Naruto Afterwar

Author : Hamano Akira

Disclaimer : Naruto hanya milik Masashi Kishimoto

Pairing : NaruHina, SasuSaku

Warning : Typo, gaje, aneh, dll

Chapter 1

Dua bulan sudah perang dunia ninja keempat berakhir. Kemenangan mutlak diraih oleh pasukan aliansi shinobi. Semuanya berkat dua orang pahlawan mereka, Uzumaki Naruto dan Uchiha Sasuke. Nama

mereka menjadi terkenal dimana-mana. Keduanya kini menjalani kehidupan baru mereka di Konoha. Sasuke yang sudah diterima lagi sebagai ninja Konoha kini menjabat sebagai ketua ANBU. Sedang Naruto

tengah mempersiapkan dirinya menjadi Rokudaime Hokage. Semua orang menerimanya dengan senang hati. Tak terkecuali Hyuga Hinata dan Haruno Sakura.

Di kediaman Naruto

Naruto kini sedang membaca setumpuk dokumen di apartemennya.

"Arggghhh, kepalaku pusing!", teriaknya frustasi.

"Dokumen-dokumen apa ini?Aku sama sekali tidak mengerti!"

Begitulah yang akan kita dengar jika kita mengunjungi apartemennya. Setiap hari ia harus berkutat dengan dokumen-dokumen tentang macam-macam hal mengenai pemerintahan Konoha yang harus

dipelajarinya. Semua itu dilakukannya karena dia adalah calon hokage selanjutnya.

"Bisa gila aku jika begini terus. Apa Tsunade baa-san tidak tahu kalau kapasitas otakku tak mampu menampung semua ini?", rutuk Naruto.

Ditatapnya kertas-kertas yang menumpuk dihadapannya dengan lesu.

"Sebaiknya aku keluar saja makan ramen, daripada aku harus berhadapan dengan kertas terkutuk itu", batinnya.

Naruto segera mengambil jaketnya, lalu melangkah keluar dari apartemennya.

Saat dalam perjalanan menuju Ramen Ichiraku, Naruto bertemu dengan Sasuke.

"Teme!"

"Mau kemana kau, Dobe?"

"Aku mau makan Ramen. Kau sendiri?"

"Aku baru pulang dari misi"

"Kebetulan sekali! Ayo temani aku makan ramen", ajak Naruto.

"Hn, baiklah", Sasuke mengiyakan. Akhirnya mereka berdua berjalan bersama ke Ramen Ichiraku.

.

.

.

.

"Aah, akhirnya selesai juga"

Hinata baru saja keluar dari rumah sakit Konoha. Selama dua bulan terakhir Hinata sibuk di rumah sakit. Dia membantu Shizune merawat pasien pasca perang. Karena pasiennya banyak, rumah sakit

kekurangan tenaga. Karena itulah ia mengajukan diri untuk membantu.

"Hinata, tunggu", seseorang memanggil Hinata. Hinata menoleh.

"Sakura-san?". Ternyata yang memanggilnya adalah Sakura.

"Hinata, kita pulang bareng ya?", pinta Sakura.

"Eh, Sakura-san bukannya membantu Shizune-sensei untuk mendata kondisi pasien?", tanya Hinata.

"Tadi Shizune-sensei bilang sudah ada yang membantunya. Jadi aku diijinkan pulang", terang Sakura.

"Begitu. Baiklah. Ayo kita pulang"

Dalam perjalanan, mereka asyik mengobrol.

"Tak terasa sudah dua bulan perang berakhir ya, Hinata", ucap Sakura.

"Iya, Sakura-san. Akhirnya rencana Mugen Tsukoyomi bisa dihentikan", Hinata menimpali.

"Dan itu semua berkat Naruto dan Sasuke-kun"

Mendengar nama Naruto, sontak membuat wajah Hinata merona. Melihat wajah Hinata, Sakura tersenyum.

"Ternyata perasaanmu pada Naruto belum berubah ya, Hinata"

"Ah..e..eto..", Hinata bingung harus menjawab apa.

"Tapi kau harus ingat, sekarang nama Naruto sudah dikenal dimana-mana. Tentunya sekarang banyak gadis yang menyukainya", Sakura mulai menggoda Hinata.

"Be..benarkah itu, Sakura-san?", Hinata mulai terpancing.

"Tentu saja! Dan mungkin saja Naruto akan menjadikan salah satu dari mereka menjadi kekasihnya", ujar Sakura sambil tersenyum jahil.

"A..a..apa?", ucap Hinata terbata. Raut wajah Hinata menjadi cemas. Melihat wajah Hinata, Sakura pun tertawa.

"S-Sakura-san, kenapa kau tertawa?", tanya Hinata bingung.

"Kau ini mudah sekali kugoda, Hinata", jawab Sakura yang masih tertawa.

"Eh...? Jadi, Sakura-san tadi hanya menggodaku?", tanya Hinata.

Sakura mengangguk. Seketika wajah Hinata memerah. Ia pun menundukkan kepalanya karena malu. Melihat hal itu, Sakura berusaha menenangkan Hinata.

