Fict romance pertama dari Yoshino

Selamat membaca ^^

Warning: Gaje, Typo, OOC, dan masih banyak lagi yang kurang..

Pairing: NaruSaku (?)

Genre: Romance/Drama

Nothing romance Nothing special

Author-Yoshino

Disclaimer-Masashi Kashimoto

Just protecting you ..

Chapter 1

Naruto POV:

Aku sangat kesepian, kau tahu kenapa aku sangat kesepian? Karena aku sudah tidak mempunyai ayah dan ibu, aku sekarang sendirian hidupku hanyalah sebuah ilusi dimana hanya terdapat aku seorang yang duduk di sebuah ruang hampa tanpa ada satu orang pun yang ada di ruangan tersebut. Akan tetapi aku masih mempunyai tujuan hidup yaitu menemukan pembunuh ayah dan ibuku, mereka dibunuh oleh seseorang pria didepan mataku, itu yang membuat aku bisa bertahan hidup sampai sekarang. Cahaya dan kegelapan merupakan hal yang sama buatku. Disini dijalan raya ini, aku duduk sendirian termenung sambil menekuk lutut dan menyembunyikan kepalaku diantara 2 lututku. Aku hanya berpikir adakah orang yang akan memberiku makan atau sekedar mengajakku bicara? Tiba-tiba saja langkah kaki terdengar dikedua telingaku, perlahan namun pasti suara itu mendekat, semakin dekat, dan aku pun merasakan sentuhan tangan, sentuhan dipundakku oleh seseorang. Aku pun memberanikan diriku untuk melihat ke atas, karena aku ingin melihat wajah orang yang baru saja menyentuhku. Aku melihatnya seorang pria paruh baya berambut sedikit pink kecoklatan yang hendak memberiku sebuah bingkisan. "Makanlah." Ucap Pria paruh baya itu kepadaku sembari berjalan meninggalkanku.

Bingkisan berwarna coklat itu langsung aku buka, dan aku makan dengan lahapnya. Jalanan yang sepi tidak ada satu orang pun yang lewat kecuali orang yang baru saja memberiku makanan. Jam menunjukkan pukul 23:00. Setelah selesai makan aku pun berbaring dan memejamkan mata perlahan-lahan. Aku sekarang berumur 12 tahun. Dan Namaku Uzumaki Naruto. Oyasumi …

4 years later…

Sekarang aku berumur 16 tahun, waktuku aku buang dijalanan, hidupku aku habiskan di jalanan, jalanan merupakan tempat aku tinggal, aku mencari makan dengan meminta-minta/memungut sampah yang bernilai untuk dijual, itu pun hanya cukup untuk keperluan makanku sehari-hari. Dan suatu kejadian membuatku menjadi orang yang sedikit berguna untuk orang lain. Kejadian ini aku alami pada pukul 23:00

Normal POV:

"Copet-copet!" Teriak pria paruh baya berambut pink kecoklatan, yang terlihat cemas. Dari pakaiannya ia baru saja selesai bekerja dan hendak pulang menuju rumahnya.

Copet itu berlari sangat kencang, pakaian dan celananya hitam, sepatu hitam dan memakai penutup kepala seperti pencuri dan penjahat pada umumnya.

Pada malam itu tidak ada satu pun orang yang menolong pria paruh baya tersebut. Karena jalanan sudah sepi, dan tidak ada satupun orang yang mendengar teriakannya.

"Copet?" Pikirku yang melihat ke arah copet itu berlari. Copet itu berlari menuju Naruto, Naruto pun hanya duduk dan tidak bisa berbuat apa-apa. akan tetapi setelah Naruto melihat orang yang menjadi korban pencurian ia langsung ingat dengan kejadian 4 tahun yang lalu. Terbayang dipikirannya seorang pria yang mempunya ciri yang sama tersenyum dan memberinya makan. Lalu Naruto pun berdiri dan berlari mengejar pencopet tersebut dengan kencangnya.

