Incarnate to a New Worlds

Ini adalah kisah hidupku pada saat aku masih disebuah desa yang bernama Konoha. Sebuah desa tentram dan damai. Sebuah desa yang dikelilingi oleh pepohonan yang rindang dan mempuyai suasana yang sejuk, tapi tidak dalam hidupku.

Aku terlahir dari pasangan Minato Namikaze dan Uzumaki Kushina, yang sekarang menyandang gelar Namikaze. Dan tentunya aku juga mempunyai seoarang Kakak perempuan yang bernama Uzumaki Namikaze Naruko. Seorang kakak perempuan yang menurutku cantik. Dia terlahir dengan tambut pirang digerai sampai pinggang.

Oh iya, ngomong-ngomong aku belum memperkenalkan diriku. Aku adalah Uzumaki Naruto. Aku terlahir sebagai wadah Jinchuriki dari siluman ekor 9, yang bernama Kyubi no Youko.

Aku mempunyai rambut berwarna merah cerah, dengan poni yang sedikit menutupi mata. Mata Violet indah yang sama seperti ibuku, dan kulit putih bersih. Kalau dilihat aku lebih mewarisi gen yang sama seperti ibuku.

Dan kau berpikir hidupku bahagia dengan ini semua, nyatanya tidak. Aku adalah orang yang paling dibenci di seluruh Konoha. Hanya karena alasan Aku mempunyai Kyubi didalam perutku. Tak bisakah kau melihat diriku bahwa aku sama seperti anak kecil lainnya. Anak kecil yang membutuhkan apa yang namanya teman.

Kau pasti berpikir bahwa kedua orangtuaku akan melindungi ku dari siksaan para penduduk, namun nyatanya tidak. Mereka berdua hanya mencampakkan ku dan terus memberi perhatian lebih pada kakaku.

Terlahir dari keluarga terhebat bukanlah segalanya, nyatanya kehidupanku sangatlah menyedihkan. Ayahku yang menjabat sebagai Hokage ke 4 untuk mengurusi desa ini. Dan ibuku yang terkenal denagn julukan Akai Chishio no Habanero, yang mempunyai arti si Habanero merah. Dan jujur saja julukan yang diberikan pada ibuku sangatlah lucu. Namun itu dulu, sekarang ia terkenal karena kecantikanya itu. Mempunyai rambut merah memukau yang indah. Kau pasti setuju di tampak anggun dari luar. Tapi, jika kau melihat apa yang didalamnya kau pasti akan menarik kata-katamu itu kembali.

Bahkan saat aku mulai memasuki apa yang namanya Akedemi Ninja. Tidak ada perlakuan Khusus padaku. Seharusnya orang tua mengantarkan anaknya pada hari pertama masuk sekolah. Namun tidak seperti yang kubayangkan. Mereka hanya menyuruhku untuk berangkat sendiri.

Jujur saja, itu menyakitkan.

Sebenarnya aku masuk akademi lebih lambat sebelum Kakak. Aku baru memasuki Akademi setelah 2 bulan Akademi baru dibuka. Dan apa yang harus kuterima disana. Intimidasi dan diskriminasilah yang aku terima disana. Mungkin saja aku seharusnya mendapat perhatian lebih karena aku adalah anak kedua dari Ayahku, aku terlalu berharap.

Mereka hanya meneriakiku bahwa aku hanya anak Haram yang lahir dari kedua orangtua ku. Bahkan ada yang meneriakiku jelmaan siluman rubah. Aku hanya bisa menerima itu semua, mencoba melawan mungkin aku hanya akan berakhir dengan babak belur di sekujur tubuh.

Dan kebetulan aku sekelas dengan Kakaku. Aku selalu berharap ia bisa melindungiku sebagaimana seorang kakak yang melindungi adiknya ketika berada dalam bahaya. Sekali lagi ia sama seperti kedua orangtua ku. Ia hanya cuek saja,seolah-olah aku tak ada disana.

Aku selalu bertanya pada diriku. Alasan kenapa aku harus mengalami ini semua. Dan aku hanya bisa berteriak dalam batinku.

Apakah kehadarikanku tidak diinginkan?

Itulah yang selalu aku teriakan dalam benaku. Mencoba mencari tahu, alasan kenapa aku dilahirkan. Jika ini takdir yang harus ku alami atas kelahiranku, aku ingin menolak itu semua. Aku ingin merasakan apa namanya kebahagiaan mempunyai teman dan kasih sayang dari orang tuaku. Dikelaspun aku masih belum mempunyai apa yang namanya teman. Sebenarnya aku agak sulit bergaul. Ketika aku ingin menghampiri yang lainnya. Mereka semua pergi, pergi menjauh dariku, menolak keberadaanku pada kelompk mereka.

Dalam benakku, mungkin jika aku bisa menjadi kuat dan yang terbaik diakademi ini, mungkin mereka akan mengakui keberadaanku. Dan kareana motivasi yang muncul dalam benakku aku mulai belajar. Mulai dari sejarah tentang Ninja, tentang Cakra, dan kehidupan Shinobi.

Jujur saja itu semua sulit. Mempelajari semua ilmu yang diberikan Gurumu padamu itu sulit. Sebagaimana kau mencoba mengangkat batu besar tanpa adanya latihan fisik padamu. Tapi entah kenapa aku bisa menyerap apa yang diajarkan padaku. Walaupun tidak semua tapi aku akan berusaha.

Aku terus belajar dan belajar. Hanya itu yang ada didalam benak pikiranku. Aku hanya mempunyai satu tujuan dalam hidupku, menjadi seorang jenius dan membuktikan pada semua orang bahwa aku berguna untuk mereka semua.

