Hello, everyone! :)

Saya author baru di fanfict #gaadayangnanya. Sebelumnya, saya ga pernah kepikiran mau bikin cerita, atau lebih tepatnya, jadi reader. Bahkan sebelum saya sign up, saya udah jadi reader fandom Boboiboy (tapi saya ga pernah review ya). Tapi, entah kenapa muncul ide untuk bikin cerita. So, kenapa ga dicoba aja?

Berhubung suasana "Valentine's Day" masih kerasa, saya buat cerita romance, pairing Boboiboy/Yaya, karena saya cukup suka dengan kedua pasangan sejoli(?) ini. XD

Selamat membaca, para readers. Bagi yang tidak suka, silakan tekan "Back".


Cinta Terpendam

Disclaimer: Animonsta Studios

Author: VeroTherik

Genre: Drama, Romance

Rate: T

Bahasa: Indonesia

Warning: Grow-up Boboiboy dkk., Ide abal2, mungkin typo, mungkin OOC, dll

Don't like? Don't read ^^


Hari Jumat.

Jam menunjukkan pukul 3 pagi. Adu Du, si alien berkepala kotak tampak tidak bisa menutup matanya, padahal ia sudah ada di tempat tidurnya. Lihat saja lingkaran hitam yang menghiasi kelopak matanya. Probe, robot tempur yang selalu menemani bosnya itu tidur lelap. Ada apa dengan alien berkulit hijau itu?

Sakit? Tidak. Ada suara berisik dari luar? Tidak juga. Jadi, kenapa?

Adu Du tidak bisa tidur karena masih memikirkan cara untuk menghabisi musuh bebuyutannya selama 4 tahun terakhir, Boboiboy. Kasian si Adu Du, sudah beribu-ribu cara sudah ia kerahkan, tapi hasilnya tetap sama, nol. Jadi, bayangkan saja sejak pemuda bertopi itu mendapat kekuatan elemen dari Ochobot 4 tahun lalu, sudah tidak terhitung lagi berapa banyak Adu du kena babak belur.

"AAARRGGHH! Kepalaku pusing!" teriak Adu Du kesal sembari bangkit dari posisi tidur.

"Hoaamm... kenapa pagi-pagi teriak-teriak sih, Bos?" tanya Probe begitu mendengar bosnya mengamuk.

"Aku tidak bisa tidur, Probe! Aku sedang berpikir keras, bagaimana cara untuk mengalahkan Boboiboy. Tapi... Boboiboy itu semakin kuat saja. Arrggh! Aku sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi!"

"Sabar, Bos. Bos jangan terlalu berpikir keras. Tidur saja, siapa tahu ada ide baru muncul," kata Probe memberi saran.

"Iya, tapi—"

Tut. Tut. Tut.

"Eh, suara apa itu?" tanya Adu Du kaget.

"Hmm... sepertinya Komputer menangkap sebuah sinyal, Bos," jawab Probe.

Adu Du langsung turun dari tempat tidurnya, diikuti oleh Probe dan menuju ruang monitor. Komputer berada di situ.

"Komputer, apa yang terjadi?"

"Aku menangkap signal yang terpancar dari luar angkasa, Bos. Tapi aku tidak bisa pastikan apa itu," jelas Komputer.

Sinyal? Dari luar angkasa? Tanya Adu Du dalam hati.

Tiba-tiba, di monitor muncul sosok alien yang sudah tidak asing lagi di mata Adu Du. Alien yang sudah lama tidak dijumpainya lagi sejak 4 tahun lalu.

"Hahahahaha..."

"E... Ejo Jo?!" Adu Du terkejut.

"A-Apa? Ejo Jo?! Uhuhuuuu..." Probe langsung bersembunyi di belakang sang majikan.

"Mau apa lagi kau menghubungiku, hah?!"

"Hahahaha... janganlah menyambut teman lamamu ini seperti itu. Tidak baik," kata Ejo Jo dengan kata-kata sopan, bernada menyindir.

"Hah, teman? Sejak kapan aku punya teman sepertimu?!"

"Terserah katamu saja," kata Ejo Jo santai. "Ngomong-ngomong, bagaimana dengan rencana-rencana jahatmu untuk menghabisi si Boboiboy itu? Apakah berhasil? Atau selalu berakhir dengan babak belur? Hahahaha..."

"Huh! Itu bukan urusanmu!" kata Adu Du kesal.

"Hahaha... begitu ya? Tidak usah bilang juga aku sudah tahu jawabannya. "

Dalam hati Adu Du, rasa-rasanya ingin sekali meninju alien-tiang-listrik itu.

