Twins

Disclaimer : tokohnya aku pinjem dari Tadatoshicchi-Sensei kecuali Akashicchi itu punyanya saya xD /digampar/. Kalo ceritanya punya Tsuki-ssu ^o^

Warn : Typo, OOC, ABAL, Gaje, Alur cepat-ssu

Chapter 2 : Penyesalan [End]

Hari ini, aku baru saja tiba di bandara setelah menyelesaikan belajarku di Australia. Tentu saja tujuanku yang pertama adalah rumahku. Namun ketika ingat rumah aku teringat akan seseorang yang dulu sangat dekat denganku. Tetsuya. Ia meninggalkan rumah 5 tahun lalu dan tak pernah lagi ku dengar kabar tentangnya. Akupun berniat untuk mencarinya nanti. Aku sangat merindukan saudara kembarku itu.

Sesampainya di rumah aku, ayah dan ibu langsung mengobrol. Suasana ini sudah kurindukan selama ini. Tapi aku masih terbayang oleh sosok Tetsuya, adikku.

"ayah, ibu. Apa sudah ada kabar tentang Tetsuya?" tanyaku pada kedua orang tuaku. Tapi mereka hanya diam. Aku sudah dapat menebak kalau mereka tidak mendapatkan informasi apa-apa tentang Tetsuya. Aku hanya termenung.

"aku akan mencari Tetsuya. Ayah dan ibu juga harus minta maaf ketika kita bertemu dengan Tetsuya nanti" pinta –perintah- ku

"iya aku tahu. Kami memang sudah sangat meyesal dan merasa berdosa pada Tetsuya" sambut ayah. Aku tersenyum. Syukurlah kalau mereka sadar akan meminta maaf pada Tetsuya.

Esoknya, aku pergi berjalan-jalan di sekitar kota Tokyo. Tokyo sudah sangat berubah sejak 2 tahun lalu aku pergi ke Australia. Karena lelah aku memutuskan untuk singgah di salah satu cafe. Di dalam cafe itu suasanyanya sejuk dan nyaman. Aku menyukainya. Namun saat masuk kedalam cafe aku terkejut.

"Tetsuyacchi?! Kamu kembaliii?" sorak salah satu waiter di sana.

"hah... Tetsuya?" bingungku

"wah gara-gara sakit kamu jadi amnesia ya? Ini aku Kise. Sahabat kamu ssu" kata orang bernama Kise itu.

Aku langsung menebak kalau ini adalah tempat kerja saudara kembarku, Tetsuya. Aku langsung memegang kedua pundak orang bernama Kise itu.

"kamu sahabat Tetsuya kan? Aku Seijuurou. Aku kembaran Tetsuya. Aku mohon beritahu aku dimana Tetsuya sekarang. Aku mohon" aku memohon-mohon pada Kise.

"oh... jadi kamu kakak Tetsuyacchi?. Tetsuya tidak pernah bilang punya saudara kembar" Kata Kise

"tolong bawa aku kesana. Aku ingin bertemu dengan adikku." Pintaku lagi pada laki-laki bernama Kise itu.

"cih! Kemana keluarganya selama ini membiarkan keluarga mereka terlantar sebelu akhirnya dibawa kemari oleh Kise?! Sudah berapa tahun ini?! Kalian….." bentak seorang waiter lain yang tampak baru saja keluar dari dapur

"tenangkan dirimu, Aominecchi!" sahut Kise yang langsung membuat Ryan terdiam

"jadi, kamu yakin kamu ingin bertemu dengan Tetsuyacchi?" Tanya Kise padaku. Aku mengangguk mantap.

"aku sangat yakin. Tidak ada keraguan soal itu" jawabku

Ku lihat Kise tampak mendesah pelan. Ia melirik beberapa temannya yang sama-sama berwajah muram di sisi lain café. Firasatku mengatakan kalau memang ada yang tidak beres dengan adikku. Kembali kulihat Kise, ia mengangguk memberiku persetujuan. Aku tersenyum dan berterima kasih sebelum akhirnya aku dan Kise melesat pergi meninggalkan café itu.

Kise membawaku ke sebuah rumah sakit besar di pusat kota Tokyo. aku berfikir kenapa Kise membawaku ke rumah sakit. Aku berusaha sebisa mungkin untuk berfikiran positif bahwa Tetsuya tidak kenapa-napa dan bekerja sebagai perawat disini.

"sebelum kita sampai, persiapkanlah dirimu ssu. Karena kenyataanya tidak sama seperti apa yang kamu harapkan." Kata Kise

Aku menghela nafas. 'mungkin memang bukan kabar baik… Tetsuya' batinku

Aku di antar oleh Kise ke sebuah ruangan. Disana terbaring sosok tubuh yang kurus kering yang sangat ku kenal. Tetsuya . butuh waktu untuk percaya kalau yang berda di hadapanku itu adalah Kisekku, saudara kembarku. Tanpa kudasari likuid bening dan hangat mengalir dari sela mataku.

Aku merasa iri dan salut pada Tetsuya. di umur yang amat muda harus membiayai hidupnya sendiri dan kuliah dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Sosok yang sangat kuat di mata teman-temannya. Tapi, sekarang ia terbaring di atas kasur itu. Tampak lemah dan tidak berdaya. Tanpa aba-aba aku langsng memeluk tubuh ringkih yang merupakan refleksi diriku di dunia nyata itu dengan erat.

