A/N

Jangan kaget kalau Reader-san sekalian menemukan ada percakapan-percakapan yang sama dengan Karya Aslinya, itu bertujuan untuk lebih memperdalami cerita, maafkanlah saya yang Bego ini karena tidak bisa membuatnya. Tak lupa akan ada Naruto yang akan nimbrung sana-sini karena ketidaktahuannya dengan Dimensi DxD yang kini ditinggalinya.

Ok! Lanjut.

Tempat Ku Sekarang

Summary.

Dia yang terbangun ditempat yang tak diketahuinya, dan mencoba beradaptasi dengan lingkungan barunya. Apa yang akan terjadi?

Diclaimers.

High School DxD.

Naruto.

Bukan punya saya.

Chapter: 5

Saat dimana Ninja terlibat untuk ke-2 kalinya.

Sona melepas kacamatanya ketika angin berhembus pelan membelai wajah yang selalu terlihat serius itu.

Keseriusan di wajahnya hanyalah sebuah topeng yang menutupi kerapuhan. Sona seorang yang kuat tapi ada kalanya Sona pun berperilaku seperti seorang gadis diseumurannya. Seorang Iblis tidaklah menjadi jaminan bahwa Sona tidak sama seperti seorang gadis biasa pada umumnya.

Sebagai seorang Hime-sama dari Kelaurga Bangsawan Sitri, Sona pun mempunyai sifat keegosian dan Iblis yang memang pada dasarnya memiliki keinginan yang berlebih dan pada saat-saat tertentu Sona juga mengerti bahwasannya ada hal-hal diluar kekuasaannya yaitu...

"Kau terlambat!"

Orang yang dimaksud hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidaklah gatal, sebuah kebiasan yang dibawanya sejak pertama menghirup udara di dunia.

"Maaf... Tadi ketika aku datang kemari ada Nenek yang tak bisa menyebrang jalan, sebagai seorang anak muda aku wajib membantunya kan!"

Sambil memutar arah tubuhnya Sona berucap "Lalu..."

"Aku yang belum tahu benar tentang seluk-beluk Kota ini, dan akhirnya aku jadi tersesat di jalan yang bernama kehidupan."

Sambil nyengir ala kuda Naruto menceritakan alasan keterlambatannya pada Sona.

Sona memutar bola matanya bosan, lalu melangkahkan kakinya ke arah Naruto dan mengenggam tangannya sambil mengatakan "Alasan yang bodoh."

Sona tak kuasa menahan senyumannya melihat Naruto yang cemberut dengan mengerucutkan bibir.

Naruto melihat Sona dari atas kepala hingga keujung kaki, Sona yang diperlakukan seperti itu merasa tak enak dibuatnya.

Sona dengan pakaian kasual terlihat manis. Dia menggunakan blouse biru muda dengan renda dan celana jeans. Dia membawa jaket berwarna Biru gelap ditangannya.

Sambil mencubit dagu ala seorang yang sedang berpikir, bingung apa yang ingin ia ucapkan pada penampilan Sona yang tidak biasa itu.

Ayah angkatnya mengatakan "Berilah pujian yang baik ketika kau berjumpa dengannya."

Naruto lalu berkata sambil mengacungkan jempolnya pada Sona "Sona-chan...kamu tidak banyak berubah!"

Perempatan siku-siku muncul dikepala Sona mendengar tanggapan Naruto akan penampilannya. "Hmph! Naruto no baka." Dengan menghentakan kaki keras-keras Sona berlalu meninggalkan Naruto.

Naruto hanya mampu diam seribu bahasa akan reaksi Sona. Melangkahkan kakinya demi mengejar Sona yang lebih dulu berjalan di depannya.

Dalam hati berguman "aku benar-benar tidak mengerti soal Perempuan." Sedikit menyesal juga tak belajar tentang mengenai hati perempuan dari sang Guru.

• ~ Tempat Ku Sekarang ~ • ~

Sona dan Naruto kini berada di Game Center, mereka berdua tidaklah sedang berkencan hanya saja mengenalkan pada Naruto tentang segala sesuatu yang ada di Kota Kuoh.

Seorang Naruto melangkahkan kakinya kemana langkah kaki Sona berjalan, bisa di bilang bahwa Sona lah yang mendominasi, dan bisa dibilang juga bahwa Sona lah yang lebih menikmati ini.

Naruto kini sedang memegang bola seperti Bola Basket walaupun ukurannya jauh lebih kecil.

"Naruto-kun..lempar bola ini kedalam keranjang yang ada disana."

Sona memberi intruksi pada Naruto untuk memasukan Bola yang ada di genggamannya.