"Kalau begitu," sambung Ejo Jo, " bagaimana kalau kau bekerja sama denganku untuk menghabisi Boboiboy? Karena hanya kaulah yang tahu banyak tentang anak itu selama kau di Bumi, dan ada kalanya kau bisa diandalkan."

"Apa?! Bekerja sama denganmu?! Jangan harap! Aku tidak akan mau bekerja sama denganmu sampai kapanpun!" bentak Adu Du.

"Hooo... apa kau mau robot tempurmu itu aku hancurkan lagi?!"

Mata Adu Du melebar. Astaga, dia memakai ancaman sekarang. Dan Probe menjadi takut setengah mati karena trauma atas apa yang menimpa dirinya saat dia dihancurkan oleh Petai. Robot ungu itu tidak mau kejadian nahas itu kembali terulang.

"Sial!" Adu Du berdecih kesal.

"B-Bos... turuti sa-saja a-apa katanya. A-Aku... aku takut, Bos!" Probe gemetaran.

"Kumohon! Jangan lakukan itu lagi!"

"Ha... kau takut kan? Jadi, bagaimana keputusanmu?" tanya Ejo Jo untuk kedua kalinya.

Hhhh... aku paling tidak suka bekerja sama dengan alien-tiang-listrik ini. Tapi... dia akan menghancurkan Probe kalau aku menolak. Haah... terpaksa deh.

"Okelah, oke! Aku mau bekerja sama denganmu! Tapi kali ini saja, bagaimana?"

"Bagus! Keputusan yang tepat! Tidak kusangka kau akan menerima tawaranku." Kata Ejo Jo sambil bertepuk tangan. Adu Du hanya bisa memutar matanya.

"Sudahlah! Lalu, apa rencanamu kali ini?" tanya Adu Du.

"Pertanyaan yang bagus. Ini rencananya. Hahahaha..."


Sosok seorang gadis berhijab merah muda yang akrab dipanggil Yaya itu sedang berjalan menuju pintu gerbang SMA Pulau Rintis. Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 07.10 pagi. Masih ada waktu 20 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi.

Sekarang, Yaya berumur 16 tahun. Ia masih berstatus sebagai pahlawan super dengan kekuatan gravitasinya ia bersama Boboiboy, Ying, Fang, dan Gopal, memberantas kejahatan. Selain itu, Yaya adalah ketua kelas X-C, karena terkenal ketegasannya sejak SD. Belum lagi tugas-tugas yang bejibun, tapi dengan otak encernya, ia mampu mengerjakannya karena ia tidak mau menunda-nunda . Gadis beiris mata abu-abu itu juga mempunyai adik yang sangat disayanginya, yang saat ini masih duduk di bangku SD, juga senang membuat biskuit, meskipun rasanya tetap sama seperti dulu. Biar bagaimana pun, Yaya melakukan semua itu dengan sepenuh hati.

Saat gadis berhijab merah muda itu sudah memasuki gedung sekolah dan hendak berbelok di pertigaan jalan koridor sekolah, Yaya tidak tahu kalau ada seseorang yang sedang melintas di balik tembok pertigaan itu. Alhasil, bertabrakan terjadi.

BRUK!

Kaki Yaya tidak mampu menjaga keseimbangannya karena dorongan secara tidak sengaja dari seseorang yang menabraknya hingga terjatuh. Rasa sakit di bagian bokong yang mendarat lebih dulu di lantai tidak dapat dielakkan lagi.

"Ya ampun! Maaf, Yaya! Kamu nggak apa-apa, kan?"

Eh?! Rasanya Yaya kenal suara itu. Suara yang selalu Yaya dengar dari SD, namun agak memberat. Yaya membuka matanya lalu mendongak ke pemilik suara yang saat ini di depannya.

"Boboiboy?!"

"Maaf ya. Aku nggak lihat kamu tadi."

Ya, pemuda bertopi dinosaurus berwarna jingga yang dipakai secara terbalik dan berpenampilan sama seperti waktu SD, sedang mengulurkan tangan kanannya. Yaya menerima tangan Boboiboy dan tubuhnya ditarik oleh pemilik tangan besar dan kuat itu sehingga Yaya bisa berdiri.

"Nggak apa-apa, kok. Aku yang salah karena nggak lihat jalan. Terima kasih ya," kata Yaya lembut.

Boboiboy mengangguk. "Sama-sama."

Lalu, entah kenapa, pemuda beriris coklat itu memandang Yaya aneh.

"Em... Yaya, ada apa denganmu? Wajahmu memerah."

"Eh, apa?!" secara reflek, Yaya memegang kedua pipinya yang panas. O, ou... wajah Yaya seperti kepiting rebus sekarang. "Nggak apa-apa. Permisi."

