Author:

Vienasoma & Gyasoma

Remaker: Chickenbear

Main Cast:

Yunjae( Yunho/Jaejoong)

Yoosu (Yoochun/Junsu)

Support Cast:

Hyunjoong

Jihye

Genre:

NC. Smut. Romance Komedi. SG

Rating:

SMUT-NC

.

Hehehehe maaf ya updatenya lama. Saya baru sadar kalo email saya ke-setting untuk ga terima pesan dari ffn, makanya saya pikir.. hah makin lama makin dikit yang review, eh ternyata pas emailnya udah dibuka, ada banyak hihihi~ Oh ya ini sekali lagi ya, FFnya VIENASOMA yang aslinya pair; Gweboon X Jinki dan Minho X Taemin. Hmm, baca sampe abis ya^^

FF ini aslinya di protect loh, maka berbahagialah kalian bisa membacanya bebas tanpa password u,u karena ini NC! ;D

.

.

All Authors POV

1 hari sebelum hari H

Dua orang yeoja kelihatan sibuk berkeliaran, keluar masuk dari toko-toko lingerie sambil menenteng entah berapa banyak tas belanjaan. Yah dua yeoja yang sedikit akut gilanya, namun entah kenapa dianugerahi keperfectan yang luar biasa. Jaejoong dan Junsu. Wajah manis mereka berdua dipenuhi keringat, namun tak gentar memilah-milih lingerie.

"Jae, aku yang pink itu!"

"Enak saja, aku yang memegangnya duluan, pabo!"

"Aku melihatnya duluan."

"ANI. Aku yang memegang duluan, jadi itu milikku Su." Jaejoong membawa lari 2 pieces lingerie berenda itu ke kasir tanpa mencobanya. Junsu menuntutnya dengan wajah cemberut.

Padahal, dia sudah membeli hampir 50 pasang lingerie. Entah mereka gila atau memang tidak waras, kenapa harus membeli sebanyak itu?

"Jae, kau curang! Hueee….. Aku mau yang itu!" Junsu merengek kesal kepada Jaejoong yang dengan santai mengeluarkan kartu kredit goldnya.

"Hmm, apakah anda benar-benar mau membeli ini Nona? Ukurannya saya rasa sedikit kecil untuk anda, 34 D? Hmm, saya yakin dada anda ukurannya lebih di atas itu." Yeoja yang merupakan kasir disana memperlihatkan label lingerie itu kepada Jaejoong, menunjukan label size yang tertera.

"MWO? Benarkah?" Jaejoong menarik label size yang berada di lingier itu dan melihatnya dan benar saja itu memang bukan ukurannya. Dia tidak memperhatikan. Dia hanya focus pada model dan warnanya saja. Sial.

"Ayolah unni, carikan sizeku! Aku mau itu!" Jaejoong mencak-mencak tidak karuan, rambutnya yang di gerai ditarik-tarik. Melihat kesempatan itu, Junsu menyambar lingerie pink yang ada di tangan Jae dan langsung mencobanya diluar pakaiannya. Mematut dirinya sebentar dan mengadapai sahabatnya dengan waja!h puas. Memamerkan tubuhnya yang sangat cocok dengan lingier yang mereka perebutkan.

"Hum, Jaejoong. Nampaknya ini ditakdirkan untukku! Siapa suruh punya dada bengkak seperti itu! harusnya seperti aku, yang proposional, imut dan menggemaskan!"

Jaejoong mencibirkan bibirnya, tak mengindahkan Junsu yang mulai berfashion show dengan lingerie itu dan diperhatikan oleh pengunjung toko yang berada diluar, terutama para namja. Bahkan ada yang sengaja berhenti di depan etalase, memperhatikan sampai meneteskan air lirunya. Padahal tubuh Junsu masih mengenakan t-shirt kuning di balik linggier pink yang dia kenakan. Entah tubuhnya memang indah dan menggiurkan atau memang para namja itu tidak pernah melihat yeoja cantik?

"YAH. Kau!Berhenti Sekarang juga!" Jaejoong menyeret tangan Junsu dan melepas paksa lingerie dari tubuhnya.

"Junsu, berhenti mempermalukanku dengan bersikap seperti yeoja murahan!"

"Yeoja murahan?! Jae, aku sedang berfashion show! Mereka menyukaiku. Lihat namja-namja diluar itu? Mereka melihatku sedari tadi. Bukankah aku seperti selebritis! Annyoeng !" Junsu melambai kepada namja yang menempelkan wajahnya pada kaca etalase toko dengan ekspresi mesum. Melihat Junsu lekat tanpa lepas. Dan ketika yeoja itu melambai namja tak jelas itu mengeluarkan darah dari hidungnya. Ckckckkc.

"Aigooo, kasihan sekali namja itu, terlalu bersemangat." Junsu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan ekspresi menyesal.

"Jadi Jae, ini buatku saja! Lagipula masih banyak yang sesuai dengan dada bengkakmu itu!" Junsu merampas kembali lingerie dari genggaman Jaejoong, namun kalah cepat dan Jaejoong berhasil mengelak. Dia tidak akan memberikan begitu saja barang yang mereka perebutkan. Dia harus yakin dulu jika dia telah mendapatkan barang yang lebih bagus dari barang ini.

"Unni, sudah dapat yang ukuranku?! 36 D!" Jaejoong berteriak kepada pelayan toko yang tergopoh-gopoh membawa beberapa lingerie dari dalam toko.