Bahkan ketika aku berada dikelas, aku lebih memilih duduk dipojok belakang. Sendiri, jauh dari mereka semua. Dan soal teman entah kenapa sulit sekali unutk mendapatkannya. Yang bisa kulakukan hanya duduk dikelasku. Oh ya itu juga merupakan kehidupan sehari-hariku. Masuk kekelas, duduk, dan diam.

Diam.

Diam, itu saja yang aku lakukan selama aku berada diakademi ini. Dan untuk penampilanku. Aku memakai T-Shirt berwarna hitam. Dilapisi dengan jaket merah dengan garis-garis hitam dikedua lengan yang senada dengan rambutku. Celana hitam panjang dengan kedua saku. Dan sandal Shinobi berwarna hitam.

Dan untuk soal parasku, entah kenapa banyak siswi ketika melihatku langsung mempunyai rona merah dikedua pipi mereka, tapi mereka langsung mengalihkan wajah mereka kearah lain. Yang bisa aku asumsikan adalah mungkin aku mempunyai paras yang tampan. Sehingga mereka terpukau oleh wajahku, Itulah menurutku.

Kali ini kelulusan Akademi akan segera diumumkan. Iruka Sensei mengumumkan juga siapa yang akan menjadi Rookie of the Year tahun. Terlihat dari wajah mereka yang takut dan cemas. Beberapa acuh tak peduli, seperti diriku. Dari segeromolan siswi banyak yang berbincang bahwa Sasuke –orang yang popouler dan pendiam dikelas- yang akan menjadi Rookie of the Years tahun ini. Tapi entah kenapa hatiku berkata bahwa akulah yang akan mendapatkan gelar tersebut.

"Baiklah Minna, kali ini Sensei menyatakan, bahwa kalian semua…". Iruka Sensei sengaja menggantungkan kalimatnya dalam menyampaikan kelulusan Akademi.

Terlihat raut wajah mereka yang cemas dan takut, bahkan sampai ada yang menahan napas mereka karena gugup, takut tak lulus. Sedangkan aku hanya menyilangkan tanganku dimeja, tidak peduli apa yang akan dikatan guru tersebut, karena aku yakin aku lulus. Sama seperti Sasuke yang memeilih menopang dagunya dengan kedua tangannya, memberikan efek cool dimata cewek.

"LULUS!". Teriak Iruka Sensei dengan membahana keseluruh kelas.

Semua murid langsung berteriak dengan girang, bahkan ada yang melompat-lompat di tempat mereka. Baru lulus Genin saja mereka sudah senang, tidak tehu rintangan apa yang menghadang mereka didepan nantinya.

"Dan Rookie of the Years tahun ini adalah…". Ia kembali menggantungkan kalimatnya.

Sama seperti tadi semua murid terdiam kembali. Mendengarkan siapa yang akan menjadi Rookie of the Years tahun ini. Para siswi langsung membicarakan Sasuke, mereka semua yakin bahwa Sasuke lah yang mendapat gelar tersebiut. Aku melihat Sasuke dengan gaya biasanya, tapi ia menunjukan kesan percaya diri yang sangat tinggi. Sasuke yakin bahwa dirinyalah yang akan mendapat gelar tersebut.

"UZUMAKI NARUTO". Teriak iruka dengan lancang dan keras. Menyebutkan siapa Rookie of the Years tahun ini.

Hening

Sunyi. Dunia serasa berhenti dalam benak mereka semua ketika disebutkan siapa Rookie of the Years tahun ini. Mereka secara serempak lansung mengalihkan perhatian mereka pada sosok laki-laki berambut merah yang ada dipojokan. Ia masih menyilangkan tangannya di atas meja. Serasa tidak peduli dengan tatapan mereka.

"Tunggu dulu Sensei, kenapa dia yang menjadi Rookie of the Years, bukannya Sasuke yang jenius ini yang harusnya mendapatkan gelar itu". Teriak salah satu siswi perempuan yang ada disana.

Terjadi sedikit kericuhan dan bisik-bisik tak jelas dari mereka semua. Yang pastinya itu semua ditujukan pada Naruto. Iruka Sensei langsung menyuruh mereka semua diam. Ia pun menjelaskan semua itu dengan lebih detail.

"Begini ya semuanya, Uzumaki Naruto mendapat nilai praktek dan tes tertulis dengan sangat sempurna. Bahkan mengalahkan Uchiha Sasuke yang berada diposisi kedua. Kalian semua melihatnya juga bukan ketika tes Shuriken diadakan, Naruto dengan sempurna mengenai target dan tak ada yang meleset. Cobalah untuk menerima kenyataan ini." Iruka Sensei menjelaskan semua itu dengan detil.

Mereka semua terdiam. Ketika seseorang yang mereka banggakan kalah oleh anak yang sering mereka sebut sebagai siluman itu. Naruko tidak suka dengan keputusan itu. Terlihat dari wajahnya yang mengeras, menahan amarah. Sasuke juga, dia sangat terkejut bahwa ia berada diposisi kedua, Uzumaki Naruto mengalahkannya. Ia tidak terima dengan keputusan itu sama seperti Naruko.

Naruto yang menjadi pusat perhatian hanya diam saja denagn wajah datar. Ia juga bisa melihat dua insan dengan raut wajah tidak suka, mereka sepertinya tidak menyukainya. Sepertinya sangat sulit sekali untuk bergaul dengan semuanya. Mengingat ia adalah Jinchuriki pasti hal seperti ini akan terjadi.

"Naruto, Omedatogozaimashu". Ucap Iruka Sensei memberi selamat pada Naruto.

"Ha'i, Arigatou Gozaimashu, Sensei". Naruto lalu berdiri dan membungkuk memberi hormat pada Iruka Sensei. Kesopanan sangat diajurkan dalam kehidupan sosial.