"Cuma begitu yah! Serahkan padaku."

Dengan penuh semangat Naruto melempar Bola pertama dan masuk, lalu Sona memberikan Bola ke-dua dan masuk lagi, Bola ke-tiga pun masuk kembali, 4, 5, 6, 7, dan semua Bola yang berjumlah sepuluh buah masuk dengan mulus. Dan sebuah Boneka Beruang Kutub berukuran sedang sebagai hadiahnya.

Lalu Sona mengajak Naruto bermain Game balapan, dan siapa yang menjadi juara pasti sudah ketebak, dan Sona yang menjadi pemenangnya.

Setelah merasa cukup bermain-main kini mereka berdua sedang duduk di salah satu bangku di taman yang sering di kunjungi kaula muda diakhir pekan.

Sona dan Naruto duduk dengan jarak kurang lebih sekitar 50 centimeter, kalau dilihat-lihat mereka seperti sepasang kekasih yang sedang ditimpa masalah.

Naruto lebih memilih bungkam seribu bahasa karena takut jika dia mulai berbicara dia akan menyinggung Sona dan berakhir dengan kemarahan Sona, walau sejatinya Naruto tak betah dengan suana yang hening seperti ini. Dan Sona terlalu malu memulai pembicaraan.

Tanpa keduanya sadari ada sepasang mata sedang mengintai dari arah semak-semak.

Seorang Saji terus menyembunyikan dirinya didalam semak-semak, dengan kulit yang dipenuhi oleh bercak-bercak merah dan sesekali menggaruk-garuk bagian yang gatal. Saji tak peduli kalau dia harus kehabisan darah karena gigitan nyamuk.

Saji terus mengintai kemana perginya Sona dan Naruto, dia tak ingin Naruto berlaku hal yang kurang ajar pada Kaichou-nya itu, itulah mengapa Saji rela melakukan hal ini.

Plak. Plak.

Seketika Saji menutup mulutnya untuk meredam teriakannya. Rasa panas menjalar dari bekas tamparan itu. Saji langsung menoleh ke arah belakang guna mencari tahu siapa yang berani-beraninya menampar Bokongnya.

Terlihat wajah datar tanpa dosa dari Shinra Tsubaki-FukuKaichou.

"Apa yang sedang kamu lakukan Saji?" Tsubaki melipat kedua tangannya didepan dada dengan sorot mata tajam ke arah Saji yang sedang dalam posisi nungging.

"A-Anu FukuKaichou..." Saji dibuat tergagap hanya dengan melihat ekspresi datar dari Tsubaki.

"Percuma! Seberapa kuatnya kamu menutupi aura kehadiranmu Sona-Kaichou dan Misaki-san akan mengetahuinya. Alasan kenapa mereka tidak bereaksi karena mereka tahu kalau itu kamu, Saji-kun."

Bungkam seribu bahasa yang kini hanya bisa dilakukannya, Saji pun membenarkan apa yang dikatakan Tsubaki itu. Tapi Saji tak berpikir jika dua orang yang sedang ia intai mengetahui keberadaannya.

Dengan Sona dan Naruto.

"Hahaha...! Dia ketahuan juga rupanya, Sona-chan kamu harus memberi salep untuk mengobati Saji-san karena gigitan nyamuk."

"Kamu benar Naruto-kun. Aku minta karena sifatnya itu."

"Tidak perlu kok! Mungkin dia berpikir kalau aku akan bertindak sesuatu yang membuatnya harus memastikannya sendiri dan mengikuti kita kemana-mana. Lagipula ini bukanlah pertama kalinya kan!" Ucap Naruto sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Um, Sona-chan! Maaf merepotkanmu untuk kesekian kalinya. Aku tak tahu harus memberikan apa untuk membalas kebaikanmu." Susah payah Naruto merangkai kata-kata yang tidak akan membuat Sona ngambek.

"Tidak apa-apa Naruto-kun, kamu tidaklah perlu memberikan apa-apa. Lihat! Boneka ini sudah lebih dari cukup."

Sona mengeratkan pelukannya pada boneka Beruang-Kutub hasil kemenagan Naruto di Game Center tadi. Naruto hanya tersenyum cerah dengan apa yang diucapkan Sona.

• ~ Tempat Ku Sekarang ~ • ~

Ke-esokan harinya ketika sepulang sekolah Rias menyuruh semua Budak Iblis-nya.

Setelah berdehem pelan Rias mulai membuka suara.

"Untuk malam ini, semua pekerjaan kontrak dengan Manusia kita hentikan berkenaan dengan di adakannya pertemuan dari Tiga Kekuatan Besar dari Kubu Akhirat."

