"SELF : KyuMin's Stories"

o

O

Cast : KYUMIN COUPLE

Genre : tak tentu ,

Warning!

Yaoi/BoyxBoy

Desclaimer : mereka saling memiliki (^_^)

Oneshoot

But Multichapter


This is Part KYU


All Sungmin POV

Pagi ini, seperti biasa aku bersama sahabatku Cho Kyuhyun berada disebuah kedai kopi yang jaraknya tak jauh dari sekolah kami. Biasanya kami hanya menghabiskan waktu dengan diselingi canda tawa khas anak laki-laki.

Tawanya berhenti. Dan matanya mengarah pada satu objek. Park Minhyun, wanita manis dengan rambut terkuncir tinggi memperlihatkan leher putih nan jenjangnya. Tubuh mungil langsing berkulit putih dengan proporsi wajah yang sangat menawan berhasil menjerat perhatian sahabatku.

Kuperhatikan sosok yang tengah berjalan lurus melintas di kaca kedai kopi itu. Apa hebatnya wanita itu? Iya meski aku akui ia cantik. Aku menggerutu dalam diam.

"Woy Cho Kyuhyun! Awas ada lalat masuk" candaku yang langsung dihadiahi tatapan tajam darinya. Dia sangat sensitif kkkkk~

"Kau menyebalkan Lee Sungmin. Oh iya, Choi Minhyun semakin cantik ya dengan rambut terkuncir seperti itu. Aahh.. Aku benar-benar telah jatuh cinta padanya" ku lihat wajah berlebihannya. Ya aku tahu, ia sudah menyukai sosok wanita manis bernama Minhyun itu. Dan tak kupungkiri juga aku merasa wanita itu juga menyukai Kyuhyun. Tanpa sadar aku mendesah pelan.

"Lee Sungmin, apa kau mau terus-terusan di sini?" suara bass Kyuhyun menyadarku dari lamunanku. Ia sudah berdiri di depan pintu kedai dengan senyuman menyebalkan nya.

'Menyebalkan' pikirku.

.

.

"Sungmin"

"Hmm" gumamku sebagai jawaban.

"Hari ini, aku mau menyatakan cintaku pada Minhyun"

"Oh-Mwo?" aku bangkit dari rebahanku di paha Kyuhyun dan menatap nya sulit dipercaya.

Apa yang ia katakan? Menembak Minhyun? Oh shit! Kenapa aku tidak rela begini. Sungmin tenangkan pikiranmu..

"Aku mau menyatakan cintaku pada Minhyun hari ini" ucapnya penuh antusias. Aku pun menghela nafas pelan.

"Aku mendukungmu kawan" ucapku dengan tersenyum manis.

Dia merangkulku dan mencium pipi kiriku. Ah sudah menjadi kebiasaan dia menciumi pipiku.

"Kau memang sahabatku Ming"

.

.

.

Aku menunggunya...

Walau hanya sekedar pesan singkat aku masih menunggunya..

Ku rebahkan diriku di ranjang berukuran sedang yang terdapat dikamar pink milikku.

Ku raba sisi kananku berharap ponselku bergetar dengan masuknya sebuah pesan.

Ah ternyata tidak, aku pun mendesah kecewa.

Kyuhyun semakin tak ada waktu denganku semenjak kejadian beberapa hari yang lalu.

FlashBack

"SUNGMIIIIIN"

aku menoleh melihat seseorang namja dengan penuh peluh berlari kearah ku. 'Kyuhyun?' pikirku.

"Hah hah haah" aku menepuk bahunya menyuruhnya untuk menenangkan dirinya yang masih kesusahan mengatur nafasnya.

"Aku.. Aku diterima Minhyun kyaaa.. Ternyata dia juga menyukai sejak lama aishh Sungmin aku sangat bahagia" ia terlalu asyik menceritakan kabar bahagianya, aku hanya tersenyum getir mendengarnya.

Dengan ringannya ia merangkul bahuku dan mengajakku pulang bersama seperti biasa.

Bolehkah aku berbagi sedikit cerita dengan kalian?

Apa kalian bisa menjaga rahasia besar ini?

Benarkah?

Baiklah.. Aku akan bercerita, dengarkan baik-baik ya..