Naruto pun kembali duduk dengan tenang dikursinya. Beberapa orang masih memandanginya tidak suka. Bisik-bisik tak jelas masih terdengar ditelinganya. Ia hanya menghiraukan itu semua. Mencoba membalas ia pasti akan kalah. Karena dia tak ada yang membelanya sama sekali. Sangat sakit.

Jadi ini yang ia dapatkan. Setelah berusaha keras untuk dapat diakui oleh semuanya, tapi kenapa, kenapa semuanya mengangapku monsters. Memangnya apa yang telah kuperbuat pada kalia semua hingga menganggap ku monsters. Akau juga yahu bahwa Kyubi disegel didalam perutku, tapi aku bukanlah monsters. Aku ini sama seperti kalian. Seorang anak yang ingin menggapai cita-citanya. Aku selalu bertanya pada diriku sendiri tentang ini…

Apa semua kerja kerasku sia-sia dimata kalian?

Aku tidak mengerti kenapa semuanya begitu egois atas keberhasilanku. Aku tidak tahu kedepannya seperti apa. Tapi aku harus melanjutkannya. Jalan yang sudah kumulai diawal ini.

0o0o0o0o0

Beberapa tahun telah berlalu, meninggalakan waktu yang lama dan menyambut tahun yang baru ini. Kalian pasti berpikir kalau aku sekarang sudah menjadi terkenal diseluruh pelosok negri. Menjadi Shinobi yang kuat didesanya, sayangnya tidak.

Tidak ada yang berubah dalam hidupku, semuanya sama seperti dulu. Semua ini selalu saja sama, tak ada kemajuan sama sekali. Seolah-olah waktu berhenti bergerak disekitarku. Aku terus berlatih dan berlatih tapi tetap saja dikeluargaku tak ada yang berubah.

Bahkan ketika semua lulus dalam Akademi mereka mempunyai guru pembimbing dan pasanangan dalam tim, tapi ia harus kembali melatih diriku secara otodidak, sendiri. Tak ada yang mau mengajariku.

Ketika lulus ujian Chunin pun tak ada sambutan apa-apa dari keluargaku. Mereka masih mempriotasikan Naruko. Semuanya selalu saja dia. Yang abisa aku lakukan hanyalah terdiam dikamar rumahku. aku juga tidak tahu apakah ini adalah rumahku atau bukan sama sekali. aku sebenarnya ingin pergi dari desa ini untuk merubah hidupku. Pergi dari desa ini juga tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada aku hanya akan menjadi buronan Jinchuriki.

Penampilannya juga berubah kali ini. Poni rambutnya sedikit memanjang menutupi mata. Memakai T-shirt lengan panjang berwarna hitam dengan lambang pusaran di lengan kanan atas. Dilapisi dengan rompi Jonin yang juga mempunyai pusaran air dibelakangnya. Celana Anbu Style dengan tambahan kantong senjata dipaha kanan. Serata ikat kepala Shinobi berlambang Konoha didahinya

Ya saat ini dirinya sudah menjadi Jonin saat Kakaknya pergi berlatih dengan seorang pertapa katak yang mesumnya kelewat jalan tol. Ia juga sebenarnya menawarkan dirinya untuk pergi berlatih bersama dengannya, tapi Naruto menolak ajakan pertapa itu dengan sopan. Ia juga tahu jika menerima ajakan pertapa itu hanya akan membuat kakaknya tidak suka dengan keberadaannya.

Dan soal Bijju yang ada didalam perutnya, ia sudah mulai sedikit akrab dengannya. Meskipun ia terus menghasut dirinya untuk menghancurkan Konoha. Bijju yang Naruto ketahui bernama Kurama itu mulai akrab dengannya setelah ujian Jonin, terbukti dengan cakra yang selalu ia berikan disaat tertentu. Naruto tahu apa yang sebenarnya diinginkan Kurama, kebebasan. Ingin keluar dari perut dirinya dan melihat dunia tanpa harus berada didalam perut seseorang. Itulah yang ia inginkan. Dan hal yang mengejutkanpun terjadi. Naruto berjanji akan mengeluarkan dirinya, Walaupun harus mengorbankan nyawanya. Ia tidak tahu apa ini hanyalah kebohongan belaka yang diucapkan Naruto. Dan apa yang ia dapatkan dari wajahnya ketika ia mengucapkan itu hanyalah senyum tulus. Sebuah senyum bahwa ia tidak berbohong.

Sampai dimana ia pulang Naruko juga tahu adiknya banyak berubah dan meningkat pesat. Yang sekarang ini Naruto sudah menjadi Jonin, sementara naruko masih seorang Chunin. Dirinya merasa tertinggal jauh dengan adiknya yang meningkat lebih pesat darinya. Ia sangat iri pada adiknya. Iri akan adiknya yang sangat jenius itu.

Dalam latihannya juga dengan Jiraiya, sang pertapa mesum, Naruko juga menguasai Jutsu baru dalam pelatihannya itu. Sebuah Jutsu yang memadukan elemen angin. Jurtsu ayahnya yang ia tambahkan dengan elemen angin. Jutsu itu ia berinama.

"Fuuton : Rasen Shuriken!"

Sebuah variasi rasengan yang menambahkan elemen angin pada rasengan tersebut. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi apabila musuh mengenai jutsunya. Yang pasti mungkin musuh akan mati telak bila terkena Jutsu itu.

Sekarang Naruko sedang berada didalam hutan Kematian atau bisa disebut Shi no Mori. Saat ini juga Naruko akan mencoba jutsunya tersebut, sedangkan Naruto hanya melihat itu dari jauh. Jika ia berada didekatnya, mungkin ia hanya akan menjadi pengganggu bagi dirinya.

