The GOM's Teacher

Rating : T

Genre: Humor, Friendship

Warning : OC, OOC, typo, tidak sesuai EYD, set-in Teiko Days tapi bakal ada chara seperti Takao dan Kagami nongol. Ceritanya GOM kelas 1 SMP dan Kise sudah termasuk anggota GOM. Mata Akashi juga sudah berubah menjadi belang.

Disclaimer : Kurobas bukan punya choco, tapi punya Fujimaki-sensei

Author note: Ini fic pertama, setelah bertahun-tahun menikmati jadi silent reader, choco ingin mencoba menulis karya choco. Tolong kritik atau saran yang membangun dan please NO FLAME! Enjoy ^-^

Summary : Seorang wanita muda berusia 26 tahun, Nijimura Ringo akhirnya mencapai cita-citanya, yaitu menjadi seorang guru . Sebagai guru, tugas pertamanya adalah mengisi kelas tambahan untuk murid yang ketinggalan pelajaran. Tetapi, siapa bilang menjadi guru mudah ? Apalagi jika harus meladeni murid sadis bermata belang, murid tsundere, murid berwujud titan tukang makan, murid bertampang tampan tetapi cengeng, murid invisible, dan murid ganguro yang hobi tidur.

Part 1-A task from Chairman

Ringo POV

14.00 – Ruang Kepala Sekolah

Akhirnya setelah berjuang mati-matian, akhirnya impianku terwujud! Bahkan diterima di sekolah elit seperti Teiko, rasanya bagaikan mimpi!

Dengan tangan bergetar, kuketuk pintu ruang kepala sekolah perlahan. Setelah terdengar suara "silahkan masuk" kubuka pintu tersebut perlahan. Di dalam ruangan itu terdapat sebuah meja besar dengan seorang pria tua duduk di belakangnya, pasti orang itu adalah Shirogane Kouzou , kepala sekolah SMP Teiko.

"Na-nama saya Nijimura Ringo, mu-mulai hari ini saya ditugaskan menjadi gu-guru baru di SMP Teiko, mo-mohon bantuannya" ucapku seraya membungkukan badanku ke arah kepala sekolah yang duduk di depannya.

Aduh kenapa aku jadi gagap begini? Ini menjadi penilaian jelek untuk hari pertamaku bekerja! Baka, Baka Ringo!

"Selamat datang di SMP Teiko perlu gugup, saya sangat senang bisa mendapatkan seorang guru muda yang energetic seperti anda " Shirogane, kepala sekolah SMP Teiko berdiri dan menjabat tangan Ringo "Sejujurnya kedatangan anda sangat dinanti oleh kami karena saat ini kami sedang kekurangan seorang guru".

"Saya masih kurang pengalaman, tapi saya akan berusaha sebisa saya. Saya sudah tidak sabar untuk bisa mengajar murid-murid Teiko yang terkenal pintar dan sopan " kugenggam erat tangan Shirogane-san, aku yakin di mataku dapat terlihat kobaran api semangat.

Menjadi guru adalah cita-citaku sejak kecil. Memberikan ilmu kepada anak-anak, membimbing mereka menjadi orang hebat dan melihat mereka menjadi orang sukses di masa depan, sungguh cita-cita yang sangat mulia bukan?

"Sungguh mengagumkan, seorang guru dengan semangat menyala, itulah kriteria guru SMP Teiko. Untuk seseorang yang penuh semangat sepertimu, saya telah menyiapkan tugas khusus untukmu" kata Shirogane sambil membuka beberapa lembar kertas "Nijimura Ringo, tinggi 150 cm dan berat 45 kg, lulusan jurusan pendidikan matematika. Makanan kesukaan takoyaki, fans setia AKB48, tidak suka sayur dan kecoa. Diberi nama Ringo, karena ketika dalam kandungan, ibumu ngidam apel. Dari informasi yang kudapat, sejak SMP nilai-nilaimu selalu mengagumkan. Ketika kuliah semester 4 anda menjadi seorang guru privat yang mengajar berbagai mata pelajaran, apakah itu benar?" tanya Shirogane.

"I-iya" aku terkesiap dengan informasi yang di miliki Shirogane-san. Aku memang pernah bekerja menjadi seorang guru privat (tapi sayangnya cita-citaku bukan menjadi guru privat, tapi guru sekolah sehingga saat itu cita-citaku baru 50% terwujud) untuk mencari uang dulu, ayahku sakit berat dan dirawat di rumah sakit di Amerika, ibuku pergi menemani ayahku, meninggalkan aku dan adikku di Jepang. Agar tidak membebani keuangan keluarga untuk biaya kuliahku, aku melamar jadi guru privat berbekal buku zaman SMP-ku. Tetapi informasi yang dimiliki Shirogane-san kelewat lengkap, bahkan berat badanku pun dia tahu. Huh, padahal kan berat badan merupakan rahasia wanita.

"Mulai besok saya ingin anda bertugas memberi kelas tambahan untuk beberapa orang murid" kata Shirogane-san.