Respon dari tiap-tiap orang yang mendengar pertemuan antar perwakilan dari Malaikat, Iblis, dan Malaikat Jatuh berbeda-beda.

Pertemuan dari tiga fraksi yang pernah saling mengalahkan satu sama menjadi kesan tersendiri.

Tiga Kubu Akhirat hanya melakukan gencatan senjata, kesalahan sedikit saja maka akan menyulut api peperangan kembali.

Pertemuan ini akan menjadi penentu dimana tercipta Perdamaian atau Kehancuran.

Naruto membuka suara "Apa yang kalian inginkan dari pertemuan itu?"

"Tentunya kami menginginkan perdamaian." Akeno yang duduk diantara Koneko dan Issei memberikan tanggapannya.

"Yang kau maksud 'Kami' itu siapa? Iblis kah!, Malaikat?, Malaikat Jatuh?, Atau semua Mahkluk penghuni dunia ini? "

Sambil menyilangkan kedua tangannya Yuuto Kiba berucap "Semua menginginkan apa yang namanya Perdamaian Misaki-san."

Mendengar penuturan dari Kiba- Naruto memejamkan matanya, Naruto kembali membuka suara.

"Jika kesepakatan perdamaian itu terwujud! Kalau tidak bagaimana? Tentunya kalian akan tetap memusuhi satu sama lain, dan diakhir puncak peperangan-pun takkan terhindarkan lagi. Aku memutuskan untuk tidak terlalu jauh mencampuri urusan kalian semua tapi, "

Naruto menggantung ucapannya itu, lalu kembali melanjutkan "Jika dampak peperangan yang dilakukan kalian berimbas pada mereka yang tidak tahu menahu akan hal ini. Maka, aku yang akan bertindak."

Pada detik membuka mata, lonjakan energi keluar dari tubuh Naruto. Dan semua orang berkeringat dingin dibuatnya.

Lalu Naruto melangkahkan kakinya keluar ruangan dengan diam. Setelah kepergian Naruto,

• ~ Tempat Ku Sekarang ~ • ~

Rias dan anggota kelompoknya memahami apa yang membuat Naruto bersikap seperti itu. Kehidupan yang dijalani Naruto dimasa lalu yang membuatnya sangat tidak mengampuni adanya kekerasan terutama pada orang-orang yang dianggapnya berharga.

Issei tahu Naruto hanya ingin tidak ada yang tersakiti satu sama lain. Naruto memang mengatakan tak ingin ikut campur lebih dalam, tapi Issei menyakini bahwa itu tidaklah menjadi jaminan jika menyangkut orang-orang yang disayanginya.

"Ise-san..." Asia memanggil Issei yang berada disampingnya, memegang erat lengan Issei untuk meredakan rasa takut yang menyelimuti hatinya.

Issei menepuk-nepuk kepala Asia lalu berkata "Jangan khawatir Asia, tidak akaa ada lagi peperang." Hanya itu yang bisa di ucapkannya pada gadis yang sudah dianggap adiknya sendiri ini, walau nyatanya Issei pun tak tahu jika skenario terburuk bisa saja terjadi.

"Aku ingin bertemu dengan Misaki-san..!"

Issei terkesiap dengan apa yang diucapkan Asia.

"Ingin bertemu dengan Naruto-san?"

Asia hanya mengangguk mengiyakan. Lalu berucap "Aku pikir untuk menghibur hati Misaki-san, aku tahu Misaki-san adalah orang yang baik."

Issei tahu kalau Asia adalah gadis yang benar-benar baik. Asia gadis yang penakut dan banyak diliputi kegelisahan.

Saat ini Asia sedang berjalan menuju ke arah Naruto yang berdiam diri di koridor sekolah lama yang menjadi markas kelompok Rias Gremory. Dan Issei melihat dari kejauhan.

Takut-takut Asia mendekati Naruto yang terlihat sedang berdiam diri dengan pandangan yang menerawang jauh entah kemana. Belum sempat Asia mengucapkan sepatah katapun Naruto lebih dulu berucap sambil membalikan badan.

"Asia-chan soal yang tadi aku minta maaf sudah..membuatmu..k-ketakutan."

Asia hanya mengangguk, Asia yakin bahwa didepannya kini benar-benar Seorang Naruto yang ia kenal.

"Tidak perlu meminta maaf Misaki-san, suatu yang wajar jika menyangkut keselamatan orang-orang yang kamu sayangi."

Tetap saja Naruto masih merasa bersalah karenanya, lalu Naruto mendekati Asia dan menepuk-nepuk sayang kepala Asia. "Panggilnya Naruto saja yah! Karena kamu sudah seperti adik bagiku."