Sebenarnya...aku mencintai sahabatku Cho Kyuhyun, tapi..aku hanya diam dan memendamnya sendiri, aku tak berani untuk meruntuhkan bangunan persahabatan yang kita bangun dengan sebuah kepercayaan.

.

.

.

"Kyuhyun...nanti kita ke tempat biasa ne"

Ia menoleh.

"Baiklah, kita bertemu jam 7 malam ne" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya pada ponsel yang sedari tadi ia genggam.

Ku sunggingkan senyuman tipis mendengarnya.

.

.

.

.

'Nomor yang anda tuju sedang dialihkan. Mohon tunggu sebentar' ia menggeram mendengar suara sang operator yang menyahuti panggilannya.

'Kyuhyun..'

Ku lihat wallpaper ponselku yang menampilkan sebuah foto yang didalamnya terdapat aku dan Kyuhyun sedang berpose jelek. Namun tetap saja wajah itu terlihat tampan meski pose jelek ia lakukan.

Hatiku mencelos, tak ingin aku menangis disini. Aku seorang namja, dan aku tak boleh menangis hanya karena masalah ini. Jujur, aku kecewa..

...000...

Suara tepakan pasang kaki meramaikan pendengaranku pagi ini. Ku topang daguku dengan tangan kananku dan tangan kiriku ku gunakan untuk mengaduk malas jus berwarna merah dihadapanku.

Tanpa sengaja pandanganku jatuh pada sepasang kekasih yang sedang berjalan dengan mesra menuju kearah ku.

Kyuhyun dan Minhyun, mereka terlihat cocok.

"Sungmim-ah, mian tadi malam aku tak jadi menemuimu. Sebelumnya aku mau memberi tahumu. Tapi, batrei ku habis jadi aku tak bisa menghubungimu. Aku minta maaf" ia terlihat sangat menyesal, tapi tetap saja hatiku terasa sesak.

"Baiklah, tak apa" ucapku dengan menatap segelas minuman dingin didepanku. Sedikit aku melirik mereka yang sedang bertatapan lembut satu sama lain.

Aku meremas tanganku yang berada di atas pahaku.

...000...

Waktunya pulang sekolah, aku berjalan gontai menuju lokerku yang berada diujung. Setelah berhasil membuka lokerku, aku menaruh beberapa buku tebal yang aku genggam tadi.

Brukk

Aku menoleh dan melihat seseorang wanita berkulit putih, cantik sedang melipat tangannya didepan dadanya dan menyenderkan tubuhnya di loker sebelahku.

Ia menatap ku seolah menantang.

"Minhyun-ssi?" aku menutup kembali lokerku dan menatap kearah nya.

Ia mendecih dan membuang mukanya.

"Hey Sungmin-ssi, aku tahu kau menyukai kekasihku"

JDERR!

Bagaikan tersambar petir disiang bolong, dan bagaikan tersengat listrik di bawah guyuran air hujan. Membuatku terpelanting begitu saja, aku meatap nya nyalang.

Emosiku berada diambang batas kali ini.

"Jaga bicaramu Minhyun-ssi, Kyuhyun itu sahabatku jadi, mana mungkin aku menyukainya" aku menatap nya malas.

Ia berdecih dan menurunkan tangannya.

"Kau pikir aku tak tahu? Dari cara kau melihatnya saja aku tahu" ia tersenyum miring.

Tanganku terkepal namun aku segera menutup mataku dan mengalihkan pandanganku dari yeoja menyebalkan itu.

"Hahahaa.. Ternyata benar" aku terhenyak.

"Terserah kau mau bilang apa"

Aku tak mengambil pusing omongan yeoja gila itu dan pergi meninggalkan dirinya seorang diri.

"LEE SUNGMIN! ASAL KAU TAHU SAJA, KEKASIHKU ITU BUKAN GAY SEPERTIMU"

aku berhenti sejenak dan memejamkan mataku kuat. Hatiku ngilu mendengarnya.

Dan kuputuskan untuk melanjutkan jalanku.

.

.

.

Aku mengeratkan tas punggungku dan berjalan santai menuju gerbang sekolah.

Apakah ada yang aneh? Penampilanku? Tatanan rambutku? Baju seragamku? Atau apa? Ceritakan padaku! Kenapa mereka menatap ku seperti itu?

Banyak juga yang berbisik-bisik kearah ku.

Ada apa sih?