"Nona, yang ada 36B. yongseohaejusibsio (Maaf)! Untuk itu kami menawarkan beberapa lingerie yang mungkin membuat anda berminat"

Jaejoong menggerutu kesal, namun mengambil semua lingerie yang dibawakan oleh pelayan toko itu.

"Ya sudah! Ini semua 36D kan? Aku ambil semua Unni," Terkaget dengan mata membulat. Pelayan itu tidak percaya. Apa? Mengambil semua linggier yang dia bawa tanpa mencobanya? Bukankah mereka sudah membeli berpuluh – puluh pasang lingerie?

"Junsu. Kau jangan senang dulu ara?! Saat ini kau hanya beruntung! Bawa semua ini unni, dan lingier pink yang yeoja ini pegang! Ini kartu kreditku. Aku capek" Dia menghempaskan tubuhnya ke sofa tunggu di sudut toko, sementara si pelayan membawa semua barang belanjaannya ke kasir.

"Asiiik…Asiikkkk…Lingerie itu kumenangkan," Junsu bersorak menang, membuat Jaejoong terbakar amarah. Cih. Dia kalah? Ani.

"YAHHHHHHHHHH! Aku membelikanmu, pabo! Sial. Kau beruntung karena dadamu terlalu kecil dan standar jadi gampang menemukan ukuranmu. Kalau aku special, ekstra size yang disukai namja!" Jaejoong membusungkan dadanya kepada Junsu.

"Dadamu seperti susunya sapi perah."

"Dadamu seperti dinding tembok!"

"Dadamu bengkak seperti disengat lebah!"

"Oppaku pasti suka, oppamu akan menyesal karena dadamu kecil. Jinx! Kau kalah! Pergilah melihat-lihat lagi Lee Junsu. Anemiaku kambuh jika melihat wajahmu itu!" Jaejoong berbaring di sofa dan menutupi matanya dengan lengan.

"Pabo!" Junsu menjulurkan lidahnya dan meninggalkan Jaejoong menuju rak-rak lain. Ada satu lingerie berwarna kuning muda yang sangat manis tergantung di rak, Junsu buru-buru hendak mengambilnya namun bukan hanya dia yang tertarik. Seorang yeoja cantik juga memegangnya.

"Mian, kau juga menyukainya?"

Junsu mendongak dan melihat yeoja itu. Yeoja cantik dengan rambut hitam tergerai ikal pada ujung rambutnya. Junsu mengenalinya.

"Jihye sunbae?"

"Junsu?"

Junsu mengangguk dan mereka berpelukan.

"Kau mencari lingerie?"

"Ne sunbae? Wae?"

"Ani. Hanya kaget saja! Kau menginginkan yang kuning ini?"

"Ne, soalnya lingerie ini imut sekali dan warnanya kuning. Tapi kalau sunbae menginginkannya, aku akan menyerahkannya" Junsu menunduk dengan wajah memelas. Jihye sunbae melihatnya dan tidak tega.

"Untukmu saja Junsu! Wajahmu itu membuatku tak tega! Lagipula itu lebih pantas untukmu"

Dia menyerahkan lingerie itu dan kemudian menyubit gemas pipi Junsu, "Andai saja aku mempunyai dongsaeng sepertimu, akan kudandani setiap hari!"

"Jeongmalyo? Kamsahamnida Jihye sunbae" Junsu memeluk Jihye sunbae dengan senang, sampai suara datar dan malas dari Jaejoong memanggil Junsu terdengar.

"Junsu ayo kita pulang! Barang kita Sudah selesai dibungkus dan ini sudah sore. Kita punya janji di spa jam 6 nanti" Ucap Jaejoong masih dengan mata yang sibuk dengan BB ditangannya. Dan begitu dia mendongakkan kepala dari BBnya, dia terkejut melihat Junsu bersama dengan sunbae idolanya.

"Aigoooo. Sunbae! Senang bisa bertemu denganmu disini!" Jaejoong menghampiri Jihye sunbae dan berpelukan.

"Datang bersama siapa, sunbae?"

Belum sempat Jihye sunbae menjawab, seorang namja bertubuh altetis dan tampan mendatangi mereka.

"Yeobo, apa sudah selesai memilih? Aigooo! Jae!"

Eh?

Jaejoong melihat Hyunjoong dan melirik kepada Jihye.

"Oppa?! Kau bersama Jihye sunbae! Kalian berpacaran?!" Jaejoong dan Junsu menjerit, terkejut. Hyunjoong tak kalah kaget dengan mereka, namja itu menggaruk belakang kepalanya dan terlihat salah tingkah.

"Yeobo, bukannya kau sudah memberitahu Jae kalau kita pacaran?" Jihye sunbae bertanya kebingungan dengan ekspresi kaget mereka bertiga.

"Hee? Bukannya oppa pacaran dengan Yuri sunbae dari kelas 3-5?" Junsu berkata polos membuat ekspresi Hyunjoong tambah panik. Jihye sunbae mendelik kesal pada Hyunjoong,

"Mwo? Yuri? Kau bilang kau sudah putus yeobo!"

"Aniyoooo, semua itu salah sangka, aku…." Hyunjoong berusaha memberikan penjelasan, namun terlambat, Jihye sunbae keburu mengamuk dan melemparkan lingerie-lingerie dari rak kepada Hyunjoong. Sementara itu, kedua yeoja itu mengendap-endap meninggalkan pasangan itu.

.

.

Viagra. V-i-a-g-r-a. Yunho mengeja kata itu di sebuah botol yang tersusun di rak.

"Oy, Yoochun! Kau yakin ini akan berfungsi? Katanya ini berbahaya?"

Yoochun yang sedang berdiskusi dengan pemilik toko menghampiri Yunho.