Naruto kemudian melihat Naruko menciptakan dua Bunshin. Salah satu dari mereka kemudian membaut Rasengan, dan yang satu lagi kemudian memfokuskan pada Rasengan itu unutk menambahkan elemen angin. Tak lama akhirnya Jutsu terbsebut berhasil. Terbukti dengan terbentuknya Rasengan dengan bentuk Shuriken yang ada ditelapak tangannya. Rasengan itu juga mengeluarkan suara bising yang aneh. Naruto tidak tahu suara bising itu terjadi karena apa. Naruko kemudian melempar Rasen Shurikennya, banyak pohon yang tumbang akibat tabrakan Rasen Shuriken itu.

Tak lama kemudian Rasen Shuriken itu meledak menciptakan kubah berukuran besar. Ledakannya juga menimbulkan angin yang menghembus kuat. Dan sekarang terlihatlah sebuah kubah besar berdiameter 10 meter akibat ledakan Rasen Shuriken itu. Setelah selesai melihat karyanya ia kemudia menghilang dalam kilatan kuning. Naruto yang melihatnya sedikit terperangah. Itu adalah Jutsu ayahnya yang membuatnya dijuluk si kilat kuning. Jutsu yang mampu berpindah tempat menggunakan teleportasi.

"Hiraishin!"

Naruto sebenarnya ingin sekali belajar menggunakan Jutsu itu. Tapi ayahnya tidak memberikan formula Jutsu tersebut. Dengan kata lain Naruto harus bisa menemukan Jutsu lain yang mirip dengan Jutsu tersebut. Untuk saat ini ia tidak ingin membut Jutsu yang seperti itu. Mungkin akan memakan waktu yang lama membuat Jutsu yang sama seperti Jutsu tersebut.

Naruto kemudian beranjak dari tempatnya. Membuat satu segel tangan, kemudian menghilang dalam kepulan asap. Ia pergi menggunakan Shunshin seperti kebanyakan jonin seperti dirinya.

Beberapa waktu kemudian terlewat. Untuk misi sebenarnya Naruto sudah mengerjakan banyak misi yang diberikan ayahnya tersebut. Saat ini ia berada didalam ruangan Hokage, tempat ayahnya bekerja. Minato menjelaskan pada Naruto bahwa misi yang yang diberikan padanya adalah untuk mengirimkan sebuah gulungan kesebuah desa diperbatasan negara api denagn negara air.

Naruto kemudian mengambil gulungan tersebut kemudian menyimpannya didalam kantong senjatanya. Ia kemudian membungkuk memberi hormat. Setelahnya ia kemudian menghilang dalam Shunshin.

Kini Naruto sedang berada didalam sebuah hutan diperbatasan negara api, sebentar lagi ia akan sampai diperbatasan negara air untuk menyerahkan gulungan yang ayahnya berikan. Kali ini ia memilih untuk berjalan santai tidak melompati pohon-pohon, lama ia berjalan sampai akhirnya ia…

Jleebbs!

Ia tidak menyadari darimana serangan itu datang. Yang sekarang terjadi adalah benda tajam menusuk dadanya. Akhk!. Ia pun memuntahkan darah dari mulutnya. Ia pun meliha kearah dadanya untuk melihat senjata apa yang menusuk dadanya. Ia melebarkan matanya ketika ia melihat senjata tersebut, itu adalah senjata ayahnya. Ia tidak mengerti kenapa ayahnya bisa langsung berada disini, apa mungkin gulungan tersebut mempunyai segel khusus yang membuat dia langsung berada disini.

"Kenapa…Akhk! Kenapa kau… bisa sekejam… ini!. Naruto berkata dengan suara terbata-bata. Ia juga sempat memuntahkan darh lagi dari mulutnya.

Apa-apaan ini ia tidak pernah berpikir bahwa ayahnya bisa sekejam ini. Selama hidup didunia ninja ia selalu melakukan semuanya dengan baik, bahkan menjadi yang terbaik. Ini yang ia dapatkan setelah semuanya.

"Jika kau terus hidup, kau hanya akan menjadi ancaman seluruh dunia Shinobi!".

DEG

Ia tak pernah merasakan rasa sakit ini. Rasa sakit dihatinya setelah semua yang telah ia lakukuan. Menjadi yang terbaik, tapi ini yang ia dapatkan. Kematian yang akan menjemputnya, sekarang juga. Ia ingin membalas semua ini tapi kenapa ia tak melakukannya pada saat ia belum menerima ini. Apa ia terlalu bodoh untuk berharap ia dapat diakui semuanya.

Minatopun langsung mencabut kunainya, membuat Naruto berjalan terhuyung kedepan. Ketika ia membalikan badanya, telapak tangan telah menyentuh perutnya. Ia juga bisa melihat kakaknya berada disana. Ia tidak tahu kapan ia datang. Ia berdiri dengan tenang seolah ini hanyalah kejadian biasa. Ia kembali merasakan rasa sakit akibat telapak tangan itu. Cakra merah kemudian menyeruak dari dalam tubuh Naruto. Naruto tahu apa yang akan dilakukan ayahnya, ia akan mengeluarkan Kurama yang ada didalam perutnya. Ia bisa menduga bahwa ia akan memindahkan Kurama pada kakaknya itu.

Mindscape Naruto.

Dalam genangan air ia berdiri. Ia terlihat menundukan wajahnya kebawah didepan sebuah jeruji besi yang ada didepannya. Ia seperti kecewa pada dirinya sendiri. Tidak bisa mewujudkan keinginan salah satu teman terbaiknya, Kurama.

Dalam jeruji itu, perlahan terlihatlah seekor rubah besar dengan sembilan ekor yang menari-nari. Ia kemudian membuka matanya. terlihatlah Mata merah dengan pupil vertikal tajam yang menusuk pada jiwa-jiwa yang melihatnya. Tak ada yang memulai pembicaraan disana. Mereka masih saja diam. Sampai akhirnya Naruto mendongakan kepalanya keatas. Bisa dilihat ekspresi wajahnya yang menampilkan senyum getir itu akan kejadian yang menimpanya.