Mendapat perlakuan seperti itu membuat wajah Asia memerah.

Dari jauh Issei menghembuskan nafas lega. Dari tempat yang berbeda Rias tersenyum melihatnya.

• ~ Tempat Ku Sekarang ~ • ~

Anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib beserta dengan Naruto memasuki ruang dimana pertemuan dari perwakilan dari tiap-tiap golongan penghuni akhirat dilakukan. Yang menjadi tempat pertumuan ini adalah di gedung Sekolah baru bertepat diruang Staf Guru.

Setelah memasuki ruangan, seketika suasan ketegangan tercium sesaat memasuki ruangan yang dijadikan pertemuan dari Tiga Kubu Akhirat.

Pertemuan dari tiga kekuatan besar dari kubu akhirat berjalan dengan lancar.

"Ok! Jika semuanya sudah hadir, mari kita mulai."

Ucapan dari orang yang berambut crimson atau yang lebih dikenal dengan sebutan Maou Sirzechs Lucifer memulai pertemuan.

"Sirzechs.. Pertama-tama mari kita mulai dengan anak muda yang berdiri disebelah adik Serafall. Bagaimana?"

Semua mata memandang kearah orang yang dibicarakan oleh Gubernur Jendral Malaikat Jatuh Azazel.

Azazel melanjutkan "Akan lebih baik bicarakan yang ringan-ringan dulu, kita harus memperlakukan "Tamu" dengan baik benarkan. Michael, Serafall"

"Hm, aku setuju." Michael menyahut dengan senyuman menyejukannya.

"Aku juga setuju~" begitupun Serafall beserta dengan kedipan matanya ke arah Naruto.

Sirzechs Lucifer pun menyetujui yang Azazel katakan dengan senyuman diwajahnya dia pun berujar "Lagipula Dia telah membantu Kelompok dari Adikku dari penyerangan yang dilakukan pihak Malaikat Jatuh benarkan! Azazel."

Azazel yang mendengar itupun hanya mengibaskan tangannya, tak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Sirzechs tentang penyerangan yang dilakukan bawahannya Kokabiel.

Sirzechs memulai "Nah! Aku bisa memanggilmu dengan apa?"

Orang yang ditanya hanya menjawab singkat "Naruto."

"Baiklah. Naruto-kun, pertama-tama aku ingin mengucapkan terimakasih padamu karena telah membantu Kelompok Iblis Adikku Rias Gremory."

Naruto kembali mengangguk untuk kesekian kalinya.

Kini Azazel yang angkat bicara dan mengucapkan "Aku heran, kenapa adik Sirzechs ini tak mengambilnya menjadi Budak Iblisnya yah!"

Rias yang merasa orang dibicarakan oleh Azazel angkat bicara "Saya tidak seserakah yang Anda kira Gubernur Jendral Malaikat Jatuh."

"Oh begitu yah... Hm, aku rasa Iblis adalah Mahkluk yang serakah."

"I-Itu sifat alami kami, Kaum Iblis." Rias yang sejatinya tak menyukai Azazel dibuat tergagap karena disinggung Iblis mempunyai sifat yang serakah.

"Bercerminlah pada masa lalu Azazel." Yang mengatakan itu adalah Malaikat bersayap emas yang dikenal sebagai salah satu dari empat Seraph, Michael.

"Jangan berbicara tentang masa lalu Michael, cara bicaramu sudah menyerupai Tuhan saja."

"Itu karena Aku pengikut Setia-Nya."

Sirzechs hanya bisa menghela nafas lelah, apapun yang keluar dari mulut Azazel akan mengundang pertengkaran.

"Hey kalian berdua hentikan." Kini Serafall pun ikut-ikutan nimbrung menengenahi Azazel dan Michael yang mulai berseteru.

Naruto yang melihatnya pun hanya bisa terbengong ria, dan setitik keringat jatuh di bagian belakng kepalanya.

"Mari kita bahas tentang penyerangan yang Kokabiel dari pihak Malaikat Jatuh." Ucapan Sirzechs menghentikan ketegangan yang terjadi antara Michael dan Azazel.

Azazel pun angkat bicara mengenai hal yang diucapkan Sirzechs. "Mengenai hal itu aku tidak tahu menahu soal penyerangan yang dilakukan Kokabiel."

Azazel melanjutkan "Dia mencoba untuk membuat gencatan senjata yang dilakukan oleh pihak dari Surga dan Dunia Bawah yang dihuni oleh Iblis dan Malaikat Jatuh kembali memanas."

"Dengan cara menyerang teritori Iblis didunia Manusia."

