'' Sedang apa di atas gedung seperti ini Naruto-kun,''

Chapter : 3

Naruto masih memandang keujung langit yang jauh, melihat bintang-bintang yang bersinar disana. Dia merasakan kehangatan di punggungnya karena pelukan wanita di belakangnya, walau tubuhnya sedikit gemetar namun dia menikmati rasa itu,'kehangatan di sela rasa sakit'.

Naruto merasakan pelukan wanita di belakangnya makin mengerat, seolah menenangkan jiwanya yang sedang gundah.

'' Aku hanya sedang melamunkan masa-masa terpurukku hingga menjadi sekarang ini,'' jawab Naruto akhirnya sambil mengelus tangan putih milik wanita yang memeluknya.

'' Ceritakan, aku jadi ingin mendengar kisah Naruto-kun. Jadi ayo ceritakan,'' pinta wanita yang memeluknya.

'' Itu kenangan pahit miliku, tetap mau mendengarnya,?'' ujar Naruto dengan lembut.

'' Umm, tentu. Aku ingin mendengarnya,'' balas wanita itu antusias.

'' Baiklah,,,,''

' Kyaaaa,,,,'

Wanita yang memeluk Naruto langsung terpekik saat Naruto menghilang dan muncul di belakangnya yang langsung menggendongnya Bridal Style.

'' Aku hanya ingin bercerita dengan posisi yang nyaman,'' ucap Naruto tanpa rasa bersalah sedikitpun, kemudian dia duduk kembali di tempat sebelumnya duduk, namun kali ini dengan memangku wanita yang tadi memeluknya dari belakang.

'' Tapi tidak harus mengagetkanku kan,?'' rengut manja wanita itu sambil memanyunkan bibirnya.

'' Jadi kamu kaget ya,? Maaf kalau begitu,'' ujar Naruto seraya memeluk wanita yang ada di pangkuannya itu erat.

Wanita itu masih memanyunkan bibirnya, namun beberapa saat kemudian menyunnya itu di ganti dengan senyuman yang merekah menawan, kemudian dia menyandarkan punggungnya di dada bidang Naruto menyamankan posisi duduknya.

'' Mulalilah menceritakan masalalu Naruto-kun, kalau ingin aku memaafkanmu,'' ucap wanita itu dengan masih senyuman tak lepas di bibirnya, kemudian dia memeluk lengan Naruto yang melingkar di perut rampingnya.

'' Baiklah, apapun maumu,'' Naruto meletakan dagunya di pucuk kepala gadis dalam pangkuannya.

'' Pada jaman dahulu,,,,,'' #Plak, Naruto ini bukan cerita si kancil,,, -.- #Siapa bilang ini cerita si kancil, akukan cuma meniru gaya 'kakek' saat bercerita,, :) *lupakan.

'' Dulu,,'' Naruto memulai ceritanya.

Flash Back.

Di sebuah ruangan, di pojokan ruangan itu sudut yang cukup gelap karena tidak terkena cahaya, duduk meringkuk seorang bocah berambut pirang yang terlihat sedikit agak panjang, ekspresi wajahnya tidak terlihat karena dia menumpukan kepalanya pada lengan tangannya yang bertumpu pada kedua lututnya.

Sudah dua tahun dia begitu, sejak kejadian yang merenggut kedua nyawa orang tuanya di depan matanya sendiri dan menjadikannya terpuruk seperti itu.

'' Naruto, terlarut dalam kesedihan tidak baik untukmu, dan juga mereka akan sedih kalau melihatmu begini terus,'' ucap seorang pria paruh baya berambut coklat gelap debgab sedikit pony pirang dan janggut tipis menasihati anak kecil yang di panggil Naruto. '' Jangan buat pengorbanan mereka menjadi sia-sia,'' lanjut pria itu yang entah sejak kapan sudah berdiri dua langkah di depan Naruto.

Suara kebapakan yang terdengar cemas masih belum sampai pada relung kesedihan sang bocah yang masih terpuruk itu.

' Hah,'

Menghembuskan nafas pelan menanggapi sang bocah yang masih belum bisa di bangunkannya dari kesedihannya itu, bukan pertama kalinya dia mengucapkan itu dan memberi semangat padanya, namun ucapannya seperti tidak di dengarnya, telinganya seakan di tulikan untuk dunia luar hingga tidak ada yang mengganggunya dalam kegelapan.