"Dasar amatir! Kau tahu, kalau cuma sekali-sekali saja tidak berpengaruh buruk pada junior dan staminamu. Malah kau akan tambah perkasa Yunho – ah!" Yoochun memprovokasi seperti tukang obat berpengalaman.

"Ok, aku beli. Tapi, kalau sampai terjadi apa-apa pada juniorku, kau yang bertanggung jawab!"

"Ck, kau ini, sudahlah, keluarkan kartu kreditmu mari kita bayar dan pergi secepatnya dari sini. Aku sudah lapar dan yeojaku sudah minta dijemput!"

"Yeojaku juga sudah minta dijemput. Katanya perlu bantuan membawa belanjaanya. Aku tak mengerti yeoja-yeoja ini, apa yang mereka beli? Apa semua isi mall di borong?" Yunho melihat layar i-phonenya dengan malas. Yoochun mendekatinya dan berbisik.

"Kata Junsu, mereka memborong lingerie seksi untuk besok! Bayangkan! Lingerie seksi! Dada Jaejoong dengan lingerie seksi berwarna pink yang menantang!"

Shit. Si Jidat ini apa tidak bisa tutup mulut dan berhenti memprovokasi Yunho agar tak berimajinas liar tentang yeojachingunya?

"YAH, tutup mulutmu Yoochun! Jangan membuatku merobek mulutmu. Aku menyimpan tenagaku buat besok! Ini kartuku! Bayar dan bungkus" Dia mendorong Yoochun pergi dan sejurus kemudian memencet-mencet layar i-phonenya. Mencari Sebuah kontak bernama ***yeobo*** dan mendialnya.

"Yeoboseo oppa, lama sekali, aku capeeek, ayo segera jemput aku" sSuara manja dari Jaejoong membuat Yunho meneguk salivanya.

"Nee, Jaee, sebentar. Aku masih berbelanja dengan Yoochun. 10 menit lagi nee?"

"Berbelanja? Tumben sekali! Kau berbelanja apa oppa? Ah yah, aku baru saja selesai membeli lingerie untuk besok. Aku akan mengirimkan fotoku menggunakan lingerie itu nanti malam, oppa pilih yang mana oppa inginkan untuk kupakai. Oke oppa?"

DEG! Aigooo…. Yeoja ini bisa membuat Yunho mati berdiri. Sesuatu diantara selangkangannya mengeras, bisa-bisa tak sabar menunggu besok!

"Haha, kau ada-ada saja, Jae" Tertawa paksa sedangkan peluh keringat sudah singgah di keningnya. Tangannya mengepal, baiklah. Sabar Yunho. Kau hanya perlu menunggu beberapa jam dan bisa menyerangnya.

"Ya sudah, Yoochun sudah selesai membayar, kami akan menjemput kalian"

"Ok. Bye oppa! Muah!"

Tak lama mereka berdua sudah melaju di jalanan yang lenggang, Yoochun menyetir mobil BMWnya dengan tenang.

"Yoochun"

"Hm?"

"Jae bilang dia akan mengirimkan fotonya menggunakan lingerie nanti malam, dan aku bisa memilihnya. Bagaimana iniii? Bisa – bisa aku menerjangnya saat bertemu. Aku tak bisa mengendalikan diri!" Yunho menepuk jidatnya frustasi.

"Benarkah? Waah, kalau Jaejoong begitu, Junsu pasti mengikutinya! …. Sudahlah Yunho, nikmati saja. Kau terlalu tegang dan berpikir keras. Biarkan semuanya mengalir dengan indah"

"Doakan aku bisa menahan diri begitu bertemu dengan Jaejoong nanti di mall kodok, atau jangan salahkan aku kalau sekuriti mall menangkapku dan fotoku dipasang di mall sebagai ~The Pervert Man of The Year~ karena menerjang yeojachingunya sendiri"

Yoochun tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Yunho yang terlihat kusut menahan hasrat akibat imajinasinya yang terlalu liar dan hampir tak bisa dikendalikan.

.

.

Hari H

Kedua yeoja cantik sedang sibuk berdandan di kamar mandi hotel. Mereka sudah di sana semenjak sejam yang lalu, meninggalkan oppa-oppa mereka di luar.

"Jae, apa benar diikat seperti ini?" Junsu sibuk dengan tali-tali branya yang melilit kesana kemari. Jaejoong yang memulaskan lipgloss dibibirnya, menjadi kesal dengan kebodohan Junsu.

"Pabo, mengikat tali bra saja kau tidak tahu. Bagaimana nanti di ranjang? Sini kubetulkan!" Dia mendekati Junsu dan memperbaiki tali temali bra yang kusut.

"Sip. Sudah selesai. Eh, make-upmu terlalu tipis. Eyeshadow macam apa itu! Kau bisa berdandan tidak sih?!"

"Ini kan sedang ngetrend Jae! Kau saja yang berdandan terlalu tebal, seperti ahjuma!"

"Ah, aku tak peduli. Sini, pejamkan matamu! Kau terlihat seperti mayat hidup, perlu sedikit warna cerah!" Jaejoong mengambil eyeshadow dan memulaskannya sedikit dimata Junsu. Tangan Jaejoong sedikit gemetar, membuat Junsu heran, "Jae, Waegure? Apa kau sakit? Tanganmu gemetaran"

"Aniyo. Hanya saja sedikit dingin disini. Apa kau tidak merasakannya?!"