"Yah! Seperti yang kau katakan Sirzechs, setelah mengetahui akan niatnya itu kemudian aku mengirim Vali untuk menghentikannya, tapi apa yang terjadi... Shinobi-kun menghentikannya lebih dulu."

"Jadi yang ingin kamu katakan bahwa kita semua terlambat mengantisipasi itu semua."

"Tepat seperti yang kau ucapkan Michael." Azazel membenarkan ucapan dari Michael.

"Kita terlalu tenggelam sampai-sampai melupakan mereka yang ingin mengusik ketenangan ini." Kali ini Serafall mengutarakan apa yang dipikirkannya.

"Kalian dari pihak Iblis dan Malaikat yang terlambat."

"Justru semua ini berawal dari pihakmu Azazel." Sirzechs angkat bicara merasa tak terima dengan apa yang diucapkan Azazel.

Kelompok Iblis Sona Sitri dan Rias Gremory mengangguk meng-iya-kan dengan apa yang diucapkan oleh Maou mereka.

Azazel pun kembali angkat bicara "Sudah aku bilangkan bahwa aku tidak mengetahui hal itu, tidak menjadi jaminan seorang pimpinan menjadi otak dari yang dilakukan bawahanmu kan!. Lagipula Kokabiel telah menerima hukuman yang setimpal karena perbuatannya itu."

Michael melirik kearah Naruto lalu berucap "Naruto-kun, siapa Mereka yang menghuni tubuhmu itu, apa mereka sumber dari pancaran energi yang menyelimuti tubuhmu."

Semua pandangan mengalihkan tatapannya pada Naruto. Apa yang diucapkan Michael.

"Mereka temanku." Naruto menjawab sangat singkat.

"Begitu yah! Mereka yang ada ditubuhmu adalah Makhluk dengan kekuatan tinggi pasti memandang manusia remeh."

Michael melanjutkan "Sama halnya Kami Makhluk yang dianugerahi kekuatan adakalanya kami menganggap Manusia begitu rendah dan tak pantas disejajarkan dengan kami, Kami lupa akan satu hal bahwa Manusia memiliki sifat yang pantang menyerah. Mereka berusaha menutupi semua kekurangan yang mereka miliki, dan kamu yang telah membuktikannya, aku tak tahu pasti apa yang membuat Mereka(para Bijuu) berubah pandangannya terhadapmu Naruto-kun. Kamu seorang Manusia yang melampaui batas antar Manusia dan Dewa."

Semua mata kembali memandang Naruto yang saat ini sedang dibicarakan oleh Michael.

"Baiklah, mari kita kembali ke pembahasan."

...

Begitu banyak percakapan-percakapan yang sulit untuk dimengerti. Untuk seorang Naruto yang pada dasarnya bukanlah seseorang dengan kepribadian pemikir keras, membuatnya tak ambil pusing dengan apa yang di bicarakan oleh Orang yang mewakili masing-masing dari Fraksinya sendiri-sendiri.

Dan karena Naruto tak mengetahui banyak tentang akar permasalahan dari Kubu Akhirat menjadi poin dimana ia benar-benar tak mengerti.

Keputusan yang diambil oleh tiga kubu penghuni akhirat ini adalah Perdamaian.

Suatu putusan yang membuat semua orang yang menghadiri pertemuan ini menghembuskan nafas lega.

"Keputusan telah diambil, bagaimana kalau kita meminta pendapat dari Dua Naga Surgawi dan Dewa dari Dunia lain disana." Usulan Azazel pun disambut baik oleh semuanya.

Dimulai dari pemilik Divine Dividing yang bernama Vali "Selama masih bisa bertarung dengan orang-orang kuat itu tidak masalah buat ku."

Kemudian Naruto "Tak banyak yang akan aku ucapkan, aku setuju-setuju saja kalau menjamin keamanan orang-orang terdekatku, lagi pula kedatanganku ke Dunia ini bukan untuk mencampuri urusan kalian."

Dan Issei. (Kalian sudah pada tau dong apa yang di katakan oleh Issei, jadi kita skip saja ok!)

Dan begitulan jalannya Konferensi berjalan dengan lancar.

~ • ~ Tempat Ku Sekarang ~ • ~

"Ugh! Kurama...apa yang terjadi."

[Akhirnya kau sudah sadar Naruto. Barusan aku mengambil alih tubuhmu sebentar dan mengakrifkan Kurama Mode untuk melawan]

"Melawan? Apa maksudmu Kurama."

[Lihatlah sekelilingmu Naruto]

Mengikuti arahan dari Kurama -Naruto mengedarkan pandangannya kesegala arah, ada orang-orang yang terdiam dan ada orang-orang yang masih bisa bergerak leluasa tapi dengan mimik wajah yang menampilkan keseriusan."