Namun sepertinya kali ini berbeda, ucapannya sepertinya di dengar oleh sang bocah. Terlihat dari gerak kepalanya yang tertumpu lengan tangannya mulai terangkat perlahan menunjukan ekspresi datar dengan pandangan penuh kebencian.

Sejenak, pria yang di ketahui bernama Azazel itu tersentak saat melihat ekpresi yang Naruto pakai pada wajahnya, dia tidak mengira kalau bocah pirang yang telah dia anggap sebagai keponakannya itu menyimpan banyak kebencian dan dendam di mata birunya yang terlihat meredup.

'' Yah kamu benar Paman, aku tidak boleh mengecewakan mereka dan tidak boleh menyiakan perngorbanan mereka,'' ucap para Naruto terdengar sedikit dingin. '' Aku harus bangkit dan menjadi kuat, setelah itu aku akan membalaskan dendam mereka pada Iblis jahanam yang telah merenggut mereka dariku,'' lanjutnya dengan suara masih terdengar sama, namun kini juga terdengar ambisinya.

Azazel terdiam mendengar ucapan Naruto yang tidak di kiranya itu, dalam benaknya dia harus membuang sedikit demi sedikit kebencian dan kegelapan pada keponakannya itu.

'' Paman, latihlah aku agar menjadi kuat untuk membalaskan dendam,'' pinta Naruto dengan mata penuh kebencian.

'' Aku tidak bi-,,''

'' Baiklah kalau paman tidak bisa, aku akan pergi dan mencari orang yang mau melatihku untuk menjadi kuat.'' potong Naruto cepat saat mendengar sosok yang di anggap pamannya itu akan menolaknya.

'' Baiklah aku akan melatihmu, namun kamu jangan lupa ucapan orang tuamu Naruto,'' Azazel menarik niatannya sebelumnya yang akan menolak permintaan Naruto, karena kalau Naruto pergi dia tidak bisa melaksanakan permintaan dari sahabatnya itu.

Namun di pikiran Azazel juga mengalir suatu ide yang bisa membuat keponakannya itu sedikit keluar dari kebenciannya.

*Skip.

Enambulan telah berlalu dari saat Naruto meminta Azazel untuk melatihnya agar menjadi kuat, dan kini disinilah Naruto di sebuah dimensi buatan yang cukup kuat untuk meredam kekuatan Naruto jika sampai di luar kendali.

Dimensi buatan Azazel yang hanya di peruntukan untuknya agar bebas berlatih dengan leluasa, dan juga untuk menyembunyikan Naruto dari para penghuni Grigory.

Yah tidak mungkinkan memasukan Iblis pada teritori Malaikat Jatuh yang merupakan musuh para Iblis dalam perang besar,?

Azazel masuk kedalam di mensi buatannya itu dan dia melihat keponakannya sedang melakukan latihan yang sangat ekstrim.

Ya sangat ekstrim, ah malah bisa di bilang sangat-sangat-sangat ekstrim dimana terlihat dia sedang melakukan Push Up dengan satu jari dan tubuh terangkat tegak keatas, diatas sebuah lingkaran sihir berpola Hexsagram yang rumit.

Lingkaran sihir yang bukan seperti biasanya,lingkaran sihir yang di buat untuk mengkalilipatkan Gravitasi bumi itu kini sudah memasuki tahap seribu kali lipat.

Mengerikan,? Memang, di tambah dengan beberapa corak lingkaran sihir pada tubuhnya yang sama dengan yang ada di bawah jari tangannya, namun dengan tujuan yang berbeda. Dimana yang ada di bawah jarinya mengkalilipatkan gaya gravitasi, namun yang ada di tubuhnya menyegel kekuatan Iblisnya.

Dengan kata lain dia berlatih se ekstrim itu hanya dengan kekuatan fisiknya sebagai Iblis.

Peluh mengucur deras di tubuh mungilnya yang kini sudah terbentuk layaknya seorang laki-laki yang telah melakukan latihan fitnes bertahun-tahun, otot tangannya keluar membentuk dengan indah tidak seperti anak-anak di usia yang sama, tubuh bagian atasnya yang terekpos jelas karena tidak memakai baju akan membuat iri atlit binaraga yang melihatnya.