Jaejoong berbalik dan menyimpan kotak eyeshadownya. Kenyataannya, Jaejoong GUGUP berat! Ini akan menjadi pengalaman pertamanya! Walaupun sudah membaca dan belajar banyak tentang foreplay dan sex, tetap saja dia grogi. Bagaimana nanti? Aku harus apa? Apa aku akan kuat? Apa Yunho oppa bisa bertahan lama? Apa aku akan menang?

"Dingin? Dingin apanya Jae? Heater ruangan ini menyala. Dasar aneh" Junsu berbalik ke cermin di kamar mandi bergaya klasik yang seluas ruang kelas mereka, lengkap dengan Jacuzzi, cermin besar, lemari, dan sofa panjang. "Wah, mataku terlihat cantik, benar apa yang kau bilang Jae!" Dia mengedip-kedipkan matanya pada Jaejoong. Jaejoong hanya memutar matanya.

"Hmm, sekarang giliranku menelitimu! Kurasa lingerie itu tak cocok dengan make upmu!" Junsu membongkar-bongkar koper dan menemukan sebuah lingerie putih berenda pink. "Coba pakai ini!" Dia melemparkan lingerie itu pada Jaejoong.

"Jinjja? Tapi yang kupakai ini yang difavoritkan Yunho oppa. Hmmm, tapi tak ada salahnya mencoba" Jaejoong melepaskan lingerie yang dipakainya dan mencoba lingerie yang dilemparkan Junsu.

"Nah Jae, sementara kau mencobanya. Aku akan menggulung rambutku. Kurasa dengan dandanan ini rambut ikal akan cocok sekali. Benarkan?" Junsu mengambil penggulung rambut dan mencolokannya ke steker. Bersenandung riang, dia duduk di depan cermin dan menggulung rambutnya. Sementara Jaejoong mematut-matutkan dirinya di depan cermin dengan lingerie dan menoleh kearah Junsu. Ada yang aneh, sikap ceria Junsu seperti dibuat-buat. Junsu memang memasang wajah ceria dan tersenyum. Tapi senyuman itu sama dengan senyuman aneh yang sering muncul kalau dia sedang gugup.

"Su" panggilnya

"Hmm, " Junsu berbalik dengan senyuman yang sama.

"Apa pikiranmu sama denganku?"

"Wae?" Junsu menjawab lirih

Jaejoong menatap Junsu tajam, dan sedetik kemudian.

"Jae! Aku gugup sekali! Otthokeee? Aku tak tahu harus bagaimana! Apa aku harus diam dan membuka pahaku dan membiarkan oppa memasukinya?" Junsu menghambur kehadapan Jaejoong memegang kedua tangan Jaejoong dengan mata cemas.

"Jadi pikiran kita sama? Akh jinjja. Aku jugaaaaaa gugup. Hah, apa bisa penis sebesar itu memasuki punyaku yang sekecil ini? Haaa, kita pabo!"

"Apa kita mundur saja?" Junsu mengigit bibir bawahnya.

Jaejoong terdiam, "Tak bisa!" Katanya kemudian "Harga diri kita dipertaruhkan! Aku sudah habis-habisan belajar dan mempersiapkan diri! Su, kita harus bisa! Harus bisa! Kompetisi ini harus tetap berjalan, araso?" Dia memegang bahu Junsu dan menguatkannya.

Junsu pada awalnya cemas, terpengaruh dengan kata-kata Jaejoong dan akhirnya mengangguk pasti.

"Hm, mari kita lanjutkan!" Dia menautkan tangannya pada Jaejoong.

"Kau siap? Mari kita keluar!" Jaejoong bersiap membuka pintu

"Anii, aku mau pipis dulu. Dari tadi aku menahannya karena gugup" Junsu berlari kecil menuju toilet.

Jaejoong menggeleng-gelengkan kepala.

"Ya sudahlah, aku juga mau memperbaiki dandananku" Dia duduk kembali di depan cermin dan meraih kotak kosmetiknya.

.

.

Dua orang namja tampan tengah duduk di sofa kamar hotel mewah, menunggu yeojachingu mereka yang entah sedang apa di kamar mandi.

"Otte? Apa yang harus kita lakukan pada yeojachingu kita yang keterlaluan itu?" Yunho melempar bantalan sofa pada Yoochun yang tenang-tenang saja membaca komik. Yoochun tersenyum simpul, menutup komik dan bersandar ke sofa.

"Yaah, lakukan sajalah"

"Lakukan apa? Jaejoongku yang manis dan polos ituuuuu? Tidaaak…. Membayangkanya saja aku sudah gemetaran. Walaupun aku sudah mencoba belajar dari video yang kita dapatkan tapi, tetap saja, argghh" Dia bergidik, tak sanggup membayangkan kekasihnya itu tanpa sehelai pakaian.

"Santailaaah, mereka tak sepolos itu. Kalau mereka seputih salju, tak mungkin mereka mengajak kita kan? Nikmati sajalah. Memangnya kau tak pernah berciuman, meraba…"

"Meraba apa? Pikiranmu pervert sekali Yoochun" Yunho mendecak tak percaya.

"Kau ini pacaran seperti apa? Jangan-jangan kau impoten"

"Tutup mulutmu, Aku tentu saja pernah menciumnya. Itu sudah sering kami lakukan tapi, kali ini? Aku?"

"Ckckk, sini ku bisikan sesuatu" Yoochun mendekat pada Yunho dan membisikan sesuatu yang semakin lama semakin membuat Yunho membesarkan matanya dan bernafas kencang, meneguk salivanya. Yoochun memberitahukan pembagian tempat dan gaya yang akan mereka lakukan.