"Sial!" Teriak Naruto yang terlihat kelelahan karena dia belum makan malam.

"Hey!" Teriak pria paruh baya tersebut sambil melambaikan tangannya, dia pikir Naruto tidak perlu repot-repot mengejar pencopet itu yang mencopet kopernya.

"Aku akan membalas budimu, orang yang baik!" Ucapnya dalam hati sembari terus berlari dan berlari mengejar pencopet itu. dia berusaha semaksimal mungkin untuk membalas budi pria itu, walaupun yang diberikan hanyalah bingkisan makanan dan minuman, tetapi Naruto tidak melihat apa yang diberikan melainkan pada saat memberikannya.

"Aku akan membalas budi, untuk 4 tahun yang lalu!" Teriaknya keras. Pencopet itu pun mulai terkejar. Dan setelah sangat dekat, Naruto pun meng kick headnya dengan keras sampai pencopet itu tidak sadarkan diri karena kepalanya membentur trotoar dengan keras.

Kemudian Naruto mengambil koper itu untuk diberikan kepada pemiliknya.

"Ini paman, kopernya." Ucap Naruto dengan senyumnya, senyuman yang sangat jarang dilihat oleh orang lain atau bisa dibilang ini adalah pertama kalinya Naruto tersenyum.

"Ohhh, terima kasih banyak, namamu siapa? Sepertinya kita pernah bertemu? Maukah kau mampir di rumahku untuk makan malam."

"Namaku Uzumaki Naruto, Tapi kenapa? Kau menawariku hal-hal seperti itu, aku kan belum mengenal siapa anda, dan hal yang lainnya yang sulit untuk di jelaskan."

Pria tersebut hanya tersenyum. "Naruto kun ya? Pokoknya ikutlah denganku."

Pria itu pun berjalan menjauh dari Naruto dan Naruto pun mengikutinya dan berjalan dibelakangnya.

"Aku senang bertemu dengan pria ini." Batinnya tersenyum dalam hati.

Di rumah pria baik hati.

Gerbang yang besar sudah berada dihadapan Naruto dan Pria itu, salah satu satpam/penjaga dari rumah itu pun membukakan gerbang tersebut sambil menundukkan kepalanya.

"Rumah macam apa ini?" Ucap Naruto dalam batinnya. Dia terlihat sangat takjub dan kagum dengan rumah yang berada dihadapannya.

"Ayo masuk." Ucap pria berambut pink kecoklatan sambil berjalan menuju pintu rumahnya.

Tata bangunan dan sudut pandang bangunan melalui pandangan Naruto.

Rumah ini seperti istana saja, panjang,dan lebar berturut adalah 200m, 75m, halamannya cukup luas dengan dihiasi tanaman, pepohonan, dan air mancur yang cukup memikat. Gerbangnya sangat megah, pagar-pagar yang menjulang tinggi disekeliling rumah yang mempunyai tinggi sekitar 10 m. dan lagi rumah bertingkat 2. Dia benar-benar orang yang sangat kaya.

Tok-tok-tok

Tangan pria pemilik rumah yang seperti istana itu terlihat mengetok-ngetok pintu, pintu yang diketok-ketoknya berwarna putih dan tingginya mencapai 12 meter, dengan dekorasi dan interior yang cukup stylish.

"Ini pintu? Apa pintu?" Gumam Naruto yang terlihat tidak percaya dengan pintu megah yang berada di depannya. "Haruno?" Pikirnya yang tidak sengaja melihat papan tulisan bertulis rumah keluarga Haruno.

Kemudian salah satu pelayannya membukakan pintu dan menundukkan kepalanya seperti pelayan-pelayan pada umumnya. Pelayan itu berambut hitam dengan seragam maid yang cukup imut, namun Naruto tidak begitu memperdulikannya.

"Sebaiknya kau mandi dulu, Naruto-kun, pelayan bisa kau antar Naruto-kun ke kamar mandi dan jangan lupa siapkan baju untuknya ya." Ucap pria baik hati tersebut, sembari tersenyum.