'' 9980,,, 9981,,, 9982,, 9983,,,''

terdengar suara Naruto yang masih menghitung push up ekstrimnya, dengan kaki di atas dan kepala di bawah sepertinya tidak membuat kepalanya pusing.

'' 9984,,,9985,,,9986,,,9987,,,,''

Naruto masih terus menghitung walau dia sudah merasakan kedatangan dari pamannya.

Azazel mendekat kearah Naruto dan berdiri di luar lingkaran sihir yang ada di bawah keponakannya itu.

'' Naruto, istirahatlah sebentar dan melanjutkan kelatihan yang lain, aku kira kekuatan fisikmu sudah lebih dari cukup untuk anak seusiamu,'' ucap Azazel menyuruh Naruto menghentikan latihanya untuk istirahat.

'' Sebentar lagi paman, nanggung lima lagi,,, 9994,,, 9995,,, 9996,,,'' balas Naruto dengan masih menghitung push upnya.

'' 9997,,, 9998,,, 9999,,, 10000,, yup selesei,'' Naruto menurunkan kakinya dan berdiri dengan tegap, kemudian menghilangkan lingkaran sihir yang ia gunakan untuk membantunya berlatih, setelah itu dia mendekat kearah Azazel sambil mengelap peluh yang membasahi wajahnya dengan lengan tangannya.

'' Naruto, latihanmu itu bisa membunuhmu atau paling tidak tubuhmu akan remuk jika terus kamu lakukan seperti itu,'' ujar Azazel memberi Nasihat.

'' Tenang saja paman, tubuhku cukup kuat untuk menahan beban itu dan lagi pula aku sudah sering melakukan itu dengan Tou-san dan Kaa-san saat berlatih, yah memang dengan intensitas yang tidak seperti sekarang,'' balas Naruto mempedulikan nasihat Azazel.

'' Terserah kamu sajalah. Hmm, setelah ini kamu melatih kekuatan sihirmu, tapi mungkin aku tidak bisa membantu banyak karena aku tidak terlalu mengetahui dua kekuatan yang kamu miliki,'' ujar Azazel memberitau latihan tahap selanjutnya.

'' Kalau itusi tidak apa Paman, aku sudah menguasau sepenuhnya api putih milik Tou-san, tinggal melatih kekuatan dari Kaa-san saja,'' tanggap Naruto dengan sengiran kanak-kanaknya walau matanya menunjukan lain dari apa yang di ekspresikan bibirnya.

'' Itu malah lebih sulit, aku tidak akan bisa membantu malah kalau mengenai kekuatan itu, tapi mungkin temanku bisa membantumu berlatih,'' ucap Azazel tak bersemangat merasa tidak bisa membantu Naruto berlatih.

'' Tidak perlu, aku sudah bisa sedikit menguasai kekuatan itu tinggal melatihnya lebih lanjut dan memasterialisasinya saja. Paman bisa membantuku membimbing dalam menguasai kekuatan itu,'' balas Naruto menolak tawaran Azazel seolah mengerti 'teman' yang di sebut oleh Azazel.

'' Baiklah, terserah kamu sajalah. Aku akan membantumu melatih kekuatanmu, walau hanya sedikit yang bisa aku bantu,'' sanggup Azazel untuk membantu Naruto melatih kekuatannya.

'' Terimakasih Paman,'' ucap senang Naruto dengan sengiran khasnya. '' Tapi,,,'' lanjutnya tertahan.

'' Tapi apa, Naruto,?'' tanya Azazel bingung dan penasaran.

'' Tapi,,, tapi aku sekarang sangat lapar,'' jawab Naruto dengan wajah kelaparan dan kedua tangannya memegang perutnya.

'' Apa,? Hahahaha ternyata kamu juga bisa lapar juga, Naruto,'' tawa Azazel menggema melihat keponakannya yang menurutnya lucu.

'' Aku juga makhluk hidup, jadi aku juga bisa merasa lapar,'' uajr Naruto sambil memanyunkan bibirnya khas anak kecil yang sedang merajuk.

