CHAPTER FOUR; PHOTO

"Ayo ambil foto bersama untuk kenang-kenangan kita!" [Name] berteriak tiba-tiba, membuat para anggota klub basket Seirin melihatnya dengan bingung. Perempuan berambut [hair color] itu tersenyum senang sambil mengeluarkan ponsel berwarna pink dengan stiker yang ditempel di berbagai tempat.

"T-Tunggu dulu, ada apa dengan ponselmu, [Name]-chan?" Riko bertanya dengan sweatdrop di belakang kepalanya.

"Ah, Akashi-san memberikan ini kepadaku!" [Name] berkata dengan senang, membuat yang lain melihatnya dengan tidak percaya. "Ponselku rusak karena jatuh di sumur dekat rumah, dan kebetulan dia ada disana!"

Mengesampingkan bagaimana [Name] bisa menjatuhkan ponselnya di sumur dan bagaimana Akashi ada di dekat rumah perempuan itu, pikiran yang lainnya sekarang hanya terfokus pada ponsel pink ber-stiker yang jelas-jelas tidak pas dengan image sang Emperor.

Kuroko memiringkan kepalanya. "Apa yang Akashi-san lakukan disana, [Surname]-san?"

"DIA MENANYAKAN APA YANG SUDAH KITA SEMUA KESAMPINGKAN!" pikir yang lainnya dengan tidak percaya.

"Ah... aku tidak tahu, sebenarnya." [Name] melihat ke atas sambil memegang dagunya. "Aku baru saja pulang dari membeli doujinshi yaoi—" Kagami memuncratkan ludahnya dan mata Riko berkilauan. "—dan saat itu aku bertemu dengan Akashi-san! Yah, aku tidak menyangka kalau dia juga fans yaoi, ahaha!"

"K-Kita kembali ke yaoi...?" Koganei berkata sambil sweatdrop.

"Yaoi itu—"

"Diamlah, Izuki."

"Y-Yang lebih penting lagi! Kamu tadi bilang foto untuk kenang-kenangan kan!?" Kagami memotong semuanya dengan wajah yang pucat, tidak ingin mengingat tentang apa yang terjadi sebelumnya—dan dia juga tidak ingin membahas ponsel pink pemberian Akashi itu karena dia tidak sengaja membayangkan Akashi yang menatapnya dengan tajam dan mengacungkan gunting merah kesayangannya itu.

Laki-laki kecil berambut merah itu benar-benar menyeramkan.

"Lagipula, kenapa kamu bilang kenang-kenangan?" tanya Hyuga bingung. "Kita masih bertemu sampai kami lulus kan?"

[Name] memalingkan kepalanya dengan dramatis. "A-Aku tidak ingin membuat kalian khawatir, jadi aku tidak bilang apa-apa. Tapi sebenarnya, aku... aku punya penyakit—"

Hyuga men-chop kepala perempuan berambut [hair color] itu. "Berhenti berbicara seolah kamu tokoh drama yang sedang sekarat."

"Eeh? Tapi itu ide yang bagus, Hyuga-senpai!"

"Kamu tidak boleh menonton drama sampai tengah malam, [Surname]-san—"

"Mengesampingkan itu!" [Name] memotong perkataan Kuroko sambil tersenyum senang, dimana laki-laki berambut biru muda itu hanya terdiam, dan semakin transparan karena tidak muncul sejak tadi dan saat akhirnya muncul malah dipotong oleh tokoh utama cerita ini [Name]. "Ayo, semuanya berpose! Aku yang akan foto, oke?"

"Eh? Kamu tidak ikut di foto, [Name]-chan?" Koganei kembali bertanya dengan bingung.

"S-Sebenarnya... entah kenapa, tapi di setiap foto aku tidak terlihat—"

"Berhenti berbicara seperti itu, atau yang selanjutnya akan kupukul kamu sekuat tenaga."

"Kya~! Hyuga-senpai menjadi laki-laki brutal yang suka memukul perempuan! Riko-senpai, sembunyikan aku!" [Name] berteriak dengan nada menggoda sambil bersembunyi di belakang Riko yang sweatdrop, sedangkan urat berbentuk perempatan muncul di dahi Hyuga. Melihat ini, [Name] tersenyum lebar dan berkata, "Mungkin ciuman darimu akan bisa menenangkan Hyuga-senpai, Riko-senpai~"

Hyuga berubah merah. "[S-Surname]—!"

"Dan foto!" [Name] berkata sambil mengarahkan ponselnya ke Hyuga.

*click!*

*flash*

*smack!*

"I-Itta... kamu kejam, Hyuga-senpai..." [Name] berkata sambil mengeluarkan air mata (tentu saja dia tidak benar-benar menangis). Bisa terlihat benjolan merah di kepalanya, tempat dimana kepalan tangan milik Hyuga mendarat.

"Berkata yang macam-macam, dan siap-siap saja!" Hyuga berkata dengan wajah kesal, walaupun masih ada sedikit rona merah di pipinya. "Kamu benar-benar ingin mengambil foto kami atau tidak?"

"Ah, tentu saja!" Dan [Name] pulih dengan seketika, mengarahkan ponselnya ke Hyuga dan yang lainnya sambil tersenyum senang. "Kalau begitu, semuanya berpose! Oke, bilang yaoi!"

"Yao—tunggu, apa!?"

*click!*

*flash*

"Kagami-san tangkap!" [Name] melemparkan ponselnya ke arah Kagami, membuat laki-laki berambut merah itu terbelak dan langsung menangkap ponsel pink itu.

"Dia benar-benar aneh seperti biasanya..." Kagami berkata sambil menghela nafas, sebelum membuka galeri. Yang lainnya mendekat untuk melihat foto tadi, tidak menyadari kalau [Name] dengan perlahan dan hati-hati keluar dari gym.

Dan foto paling baru yang ada di ponsel itu adalah foto [Name] yang tersenyum lebar sambil mengedipkan mata kirinya, menjulurkan lidahnya dengan nakal.

"Saatnya untuk pergi!" [Name] langsung mengambil langkah seribu dan berlari keluar gym dengan cepat sambil tertawa terbahak-bahak.

"SIALAN KAMU [SURNAME]! BERHENTI BERLARI DAN BIARKAN AKU MEMBUNUHMU, ADIK KELAS BODOH!"

"KEJAR DIA!"

"JANGAN LARI, [NAME]!"

"Ignite Pass—KAI!."

...Yah, [Name] tidak lari sejauh yang dia kira dia bisa.