"Terima kasih, tuan." Jawab Naruto singkat.

"Jangan memanggilku seperti itu, kau kan telah menyelamatkan koperku, panggil aku Nobori-san saja hehe." Ujar Nobori san sambil berjalan meninggalkan Naruto dan pelayan tersebut.

Naruto hanya diam saja dan tidak mengatakan apapun, pelayan yang berdiri disampingnya pun menuntunnya pergi ke kamar mandi.

"Tolong ikuti saya, Tuan." Ucap pelayan tersebut, yang terlihat menunjukkan arah kepada Naruto.

Beberapa saat kemudian…

Naruto terlihat sudah bersih, rapi dan wangi, baju yang sudah disiapkan oleh pelayan itu, juga sudah dipakainya, pakaian Naruto adalah kaos berwarna hitam oblong dengan celana panjang yang modis tidak lupa ikat pinggangnya.

Kemudian Naruto berjalan menuju ruang makan, dimana Nobori-san sudah menunggu dan duduk di salah satu kursi di meja makan tersebut, kursi berjumlah 8, di samping masing-masing 3 dan di masing-masing ujungnya terdapat 1 kursi. Nobori san sudah duduk di kursi yang ujung.

"Duduklah." Ucap Nobori-san, sembari mempersilahkan Naruto duduk di kursi ujung yang satunya dengan memberi isyarat dengan tangan kanannya.

Naruto pun menggerakkan kursi tersebut dan duduk dengan nyaman, meja yang berada dihadapannya sudah terdapat makanan yang banyak dan terlihat lezat. "Bukankah ini terlalu berlebihan." Pikir Naruto sambil melihat makanan yang sangat banyak yang terpampang jelas di meja makannya.

"Makanlah Naruto-kun." Ucap Nobori-san tersenyum, kemudian Naruto pun mulai mengangkat tangannya dan memakan makanan yang sudah disediakan.

"Kau pria yang baik, Nobori-san, jika kau butuh bantuanku apapun akan aku lakukan untukmu." Ucap Naruto yang hendak akan memakan makanannya yang sudah ia ambil dengan sendok dan piringnya.

Nobori-san hanya tersenyum, "Ano Naruto-kun, maaf jika aku tidak sopan, tapi dimana kedua orang tuamu?" Tanya Nobori-san penasaran.

Naruto hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Nobori-san kepadanya. "Begitu ya, kau tidak mau menjawabnya ya?" Ucap Nobori-san singkat, lalu dia melanjutkan perkataanya kembali, "Jika kau mau kau bisa berkerja disini dan tinggal disini sebagai pengawal pribadi putriku." Ucap Nobori –san tersenyum.

"Putrimu?" Ucap Naruto singkat.

"Ha i." Jawab Nobori-san sambil meminum secangkir shake yang berada tidak jauh dari jangkauannya.

Naruto terlihat memikirkan sesuatu, sambil meminum minuman digelas yang dipegangnya, setelah selesai meminum minuman itu,dia meletakkan kembali gelas itu di meja makan. Dan bersiap menjawab permohonan yang diajukan oleh Nobori-san.

"Iya, dengan senang hati Nobori-san." Jawabnya sembari tersenyum, walaupun senyumannya tidak terlihat jelas, karena dia tidak terbiasa tersenyum.

"Aku senang, kau menerimanya Naruto-kun. Sekarang tidurlah di ruangan yang sudah dipersiapkan oleh pelayanku, kau resmi menjadi bagian dari rumah ini."

"Terima kasih, Nobori-san!" Ucap Naruto sembari menundukkan kepalanya. Nobori pun hanya tersenyum dan menyuruh Naruto menegakkan kepalanya.

Mereka berdua pun meninggalkan meja makan tersebut, secara bersamaan….