"Apa yang terjadi..."

"Kita di "hentikan" Shinobi-kun. Kemampuan dari Secred Gear "Forbidden Balor View" dari salah satu Budak Iblisnya Rias. Hanya orang-orang dengan kemampuan tinggi yang tidak terkena efeknya." Azazel lah yang menjawab ketidak tahuan Naruto.

"Apa dia yang melakukannya?"

"Kurasa tidak, mungkin ini penyerangan, dimana ada pihak-pihak yang ingin bersekutu disana juga ada pihak yang ingin menentangnya. Dan yang sekarang kita alami adalah itu."

Azazel melirik Naruto dari ujung kepala hingga ke kaki lalu berujar "Jadi itu wujud aslimu ya! Karakteristik seorang Dewa, aura yang menguar dari tubuhmu apa itu chakra?"

"Kau tahu soal chakra?"

"Hanya sedikit, lagipula aku lebih tertarik dengan Secred Gear."

"Baguslah...hem, ada yang datang!"

Setelah Naruto mengatakan itu suasana dipenuhi oleh ketegangan, sebuah lingkaran yang bercahaya muncul di atas meja.

Azazel tertawa melihatnya dan Sirzechs memasang wajah yang sulit diartikan

"Lingkaran sihir Leviathan."

Azazel megatakan itu dan Naruto mengerenyitkan dahi.

Azazel melanjutkan "Itu adalah lingkaran sihir milik Maou Leviathan yang asli."

"Apa maksudmu err..."

Naruto mengantungkan ucapannya karena bingung harus memanggil Azazael dengan sebutan apa.

"Panggil saja Azazel itu sudah cukup."

Naruto hanya mengangguk mengerti lalu Seorang wanita muncul dari dalam lingkaran sihir.

"Bagaimana kabar kalian semua, para Maou saat ini?"

Wanita itu menyapa ke-dua Maou.

"Oh! Ada Azazel dan Michael juga yah..!"

Wanita yang muncul dalam lingkaran berkata seperti itu saat dia mengedarkan pandangannya dan menemukan orang lain selain dari ke-dua Maou.

"Seorang yang mewarisi darah dari Leviathan sebelumnya. Cattleya Leviathan. Apa artinya semua ini?"

Sirzechs yang mengucapkan itu

"Leviathan sebelumnya?" Naruto berkata dengan nada kebingungan didalamnya.

"Itu ceritanya sangat panjang."

Azazel lah yang menanggapi ucapan Naruto.

Si wanita yang sudah dikonfirmasi bernama Cattleya Leviathan itu, mengeluarkan senyuman sinis ketika melihat Naruto. Lalu berkata.

"Hm, Dewa dari Dunia Lain-dono, kau tak ada hubungannya dengan ini, jadi bisakan kau tidak berbicara untuk barang sejenak."

"Aku tidak peduli." Naruto hanya menjawab singkat.

Mengiraukan Naruto- Cattleya Leviathan kembali berbicara "Para anggota golongan Maou lama hampir semuanya sudah memutuskan bekerjasama dengan [Khaos Brigade]."

"...Apa! Apa yang tadi dia katakan!? Oi, Azazel..! Dan apa itu Khaos Brigade?"

Naruto kembali ikut-ikutan nimbrung dan mengemukakan ketidak tahuannya pada Azazel, dan Azazel hanya menganggapi dengan membuang nafas lelah karena memakluminya.

"Jadi ini perselisihan diantara Mereka yang memegang pemerintahan lama dan yang baru, sudah menjadi berskala besar rupanya. Hah...Iblis juga sungguh menyulitkan."

Azazel hanya tersenyum mengatakannya seolah tidak terlalu peduli.

"Cattleya, jadi kalian bermaksud melakukan kudeta?"

"Ya seperti yang kau ucapkan Sirzechs."

"Cattleya, kenapa?"

"Kami hanya ingin Dunia yang baru, dan kami sendiri yang akan mewujudkannya."

"...Jadi kalian mengumpulkan pemberontak Iblis, Malaikat, dan Malaikat Jatuh yang ingin dunia mereka sendiri dan bumi baru yang mereka kuasai. Dan perantara semua ini adalah sang [Ouroboros] Ophis."

"Oro- apalah itu namanya, jadi siapa dia."

Naruto menanyai tentang [Ouroboros] Ophis dan Azazel kembali yang menjawabnya.

"Naga terkuat di puncak kekuatan yang bahkan ditakuti oleh Tuhan."