"Besok? Tapi besok kan liburan musim panas sudah dimulai"

"Beberapa minggu lalu ada sebuah pertandingan basket antar SMP tingkat nasional. Anggota basket Teiko yang biasa dipanggil Kiseki no Sedai atau Generation of Miracles kemarin mengikuti turnamen tersebut sehingga tertinggal beberapa kelas, karena itu kami menyediakan tambahan kelas untuk menutupi ketertinggalan mereka. Apa anda bersedia menerima tugas ini?" tanya Shirogane-san.

"Tentu saja saya bersedia melakukannya" ujarku berkobar-kobar.

"Itu baru namanya guru SMP Teiko, nah sekarang pergilah ke ruang guru. Mejamu adalah meja paling kiri di baris pertama dekat pintu, tolong perkenalkan dirimu pada guru-guru lainnya ya".

"Baik Shirogane-san, saya akan mengusahakan yang terbaik untuk mendidik The Generation of Miracles, saya tidak akan mengecewakan anda" ujarku sambil memberi hormat lalu pergi keluar kelas.

Besok aku akan menjadi seorang guru! Tak kusangka aku akan mendapat tugas secepat itu. Generation of Miracles ya? Mereka pasti anak-anak yang mengagumkan

14.30 – Ruang Guru

"Na-nama saya Nijimura Ringo, mu-mulai hari ini saya ditugaskan menjadi gu-guru baru di SMP Teiko, mo-mohon bantuannya" ucapku seraya membungkukan badanku ke arah guru-guru senior yang mengelilingiku.

Aduh kenapa lagi-lagi aku jadi gagap begini? Aku memberikan kesan jelek pada rekan-rekan kerjaku! Baka, Baka Ringo!

" Selamat bergabung dengan kami Nijimura-san. Jika ada kesulitan, anda selalu dapat meminta tolong kepada kami" kata salah satu guru yang bernama Takeuchi Genta-san.

"Hehe terima kasih Takeuchi-san dan semuanya" kataku.

"Bagaimana kalau besok kita adakan pesta penyambutan Nijimura-san, besok libur musim panas kan?" seorang guru bernama Kagetora Aida-san mengusulkan.

"SETUJUUUUUU!" Seluruh guru di ruang guru berteriak mengiyakan.

" Eh, ta-tapi maaf saya tidak bisa, saya ditugasi oleh Shirogane-sensei untuk memberi kelas tambahan pada murid-murid yang disebut The Generation of Miracles"

Entah kenapa tiba-tiba suasana ruang guru hening seketika. Tiba-tiba seorang guru bernama Nakatani Masaaki datang menghampiriku dan membungkuk 90 derajat di depanku.

"Terima kasih banyak telah mengambil tugas tersebut dari kami! TERIMA KASIH!" teriaknya sambil berlinangan air mata yang kemudian diikuti oleh guru-guru lain.

"Kami sangat bersyukur, akhirnya ada yang mau mengambil tugas tersebut"

Eh? Akhirnya? Apa maksudnya? Apa semua guru begitu ingin libur hingga berterima kasih seperti ini padaku ? Apa mereka tidak terlalu berlebihan?

17.00-Rumah

"Aku pulang" teriaku sambil membuka pintu.

"Selamat datang Onee-chan, ngapain ke sini?" sambut adikku, Nijimura Shuzo.

"Mouuu! Shu-chan jahat, ini kan rumah Onee-chan juga!" kataku sambil mencubit pipi adikku.

Adikku juga bersekolah di SMP Teiko dan sekarang telah menduduki kelas 2 di SMP tersebut. Sifatnya agak kasar dan tegas, tapi menurutku sebenarnya dia hanya tsundere. Butuh waktu cukup lama untuk memaksa Shu-chan memanggilku Onee-chan. Dia juga anggota klub basket, jangan-jangan dia mengenal The Generation of Miracles.

"Oh ya Shu-chan, apa kamu kenal dengan The Generation of Miracles?"

"Memangnya kenapa Onee-chan tiba-tiba bertanya tentang mereka? "

"Besok Onee-chan ditugasi mengisi kelas tambahan untuk mereka" ucapku dengan senyum ceria. Bagaimana tidak ceria? Semakin cepat aku menjadi seorang guru, semakin baik.

Aku menantikan kata-kata pujian dari adikku seperti "Wah hari pertama sudah diberi tugas, keren !" tetapi sayangnya pujian yang kunanti tak kunjung datang. Entah kenapa tiba-tiba raut wajah Shu-chan berubah. Kedua matanya mengernyit dan dahinya menyatu, wajahnya seakan mengasihani diriku.

"Onee-chan, harap bersabar. Jujur aku mengasihanimu" katanya pendek sedangan aku hanya terbengong-bengong.

Eh? mengasihaniku? kenapa?

" Neee, Shu-chan apa maksudmu? beritahu Onee-chan!"

"Sulit dijelaskan, mulai sekarang aku akan jadi adik yang baik, penurut, dan rajin menabung untuk mengurangi beban Onee-chan. Onee-chan harus ingat nasihatku ini, hidup penuh cobaan karena itu lewati saja semampumu" kata Shu-chan lalu dia pergi begitu saja ke kamarnya, meninggalkanku yang terheran-heran di lorong rumah.

Moooouuuuuu! Memangnya ada apa dengan The Generation of Miracles?!