Naruto POV:

Kamar ini cukup nyaman, kasur yang aku tiduri ini juga sangat nyaman, bukan hanya itu disini juga ada pendingin ruangan yang membuat kamar ini menjadi sejuk. Aku memikirkan saat aku tidur dijalanan, udara yang dingin dan menusuk tulang, trotoar dan alas seadanya yang aku pakai untuk tidur. Aku hidup seperti itu selama hampir 5 tahun, walaupun begitu aku juga belajar sedikit demi sedikit dengan memanfaatkan buku-buku yang berserakan di tempat-tempat sampah. Kau tahu itu adalah 5 tahun yang sulit untukku.

Are? kenapa aku meneteskan air mata?

Apakah ini kebahagian? Atau

Aku memang benar-benar sedih.

Ayah Ibu, aku…..

Naruto memejamkan matanya perlahan-lahan dan dia pun terbawa ke dalam alam mimpi yang membuatnya tidur dengan nyenyaknya tanpa harus kedinginan dan takut.

Keesokan harinya….

Jam menunjukkan pukul 07:00, Naruto terbangun dari tidurnya dan hendak menuju kamar mandi yang tidak berada tidak jauh dari kamarnya. "Ini hari pertamaku bekerja sebagai pengawal, aku hanya berpikir untuk melindungi putri tuan Nobori dengan baik." Pikir Naruto yang masih melamun sambil berkaca dan menggosok giginya. Dan Naruto pun tidak menyadari orang yang sudah berdiri disampingnya, yang sama-sama sedang menggosok giginya, gadis tersebut berambut pink lurus yang panjangya hanya sampai pundak, matanya masih sayup-sayup tertutup, dia masih menggosok giginya hingga dia membuka matanya perlahan-lahan sambil membasuh mukanya.

Hal sama pun juga dilakukan oleh Naruto setelah selesai menggosok giginya, Naruto juga membasuh mukanya dan melihat kaca yang memantulkan tubuhnya sendiri, sehingga ia melihat seorang gadis yang berdiri di sampingnya dari tadi. Sakura pun juga demikian ia melihat cermin tersebut dan yang dilihatnya di cermin itu adalah laki-laki berambut kuning polos dengan 6 garis di wajahnya.

Kemudian mereka pun saling menatap satu sama lain, tanpa berbicara apapun dan setelah beberapa saat menatap…..

"Kyaaa!" Teriak Sakura dengan jeritannya yang cukup keras sehingga sampai terdengar di luar rumah.

Naruto pun terkejut dan berusaha berbicara dengan Sakura. "Aku sekarang bekerja di rumah ini, namaku Uzumaki Naruto." Ucapnya dengan berusaha menyalami tangan Sakura.

"Ayah! Ayah!" Teriak Sakura yang merengek-rengek karena dia tidak tahu dengan orang asing yang berada disampingnya. Setelah beberapa saat…

"Begitulah ceritanya Sakura." Ucap Ayahya, Nobori-san yang berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Maafkan aku, Hime-sama." Ucap Naruto sambil menundukkan wajahnya di samping Sakura yang tengah menikmati sarapan paginya.

"Jadi kau pengawalku yang baru ya? aku harap kau tidak seperti pengawal-pengawalku yang sebelumnya dan tidak akan mnegecewakanku."

"Wakarimasta." Jawab Naruto dengan sopan dan tanpa berekspresi sedikit pun.

Dia seumuran denganku? Tingginya juga hampir sama denganku, apa dia bisa menjagaku dengan baik? / malah kabur seperti pengawal-pengawal yang sebelumnya karena sikapku yang super nyebelin ini, kita lihat aja nanti, batin Sakura tersenyum sembari memakan sarapan paginya.

Konoha highschool… adalah tempat dimana Sakura bersekolah, sekarang dia berumur 16 tahun dan duduk di kelas 2 sma, tempatnya tidak jauh dari rumahnya yaitu hanya 10 menit menaiki kereta. Dan jarak rumah dari stasiun pertama sekitar 2 km dan menghabiskan waktu 15 menit perjalanan dengan jalan kaki.