"Kurama, maafkan aku. Sepertinya aku tidak bisa mengabulkan keinginanmu". Ia berkata dengan nada getir. Ia seperti akan menangis.

"Tak apa, Naruto. Ini juga bukanlah salahmu.". Ia membalas apa Naruto katakan. Tak ada ekspresi dalam kata-kata tersebut.

"Kurama, mulai saat ini mungkin kau tidak akan mendapatkan apa itu yang namanya kebebasan. Setelah kau berpindah pada kakakku, apa yang akan ia lakukan padamu aku juga tidak tahu. Dan juga…".

Air mata kemudian keluar dari kedua matanya itu. Ia tak bisa membendungnya lagi. Sebentar lagi Ia akan berpisah dengan temannya itu. Rasa kekecewaan pada keluarganya mulai merangkak pada hatinnya. Jika ia diberi kesempatan hidup sementara ,walaupun sebagai mayat hidup. Ia akan dengan senang hati menerima itu. Karena hanya satu yang ia inginkan. Membunuh mereka.

"Untuk semua bantuan yang kau berikan, aku sangat berterima kasih padamu. Aku malu pada diriku yang tak bisa mengabulkan keinginanmu itu…". Air matanya mulai berjatuhan kebawah, menimbulkan riak kecil dalam genangan air itu. Setiap air matanya yang berjatuhan mengingatkan kenangannya dulu dengan Kurama, walaupun ia hanya berada didalam perutnya.

"Kurama, Sayounara".

Perlahan tubuhnya menjadi cahaya dan akhirnya Naruto menghiang dalam genangan air itu. Meninggalkan Kurama yang sendirian didalam jeruji itu yang segelnya sudah hancur. Tanpa disadari, setetes air mata kemudian keluar dari kelopak matanya atas kepergian Jinchuriki ketiganya itu.

In Real World

Proses pemindahan akhirnya selesai, Naruto yang sedari tadi mengambang diudara akibat luapan cakra akhirnya jatuh ketanah. Darah kental langsung membasahi tanah tersebut, mengalir layaknya sungai. Ekspresi wajahnya tak bisa dilihat karena terhalang oleh poni rambutnya itu. Naruko juga, setelah pemindahan Kyubi, ia akhirnya jatuh pingsan akibat tak kuat menahan cakra yang baru memasukinya.

Minato kemudian mengangkat naruko dengan gaya bridal style, iapun melihat sekilas ke arah Naruto yang sudah menjadi mayat tersebut. Ia akhirnya menghilang, pergi bersama Naruko, meninggalkan mayat Naruto yang terbaring disana.

..

..

..

Ia kembali bangkit, membuka kelopak matanya dengan keadaan terkejut. Ia bangkit kembali dalam sebuah peti mati. Perlahan, kakinya mulai melangkah keluar dari peti mati itu. Matanya kembali melihat dunia yang sudah ia tinggalkan. Melihat didepannya ia bisa melihat orang yang ia kenal dulu saat berada di Konoha. Yakushi Kabuto.

"Kabuto, jangan bilang kalau ini adalah Edo Tensei". Pertanyaan Naruto atau tepatnya pernyataannya ketika ia kembali bangkit dari alam kematian. Kabuto yang mendengarnya kemudian membetulkan kacamatanya, seraya berkata.

"Kau memang benar Naruto, ini adalah Edo Tensei. Justu ciptaan Nidaime Hokage, Senju Tobirama. Kau pasti sudah tau bukan tentang Jutsu ini". Ia kembali membetulkan letak kacamatanya setelah menjelaskan jutsu ini.

"Jadi kenapa kau membangkitkanku?. Kau pasti mempunyai alasan tersendiri bukan!". Tanya Naruto pada Kabuto. Ia tidak menduga bahwa orang ini dapat menguasai salah satu Kinjutsu paling mengerikan diKonoha.

"Memang benar aku mempunyai alasan tersendiri untuk ini. Banyak sekali hal-hal yang tak bisa diduga setelah kematianmu. Mulai dari semua temanmu yang sangat terpukul, bahkan sipertapa katak yang sudah mati sekalipun. Aku dan Orochimaru-sama bahkan sampai terkejut bahwa Uzumaki paling jenius dari Konoha mati. Dan sekarang ini kita berada didalam medan perang. Saat ini Uchiha Madara sedang memburu Kakakmu itu yang sekarang sudah menjadi jinchuriki Baru setelah kematianmu."

Kabuto mengambil nafas sejenak setelah penjelasan panjang tadi, ia kembali seperti biasa membetulkan letak kacamatanya, ia kembali berkata.

"Kau seharusnya berterimakasih padaku bahwa aku sudah membangkitkanmu. Mungkin kau bisa menemui keluargamu sekarang juga. Meskipun kau sudah menjadi mayat hidup sekalipun!."

Ia kembali bangkit, membuka kelopak matanya dengan keadaan terkejut. Ia bangkit kembali dalam sebuah peti mati. Perlahan, kakinya mulai melangkah keluar dari peti mati itu. Matanya kembali melihat dunia yang sudah ia tinggalkan. Melihat didepannya, ia bisa melihat orang yang ia kenal dulu saat berada di Konoha. Yakushi Kabuto.

"Kabuto, jangan bilang kalau ini adalah Edo Tensei". Pertanyaan Naruto atau tepatnya pernyataannya ketika ia kembali bangkit dari alam kematian. Kabuto yang mendengarnya kemudian membetulkan kacamatanya, seraya berkata.

"Kau memang benar Naruto, ini adalah Edo Tensei. Justu ciptaan Nidaime Hokage, Senju Tobirama. Kau pasti sudah tau bukan tentang Jutsu ini". Ia kembali membetulkan letak kacamatanya setelah menjelaskan jutsu ini.