"Araso? Mari kita dobrak pintu kamar mandi. Kita berikan hukuman pada yeoja-yeoja nakal itu"

Sedikit berlari menuju pintu kamar mandi, bak FBI yang hendak menangkap penjahat, mereka mengendap-endap di depan pintu kamar mandi, Yoochun memberikan clue.

"Saat hitungan ketiga, kita buka…. Satu… dua…tiga!"

BRAK!

"Hey yeoja, kalian terlalu lama." Yoochun menaikkan alisnya dan tersenyum mesum.

"Maka dari itu, kami harus menculik kalian" Lanjut Yunho.

Yoochun menggendong Junsu yang terkejut dan Yunho membopong Jaejoong yang masih memegang lipgloss.

"OPPAAA!" Teriak mereka berdua, meronta-ronta. Sesuai pembagian tempat yang mereka tentukan, Yunho membawa Jaejoong ke ranjang dan Yoochun menghempaskan badan Junsu di sofa panjang di seberang ranjang.

"Huks, oppaaa. Kau jahat. Jangan membantingku terlalu kita harus di sofa? Jaejoong di ranjang" Junsu menggeliat dari sofa berusaha berdiri namun, Yoochun mendekapnya dan kembali menjatuhkannya di sofa.

"Gwenchana…. Sofa atau ranjang sama saja Junsu! Kajja mari kita mulai taruhan kalian. Aku akan mengajarkanmu yang lebih dashyat dari yang kau tahu digoogle." Yoochun tersenyum dengan raut wajah yang tak pernah dilihat oleh Junsu sebelumnya.

"Hm, lingerie yang manis, tapi lebih manis lagi kalau di buka, ne?"

"Aahh, opppaa…. Sakkittt… Aahh….." Dari arah ranjang kedua pasangan lain, terdengar desahan Jaejoong, entah apa yang sedang di lakukan Yunho padanya. Junsu tak bisa melihatnya dengan jelas karena Yoochun mendesaknya untuk tetap berada di bawahnya. Junsu hanya bisa melongo heran

Ada apa dengan Jaejoong?

"Oppa, kenapa Jaejoong menjerit? Apa dia disakiti?" Tanya Junsu polos.

"Tak usah mengurusi mereka, sini, ada aku. Sebentar lagi kau akan mendesah seperti itu" Sementara berbicara, tangannya membuka kaitan bra Junsu.

"Oppa, jangan, aku maluu!" Junsu berusaha menutupi dadanya yang polos dengan kedua tangan.

"Yah kau ingin kalah dari Jaejoong? Hmm?" Junsu diam dan kesempatan itu di manfaatkan Yoochun. Dia menarik paksa bra Junsu dan melemparnya. Dia menurunkan wajahnya ke dada Junsu dan mulai menghisap nipple kemerahan milik Junsu.

"Ahhh, opppaa…. Kennaapa kau melakukan itu" Sensasi rasa sakit bercampur nikmat menjalari saraf Junsu. Dari hasilnya mensearch di google tentang sex, dia tahu kalau berhubungan sex ada yang namanya foreplay, semacam menghisap nipple dan sebagainya. Tapi dia tak tahu kalau rasanya seperti ini. Yoochun menyadari kalau Junsu mulai menikmati hisapan-hisapannya dan sengaja berhenti.

"Kenapa berhenti?" Junsu menarik kepala Yoochun.

Hm, gotcha! Aku mendapatkannya! Pikiran kotor Yoochun berkata.

Dengan senang hati dia melanjutkan serangannya ke dada Junsu dan tangannya menjulur nakal membuka celana dalam berenda milik Junsu.

Di sisi lain, pasangan Yunjae sedang asik berciuman dan tangan mereka masing-masing menjelajah. Yunho meremas payudara Jaejoong, membuat Jaejoong mendesah pelan.

"Kau curang, oppa. Kau ternyata lebih tahu dariku. Apa kau pernah melakukannya?" Tanya Jaejoong di sela sela cumbuan mereka.

"Pabo, yeojachingku dari dulu cuma kau. Mana mungkin aku pernah melakukannya, hanya saja tubuhku bergerak sesuai naluri" Tak lagi melanjutkan kata-katanya, Yunho kembali menghujamkan bibirnya ke bibir Jaejoong. Membuat yeoja yang berada dibawahnya sedikit menjambak rambutnya. Tak puas denga bibir ranum Jaejoong, dia berpindah keleher jenjang yang nampak begitu menggoda. Mendaratkan bibirnya disana dan menciumnya sedikit menghisap. Jaejoong melenguh pelan. Dan menaikkan sedikit dadanya dan Yunho mengambil kesempatan itu untuk kembali meremasnya dan tangan yang lain membuka bra yang menutupinya.

"Oppa.."

Menatap nanar kepada mata sabit Yunho. Begitu menggoda. Begitu membangkitkan gairah. Hanya tersenyum nakal dan kemudian membuang Bra tersebut asal. Yunho membenamkan kepalanya pada belahan dada Jaejoong. Menjilatinya lembut hingga mencapai pusar. Mengabaikan desahan lain dari arah sofa.

"Kita bisa mulai sekarang? Pasangan disana sepertinya sudah memulai kegiatan lain selain berciuman" Yunho melepas satu – persatu kancing bajunya dan membuang kemeja itu disamping ranjang. Melihat Jaejoong yang menatapnya tanpa berkedip saat tangannya beralih ke resleting celananya.

"Oppa, aku saja yang membukanya" Tangan Jaejoong meraih risleting celananya dan membukanya perlahan. Sekarang posisi mereka berbalik, Jaejoong yang berada di atas Yunho. Jaejoong menarik celana jeans Yunho dan perlahan-lahan menurunkannya. Boxer berwarna biru dengan sesuatu diantaranya yang begitu menegang, membuat Jaejoong bergetar.