"Hi-Hinata, aku kan hanya bercanda. Kau tak perlu menanggapinya dengan serius"

"I-iya, Sakura-san. A-aku hanya kaget saja tadi", ucap Hinata pelan.

Sakura menghembuskan nafas lega. Ia menepuk bahu Hinata.

"Aku yakin kau pasti bisa mendapatkan cinta Naruto", Sakura menyemangati Hinata.

"Arigatou, Sakura-san. Semoga Sakura-san juga bisa mendapatkan Sasuke-kun", jawab Hinata.

Kini wajah Sakuralah yang memerah.

"A-apa yang kau bicarakan, Hinata?", ucap Sakura. Hinata terkikik.

"Hihihi, Sakura-san lucu jika seperti itu", kini gantian Hinata yang menggoda Sakura. Wajah Sakura semakin memerah.

"Su-sudahlah, Hinata. Ayo percepat langkahmu. Sudah mulai larut malam", ujar Sakura. Ia tidak ingin memperpanjang obrolan itu. Hinata menurut. Mereka mempercepat langkah mereka.

Baru beberapa langkah mereka berjalan, mereka melihat Naruto dan Sasuke berjalan ke arah mereka.

"Bukankah mereka Naruto dan Sasuke-kun?"

"I-iya, Sakura-san"

Naruto yang melihat Hinata dan Sakura berseru memanggil mereka.

"Hinata! Sakura-chan!"

"Bisakah kau tak berteriak seperti itu, baka!", seru Sasuke kesal.

"Hehe…gomen, Teme", balas Naruto nyengir.

Mereka berdua berjalan mendekati dua gadis itu.

"Apa yang kalian berdua lakukan malam-malam begini?", tanya Naruto setelah dekat.

"Kami berdua dari rumah sakit membantu Shizune-sensei merawat para pasien", jawab Sakura.

"N-Naruto-kun dan Sasuke-kun, kalian berdua dari mana?", ganti Hinata yang bertanya.

"Kami berdua ingin ke Ramen Ichiraku. Bagaimana kalau kalian berdua ikut kami? Sekalian kami antar pulang nanti", tawar Naruto.

Hinata dan Sakura saling bertatapan, bertanya satu sama lain.

"He, kenapa kalian diam?", ucapan Naruto menyadarkan mereka berdua.

"Ah..ano..e-eto..", hanya itu yang keluar dari mulut sang gadis Hyuga.

"Kalian ikut saja, ya? Aku tak tahan jika aku hanya bersama si muka tanpa ekspresi ini", pinta Naruto.

"Siapa yang kau panggil muka tanpa ekspresi?"

Mendadak aura di belakang Naruto menjadi menyeramkan. Sasuke menatap Naruto dengan tatapan membunuh. Naruto menelan ludah.

"Ha-hanya bercanda, Teme", ucap Naruto.

"Tak lucu", tukas Sasuke.

Sakura terkikik melihat tingkah dua orang sahabat itu.

"Baiklah, kami ikut", akhirnya Sakura mengiyakan.

"Yosh. Ayo kita ke Ramen Ichiraku!", seru Naruto senang. Mereka berjalan bersama menuju Ramen Ichiraku.

Setelah sampai, mereka duduk dan memesam ramen. Tak lama kemudian, ramen pesanan mereka tiba.

"Selamat makan", ucap Naruto.

Saat hendak menyantap ramennya, Naruto melihat Hinata yang diam saja dengan kepala menunduk.

"Kau kenapa, Hinata?", tanya Naruto.

"Ah..A-aku tak apa-apa, N-Naruto-kun", penyakit Hinata kambuh lagi.

"Kalau begitu, ayo makan ramennya. Apa perlu kusuapi?"

Hinata terlonjak kaget mendengar ucapan Naruto.

"Ap-apa? Disuapi? Oleh Naruto-kun?"

Hinata melamunkan dirinya disuapi Naruto. Wajahnya sudah semerah tomat.

"Kyaaaa!", jeritnya dalam hati.

"Oi...oi...kau kenapa lagi?"

Diguncangnya bahu Hinata. Naruto bingung melihat kelakuannya. Hinata berhenti melamun.

"Ti...tidak usah, N-Naruto-kun. Ak...aku bisa sendiri", Hinata akhirnya bicara.

"Kau yakin? Wajahmu memerah. Apa kau sakit?", Naruto memperhatikan wajah Hinata.

"A-aku baik-baik saja. Ka-kau tak perlu khawatir, N-Naruto-kun", gagap Hinata sambil memalingkan wajahnya.

"Um, baiklah", ucap Naruto.

Sakura hanya tersenyum melihat Naruto dan Hinata.

"Naruto no Baka", batinnya. Sedang Sasuke hanya memperhatikan dengan wajah stoicnya.

Mereka pun memakan ramen mereka. Selesai makan, mereka pun berencana pulang.

"Yosh. Sekarang kami akan mengantar kalian pulang", ucap Naruto.