"Jadi kenapa kau membangkitkanku?. Kau pasti mempunyai alasan tersendiri bukan!". Tanya Naruto pada Kabuto. Ia tidak menduga bahwa orang ini dapat menguasai salah satu Kinjutsu paling mengerikan diKonoha.

"Memang benar aku mempunyai alasan tersendiri untuk ini. Banyak sekali hal-hal yang tak bisa diduga setelah kematianmu. Mulai dari semua temanmu yang sangat terpukul, bahkan sipertapa katak yang sudah mati sekalipun. Aku dan Orochimaru-sama bahkan sampai terkejut bahwa Uzumaki paling jenius dari Konoha mati. Dan sekarang ini kita berada didalam medan perang. Saat ini Uchiha Madara sedang memburu Kakakmu itu yang sekarang sudah menjadi jinchuriki Baru setelah kematianmu."

Kabuto mengambil nafas sejenak setelah penjelasan panjang tadi, ia kembali seperti biasa membetulkan letak kacamatanya, ia kembali berkata.

"Kau seharusnya berterimakasih padaku bahwa aku sudah membangkitkanmu. Mungkin kau bisa menemui keluargamu sekarang juga. Meskipun kau sudah menjadi mayat hidup sekalipun!.".ucapnya seraya membetulkan letak kacamatanya

Naruto hanya menunduk kebawah. Melihat tanah sambil memikirkan sesuatu, membuat wajahnya terhalang oleh poni rambutnya. Ia pun kemudian mendongakan wajahnya, sambil mengeluarkan senyuman kecil.

"Tch, aku memang benci mengakuinya, tapi, terima kasih sudah membangkitkanku".

Kabuto yang mendengarnya hanya terdiam sambil mengeluarkan senyum ularnya itu. Kabuto yang melihat itu kemudian membuat salah satu segel tangan. Setelahnya badan Naruto dengan sendirinya bergerak. Ia tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Dengan kata lain ia berada dalam kendalinya.

Ia pun akhirnya pergi menuju medang perang, entah dengan siapa dia akan bertemu disana. Ia tidak tahu. Mungkin dia akan membunuh semua orang yang ada didepannya. Walaupun begitu, yang pantas ia bunuh dalam benaknya hanyalah keluarganya. Ia tidak peduli lagi dengan mereka setelah apa yang mereka lakukan padanya. Ia ingin membalas mereka atas apa yan dideritanya.

Kali ini penampilannya juga berbeda. Dikonoha ia memakai seragam Jonin seperti kebanyakan Jonin Konoha. Tapi sekarang ia hanya mengenakan jubah berwarna merah kecoklatan. Kulit muka yang penuh dengan retakan, dan matanya tak seindah dulu, saat ini matanya mempunyai sklera hitam sama seperti mayat hidup lainnya.

Dalam perjalanannya dia juga bertemu dengan salah satu bunshin kakaknya, nampaknya ia sangat terkejut ketika betemu dengannya. Naruto yang menjadi mayat hidup harus mengakui bahwa sepertinya dia sudah bisa menguasai cakra Kyubi, terbukti dari tubuhnya yang bersinar mengeluarkan sinar orange.

Pertarungan antara mereka berdua tak dapat terelakan, Naruko dengan cakra Kurama dalam hal menyerang, dan Naruto dengan eleman tanah dan air, dan diselingi oleh eleman air. Pertarungan sengit pun terjadi. Mereka berdua terus menyerang satu sama lain sampai akhirnya pertarungan dimenangkan oleh Naruto.

0o0o0o0o0

Selama dalam pertarungan Naruto juga bertemu dengan rekan sesama akademinya dulu. Mereka terlihat sangat sedih melihat dirinya menjadi mayat hidup. Banyak dari mereka yang menanyakan kenapa dia mati. Mereka semua ingin tahu kenapa Naruto mati. Tapi sayangnya Naruto tidak menggubris semua pertanyaan yang mereka lontarkan. Ia pun akhirnya pergi dari hadapan mereka semua karena tubuhnya tak mau bergerak dengan sendirinya.

Setelah sekian lama peperangan terjadi, dengan mayat-mayat ninja dimana-mana. Akhirnya Jutsu terlarang itu terlepas. Dengan keadaan tubuh Naruto yang memancarkan cahaya dan perlahan tubuhnya terkikis menjadi abu, ia juga bisa melihat banyak cahaya yang menjulang tinggi ke langit. Keadaan mereka sama Jutsu Edo Tensei telah dilepaskan. Tak lama Naruto langsung membuat serangkaian segel untuk membuat jiwanya tetap berada pada tubuhnya itu. Selesai dengan segel tangannya, perlahan tubuhnya pun berhenti mengeluarkan cahaya dan tubuhnya yang terkikis menjadi abu juga berhenti. Untuk sekarangan ini dia pergi menuju tempat kakaknya bertarung, ia lebih menunggu pertarungan mereka selesai. Menunggu siapa yang akan memenangkan perang ini. Dan setelahnya menyelesaikan urusannya didunia ini.

..

..

..

Perang dunia Shinobi ke 4 pun akhirnya dimenangkan oleh pihak aliansi. Terbukti dari matinya Uchiha Obito dan tersegelnya Uchiha Madara. Perang yang dibantu oleh para hokage terhadulu pun akhirnya mereka menangkan. Wajah gembira, senang, sedih, haru semuanya bercampur menjadi satu tak kala mereka memenangkan perang ini. Para Hokage tedahulu akhirnya kembali menjadi abu, kembali kedunianya masing-masing. Saat ini pihak alinasi mungkin bisa beristirahat sejenak, atau tidak sama sekali.

