadi bersemangat." Lanjutku menyeringai kearahnya, tiba-tiba sebuah tangan cukup besar berada diatas kepalaku dan aku tau siapa orangnya.

"Apa yang kau katakan baka, semuanya juga punya pemikiran yang sama." Ucap Kagami melepaskan tangannya dari kepalaku dan mengambil kaleng kosong milik Aomine yang tergeletak dibench.

"Tidak ada yang menganggap bisa menang dengan mudah, jika kita bisa menang cepat atau lambat kita juga pasti bertemu dangan mereka, tidak ada yang lebih baik dari pertandingan balas dendam ini." Lanjutnya sambil meremas kaleng itu.

"Baiklah majulah kalian." Ucap Aomine sambil menyeringai.

"Saa kalau begitu lebih baik kita kembali kepenginapan bukan, demo aku penasaran kenapa para senpai masih belum keluar juga dari onsen." Keluhku dengan wajah datar sembari menoleh kearah pintu pemandian air panas.

"Aku rasa mereka sedang mengobrol."

"Atau mengintip orang yang sedang mandi?, soalnya waktu aku sedang berendam aku mendengar suara berisik dari pemandian laki-laki, apa yang sebenarnya kalian lakukan?." Tanyaku mengerling kearah Kagami dan Tetsuya.

"Tadi memang para senpai sempat akan mengintip para wanita mandi, tapi aku langsung pergi meninggalkan mereka karena disuruh Izuki senpai mengantar Kuroko." Jawab Kagami mengangkat kedua bahunya.

"Apa mereka akan mengintip para wanita mandi, kenapa tidak mengajakku." Ucap Aomine dan seketikah mengambil ancang-ancang untuk pergi kekamar mandi pria tapi langsung aku cegah dengan menarik jerseynya.

"Berani mengintip mereka akan aku cincang tubuhmu." Ancamku sambil menatap tajam pada Aomine serta aura intimidasi yang aku keluarkan, membuatnya hanya bisa menelan ludahnya sendiri.

"Ti-tidak jadi kok Nina, a-aku hanya bercanda." Jawabnya gelagapan dan sempat membuat Kagami dan Tetsuya sweetdrop.

"Mattaku, ne Tetsuya bagaimana kalau kita buat perjanjian?." Tanyaku melepas peganganku pada jersey Aomine lalu mengerling kearah Tetsuya yang menatapku dengan pandangan bertanya-tanya.

"Perjanjian?, perjanjian apa?."

"Jika kau berhasil memenangkan winter cup, aku akan memberikanmu ciuman tepat dibibir didepan semua orang." Ucapku sambil menunjuk ke bibirku sendiri, dan sontak perkataanku ini membuat wajah Tetsuya bersemu merah, bahkan wajah Kagami dan Aomine juga ikut-ikutan memerah.

"Demo jika kau sampai kalah, kau harus melakukan sesuai janji diatap sekolah seperti yang dikatakan pelatih." Lanjutku sambil menyeringai, sekarang mereka semua bergidik ngeri melihatku seperti itu.

"Aku sudah tidak sabar menanti winter cup tahun ini, entah kenapa aku merasa ada banyak kejadian mengejutkan yang akan terjadi." Ucapku berbalik memunggungi mereka lalu berjalan kearah pintu keluar, meninggalkan mereka bertiga yang masih terdiam ditempat, termasuk Tetsuya yang sepertinya malah tersenyum atau menyeringai seraya berucap.

"Ya aku pastikan kalau kami bisa memenangkan winter cup, dan saat itu terjadi kau harus memenuhi janjimu."

"Tenang saja aku bukan orang yang mengingkari janji." Jawabku setengah berteriak karena aku mulai jauh dari mereka. Aku memandang kearah bulan lewat jendela yang berada disampingku, ya di winter cup ini semuanya dipertaruhkan, kami akan melawan Kiseki No Sedai, seperti mendaki gunung yang besar dan melewati setiap rintangan sebelum mencapai puncaknya.