'' Hahaha, iya-iya sebentar lagi juga datang makanan untukmu,''

Barusaja Azazel menyeleseikan ucapannya muncul lingkaran sihir di belakang Azazel, dan dari lingkaran sihir itu muncul tiga wanita yang tidak bisa di bilang jelek dan tidak seksi.

Naruto langsung berbinar penuh nafsu melihat kedatangan mereka, sedangkan Azazel sedikit tersenyum,,, mesum membayangkan kalau keponakannya memandang tiga wanita yang baru datang itu.

Dengan penuh nafsu, Naruto menerjang kearah tiga wanita itu yang seketika langsung menegang.

Tubuh wanita berbeda warna rambut itu bergetar merasakan nafsu yang sangat besar keluar dari bocah berambut pirang yang sudah lumayan mereka kenal itu.

Wanita berambut hitam di sebelah paling kiri, reven di tengah, dan wanita atau gadis bertubuh loli berambut pirang twintail di paling kanan membelalakan matanya saat melihat bocah pirang yang sedang menerjang kearah mereka menghilang dari pandangan.

'' Uwaaaaahhhh, Ramen memang makanan para dewa,!'' seru sebuah suara dari belakang mereka, suara yang amat mereka kenal.

Serentak mereka langsung menoleh kebelakang tempat asal suara yang mereka dengar.

' Eh,?' pekik salah satu dari mereka yang berambut hitam setelah melihat apa yang sedang di pegang dan di makan oleh bocah yang dia kenal dengan nama Naruto, Namikaze Naruto lebih tepatnya.

Dengan cepat dia melihat tangan kanannya yang sebelumnya memegang benda itu, sebuah benda berupa mangkuk ramen berukuran ekstra jumbo yang tidak akan habis di makan oleh dua orang sekalipun.

Pandangannya beralih kembali pada Naruto yang kini telah meletakkan mangkuk berukuran jumbo itu di sebelahnya, mangkuk yang telah ludes isinya dan tinggal menyisahkan sumpit dan bekas kuah ramen saja.

'' Uwaaahhh, Ramen yang di bawa Nee-chan memang selalu nikmat,! Ayo bawa kesini semuanya,!'' seru senang Naruto memuji Ramen yang baru dia makan, dan menyuruh ketiga wanita itu untuk menghidangkan semua makannan yang mereka bawa.

Tanpa membantah mereka langsung melaksanakan perintahnya dan meletakan makanan yang mereka bawa.

Baru saja mereka melangkahkan kekinya kebelakang setelah meletakan semua makanan itu, semua makan yang baru di letakan itu kini tinggal nama dan hanya menyisahkan tempat tinggal sementara mereka.

Ketiga wanita itu hanya meneguk ludah mereka berat melihat kecepatan sang bocah memakan makanan yang mereka bawa.

Namun mereka terheran melihat perut bocah itu yang tidak menggembung akibat kepenuhan makanan yang bocah itu makan, seolah perut bocah itu adalah lubang hitam yang dapat menghisap semua yang masuk kedalam mulut bocah itu.

Mereka mendekat kearah Naruto yang tengah terkapar tidur di tengah piring dan mangkuk yang berserakan, itu sudah biasa mereka lihat saat mengantar makanan.

Setelah Naruto memakan makanan yang mereka bawa, dia akan langsung tertidur dengan lelap.

Mereka menyingkirkan piring kotor di sekitar Naruto kemudian mereka duduk bersimpuh di kanan kiri Naruto, mereka tersenyum melihat sosok yang mereka anggap sebagai adik dan kakak nampak damai terlelap dalam tidurnya.

Sementar tidak jauh disana, Azazel nampak sedang kecewa akan pemikirannya. Tidak sesuai dengan khayalannya, ternyata keponakannya memang masih kecil dan pandangan penuh nafsu yang tadi dia lihat di mata keponakannya ternyapa di tujukan pada makanan yang mereka bawa.

Kembali ketempat Naruto tertidur.

Wanita berambut hitam yang kalau tidak salah bernama Kalawaner mengusap pipi Naruto dari sisa makanan yang masih menempel di sana.

'' Kalau sedang tidur Naruto-sama terlihat lucu, kayak anak kecil yang polos,'' ucar Kalawaner yang masih memandang wajah damai Naruto dengan senyuman tak lepas dari bibir ranunnya, senyuman tulus bagai seorang ibu pada anaknya.