"Apaa...sampai ditakuti Tuhan. Begitu yah! Dunia ini benar-benar aneh."

Naruto pernah membaca buku tentang ajaran keagamaan dan dari itu dia tahu siapa itu Tuhan. Dia [Tuhan] yang megatur segala sesuatu yang ada didunia. Cukup aneh juga bahwa ada kekuatan yang ditakuti oleh-Nya. Di Dimensi Shinobi yang Naruto tahu adalah Kami-sama.

"Cattleya-chan! Kenapa kamu melakukan hal seperti ini!?.

Cattleya menunjukkan ekspresi benci pada ucapan Serafall.

"Serafall, beraninya kau bertindak tak tahu malu begitu, sebagai orang yang mencuri posisi [Leviathan] dariku! Aku adalah keturunan dari Leviathan yang asli! Akulah yang lebih berhak menjadi Maou!"

"Cattleya-chan...aku...aku..."

Serafall yang tak tahu harus bicara apalagi hanya mampu terdiam.

"Jangan khawatir, Serafall. Hari ini aku akan membunuhmu di tempat ini dan merebut sendiri titel [Leviathan] itu! Lalu, Ophis akan menjadi Tuhan dari dunia yang baru. Tak masalah meski dia hanya menjadi simbol. [Sistem] dan hukum, semua doktrin akan ditentukan oleh kami. Michael, Azazel, dan Lucifer—Sirzechs, zaman kalian sudah berakhir."

Mendengar perkataan Cattleya membuat Naruto angkat bicara.

"Dunia yang baru? Jadi apapun yang kalian rencanakan itu akan berimbas pada orang-orang yang berada diluar sana yang tak ada hubungannya dengan kalian.

"Yah...seperti itulah...akan kami ubah Dunia tanpa Tuhannya ini. Kami akan menatanya kembali dari awal."

"Karena aku sudah berada disini, dan penghalang itu memungkinkan aku tidak bisa keluar, jadi apa mau dikata padahal aku tak ingin masuk jauh lebih dalam, yah...mau tidak mau aku harus mencegahnya kan!"

"Kau." Cattleya mendesis dengan apa yang diucapakan Naruto.

Lalu disisi lain Azazel hanya cekikikan dengan sendirinya.

"Azazel, apanya yang lucu?

Otomatis itu membuat Cattleya menjadi lebih geram dibuatnya.

"Hahaha, jadi beginilah Dunia kami Shinobi-kun, maafkan kami yang justru menyeretmu dalam masalah ini, tapi ini bukan unsur kesengajaan loh!."

"Azazel, apa tidak apa-apa jika aku ingin menutup mulutnya itu."

Naruto meminta pendapat pada Azazel.

"Yah! Terserah kau saja, lagipula aku tak berminat bertarung dengan berandalan seperti mereka."

Cattleya berteriak. "Azazel! Beraninya kau menghina kami sejauh itu!"

Setelah mengatakan itu gelombang aura sihir memancar dari tubuhnya.

"Sirzechs, Michael, biarkan aku yang

Menanganinya, kalian lihat dan duduk dengan santai saja. Lagipula aku ingin melihat kemampuan Shinobi-kun ini secara langsung ok!."

Azazel kemudian berdiri dan merapikan sedikit pakaiannya lalu matanya melirik ke arah Naruto lalu berucapa "Lihatlah ini baik-baik Shinobi-kun apa yang akan terjadi pada mereka yang memberontak."

Setelah mengatakan itu Azazel mulai mengeluarkan aura suram, dan kembali mengucapkan kata-kata mengejek pada Cattleya.

"...Cattleya, apa kau berniat untuk menyerah?"

Cattleya yang merasa dipermalukan hanya mendengus kasar.

"Kau sombong sekali rupanya Malaikat Jatuh, coba kita lihat apa yang akan terjadi."

Seperti itu lah yang di ucapkan Cattleya. Setelah mengatakan itu dia menghilang dengan lingkaran sihirnya.

Mendengar ucapan yang Cattleya katakan, Azazel menunjuk jendela dengan tangannya sambil berucap.

"Begitu yah... Hem, sayang sekali."

Tangan Azazel diselimuti aura yang mengerikan lalu tercipta sebuah tombak yang terbuat dari partikel cahaya. Dan Azazel melemparkannya kearah luar.

DHUAAAAAAARRR!

Ledakan besar terjadi, setelah itu sebagian besar dari para Penyihir yang berada di area luar ruangan pertemuan lenyap seketika.

Azazel membentangkan dua belas sayap hitamnya, sebelum terbang keluar Azazel berbicara pada Naruto.