"Kami pasti akan menang, dan akan kutunjukan pada kalian apa itu rasanya kekalahan, agar kalian bisa bersikap dewasa dan kembali ke diri kalian seperti dulu."


~FIN~


#Curhatan Author#

Author: Akhirnya selesai juga.

Nina: Cotto Author-san, ini beneran selesai?, padahal aku baru saja berjanji dengan Tetsuya loh.

Author: Tentu saja tidak Ninachan, maksud saya cerita ini selesai, tapi masih ada lanjutannya di cerita lain.

Kuroko: Souka kupikir beneran cuma sampai disini saja Author-san.

Author: Hehehe tidak kok Techan, kan janji kalian semua belum terpenuhi :D, apalagi yang paling ditunggu-tunggu sama Techan.

Yumi: Adegan kissu.

Chiyoko: Suit…suit…

Nina & Kuroko: *blusing*

Kise: Tidak, aku juga mau adegan itu dengan Ninacchi Authorcchi.

Kuroko: Tentu saja tidak akan terjadi Kise-kun *ignite pass kai Kise*.

Kise: *terlempar sampai antartika*

Author: Maa maa lebih baik kita jawab review yang sudah masuk.

*JENG…JENG…JENG…JENG*

Aikawa: Untuk kesalahan Typo saya minta maaf sebesar-besarnya, dan terima kasih karena sudah mendukung saya melanjutkan fic ini.

Yuzurizha Aera: Ini sudah lanjut semoga tidak mengecewakan.

Yuuhi: Saya juga sebenarnya sangat kesal dengan character Hanamiya, udah jelek hidup lagi *dilempar Hanamiya*, tapi kalau menurut saya, dia itu type-type tsundere atau ketipe-tipe yendere, mungkin ditengah-tengahnya sepertinya, dan ini sudah update semoga tidak mengecewakan.

michelle. hadiwijaya: Jawabannya sudah ada dichapter ini semoga anda puas :D.

Author: Tambahan jika kalian mereview chapter ini maka saya akan menjawabnya di cerita Nina Story Book 2 yang masih dalam proses pengerjaan. Jadi terus ikuti cerita ini dan jangan lupa Review Please…!


Spoiler Next Story


Berkumpulnya kembali para Kiseki No Sedai di Winter Cup sebagai saingan


"Hisashiburi desu minna ini pertama kalinya setelah sekian lama kita tidak berkumpul."

"Ah Nina, hisashiburi."

"Semuanya baik-baik saja, tempat pertemuan kita selanjutnya adalah dilapangan."

"Akashi-kun, aku pastikan sang raja akan jatuh."


Dimana kalah dan menang serta janji mereka akan dipertarukan disini


"Kami tidak berniat untuk kalah dipertandingan ini."

"Teknik itu percuma saja kau membuatnya."

"Aku melihat cahayamu semakin redup."


Dimana teman menjadi lawan


"Taiga aku pasti akan mengalahkanmu, dan sesuai perjanjian jika kau yang menang, maka kita tidak akan menjadi saudara lagi."

"Apa kalian merasa senang dengan hal seperti ini?, kalian berdua benar-benar bodoh."


Orang-orang dari masa lalu mulai bermunculan


"Kau, apa yang kau lakukan terhadapnya."

"Kau Ninachan kan?."

"Kita pernah berpacaran dulu, kau tidak ingat?."


Serta ingatan tentang masa lalu yang mulai terkuak


"Aku akan menceritakan masa lalu Ninachan tapi tolong rahasiakan ini darinya."

"Kenapa, kenapa kalian merahasiakan ini dariku, jadi selama ini hidupku hanya penuh dengan kebohongan saja."


Bisakah mereka semua mengatasinya?, dan menjadi tim nomor satu di Jepang


"NINA."

"Me-menangkan pertandingan i-ini demi bagianku juga Tetsuya."

"Aku akan membantu kalian memenangkan pertandingan ini dengan kemampuanku."


Coming Soon

Kuroko No Basuke: Nina Story Book 2