'' Kamu benar, Naruto-sama jadi terlihat manis tidak seperti saat dia sadar, manisnya tertutupi pandangan dinginnya,'' setuju gadis berambut raven bermata ungu tajam, Raynare.

'' Uwaah, badan Naruto-Onii -sama sangat keren, atletis,,, jadi ingin menjilatinya,,,'' kali ini wanita bertubuh loli berambut pirang twintail yang memandang Naruto ketubuh bagian atasnya yang terekspos dengan jelas karena tidak memakai baju dengan pipi merona entah karena apa.

Seketika Kalawaner dan Raynare langsung menengok kearah wanita atau gadis bertubuh loli itu.

'' Mitleth, jangan berpikiran mesum pada Naruto-sama,!'' seru Kalawaner dan Raynare bersamaan memperingatkan.

'' Hihihi, abis Naruto-Nii -sama badanya bagus banget, bikin aku gak kuat,'' ucap gadis yang di panggil Mitleth sambil menjulurkan lidahnya imut.

Bersamaan Kalawaner dan Raynare memperhatikan badan Naruto yang masih terbaring di atas tanah, seketika rona merah mulai keluar di pipi mereka saat pikiran erotis mulai melintas di pikiran mereka.

'' Mitleth, jangan buat kami berpikiran mesum sepertimu,!'' kali ini Kalawaner dan Raynare karena tidak sadar melihat apa yang gadis loli itu ucapkan.

' Hihihi,'

hanya itulah tanggapan Mitleth sambil masih memetkan lidahnya imut.

'' Kalian jangan teriak-teriak nanti membangunkannya, dia butuh istirahat setelah latihan,'' tegur Azazel yang entah kapan sudah di belakang mereka. '' Dan jangan dulu berpikiran mesum padanya, dia masih kecil belum bisa melayani kalian bertiga,'' lanjutnya kini dengan seringaian aneh.

'' Ha-hai,'' balas Kalawaner, Raynare, Mitleth bersamaan entah untuk menjawab ucapan yang mana dan dengan rona merah di wajahnya entah kenapa malah membuat Azazel kian menyeringai aneh yang menjijikan.

'' Ka-kami permisi dulu Azazel-sama,'' pamit ketiga wanita itu setelah membereskan piring-piring yang berserakan kemudian menghilang dalam lingkaran sihir.

'' Huh dasar,'' gumam Azazel kini memandang Naruto yang tengah berbaring tidur di atas tanah dimensi itu. '' Nah Naruto, aku jadi ingin lihat saat kamu dewasa nanti apakah mereka kuat untuk tidak 'memakan'mu saat melihatmu dalam keadaan begini,'' lanjutnya membayangkan hal-hal yang masih berbau wangi ala erotis.

*Skip (loncat latihanya) 7 tahun kemudian.

' Duaaar,,, Duuuaaaar,, dduuuuaaarrr,'

Ledakan beruntun terdengar di sebuah dimensi buatan dan terlihat kawah-kawah besar dan kecil menghiasi tanah dimensi buatan itu.

'' Hah, hah, ayolah Naruto kamu bisa lebih dari ini,! Power of Destruction lebih dari ini,!'' teriak Azazel yang masih terengah karena sedang berlatih tanding dengan Naruto.

Saat ini Naruto baru menyeleseikan latihannya untuk menguasai kekuatan turunan dari Kaa-sannya itu, tujuh tahun baru bisa menguasainya dan memasterialisasinya. Lama memang, tidak seperti saat berlatih api putih yang langsung di latih oleh ahlinya, latihan ini dia sendiri tak ada yang melatih hanya sedikit bimbingan dari pamannya yang sedikit mengetahui tentang kekuatan yang di pelajarinya itu.

'' Hah, hah, tenang aj- hah,,, tenang aja paman aku baru pemanasan. Kali ini aku akan mengeluarkan seluruh kekuatanku sebagai pelampiasan latihanku selama ini,'' balas Naruto juga terengah namun beberapa saat kemudian dia berkonsentrasi untuk mengeluarkan kekuatannya.

