Untuk pertama kalinya, menulis author note di awal fanfic, wkwkwk... :p
Jadi begini, fanfic ini didedikasikan untuk Challege 'Alphabetic' dari United Fandom dimana membuat fanfic dari huruf alphabetic. Dan untuk judulnya sendiri, kenapa Love Song karena saya suka sama lagu dan saya menggunakan judul lagu sebagai awalan chapter. Dan ya, ini multichapter by the way =))
Dan disini menggunakan tokoh OC bernama Midori Mizumi. Plz saya beneran sudah kehabisan akal mencari nama yang bagus dan kebenaran saya suka warna hijau =)) #alasankamoeh
Anggap aja dia (Midori) seperti diri kamu sendiri yaa. Udahan ya, saya mau nulis disclaimer, www =))
.
.
Love Song
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
Standar warning. Tidak mengambil keuntungan apapun dalam pembuatan fanfic ini. Menggunakan first POV.
[Akashi Seijuuro] x [OC]
Love Song © tsaforite
.
.
A—Always in My Head
And you always in my head—Coldplay
Yang diingatnya, gadis itu selalu tersenyum setiap tatapan mata mereka saling bertemu. Mereka tidak pernah berbicara satu sama lain, namun Akashi selalu menyadari kehadiran gadis itu dianapun, bahkan ditengah keramaian sekalipun. Padahal gadis itu tidak berpenampilan mencolok—malah sebaliknya, selalu berpenampilan semaunya.
Namun karena itulah Akashi tidak bisa lepas mencarinya. Karena gadis itu satu-satunya yang terlihat tidak tertarik dengannya sementara gadis-gadis yang lain berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Akashi tahu siapa namanya, karena dia ketua Komite Murid yang berarti memaksanya untuk mengingat siapa saja orang-orang yang ada disekolahnya.
Namun untuk berkenalan secara langsng, entah kenapa rasanya berat sekali. Kesempatannya bukannya tidak ada, tetapi setiap kali mencoba mendekati gadis itu, otaknya mendadak beku dan kesempatan itu berakhir dengan sia-sia.
"Maaf, boleh aku duduk disini?" suara itu membuat Akashi yang tengah menatap hujan mengalihkan atensinya dan mendapati di depannya ada gadis yang selama ini selalu ada dikepalanya. "Tempat duduk yang lain sudah tidak ada, jadi aku ingin duduk disini. Boleh?"
"Hm," jawaban singkat itu membuat gadis itu tersenyum. Setelah memanggil waitress untuk memesan hot chocolate —karena sekarang sedang hujan deras di luar sana— gadis itu tampaknya lebih memilih untuk menghabiskan waktunya dengan buku sketsa yang dimilikinya.
Akashi melirik apa yang dilakukan oleh gadis itu dan mendapati sketsa gambar pakaian yang entah apa namanya, namun terlihat bagus.
"Ah, terima kasih," ucapnya saat waitress mengantarkan pesanannya.
Akashi yang sejak tadi lebih memilih diam dan menjadi pengamat lalu merasa ada yang aneh saat gadis itu menatapnya sebari tersenyum. Akashi yakin, suara di cafe ini didominasi oleh suara jazz, lalu kenapa ada suara drum yang ditabuh terdengar saat jelas?
"Maaf aku mengabaikanmu tadi. Aku harus segera menyelesaikan sketsa itu, atau aku lupa apa yang melintas di kepalaku," jelasnya sambil tertawa dan Akashi hanya diam dan menyesap minumannya.
"Hm, tidak masalah," jawaban standar Akashi karena otaknya benar-benar tidak bisa digunakan untuk membuka pembicaraan. Selama ini ucapannya kepada orang-orang sekitarnya selalu perintah, sehingga Akashi lupa bagaimana caranya berbicara normal.
Dan pada akhirnya, mereka diam dan menunggu hujan reda. Akashi dan jendela untuk melihat lalu lalang orang-orang yang menggunakan payung atauun yang berlari menerobos hujan. Gadis itu sibuk dengan buku sketsanya dan dunianya sendiri.
"Sudah reda ya?" celetuk gadis itu yang membuat Akashi menoleh ke gadis itu.
"Hm," sebenarnya dibilang reda juga kuranglah tepat, karena masih ada gerimis diluar sana. Namun gadis itu sepertinya tidak begitu peduli, terbukti dari beranjak dari tempatnya menuju kasir.
Akashi juga sudah tidak memiliki hal yang menarik lagi untuk dilakukan di cafe ini sehingga juga menuju kasir untuk membayar minumannya.
"Semoga lain kali kita bisa mengobrol lebih banyak lagi ya," ucap gadis itu saat keluar cafe.
"Hm."
"Aku duluan ya, Akashi-san," ucapan gadis itu membuat Akashi menyertikan keningnya. Bagaimana gadis itu tahu namanya?
"Kau tahu namaku?"
"Tentu saja. Semua orang di sekolah pasti tahu siapa kamu," jelasnya sambil tersenyum. Lalu tiba-tiba gadis itu menjentikkan jarinya, seolah teringat sesuatu. "Aku belum memperkenalkan diri. Namaku—"
"Aku sudah tahu namamu, Midori Mizumi bukan?"
Gadis itu tampak terkejut dan menatap Akashi dengan tatapan bingung. "Bagaimana kau tahu?"
"Because you always in my head all the time."
tsaforite
16/11/2014