"Tetsuya, maafkan aku. Maaf aku tak tahu kamu sakit Tetsuya" tangisku

"Seijuurou? Aku senang bertemu kamu... sepertinya…. Kamu sehat-sehat saja" Sambut Tetsuya lemah.

"Tetsuya, apa yang terjadi? Kenapa kamu jadi seperti ini?"

"ini semua bukan apa-apa, Seijuurou…. Aku sudah membuktikan kalau aku bukan orang yang tidak berguna, kan?"

Senyuman mengembang di bibir pucatnya, entah kenapa aku merasa hatiku sesak dan berat. Harus seperti inikah perjuangan Tetsuya agar mendapat tempat di keluarga kami? Perjuangan berat selama 5 tahun. Aku jadi merasa benar-benar kecil dihadapannya.

"kamu berguna… sangat berguna. Aku, Ayah dan Ibu sudah menunggumu dirumah. Ayo kita pulang?" ajakku sambil menggenggam tangan kurus itu erat seolah jika aku melepasnya ia akan menghilang.

"begitu ya? Ah, aku juga merindukan mereka. Tapi, sepertinya aku tidak akan bisa pulang." kata Tetsuya lesu

"kenapa? Ayo kita pulang, Tetsuya! Semua sudah menunggumu… kita juga sudah berjanji akan terus bersama kan? Kenapa?"

"maaf Seijuurou. Aku tak bisa menepati janji itu..." suara Tetsuya semakin lemah kurasakan genggaman tangannya padaku melemah. Kutatap Tetsuya dengan tatapan tidak percaya.

Piiiiiiiipppppppp

Suara yang tak ingin ku dengar akhirnya berkumandang. Suara yang menemani kepergian sosok ringkih diatas kasur ini kealam lain yang lebih indah. Meninggalkanku dan semua orang yang menyayanginya.

Aku tak mau percaya ini. sosok yang dulu menemaniku, mengajakku tertawa, menghiburku ketika aku sedih kini telah tiada.

"bohong, kan? Tetsuya BANGUN! JANGAN BERCANDA BODOH! KUPERINTAHKAN KAMU UNTUK BANGUN! KATA-KATAKU ABSOLUT TETSUYA! BANGUN!" aku terus menggoyangkan tubuh yang sudah tidak bernyawa itu.

"hentikan, Seijuurou! Tetsuya sudah tiada. Kamu harus menerima kenyataan itu!" Kata Kise.

Aku menangis diatas tubuh Tetsuya. Tidak ada yang bisa aku lakukan. Seandainya dulu aku bisa menolak kepindahanku ke Australia. Seandainya aku bisa terus menemani Tetsuya. Seandainya aku lebih memilh Tetsuya dan mencarinya ketika ia kabur… ini semua pasti tidak akan terjadi…

Tapi semua sudah terlambat. Tetsuya sudah pergi meninggalkan aku, keluarga dan teman-temannya.

Di depan ruangan itu aku, Kise dan beberapa temannya saling berbicara mengenai kehidupan Tetsuya setelah ia kabur dari rumah. Ayah dan ibuku berada didalam ruangan itu. Bisa kudengar mereka menangis.

Mungkin mereka sangat menyesal dengan apa yang telah mereka lakukan dulu pada Tetsuya. Apa yang bisa kami lakukan saat ini adalah berdoa agar arwah Tetsuya diterima oleh tuhan. Aku harap Tetsuya akan mendapat kehidupan yang lebih baik lagi di alam sana.

Penyesalan memang selalu datang belakangan kan?

FIN

Waaa maafin Tsuki Minna-cchiii udah bikin Kuroko-cchi meninggal ssu (/o\)" habis kan Tsuki ga mau kalau Akashicchi pacar author yang meninggal xd /dirajam/

Akhirnya selesai juga-ssu, Maaf agak lama soalnya jaringan tsuki lagi jelek-jeleknya. :'(

Dan maafin juga kalau ceritanya Tsuki gaje, Tsuki ga pinter bikin cerita.

[kolom balas Review (/^o^)/ ]

Keys13th-cchi

Hehe iya maaf ssu. Tsuki udah coba memperlambat alurnya tapi kayanya masih kecepetan. Lain kali Tsuki bakal coba lambatin alurnya.

Arigatou udah baca + kasih saran buat Tsuki :3

Kuhaku-cchi

Ini Tsuki Udah publish secepet yang Tsuki bisa maaf agak lama soalnya jaringan Tsuki lagi ngga bersahabat . Makasih udah baca cerita abal Tsuki ya ^w^

Bona Nano-cchi

Makasih banget ya koreksinya. Itu bergun banget buat Tsuki. Lain kali kalau Tsuki bikin cerita lagi, nanti Tsuki benerin penulisannya. Semoga udah ga ada Typo lagi di Chapter yang ini. ^w^

Spring field sakura-cchi

Ini udah dilanjut kok. Maaf ya kalau ceritanya makin absurd :3 thanks for reading and review

vandQ-cchi

kalau anak kembar kadang dibegituin sama ortu apa lagi kalau ada perbedaan mencolok ssu. Thanks for review ^w^

yuzuru nao-cchi

ok udah lanjut kok. Thanks for read and review ya senpai tachiii

sampai ketemu di cerita lain ^o^)/

ttd

Tsuki