Yaya langsung lari meninggalkan Boboiboy yang sedang bingung dengan tingkah anehnya. Dan Boboiboy hanya bisa mengangkat bahunya lalu berjalan ke arah lain.

Di kelas X-C, Yaya sedang termenung di bangkunya. Merenung kejadian barusan.

Entah kenapa, Yaya selalu menjadi salah tingkah ketika berhadapan dengan Boboiboy akhir-akhir ini. Padahal, Yaya dan Boboiboy sudah saling mengenal sejak lama.

Mungkin... seiring waktu berjalan, Yaya merasakan ada sedikit perubahan pada Boboiboy. Secara fisik, Boboiboy menjadi lebih tinggi sedagu darinya, dan wajahnya terlihat semakin dewasa. Juga dalam sikapnya. Selalu menyelesaikan suatu masalah dengan cepat ketika menghadapi masalah yang cukup rumit dalam menghadapi musuh, lebih protektif, dan menjadi semakin kuat dengan kekuatan elemennya.

Juga, Boboiboy senang membantu orang yang berada dalam kesulitan dan tidak lepas juga membantu kakeknya di kedai Kakek Aba.

Apa jangan-jangan... dari lubuk hatinya yang paling dalam...

Yaya menyukainya?

Ah, tidak, tidak! Apa yang sedang kupikirkan, sih?

Lagipula, pikir Yaya, belum tentu juga Boboiboy menyukainya. Sepertinya, Boboiboy sendiri juga belum punya keinginan untuk menyukai seorang gadis. Pemuda itu masih berfokus untuk hal-hal yang penting baginya ketimbang memikirkan hal itu.

Lalu, kenapa bisa seperti itu?

Jujur saja, Yaya semakin bingung.

Sementara Yaya masih merenung, Fang, Ying, dan Gopal memasuki kelas bersama-sama dan sedang asyik mengobrol. Tiba-tiba obrolan mereka terhenti ketika melihat Yaya. Mereka menatapnya aneh.

Tanpa pikir panjang, Ying menghampiri Yaya.

"Yaya?"

Tidak ada respon.

Ying sedikit mengeraskan suaranya. "Yaya?"

"Eh, iya?" Yaya terkejut ketika Ying sudah ada di depannya. Juga ada Fang dan Gopal.

"Kau kenapa, Yaya? Tumben, pagi-pagi udah bengong," tanya Gopal.

"Em... nggak apa-apa, kok."

"Jangan-jangan lagi mikirin Boboiboy dan kejadian bertabrakan tadi, ya?" tanya Fang to the point.

DEG!

Tunggu! Apa yang Fang katakan barusan?

"Hah? Kok kamu tahu—"

"Kami bertiga melihat kalian saling bertabrakan di pertigaan jalan koridor sekolah. Lalu Boboiboy bantu kamu berdiri dan tiba-tiba mukamu memerah. Apa aku salah?"

Mata Yaya melebar. Ying dan Gopal hanya memandang satu sama lain.

Ya ampun, sekarang Yaya tidak tahu harus berkata apa.

Fang membuka suaranya lagi, "Apa kau..."

Oh, tidak! Fang pasti akan menanyakan hal yang—

KRIIIIIINNGGG!

Oh, syukurlah. Bel masuk berbunyi. Yaya bisa melihat raut kesal dari wajah Fang. Fang terpaksa berjalan ke tempat duduknya, begitu juga Ying dan Gopal. Dan murid-murid kelas X-C lainnya, termasuk Boboiboy, bergegas memasuki kelas sebelum guru datang.

Guru Bahasa Inggris memasuki kelas dan Yaya memberi komando mengucapkan salam.

"Stand up! Good morning, Miss Lusi," lalu diikuti oleh semua murid.

Yaya masih bertanya-tanya dalam hatinya.

Sebenarnya, apa yang terjadi pada diriku?

TBC


A/N: Jeng, jeng, jeng... inilah fanfict pertama saya, pairing Boboiboy/Yaya. Hahaha... *bangga* #dihajarmassa.

Seperti yang sudah saya katakan, awalnya saya nggak pernah kepikiran membuat cerita ini, apalagi ini genre romance. Dan itu pun terinspirasi dari fanfict Boboiboy lainnya yang saya baca dan juga menonton film-nya, tentunya ^^

Dan chapter pertama ini mungkin agak pendek, karena hanya ini kemampuan otak saya . Tapi ada gunanya juga, sih. Karena bisa membuat para readers penasaran dengan chapter selanjutnya, hahaha…. #authoraneh

The last but not least. If you don't mind, review, please?