"Opppaaa, bolehkah aku menyentuhnya?" Pinta Jaejoong dengan suara yang seksi. Yunho hanya bisa mengangguk pelan, namun tangannya tak lepas dari payudara Jaejoong.

Jaejoong merendahkan tubuhnya, menyentuh pelan dan lembut, membuat Yunho mengerang.

"Jae…. Arhhhhh" Melihat reaksi oppanya, Jaejoong semakin agresif menyentuh dan menyentuh, namun tidak membuka boxernya. Hal itu membuat Yunho gemas, "Jae.. jangan mempermainkanku. Buka saja"

Jaejoong menurutinya, perlahan dia membuka boxer Yunho dan terlihatlah junior Yunho, Jae begitu takjub. Begitu besar dan seperti menantangnya. Daerah sekitar perutnya berdesir aneh, mendorongnya untuk menyentuh.

"Oppa, mungkin aku tidak mahir. Tapi aku akan mencobanya"

Jaejoong lebih merendahkan tubuhnya, dan melakukan oral pada penis Yunho. Pelan-pelan dia memasukannya kemulut dan mengulumnya. Yunho mengerang nikmat dan sedikit menjambak rambut Jaeeboon, ini kali pertama untuknya juga.

"Kenapa oppa? Sakit?" Jae sedikit takut melihat reaksi oppanya yang bermata sabit itu dan menghentikan aksinya. Dia khawatir melukai junior Yunho.

"Ani, Jaejoong. Uh, hanya saja… itu..hhh…Sangat nikmat. Jangan berhenti. Lakukan lagi" Ujar Yunho ditengah desahannya, dia sudah siap. Nampak dari juniornya yang sudah menegak. Jaejoong kembali pada penis Yunho dan mengulumnya pelan. Naik dan turun, desahan Yunho semakin menjadi.

"Arhh, Jae… Jae… arhhh …"

Sementara di sofa, pasangan Yoochun dan Junsu sudah sama-sama tak mengenakan apapun. Mereka sibuk berciuman, menautkan lidah mereka, mendesah tak karuan. Tangan mereka masing-masing bekerja, Yoochun sibuk memainkan nipple Junsu yang mengembang dan Junsu mengerayangi penis Yoochun. Merubah posisi mereka, Yoochun turun dari sofa dan duduk berselonjor di lantai, Junsu sedikit bingung.

"Oppa? Kenapa berhenti?"

"Sini, berdirilah didepanku. Aku ingin memuaskanmu" Junsu menurutinya, bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Yoochun. Junsu berdiri di depan wajah Yoochun, vaginanya frontal menghadap wajah Yoochun. Yoochun melakukan under the cuckoo nest, dia meng-oral Junsu dalam posisi duduk dan Junsu berdiri. Lidahnya memainkan vagina Junsu, mencari G-spotnya. Junsu mendesah pelan, menikmati setiap permainan lidah Yoochun yang masuk kedalam vaginanya dan lalu menghisapnya sedikit. Junsu menggeliat tak karuan, menjambak rambut Yoochun kasar. Jika dia tahu kalau seks senikmat ini, mungkin dia yang akan selalu mengajak Yoochun melakukannya.

"Nee, oppaa…. Arhhh" Junsu mengerang pelan. Yoochun semakin TURN-ON dan lidahnya mencari-cari klitoris, mendapatkannya kemudian menghisapnya dengan kuat, sekali lagi membuat Junsu mengerang. Pinggulnya terasa lemas, dan hampir saja terjatuh namun dengan sigap Yoochun menahan pinggulnya. Yoochun mengigit ujung klitorisnya dan tangannya meraih kepayudara Junsu, meremasnya kuat.

"Arhh, oppaaa…. Sakit…. Arh… uhh… hng…" Junsu mengigiti ujung kukunya, ini terlalu nikmat untuknya, precumnya membanjiri mulut Yoochun. Yoochun mengusap cairan hangat itu dari mulutnya.

.

.

Jaejoong dan Yunho semakin panas, tanpa ragu Yunho melakukan petting, direbahkannya Jaejoong di ranjang dan membuka pahanya.

"Oppa, jangan masukkan dulu, aku takut…" Ada kekhawatiran di wajah Jaejoong.

"Tenanglah, nikmati saja dulu ini" Yunho menggesekan kepala penisnya di antara lubang vagina Jaejoong, membuat Jaejoong mengelinjang dan menarik kepala Yunho mendekat padanya, memberikan French kiss pada Yunho, kedua lidah mereka beradu menimbulkan suara kecapan-kecapan diantara desahan nafas mereka.

"Oppaa… ahhh… uhhh…ahhhhhhh" Jaejoong menjerit semakin keras saat Yunho sedikit memasukkan kepala penisnya kedalam lubang vagina Jaejoong. Tubuh Jaejoong bergetar hebat.

"Jae, kau sudah siap kurasa. Cairanmu banyak sekali" Yunho menjilati lubang vagina Jaejoong dengan erotis dan memainkan sedikit klitorisnya.

"Ummph, oppa, aku… aku…. Hhhh…."

Yunho mengambil posisi misionaris dan menaruh kaki Jaejoong di bahunya. Mengangkat pinggul yeoja itu dan satu tangannya memegang penisnya. Perlahan, kepala penisnya memasuki lubang vagina Jaejoong, membuat yeoja itu mengerang hebat.