"SUNGMIIIN hoshh hoshh hosshh" Kyuhyun? Ia berjalan pelan setelah berlarian kearah ku. Ada apa memangnya?

"Kau harus lihat ini" ia menarik pergelangan tanganku dan aku hanya pasrah mengikuti arah kaki jenjangnya.

"APA INI?!" aku berteriak kaget melihat deretan huruf yang menempel di mading sekolah. Semua siswa yang berada di sekelilingku menatapku aneh, jijik dan enggan.

'Sungmin, adalah seorang gay'

Begitulah yang tertera di mading tak berdosa itu. Kalian tahu bagaimana perasaanku saat ini? Kesal, benci, sesak, bodoh, sedih, dan hancur.

Sebuah tangan besar bertengger di pundakku. Kutolehkan kepalaku dan melihat wajah tampan Kyuhyun yang menatap ku iba.

Seorang yeoja berjalan tergesa-gesa menuju kearah ku.

"Jadi Sungmin-ssi. Kau gay? Apa jangan-jangan kau menyukai kekasihku? Dan bertingkah seolah-olah kau itu sahabatnya? Padahal kau menyukainya? Hah?"

Ia marah kepadaku, dengan mendorong-dorong bahuku.

"Mihyun, jaga ucapanmu" ucap Kyuhyun membelaku.

Pandanganku mengabur seiring dengan kuatnya aku menahan airmata yang mendorong untuk dikeluarkan.

"Sudahlah, itu hanya kerjaan orang iseng saja, aku percaya kau itu normal, kau...bukan gay" ia berkata dengan ringannya dan masih mengelus pundakku.

Aku berbalik, menatapnya dengan sebutir lelehan airmata yang jatuh menuruni pipiku.

"Jika berita itu benar kalau aku seorang gay? kau akan membenciku? Kau menganggapku menjijikkan?" aku berucap dengan nada bergetar.

Airmataku masih saja turun, jantungku ngilu menatapnya.

"Tidak, kau tetap sahabatku" ia berkata serius.

"Aku menyukaimu Cho Kyuhyun, bukan sebagai seorang sahabat. Tapi sebagai seorang laki-laki" aku mengucapkannya, mereka yang mencuri dengan percakapan kami hanya menganga dan berteriak tak percaya.

"Akhirnya kau mengaku juga gay menjijikkan" ingin sekali ku sumpal mulutnya dengan kaos ki 2 minggu tak dicuci.

"Minhyun! Sebaiknya Kau diam!" kudengar Kyuhyun membentak yeoja itu. Dan yeoja itu pun meninggalkan kami dengan penuh amarah.

Tak apa, daripada di cap seorang gay lebih baik aku mengaku kalau aku gay.

Dan aku berterima kasih kepada seseorang yang memaksaku untuk bertindak nekad seperti ini.

Choi Minhyun, ya wanita itu pasti yang menempelkan artikel itu di mading.

"S-sungmin, aku.. Straight. Maaf aku tak bisa membalas perasaanmu" ia berucap dengan datar dan meninggalkanku sendirian di depan mading.

Airmataku tak bisa kutahan lagi, ia keluar sangat banyak.. Kutatap nanar punggung nyaman sosok namja yang aku cintai itu menjauh.

...000...

"Sayang, lusa Appa akan dipindah tugaskan di jepang" gerakan tanganku terhenti dan ku telan makanan dalam mulutku berat.

Ku bersihkan bibirku dengan tisu dan membalik sendok serta garpuku. Aku sudah selesai makan.

"Jepang? Lusa? Kenapa terlalu cepat" ucapku.

Eomma menghela nafas, dan duduk didepanku.

"Sayang, jika kamu tidak siap dengan kepindahan kita. Kau bisa tinggal disini sampai kau lulus dan menyusul kami"

Aku menatap lembut sosok Eomma dihadapanku. Sosok yang telah melahirkanku dan membesarkanku hingga sebesar ini.

"Ani Eomma, aku ikut kalian" ucapku dengan tersenyum manis.

Mungkin ini saatnya aku belajar melupakan perasaanku kepada Kyuhyun.

...000...

Pagi harinya aku berjalan menuju ruang kepala sekolah. Tak ada seorang pun yang tahu jika aku akan pindah sekolah ke jepang.

Termasuk Cho Kyuhyun. Ah, menyebut namanya saja membuatku sesak.