Sakura sudah bersiap-siap menuju sekolah, seperti biasa dia hendak berjalan kaki karena ayahnya ada urusan tertentu sehingga ia tidak bisa diantar dan sebagai gantinya dia diantar oleh Naruto dengan jalan kaki juga.

"Itekimasu!"

Mereka pun berjalan di trotoar di pinggir jalan raya. Sakura berjalan di depan dan Naruto berjalan di belakangnya.

"Jangan mengikutiku!" Teriak Sakura dengan kesalnya karena dari tadi langkah kaki Naruto terdengar di telinganya yang membuat dia kesal dan marah. Naruto hanya diam saja dan berhenti berjalan. Kemudian Sakura meneruskan jalan kakinya lagi, dan lagi-lagi suara langkah kaki Naruto membuatnya kesal untuk yang kedua kalinya.

"Sudah kubilangkan jangan mengikutiku!" Teriak Sakura yang lama-kelamaan terbawa oleh suasana yang penuh keemosian tersebut.

Naruto hanya diam saja kali ini, ia menganggukan kepalanya dan berjalan meninggalkan Sakura sendirian. "Sesuai perintahmu Hime-sama." Batinnya

Setelah sampai di Konoha Highschool, sekolah dengan luas yang melebihi rumahnya sendiri dan hanya dihuni oleh anak-anak dari golongan konglomerat. Sakura datang dengan seperti biasa, ia berjalan dengan santainya dan menarik perhatian laki-laki maupun perempuan yang melihatnya.

Rambut pink lurus, dengan kulit putih kencang, tubuh yang ramping mempesona, sangat cerdas dan menempati peringkat ke 2 ujian semester yang lalu, disukai banyak pria dari kalangan atas. Bukan hanya itu dia adalah icon sekolah tersebut karena terkenal dengan kecantikannya.

"Cantiknya, Sakura-sama!"

"Cantik sekali!"

"Pagi-pagi sudah melihat Sakura, icon sekolah kita, ini sudah seperti keberuntungan saja hehe."

Ucapan-ucapan siswa siswi tersebut menemani langkah kakinya, menuju pintu masuk sekolah, dia pun hanya tersenyum membalas pujian-pujian dari siswa-siswi yang memujinya tersebut..

"Kawaiii!" Teriak beberapa cowok yang melihat senyumannya yang sangat manis, cowok-cowok tersebut langsung pingsan begitu saja.

Kemudian gadis berambut pink itu memasuki sekolah, dan membuka lokernya, saat membuka lokernya air terjun surat tiba-tiba keluar dari loker tersebut dengan derasnya. "Banyak sekali." Gumamnya sembari meletakkan benda berharganya ke loker itu (jam dan beberapa pernik yang bersinar)

Bel masuk kelas pun dibunyikan penanda jam pertama sudah dimulai, Sakura terlihat antusias mengikuti pelajaran tersebut, dia duduk bersebelahan dengan pria yang disukainya yakni Sasuke. Sasuke adalah pelajar yang sangat tampan dengan IQ 190, dia menempati peringkat 1 pada saat ujian semester yang lalu, bukan hanya itu dia rajin dan atletis, dia dibesarkan dan hidup dengan serba kecukupan dikeluarga besarnya yaitu Uchiha.

Namun rasa suka Sakura kepada Sasuke hanya sekedar kagum karena dia bisa mengalahkannya dalam adu kepintaran, dan dia juga tahu tentang Sasuke, karena Sasuke adalah teman semasa kecilnya. Dan bisa dibilang rasa Sakura kepada Sasuke hanya sebatas suka bukan cinta.

Bel berbunyi dengan nyaringnya, dan jam istirahat pun tengah berlangsung. Sakura hanya duduk diam dibangkunya, Sasuke pun berdiri dan meninggalkan Sakura begitu saja. Cowok berambut hitam keren tersebut membuat semua orang yang melihatnya terpesona dan terkagum-kagum kepadanya.