"Oooppaa….hhhhh… ahhhh"

Yeoja manis itu mengerang dan mendorong tubuh Yunho yang berusaha memasukinya. Terasa sakit dan perih di mulut vaginanya.

"Opaa… sakit… akh…"

"Sabar Jae. Hanya awalnya, bukankah kau yang menginginkannya? Sstt, tolong jangan mendorongku. Akan terasa lebih sakit jika memulainya dari awal, hmm?"

Yeoja manis itu memanggut mengerti. Membiarkan Yunho kembali mengarahkan penisnya. Pelan. Mengigit bibirnya kuat. Jae menarik wajah Yunho ke wajahnya. Melumat bibir namja itu ganas. Mengalihkan rasa sakit di bagian lubang vaginanya dengan melakukan ciuman dalam.

Hentakan kuat dan tegas.

"AKHHHHH"

Jaejoong meringis sakit. Perih dan pedih. Ingin sekali mendorong tubuh Yunho dari tubuhnya. Namun namja itu tetap berada di posisinya. Dia ingat jika ini hanya awalnya dan jika di mulai dari awal lagi semua akan terasa sakit kembali.

"Sssssttt…. Ummpphhhh"

Meraup bibir Jaejoong pelan. Hanya ciuman lembut dan tidak bernafsu. Hanya ingin membuat yeoja itu tenang sebelum melakukan kegiatan selanjutnya yang akan mungkin lebih menyakiti Jaejoong.

Menautkan bibir dan lidah. Melakukan deep kiss dan memulai hal panas. Yunho menggerakkan pinggulnya, pelan dan lembut. Lama kelamaan, Jaejoong menikmati irama gerakan pinggul Yunho dan berusaha menyesuaikannya.

.

.

Junsu terengah-engah di atas dada Yoochun. Baru saja Yoochun berhasil melakukan penetrasi (proses pemasukan penis kelubang vagina) yang memakan banyak tenaga. Junsu berulangkali menjerit dan mendorong perut Yoochun dengan kakinya bahkan menendang beberapa kali. Begitu menyakitkan ketika penis itu mencoba memasuki lubang vaginanya dan itu membuat air matanya sedikit mengalir

"Junsu, wae? Kita lanjutkan lagi? Hmm?" Dia menyentil ujung hidung Junsu. Junsu menghela nafas panjang.

"Nee oppa, ayo aku sudah siap. aku akan menahan sakitnya"

"Tidak akan sakit lagi setelah ini Su, nikmati saja ne."

Yoochun tersenyum senang sementara otaknya berpikir keras gaya apa yang ingin dicobanya.

Aku tahu, ujarnya dalam hati.

Di gendongnya Junsu dan menyilangkan kaki yeoja manis itu di belakangnya dan pelan-pelan dimasukannya penisnya. Membuat Junsu meringis pelan. Mungkin ini terlihat terlalu memaksakan diri, sex pertama dengan gaya piston tapi yah, gaya itu merupakan gaya pertama yang telah di pikirkan Yoochun.

Menaik turunkan tubuh Junsu dengan tenaganya yang berlebihan. Yeoja manis itu ringan hingga memudahkan mereka melakukan sex seperi itu. Yoochun memejamkan matanya pelan menahan desahan dari hubungan intim yang mereka lakukan. Penisnya terasa dijepit oleh dinding vagina Junsu yang sudah sangat sempit. Sensor – sensor kenikmatan yang di berikan oleh bagian tubuh bawah mereka sungguh membuat Yoochun hilang akal.

"Akh…."

"Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Oppa…"

Melenguh dan mendesah. Tubuh mereka licin oleh peluh keringat yang muncul. Yoochun menurunkan tubuh Junsu dan mendesaknya di sofa. Kaki kiri Junsu dia naikan di atas pundak dan kaki kanannya dia lebarkan sehingga memudahkan pinggulnya untuk bergerak.

Bibirnya menyambar nipple Junsu dan mulai menggoyangkan pinggulnya. Lagi memulai persetubuhan yang sudah lama dia inginkan.

"akh.. akh.. oppa.. pelan… akh…"

.

.

"Oppa…. Ugh….."

Yunho mengangkat tubuh Jaejoong keatas pahanya dan memangkunya. Berpelukan sesaat dan mengatur nafas. Wajah mereka yang saling berhadapan dan bertatapan dalam. Yunho membelai pipi wajah yeoja itu yang terlihat memerah dengan peluh keringat yang membanjiri kening dan sekitar tubuhnya. Sangat seksi dan menggairahkan. Tangan Yunho meraup dada Jaejoong dan meremasnya pelan. Wajahnya dia dekatkan kepada dada lain. Mulutnya terbuka dan membiarkan nipple itu memasuki mulutnya dan kemudian mengulumnya. Menjilatinya bagai sebuah permen lolipop manis.

Mulut vagina Jaejoong menggesek pelan penis Yunho ketika namja itu asik memainkan dadanya. Yunho melebarkan kaki Jaejoong dan memegang pangkal paha yeoja itu.

"pegang pundakku,…"

Menuruti namjachingunya. Jaejoong memegang pundak Yunho dan membiarkan namja itu mengarahkan penisnya kearah lubang vaginanya. SeeSaw. Gaya yang akan mereka pakai.

Memperbaiki duduknya dan memberikan Jaejoong posisi yang nyaman Yunho memegang pangkal paha Jaejoong dan mulai menarik mundurkannya. Yunho mendorong tubuh Jaejoong agar sedikit menjauh darinya sepanjang tangan mungil yeoja itu. Jemari Jaejoong menekan kuat pundak Yunho dan secara naluri mengikuti alur dan ritme yang di lakukan kekasihnya ketika menarik dan memundurkan pinggulnya, pelan dan hanya pelan.