Aku keluar dengan perasaan lega. Lalu berjalan ke arah jejeran loker, ku hentikan langkahku saat sampai didepan sebuah loker dengan sebuah bunga krisan kering didepannya. Loker Kyuhyun.

Aku tahu kebiasaan buruknya dia selama ini, yaitu tidak pernah mengunci lokernya.

Tanganku pelan membukanya dan melihat sebuah tas punggung yang memenuhi lokernya.

Kuselipkan sebuah surat dengan amplop berwarna biru laut yang membungkus surat sederhanaku.

Kepalaku celingukan kekanan dan kekiri. Huuhh untung saja suasananya sepi.

Lalu kututup kembali loker milik Kyuhyun dan berjalan meninggalkan tempat tersebut.

Hari ini, hari terakhir aku berada disini dan hari ini aku sama sekali tak melihat Kyuhyun dimana pun.

.

.

.


2 years later

"Oi Lee Sungmin ! Disini" suara cempreng seorang laki-laki berambut pria dengan rambut blonde, bertubuh kurus dengan sebuah tidik ditelinga kanannya memanggilku dengan suara cemprengnya.

Disampingnya juga ada seorang wanita cantik, tinggi dan berkulit putih sedang asyik minum disampingnya.

Mereka adalah kyosuke dan sakura. Sepasang kekasih yang sekaligus menjadi temanku satu jurusan di Tokyo University. Sebuah Universitas terkemuka di kota maju Tokyo dengan segala fasilitas yang lengkap sangat menunjang kami sebagai pelajar menggunakannya secara maksimal.

Aku menghampiri keduanya yang tengah menghabiskan waktu istirahat mereka di kanteen kampus.

Kuletakkan tas slempangku dan menopang daguku didepan mereka. Mereka adalah couple teraneh yang pernah kutemui. Yang cowok cerewetnya minta ampun dan yang cewek hanya berbicara sekedarnya saja.

"Kau mau makan apa? Biar aku pesankan" dialah teman baikku, kyosuke. Ia sangat pengertian padaku. Aku tersenyum padanya.

"Tidak usah, belikan jus saja aku sangat haus" ucapku dengan menggosok-gosokkan leherku melas.

Ia terkikik dan mencubit pipiku pelan. Ia berlalu untuk membelikanku jus yang kuinginkan.

"Hey sakura, lihatlah kelakuan pacarmu. Apa kau tak takut dia malah menyukai aku?" aku sengaja menggodanya. Kulihat dia hanya memutar matanya malas.

"Dia mencintai aku min, sudah tak usah bicara macam-macam"

Itu lah Sakura, sangat cuek meskipun dengan pacarnya sendiri.

aku mencebik mendengarnya.

Dan melihat Kyosuke kembali dengan segelas minuman dingin yang aku inginkan.

"Hey, tadi saat aku mengantri aku mendengar kabar kalau akan ada seorang mahasiswa baru pindahan dari Korea"

Ia berbicara dengan lebih mencondongkan tubuhnya kearahku dan otomatis Sakura ikut memasang telinga baik-baik.

"Bukankah itu sudah biasa?" ucap sakura cuek.

Aku hanya mengangguk tanda setuju dengan ucapan Sakura. Memang tak sekali dua kali ada mahasiswa pindahan dari Negara asalku Korea. Lalu kenapa ini dipermasalahkan?

"Ish, katanya dia itu tampan, saaangat tampan" ia berucap penuh semangat .

Aku menganga mendengar penjelasan darinya, oh ayolah disini banyak sekali mahasiswa tampan.

Kulihat Sakura hanya meniup kuku tangannya.

"Halo, bolehkah aku ikut duduk disini?"

Suara lembut, kecil dan merdu menyentak lamunanku, bukan hanya aku saja tapi juga Kyosuke dan Sakura.

Seorang wanita muda, bertubuh mungil dengan mata kucingnya menataoku malu-malu.

Ia menenteng satu nampan berisi makanan dan minuman.

"Ah, ya boleh" ucapku setelah melihat sekeliling yang ternyata semua tempat di kanteen telah penuh.

Ia terlihat memerah dan mengambil tempat disebelahku.

"Namaku Yuko" ia meletakkan nampannya dan menyodorkan telapak tangan mungilnya kearahku.