"Kita bagi dua. Sakura-chan, kau ingin pulang dengan siapa?", tanya Naruto pada Sakura.

Sakura bingung. Dalam hatinya ia ingin Sasuke yang mengantarnya.

"Apa Sasuke-kun mau mengantarku pulang? Rasanya tidak mungkin ia mau", batinnya.

"Aku yang akan mengantarnya"

Sakura terkejut. Pasalnya kalimat itu keluar dari mulut Sang Uchiha.

"A-apa aku tak salah dengar? Sasuke-kun mau mengantarku?"

Ditatapnya Sasuke dengan pandangan bertanya. Sedang Sasuke hanya menatap ke depan.

"Baiklah. Kalau begitu kau denganku, Hinata", ucap Naruto.

"I-iya", sahut Hinata pelan.

"Kalau begitu, kami duluan ya. Jaa Teme, Sakura-chan"

Naruto menggandeng tangan Hinata dan berlari meninggalkan Sasuke dan Sakura. Sakura menatap kepergian mereka.

"Ayo, Sakura", Sasuke membalikkan badannya dan berjalan berlawanan arah.

"Ah...tu-tunggu, Sasuke-kun", seru Sakura.

Sakura berlari kecil mengejar Sasuke. Suasana terasa kaku. Tak ada yang bicara. Sakura berinisiatif mencairkan suasana.

"Um, Sasuke-kun?"

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu"

Sakura agak kaget. Ditatapnya Sasuke.

"Apa?"

Sasuke terdiam sejenak.

"Besok kau akan pergi ke Suna kan?", tanya Sasuke datar.

"Ya, karena Desa Suna kekurangan tenaga medis, Tsunade-sama menyuruhku membantu disana", jawab Sakura.

"Godaime menyuruhku untuk menemanimu"

"DEG". Jantung Sakura berdegup kencang.

"Sasuke-kun...menemaniku? I-ini bukan mimpi kan?", inner Sakura membatin.

"Ap-apa kau serius, Sasuke-kun?"

"Ya", jawab Sasuke singkat.

Sakura ingin menjerit saking senangnya. Wajahnya merona.

"Kita berkumpul di gerbang Konoha. Jam 8", Sasuke memberi komando.

"Baiklah", Sakura mengangguk.

Mereka berdua terus berjalan. Tak lama kemudian, mereka sudah sampai.

"Arigatou sudah mau mengantarku, Sasuke-kun", ucap Sakura.

"Hn. Cepat masuk", perintah Sasuke.

Sakura membungkukkan badannya, lalu masuk ke rumahnya. Sasuke menatap kepergian Sakura. Kemudian ia berjalan menjauh.

.

.

.

.

"Ne, Hinata. Bagaimana pekerjaanmu di rumah sakit?"

Saat ini Naruto sedang mengantar Hinata pulang.

"P-pekerjaanku baik-baik saja, Naruto-kun", jawab Hinata malu-malu.

"Baguslah kalau begitu", Naruto tersenyum tiga jari.

"Oh ya, Hinata. Apa tak apa-apa kalau kau pulang jam segini?"

"Tidak apa-apa. Tou-san sudah tahu aku selalu pulang malam. Awalnya tou-san juga tidak setuju. Karena kudesak, akhirnya tou-san mengijinkanku"

Naruto tersenyum mendengar penjelasan Hinata.

"Kau memang baik, Hinata"

"Eh...?"

"Ya. Kau orang yang baik. Sangat baik,malah. Demi orang lain, kau bahkan sampai pulang malam untuk merawat mereka. Sampai-sampai tou-sanmu tak mampu melarangmu. Kau memang hebat".

Kalimat Naruto sukses membuat Hinata merona.

"A-arigatou, Naruto-kun", ucap Hinata gugup.

Naruto nyengir lebar. Mereka terus mengobrol, sampai tak menyadari kalau mereka sudah sampai di Manison Hyuga.

"Ah, kita sudah sampai, Naruto-kun", ucap Hinata.

"Wah, rasanya cepat juga ya? ", ujar Naruto.

"Iya", jawab Hinata.

"Kalau begitu, sampai disini dulu ya. Jaa, Hinata", Naruto berlari meninggalkan Hinata sambil melambai. Hinata balas melambai sembari memperhatikan Naruto pergi.

"Aku senang sekali, Naruto-kun. Walau hanya sebentar, aku bisa berjalan bersamamu. Kuharap kita bisa terus bersama", batin Hinata. Ia pun melangkah masuk ke rumahnya.

.

.

.

TBC

Holla, minna-san! Salam kenal!

Sebelumnya aku mau bilang maaf yang sebesar-besarnya buat readers yang baca ficku kemarin

Aku bener" gak tau kenapa tulisan" astral itu masuk ke ficku

Dan sekarang aku upload ulang semoga gak ada yang salah lagi

Ini bukti kalo aku masih bener-bener newbie di fanfiction, jadi kalau ada kesalahan dibagian manapun ficku aku minta maaf ya ^_^ (bungkuk 90x)

Akhir kata, RnR please…

ARIGATOU GOZAIMASU!