Salah satu dari klan Hyuuga merasakan cakra seseorang yang mendekat dari tempat mereka. Cakra yang sangat familiar dan ia kenali. Bahkan semuanya pun merasakan cakranya. Cakra yang mereka kenali saat ia masih hidup.

Uzumaki Naruto

Dan benar juga, dari ujung tempat mereka berdiri, terlihatlah sosok yang mereka sangat kenali, khusunya bagi ninja-ninja dari konoha. Disana tampak berdiri sesosok remaja berambut merah cerah yang sedikit redup. Wajah yang penuh akan retakan dan terbesit penuh kebencian. Mata violet yang mengerikan dengan sklera hitam. Ia kembali memandang mereka semua dengan tatapan datar.

Ekspresi mereka hanya dua, sedih dan terkejut. Sedih karena teman mereka menjadi mayat hidup. Terkejut karena Naruto tidak terlepas dari pengaruh Edo tensei.

Minato, Kushina, dan Naruko yang disana juga sangat terkejut mengetahui Naruto menjadi mayat hidup. Rekan setimnya juga tak henti-hentinya memperlihatkan wajah syoknya, bahkan para Jonin-jonin Konoha yang ada disana.

Ia kemudian membuat serangkaian segel tangan lagi, setelah selesai ia pun menyebutkan Jutsunya dengan nada datar.

"Fuuton : Kazejin no Jutsu!"(Wind Release : Wind God Technique)

Mendadak angin yang besar berhembus dengan kencang di sekeliling Naruto. Angin itu perlahan membentuk sebuah wajah manusia dan diikuti dengan kerangka tubuhnya. Dengan Naruto yang berada didalamnya layaknya sebuah prajurit arwah yang melindungi Naruto.

Selanjutnya adalah pertarungan yang dimulai oleh Naruto dengan Jutsu dewa anginnya, mereka kembali harus melawan salah satu dari mereka. Banyak wajah keraguan dari mereka semua untuk bertarung dengannya. Setiap serangan yang dilancarkan padanya selalu saja meleset. Mereka semua tidak ingin melukainya. Tapi beda dengan Naruto ia tidak peduli dengan tingkah laku mereka, ia hanya fokus pada tiga orang saja yang ada disana. Yakni keluarganya.

Pertarungah berlangsung lama. Kali ini mereka bertiga dalam keadaan tidak mempunyai cakra setelah bertarung dengan Madara. Naruto yang masih menggunakan Jutsu dewa anginnya kemudian membentuk sebuah pedang angin besar dari tanagn manusi angin tersebut. Ia kemudian mengangkat pedang itu keatas berniat untuk langsung menebas mereka bertiga. Tapi, sayangnya ketika pedang angin itu hendak menebas mereka tubuh Naruto mendadak mengeluarkan sinar putih yang menjulang ke langit, diikuti dengan tubuhnya yang mulai terkikis

"Tu-tunggu ini belum berakhir. Kuso!". Perlahan jutsu dewa anginnya mulai menghilang. Dengan keadaan jutsu tersebut yang perlahan menghilang, dengan jatuhnya Naruto ke tanah dengan perlahan. Sepertinya ia kehabisan waktu dalam mempertahankan Jutsunya itu.

Melihat tangannya yang perlahan memudar menjadi abu. Pandangan yang mulai menurun pada mereka bertiga. Ia bisa melihat wajah ibunya selama dalam pertarungan tadi. Sedih, sangat sedih. Ia sempat berteriak kepadanya kenapa ia harus mati semuda ini. Ia tidak peduli. Sedangkan Minato ia hanya bisa menunduk melihat apa yang ada didepannya, dengan air mata yang mengalir. Kesalahan yang ia buat dimasa lalu memang sangat menyiksa. Sama halnya dengan Naruko ia juga sangat merasa bersalah atas perbuatan nya dulu. Tapi sayang nasi sudah menjadi bubur, tak ada gunanya menyesali ini semua.

"Pada akhirnya aku memang tak bisa membunuh kalian bertiga. Jika saja aku membunuh kalian bertiga dimasa lalu, mungkin penderitaanku akan berakhir." Ia kambali melihat mereka semua. Tidak peduli dengan tatapan kasihan mereka. Ia berharap ia dapat dilahirkan kembali. Meskipun bukan sebagai seorang Shinobi, tapi ia berharap satu hal. Ingin merasakan apa itu yang namanya kasih sayang keluarga.

Perlahan jiwanya keluar dari tubuh itu. Dengan mayat tubuhnya yang menutup matanya yang berubah menjadi putih. Memperlihatkan sosok ketika ia masih hidup dulu. Akhirnya jiwanya keluar seutuhnya. Tubuh Edo tensei tersebut memutih kemudian menjadi tumpukan abu dengan mayat seorang pria. Jiwanya terbang kembali ke alamnya.

"Tapi, satu hal yang harus kalian ingat…". Detik-detik terakhir sebelum jiwanya pergi ke alamnya, ia berkata…

"Ore wa, Kisama-tachiga Zettai ni Yurusanai(aku takkan pernah memaafkan kalian)". Akhirnya jiwanya sepenuhnya pergi.

Ia pergi kembali ke alamnya lagi. Setelah ia mendapatkan kesempatan untuk membunuh mereka bertiga, namun ia gagal lagi, seperti waktu itu. Ia kembali meninggalkan semua rekan atau mungkin bisa dibilang temannya itu. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ia pergi. Apakah ia akan terus diingat oleh semuanya, atau tidak sama sekali.

Dan sekarang ia tidak tahu apa yang akan terjadi dialam sana. Ia sempat berpikir apa ia akan memasuki surga karena penderitaan hidupnya, atau mungkin ia akan memasuki neraka karena mencoba membunuh keluarganya. Ia tidak tahu. Hanya tuhanlah yang dapat memutuskan ia akan memasuki salah satu tempat itu.