Terlihat Kyosuke dan Sakura tersenyum tipis kearahku.

Aku tersenyum dan menjabat tangannya.

"Namaku Lee Sungmin"

...000...

Sehari aku berteman dengan Yuko ia wanita yang menyenangkan, lebih suka berbicara daripada Sakura.

Ia wanita yang membuatku nyaman, cantik dan sangat manis.

Hari ini kami, terdiri dari aku, Kyosuke, Sakura dan Yuko tengah menikmati waktu istirahat di sebuah bangku panjang yang ada di koridor kampus luas ini.

Terlihat Kyosuke dan Sakura tengah menikmati lagu dengan earphone satu yang terpasang di telinga kiri Sakura dan telinga kanan Kyosuke.

Aku hanya bisa memandang wajah manis Yuko yang sedang konsentrasi membaca.

"Sungmin" aku membeku. Suara itu, ah tidak mungkin aku tengah berhalusinasi sekarang.

Tap

Tap

Tap

"Sungmin"

Lagi, suara itu semakin mendekat dan terdengar sangat nyata.

DEG

'Kyuhyun'

Sosok tampan berdiri tak jauh dariku dengan wajah terkejut menatap ku .

Tak beda jauh dari dia yang sebelumnya, masih terlihat tampan atau bahkan sekarang ia bertambah tampan.

Ia terlihat dewasa sekarang. Tapi, kenapa ia ada disini?

Ia berjalan kearahku, aku tak siap sungguh. Sakit hatiku masih membekas.

"Sungmin"

Oh tuhan, aku ingin sekali memeluknya.

Aku mencoba bersikap tenang, Kyosuke, Sakura dan Yuko melihat kami dengan pandangan penuh tanya.

"Oh, hay Kyu lama tak jumpa" aku berucap kaku.

"Ku kira kau lupa padaku" ia berucap pelan.

Kulihat ketiga temanku sedang menatapku aneh.

"Guys, dia Kyuhyun temanku waktu di Korea" aku mengenalkan teman-temanku pada Kyuhyun.

Dapat terlihat dari sudut mataku, raut wajah kecewa Kyuhyun mendominasi wajah tampannya.

Aku sedikit merasa bersalah padanya.

"Oh jadi kau mahasiswa yang pidahan dari Korea itu?" aku berjengkit mendengar suara antusias dari Kyosuke. Matanya berbinare menatap Kyuhyun. Tentu saja itu membuat Kyuhyun sedikit risih, bisa kubaca ekspresinya.

"Ah, ne Cho Kyuhyun Imnida" ia memperkelankan dirinya khas seperti orang Korea yakni dengan membungkukkan badannya hampir 90 derajat.

"Cho Kyuhyun-ssi, kita akan menjadi teman yang baik" aku sedikit tak rela melihat Kyuhyun dirangkul begitu saja oleh Kyosuke.

Dan Kyuhyun sedikit kaku sepertinya.

...000...

Sudah 3 jam lebih kami berjalan-jalan disebuah Mall terbesar di Tokyo. Banyak yang kami lakukan, mulai dari menonton di bioskop, bermain di game center dan sekarang kami berada di kedai ice cream yang lumayan besar.

Aku suka tempat ini, ahahaa...

Aku mengambil tempat di sebelah Yuko, gadis ini sedari tadi tak bisa diam, dia sangat atraktif dan cerewet sekali.

Di depan kursi kami ada pasangan Kyosuke-Sakura dan..kyuhyun yang tepat berada di hadapanku.

Seorang waitress perempuan mendatangi kami. Aku yang pertama mengamnil menu dan berucap dengan penuh semangat.

"Aku Ice cream strawberry dengan toping potongan strawberry penuh" ucapku dengan menggerak-gerakkan tanganku.

Sang waitress perempuan itu tersenyum dan mencatat pesananku dengan cermat.

"Bukankah kau menyukai Ice cream Chocolate Ming?" suara bass ityu menyentakku.

Aku menatap kearahnya. Wajah tampan dengan raut penuh tanya.

Ketiga temanku sepertinya sama kagetnya denganku.

"Seleraku sudah berubah Kyu, oh iya Yuko kau pesan apa?"

Ia sepertinya masih sibuk memilih menu apa yang ia pesan. Wajahnya manis sekali jiia sedang kebingungan seperti itu.