"Shinobi-kun, biar aku saja yang menutup mulutnya itu, kau hadapi saja mereka yang terus bertambah jumlahnya itu."

Azazel menunjuk kumpulan para Penyihir yang mulai berdatangan kembali melalui lingkaran sihir.

Naruto hanya mengangguk lalu mengucapkan "Akan jauh lebih buruk jika orang sadis sepertimu yang melawan mereka."

Naruto mengomentari tindakan Azazel yang menurutnya tak berperikemanusiaan itu.

"Itu sudah jadi konsekuensinya, jika di biarkan akan jauh lebih berbahaya."

Setelah mengatakan itu Azazel terbang keluar dengan ke-enam pasang sayapnya.

Kemudian Naruto membalik badan dan bertatap langsung pada Sirzechs, Serafall, Michael.

Menghembuskan nafas lelah Naruto mulai membuka mulut.

"Di sini aku hanya seorang "Tamu yang terdampar" jadi...apa boleh aku melindungi orang-orang yang kusayangi di Dunia ini?."

"Tidak ada yang melarangmu melakukannya."

"Hajar mereka semua Naru-kun~"

Setelah itu Naruto meloncat keluar jendela dengan Kurama Mode.

Ditempat lain Rias dan Issei menuju ruang dimana Gasper disekap dan digunakan kekuatannya oleh para Penyihir.

Dan dilain tempat Azazel dengan Cattleya sudah memulai pertarungan sengitnya.

"S-Siapa dia?"

Si Penyihir A berbicara seperti itu sambil melihat ke arah datangnya Naruto.

"A-Apa ini? Kekuatan macam apa yang Dia bawa!"

Disebelahnya Penyihir B juga mengatakan akan kekagetannya merasakan kehadiran dan kekuatan yang ia rasakan dari Naruto.

"Tak peduli Dia siapa atau seberapa kuat Dia tugas kita mendukung rencana Cattleya-sama. Seraaaaaang!"

[[ Seraaaangg! ]]

Si Penyihir C memerintahkan untuk menyerang Naruto secara bersamaan.

Semua Penyihir yang menyerang Naruto menciptakan blok-blok sihir dengan berbagai warna dan kemudian ditembakan kearah Naruto.

Naruto yang mengetahui bahwa itu diarahkan padanya hanya menghindar sana-sini dengan kecepatan tingginya.

"Fiiuuh...kalau begini tidak akan ada habisnya..baiklah!"

Naruto yang berhasil menghidar kemudian mulai mengeluarkan jurus andalannya.

*Tajuu Kagebunshin no Jutsu*

Seketika jumlah Naruto berkalilipat bertambah dan terus bertambah hingga hampir menyamai seluruh penyihir yang ada.

Azazel yang melihat itu dari tempat lain hanya berucap "Wah! Wah! Dia sudah memulai rupanya."

"Hey...! Jangan menghiraukan orang yang menjadi lawan bertarungmu Malaikat Jatuh."

Cattleya berteriak marah karena merasa diremehkan oleh Azazel yang membelakangi dirinya.

"Huh! Kau mengganggu kesenagan orang lain saja."

"Diam Kau... Rasakan ini."

Cattleya kembali melancarkan serangannya pada Azazel, dan begitu pula Azazel membalasnya. Mereka bertarung seperti dunia milik sendiri.

Getaran-getaran hebat terjadi setelah serangan dari masing-masing berbenturan.

Sirzechs yang masih duduk dengan tenang bersama Michael dan Serafall hanya menghembuskan nafas lelah dengan pertarungan yang dilakukan oleh Azazel dengan Cattleya.

"Mereka sudah gila-gilaan rupanya."

Michael hanya tersenyum seperti biasa menaggapi keluhan dari Sirzechs disampingnya lalu mengatkan "Begitulah Azazel."

Berbeda denga ke-duanya Serafall sedang terkagum-kagum dengan apa yang ia lihat.

"Waaahh! Naru-kun ada banyak~"

Melihat Serafall yang seperti itu membuat Sirzechs dan Michael menghembuskan nafas lelah kembali.

Kembali Sirzechs dan Michael berfokus untuk mempertahankan perisai agar tidak runtuh akibat pertarungan yang sedang berlangsung di halaman sekolah itu.

Kembali ke pertarungan Naruto vs Penyihir.

Dua kubu tercipta, dibagian kiri ada kubu dari para penyihir dan dibagian kanan ada kubu dari Naruto dan para Bunshinnya.

Udara tiba-tiba berhenti bergerak diantara kedua kubu. Satu sama lain saling memandang. Dan-

[[ Seraaaaaang! ]]

[[ Seraaaaaang! ]]

To Be Continue