Beberapa saat kemudian datanglah Gadis, berambut pirang dengan gaya emonya sehingga hanya terlihat 1 matanya saja, gadis itu sexy dan cantik. "Sakura!" Teriaknya dari pintu kelas.

"Ada apa, Ino?" Jawab Sakura dengan suara yang jelas. "Nanti akan ada rapat dewan murid jangan lupa, datang ya?" Teriak Ino dengan lantangnya.

"Ha i!" Balas Sakura sembari melambaikan tangannya. "Pulangku nanti akan sedikit terlambat ayah." Batinnya sambil berdiri untuk mencari makanan di kantin.

"Akhirnya selesai juga." Pikir Sakura sembari meninggalkan sekolah

Sakura POV:

Hari ini berlangsung seperti biasanya, hari yang begitu melelahkan ini aku alami setiap harinya, sebagai anggota dewan komite osis, aku selalu pulang terlambat ke rumah. Dan perjalanan pulangku ini membuat keletihanku semakin bertambah saja, dan hari pun mulai petang, matahari terbenam dengan sendirinya dan menyebabkan malam tiba. Lampu-lampu di sepanjang jalan mulai menyala, aku berjalan sendirian dengan membawa tas dan pernik yang sangat mencolok. Perasaanku mulai tidak enak karena aku merasa ada yang mengawasiku. Dan perasaan tidak enak itu pun menjadi kenyataan karena aku melihat 3 orang dewasa yang terlihat akan menyergapku, aku pun berbalik arah dan berlari dengan kencangnya.

Normal POV:

"Kau tidak akan bisa lari dari kejaran kami, nona?" Ucap salah satu bandit tersebut.

Sakura pun berlari tanpa henti dan berbelok ke arah yang dikiranya aman, namun kenyataan berkata lain yang ditemukannya adalah gang yang sepi dan buntu. "Seseorang tolong aku." Batinnya yang terlihat panic dan akan meneteskan air mata. 3 orang bandit tersebut mulai memojokkannya. "Dia cantik sekali." Ucap salah satu bandit tersebut, yang hendak mendekatinya. Dan menyentuh wajah Sakura yang manis dan cantik itu.

Karena ketakutan Sakura pun memejamkan matanya, berharap ada orang yang menolongnya dan kejadian tidak terduga pun terjadi. Dari atas gedung meloncatlah seorang laki-laki berjubah putih dan memukul bandit yang hendak menyentuh wajah Sakura tersebut.

"Kisama!" Teriak 2 anak buahnya yang tidak terima karena bosnya dikalahkan dengan mudahnya. Dash dash, 2 pukulan melayang di wajah mereka masing-masing. Dan bos dari bandit tersebut lari seketika dan diikuti anak buahnya yang ikut-ikutan lari dari laki-laki yang menghajarnya itu.

"Siapa kau?" Ucap Sakura yang dari tadi melihat perkelahian tersebut. Laki-laki itu pun berbalik ea rah Sakura, sembari mengatakan sesuatu.

"Prioritas dan tugas utamaku adalah melindungimu, walaupun kau bersikeras dan tidak mau aku lindungi, aku akan tetap melindungimu karena itu adalah tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepadaku, Hime-sama."

"Naruto?" Ucap Sakura dengan ekspresi tidak percayanya.

"Daijobu kah? Hime sama." Ucap Naruto sembari mengulurkan tangannya, karena Sakura terlihat duduk lemas tidak berdaya karena ketakutan.

"Hmph! Jangan kira aku akan berterima kasih ya!" Ujar Sakura sambil berdiri sendiri dan berjalan meninggalkan Naruto begitu saja, tanpa menghiraukan uluran tangan dari Naruto.

Naruto pun hanya melihat Sakura yang pergi meninggalkannya tanpa berekspresi sedikit pun.

To be continue..

Chapter 1 END.

Terima kasih sudah menyempatkan membaca fictku ini, mungkin ini adalah cerita romance pertama yang aku buat, semoga kalian suka… Please review? Sampai jumpa dilain kesempatan..

Jaa ne!