"Aku-"

Drrttttt... Drrtttt...

Perkataannya terpotong dengan sebuah getaran yang berasal dari tas berwarna kuning milik Yuko.

Tangan mungilnya merogoh dalam tasnya dan menemukan benda yang tengah bergetar itu.

"Halo, ah iya ayah baiklah"

Di tutupnya flip dompet ponsel pintarnya dan megedarkan pandangannya kearah kami.

Ia sepertinya sedang menahan sesuatu untuk dibicarakan.

"Guys, sepertinya aku harus pulang terlebih dahulu, aku ada urusan mendadak" ia mengemasi tas kuningnya. Sedangkan aku memandanginya sedikit kecewa.

Bagitu pula Kyosuke dan Sakura.

"Yaaah kok gitu sih, nanti aku perempuan sendirian dong? " sakura mengeluarkan rengekannya pada Yuko. Dan Yuko tersenyum geli.

"Maaf ya Sakura, aku memang harus pulang sekarang . bye semua"

Aku menatap tubuhnya dari belakang. Ia benar-benar sangat mungil.

Suasana menjadi agak canggung, namun Kyosuke dengan cepat dapat mencairkan suasana dengan baik, aku beruntung punya teman seperti dia.

...000...

Pulangnya, aku dan Kyuhyun pulang bersama mengingat Kyosuke mengentarkan Sakura. Tak ada pilihan lain selain aku menerima tawaran Kyuhyun untuk pulang bersama.

Tak ada percakapan yang berarti selama kami dalam perjalanan pulang. Ia beberapa kali bertanya kepadaku tentang kepindahanku secara diam-diam.

Tapi aku hanya menanggapinya dengan alasan ayah di pindah tugaskan. Sudah itu saja.

Setelah kurang lebih 20 menit kami pun sampai didepan rumahku yang bisa dibilang besar.

Ia menepikan mobilnya. Seorang satpam di rumahku tampak dengan sigap membuka pintu gerbang rumahku dan mobil Kyuhyun pun masuk dengan elegan kedalam rumahku.

"Terima kasih untuk tumpangannya" ucapku sopan dengan menarik seatbelt dan meraih tas ku yang berada di jok penumpang.

"Bolehkan aku mampir Ming?"

Aku terkesiap mendengar perkataannya. Ia menatap ku seolah memohon padaku.

"Hm, baiklah"

.

.

"Eomma.. Aku pulaaang"

Seorang wanita paruh baya mendatangiku dengan tergopoh-gopoh berjalan kearahku.

Ia tersenyum, senyuman yang sangat menghangatkan. Dialah ibuku..

"Bagaimana hari nak, hum? Eh Kyuhyun-ah!" ia menatap bahagia Kyuhyun dan mengusap wajah tampan Kyuhyun.

"Sudah lama sekali Ahjuma tak bertemu dengan mu nak, kau semakin tampan saja"

"Ne ahjumma, heheh gamsahamnida"

.

.

.

Sekarang aku tak bisa terlelap. Bagaimana bisa aku terlelap jika Kyuhyun tidur serumah dengan ku?

Ya, ia di cekal Eomma untuk menemani ku malam ini. Karena Eomma malam ini pergi untuk mengwcek butik kesayangannya seperti besok tak ada hari lain saja.

Appa, dia sedang berada di China untuk 2 hari disana untuk mengurusi cabang perusahaannya yang baru dibangun disana.

Jadilah malam ini aku ditemani Kyuhyun meski beda ruang kamar.

Ku balikkan tubuhku kekanan, kekiri, terlentang maupun telungkup mencoba mencari posisi yang nyaman untuk memejamkan mataku.

Namun, aku sama sekali tak bisa memejamkan mataku barang sebentar saja.

Akhirnya aku memutuskan untuk keluar untuk mencari udara segar.

Saat kubuka pintu kaca yang tertutup gorden pink ini aku berjengkit kaget melihat sesosok laki-laki dengan kaos putih polos dengan celana hitam yang memadukannya.

Ia sedang memunggungiku, lalu dengan langkah pelan aku mundur..

"Kenapa belum tidur?"

Aku membeku seketika, o ow aku seperti maling tengah tertangkap basah sang korban.

"Err.. Tidak, aku mau tidur"

"Tunggu" ia berdiri dan memutar tubuhnya menghadapku.

Aku menegang.