"Akh…"

"Sssttt…. Ahhhh.. Jae…. Jae"

"Opaa… akh,. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh"

Ritme semakin cepat dan kenikmatan semakin terasa. Penis yang menggesek dalam lubang vagina yang begitu sempit dan belum terjamah. Memberikan kenikmatan tiada tara bagi mereka yang telah melakukannya.

BUGH

Yunho membalik badan Jaejoong agar berada di bawah tubuhnya. Tangannya mengapit di sisi sisi wajah yeoja manis itu. Melebarkan kaki Jaejoong seperti membentuk huruf V.

Mulai memasukkan lagi penisnya kedalam lubang vagina Jaejoong dan kembali menggoyangkan pinggulnya

"Akh.. Akh.."

.

.

"Akh.. Oppa.. Akh…."

"Su…. Ussshh.. Umphh…"

Yoochun menghisap bibir Junsu dan melakukan deep kiss. Masih dengan bagian tubuh bawah mereka yang bekerja dengan keras, sex membuat Yoochun gila. Dan entah berapa lama sudah mereka melakukannya. Dia belum merasa puas dan lelah. Dia masih ingin merasakan sensasi terus menerus berada di lubang hangat vagina Junsu.

"Akh… Jae… kau sudah selesai?"

Junsu mencoba berbicara di sela – sela ciuman Yoochun. Mendorong sedikit wajah tampan namjachingunya yang tidak habis – habisnya menyambar bibirnya.

"BELUM PABO… AKU.. AKH.. .AKH.. TIDAK AKAN.. AKH.. KALAHHHHHHHHH. AKHH….. OPPA… AKH…."

.

.

Paginya

Matahari menelusup masuk melalui tirai-tirai jendela hotel, menyinari wajah yeoja cantik yang tertidur pulas di dada Yoochun yang sedari tadi telah terjaga namun tak berani bergerak. Dia tak ingin kekasihnya itu terbangun, dia hanya diam sambil mengusap-usap rambut Junsu. Tersenyum mengingat kejadian tadi malam, dia begitu bahagia.

"Jidat, kau sudah bangun?" Panggil seorang namja dari arah ranjang.

"Haha, iya. Semenjak tadi."

"Apa kau berpikir sama sepertiku? Malam tadi adalah pengalaman terdahsyat yang pernah kualami! Hmm, Viagra itu memang hebat! Tak percuma aku berteman dengan pervert kelas atas sepertimu" Ujar Yunho sembari menatap wajah Jaejoong yang tertidur pulas di sampingnya.

"Hnng, diamlah. Aku masih ngantuk, oppa…" Jaejoong mendesah manja dan memeluk Yunho.

Eh. Yeoja itu terbangun?

"Bangunlah Jae. Kita sarapan. Aku belum makan semenjak semalam" Yunho mengusap lembut rambut Jaejoong . Dan mendengar kata tadi malam, Jaejoong melonjak bangun.

"SEMALAM?!JUNSU!" Jaejoong berteriak dengan suara melengking. Yeoja manis yang berada diatas dada Yoochun terbangun kaget.

"Oppa, bagaimana? Tadi malam siapa yang menang?! Siapa yang bertahan paling lama?" Jaejoong gelagapan. Melihat Yunho yang terlihat santai dan sedikit tersenyum nakal.

Junsu terlonjak dan pikirannya kembali jelas. Semalam mereka bagaimana?

"Oppa, siapa yang selesai terlebih dahulu. Oppa atau Yunho oppa?" Junsu menggoyangkan bahu Yoochun menuntut jawaban.

Yoochun dan Yunho saling berpandangan usil.

"Hmmm, sayangnya kami tak tahu Junsu. Bagaimana kalau kita tanding ulang? Bagaimana Yunho?"

Eh?

Mendengar itu. Jaejoong dan Junsu bertukar pandangan cemas.

"Benar juga. Kita tanding ulang saja Jae. Aku benar – benar tidak ingat antara Yoochun dan aku siapa yang terlebih dulu ejakulasi. Lagipula aku masih kuat. Otte? Hmmm?" Yunho mengecup bibir Jaejoong dan meraba dadanya. Jaejoong menyentak pergi dan turun dari ranjang. Memakai lingiere yang tergeletak tak jauh dari ranjang. Dan begitu juga dengan Junsu. Setelah berhasil memakai kembali lingierenya yeoja manis itu berlari kearah Jaejoong. Mereka saling berpandangan dengan wajah cemas.

"Hnng, entahlah. Kami mau kekamar mandi dulu, huaaahhhhh!" Mereka berlari masuk kekamar mandi.

Kedua namja itu tertawa dan saling mengedipkan mata.

END

.

.

.

The end! Tamat, selesai, habis! Wkwkwk, chingudeul… saya tau banyak sekali permintaan untuk membuat kedua yeoja nakal di atas itu hamil anak yunho dan yoochun, kan? Tapi, saya udah nanya sama author aslinya, gimana kalau ceritanya dipanjangin, tapi kak Viena blg, kalo gitu ceritanya kesannya maksa…hmm, jadi maaf banget chingudeul.. tapi saya siap kalo chingudeul mau saya yang bikin eps mereka hamil HOHOHOHO (kalo ada yang mau-_-v) Ok, yang berkenan silahkan review!^^

KALO ADA TYPO; NAMA YANG MELENCENG DARI CAST; langsung review dan kasih tau ;D secepatnya saya ganti^^