..

..

..

..

Putih.

Sebuah kalimat itu terlintas didalam pikirannya ketika ia menyadari dimana ia berada. Sebuah tempat yang penuh akan warna putih sejauh mata memandang. Tempat ini penuh akan cahaya… dimana kegelapan tak bisa memakan cahaya ini. Kedua tangan putih itu kemudian mengangkat ke atas menggenggam langit… menggerakan semua jarinya secara perlahan.

Kembali melihat kesekelling, hanyalah kekosongan yang ada, kekosongan yang sama seperti hatinya yang hampa. Ia tidak tahu kenapa ia ada disini, apa ia akan terus disini selamanya?. Melihat semua ruangan yang dipenuhi aksen warna putih itu?. Ia tidak tahu kenapa ia harus berada ditempat yang sepi ini. Terus dan terus melihat semua ruangan berwarna putih ini. Selamanya.

'Hikari…'.

Begitulah batinnya berucap ketika ia melihat sebuah cahaya didepannya. Cahaya putih yang tak terlalu besar dimatanya. Cahaya yang penuh dengan aura yang sangat suci. Bisa ia lihat bahwa cahaya itu perlahan membesar diselingi dengan cahaya yang terang benderang.

Melihat itu, Naruto terpaksa harus menutupi kedua matanya tak kala cahaya terang itu menyilaukan matanya. Ia tidak tahu cahaya apa ini. Apa cahaya ini akan menuntun jiwanya ke alam yang lebih baik, atau hanya sekedar menyinarinya.

"Kau akhirnya bangun juga, Uzumaki Naruto".

Sebuah suara khas yang penuh dengan nada tegas dan bijaksana, tapi terkesan lembut menyadarkannya dari lamunannya. Mendengar itu, ia mencoba membuka kedua matanya, mencoba menyesuaikan cahaya tadi agar ia bisa melihat siapa didepannya. Ia hanya bisa melihat cahaya menyinari sedari tadi.

"Ano… anda ini siapa, dan… apa?".

Ia mencoba bertanya sesopan mungkin dengan mahluk didepannya itu. Jika ia tak suka nada bicara Naruto, mungkin sesuatu yang buruk akan menimpanya.

"Kalian para manusia biasa memanggilku kami-sama. Sang pencipta dunia. Kau bisa memanggilku kami". Ucapnya.

Astaga?. Apa ini serius?, aku bertemu dengan tuhan!?. Suatu kehormatan bagiku bertemu dengan mahluk suci seperti anda. Dalam batinnya tak percaya ketika cahaya tersebut mengaku sebagai tuhan.

"Jadi anda adalah tuhan?. Kalau boleh saya tanya… aku sekarang berada dimana?". Ia meminta penjelasan dimana ia berada.

Kami hanya mengaguk pelan mendengar pertanyaan Naruto.

"Tempat ini merupakan batas antara kehidupan dan kematian. Aku sengaja membawamu ketempat ini, Uzumaki Naruto". Ucapnya kembali menjawab pertanyaan Naruto.

"jadi kenapa anda membawa ku kesini?. Ia bertanya meminta penjelasan kenapa ia berada disini.

"Uzumaki Naruto, setelah melihat kehidupanmu yang dulu, aku sebenarnya merasa sedih. Memberikanmu takdir yang sangat kejam ketika kau hidup. Aku merasa bahwa takdir yang kuberikan padamu terlalu kelewatan". Ucapnya diselingi dengan nada sedih.

"Kalau boleh jujur, sebenarnya aku menganggap bahwa anda ini kejam terhadap kehidupanku. Seperti tertawa ketika melihat penderitaanku. Semua yang kulakukan untuk mendapat pengakuan dari mereka, tapi berkahir seperti ini". Ia berucap dengan nada getir sambil menundukan kepalanya kebawah, tidak berani melihat kedepannya.

Kami sedikit terdiam mendengar pernyataan dari salah satu manusia ciptaanya itu.

"Uzumaki Naruto, sebagai permintaan maafku padamu, cobalah untuk hidup didunia ini. Tentunya kau akan mendapat kekuatan yang sama seperti kau hidup dan sedikit kekuatan yang akan kuberikan padamu. Maaf kalau diriku memberikan cobaan hidup yang terlalu berat padamu". Ucapnya.

"Apa maksud anda?". Naruto bertanya meminta penjelasan atas maksud kami. Ia tidak mengerti apa maksud kami yang ada didepannya itu.

"Kau akan mengerti setelah kau hidup disana, dan juga dunia itu diisi oleh mahluk-mahluk yang hampir sejenis diriku. Cobalah temukan kebahagian disana, Uzumaki Naruto". Ia tidak menjawab pertanyaan yang Naruto ajukan.

Perlahan cahaya tadi membesar diikuti dengan dengan sinarnya. Naruto hanya bisa menutup kembali kedua matanya. Berharap bahwa dunia barunya itu tak sekejam dunia Shinobi. Itulah pikirannya.

Dan sekarang adalah awal mulanya Naruto kembali menjalani hidupnya sebagai manusia. Entah apa yang akan ia lakukan disana, tergantung keadaan. Jika suasananya damai ia kan lebih memilih menikmati kedamainan itu. Merasakan kedamaian yang belum pernah ia rasakan didunia barunya tersebut.


Yap ini adalah cerita author yang kedua, pengen coba buat cerita tentang Crossover tentang Naruto dan Highschool dxd.

Ini hanyalah prologue awal sebelum Naruto direinkarnasi kedunia yang baru.

Itu saja yang author ingin sampaikan, dan untuk cerita author yang satunya lagi masih dalam tahap pengerjaan.

Mohon review dan sarannya tentang cerita author yang satu ini.

Sayounara.