Ia mendekat.

"Kenapa kau berubah Ming? Apa karena dulu aku menghindarimu? Sungmin kumohon jangan begini"

Aku terdiam tak berani membuka mulut.

"Kau tahu? Aku kesini mencarimu.. Aku mencari kemanapun kakiku melangkah. Kenapa kau menghilang? Aku kelimpungan mencarimu, kau tau bagaimana tersiksanya aku?"

Airmataku perlahan mulai memenuhi kelopak mataku.

"Wae? Kenapa kau mencariku? Bukankah kau sudah punya Minhyun? Lalu kenapa masih mencari aku?" aku berucap dengan sedikit bergetar.

Ia masih menungguku melanjutkan kata-kataku.

"Aku menghilang untuk melupakan perasaanku padamu Cho Kyuhyun. Asal kau tahu itu"

"Ming, aku dan Minhyun sudah putus, kami hanya berpacaran 8 bulan saja. Kita merasa kita hanya cocok menjadi teman saja. Dan asal kau tahu saja ming, selama aku bersama Minhyun aku sama sekali tak pernah sekalipun melupakanmu, aku masih memikirkanmu. Dan... Aku baru melihat surat yang kau selipkan di tasku. Aku sudah membacanya. Aku kecewa, aku menyesal Ming, mengapa aku menyia-nyiakan orang yang telah menyayangiku dengan tulus seperti mu.. Dan semenjak itulah aku sadar.. Kalau aku..menyayangimu lebih dari sahabat.. Aku mencintaimu Ming"

Airmataku jatuh begitu saja, tanpa aku memejamkan mataku sekalipun.

Airmata yang sedari tadi mengelumpuk dipelupuk mataku akhirnya mengalir engan derasnya.

Aku terisak, bergetar hebat.

"Cukup! Aku tak mau mendengar bualanmu lagi Kyu, sudah cukup kau meninggalkan bekas luka Yang belum sepenuhnya mengering ini. Tolong jangan kau sayat lagi, aku tak mau kau memaksakan dirimu untuk membalas perasaanku padamu. Biar aku saja yang mencintaimu tapi tolong jangan berpura-pura mencintaiku walau hanya untuk menghiburku. Sudah cukup semuanya!" aku lepas kendali kali ini. Semua emosiku tumpah ruah disini saat ini juga. Aku tak perduli aku sudah hancur sejak Kyuhyun meninggalkanku.

Aku tak bisa menatap nya, aku tak sanggup melihatnya lagi..

Aku menunduk dan terus menunduk.

Grepp

"Aku mencintaimu Ming, dan itu bukan bualan. Maafkan aku terlambat untuk membalas perasaanmu"

Ia mendekapku hangat, namun terasa dingin di bahu kiriku. Apakah ia menangis? Cho Kyuhyun menangis?

Ia mengeratkan tubuhnya padaku. Aku bingung, haruskah aku membalasnya?

beberapa menit ia memelukku, dan kini ia melonggarkan tautan kami. Ia mengusap sisa-sisa lelehan airmatanya.

"Ming, ku mohon. Beri aku kesempatan, aku sangat mencintaimu meski tahu ini terlambat"

Chu~

Hangat, lembut nan penuh dengan emosi.

Hanya sebuah kecupan yang mampu menghantarkan aliran listrik yang mampu membuat seluruh syarafku melemas dan lumpuh seketika.

Ialah orang yang aku cintai, baik dulu, sekarang dan...nanti

Aku merengkuh punggungnya dan membalas ciumannya dengan aliran airmata diantara kami.

Aku sudah tak memperdulikan teman-temanku, Yuko,maupun kekecewaan orang tuaku.

Yang penting sekarang, ia telah ada dalam dekapanku. Dan tak akan kulepaskan ia lagi...

"Aku mencintaimu Ming" deru nafasnya menyapu wajahku.

"Aku juga mencintaimu Kyu"

Aku tersenyum dan memejamkan mataku saat ia mulai mendorong kepalaku dan mengecup dahiku lembut.

Cinta memang tak selamanya jauh dari kita.

Bahkan untuk ukuran orang terdekat pun kita punya cinta yang begitu besar, mengapa kau mengabaikannya?

So guys, look around yourself ^^

See you next chapter and Thank you for Reading, but please leave ur Review.

(^_^)9