' Sring,,, sring,,, sring,,,'

Muncul beberapa rantai di belakang Naruto, rantai yang terbuat dari sesuatu kekuatan berwarna merah gelap dengan ujung runcing itu berkibar dengan liar di belakang tubuh Naruto.

Memang tidak benar-benar keluar dari punggungnya, cuma seperti keluar dari punggungnya dan bagai menyatu dengan tubuh Naruto.

'' Paman, coba rasakan 'True Power' tahap pertama miliku,'' seru Naruto setelah mengeluarkan kekuatan Power of Destruction dalam bentuk yang telah di manipulasi kedalam bentuk rantai. '' Walau belum sekuat milik Kaa-chanku, namun ini cukup untuk membuatmu kewalahan,'' lanjut Naruto mulai melesatkan rantai-rantainya pada Azazel.

' Srink,,, srink,,, srink,,, duaaarrr,,,, duaaarrr,,, duaaarrrr,,,'

Azazel dengan mudah menghindari bilah tajam rantai milik Naruto, beberapa ledakan terjadi saat rantai merah gelap milik Naruto mengenai tanah bekas Azazel menampakan kakinya.

' Ini menajubkan, rantainya sangat mematikan dan lagi dia bisa mencapai tahap tertinggi dalam pengendalian Power of Destruction, 'True Form' walau dia menyebutnya 'True Power' dan baru tahap pertama. Berarti masih bisa di kembangkan ketahap selanjutnya. Memang kamu keturunan Kushina Bael Naruto, satu-satunya wanita yang dapat menguasai Power of Destruction sesuka hati,' batin Azazel sambil terus menghindari serangan Naruto.

'' Ayolah Naruto, kamu bisa lebih dari ini,! Kaa-sanmu saja bisa melakukan lebih dari ini,!'' seru Azazel menyemangati Naruto dan ingin melihat seberapa jauh Naruto sudah menguasai kekuatan turunan dari Kaa-saannya itu.

'' Kamu benar paman, Kaa-chan bisa lebih dari ini dan akupun harusnya bisa, kalau tidak dia pasti akan kecewa dan aku tidak akan bisa membalaskan dendamku,'' balas Naruto dengan suara dingin. '' Sesuai permintaanmu paman, coba hindari seranganku kali ini,!'' lanjutnya berseru.

Aura merah gelap menguar dari tubuh Naruto, dan beberapa rantai keluar dari belakang Naruto menambah rantai sebelumnya.

' Kraaak, Kraaak, sriiiiinnnkkk,,,,, sriiiinnnkkk,'

Puluhan rantai keluar dari tanah dimensi itu, tumbuh bagaikan hutan yang di pacu pertumbuhannya dan semua itu langsung melesat menyerang Azazel.

' Sriiiinnngggg, sriiiinnng, duaaar, duaar,'

ledakan dan suara gemrincing rantai kini makin sering terdengar, dengan kualahan Azazel menghindarinya.

' Gila,' batin Azazel yang melihat serangan Naruto seperti tidak ada celah untuk membalasnya.

' Judgment,'

ucap Naruto dengan suara berat, dan setelah itu dari tanah dan langit dimensi itu muncul lingkaran sihir berpola Phoenix putih bertumpuk dengan lingkaran sihir khas klan Bael yang memenuhi permukaan seluruh langit dan tanah dimensi itu.

' Srrriiiiiinnnngggg,,,, ssrrrriiiinnnnggg,,,'

Ribuan bahkan jutaan rantai Power of Destruction keluar dari lingkaran sihir itu menghujani kearah Azazel, rantai merah gelap berujung tajam yang kini tidak di selimuti dengan aura yang berwarna senada melainkan sesuatu seperti api berwarna putih.

'' Sepertinya aku telah salah dengan ucapanku, Dia,,, dia benar-bernar mau membunuhku,!'' ucap Azazel melebarkan matanya dan mulai mengeluarkan seluruh kekuatannya.

End Flash Back.

'' Aku lepas kendali waktu itu dan mengeluarkan seluruh kemampuanku semuanya,'' ucap Naruto masih dengan memeluk wanita di pangkuannya dan meletakan dagunya di pundak wanita itu mensejajarkan dengan pipinya.

'' Lalu apa yang terjadi setelah itu, Naruto-kun,?'' tanya wanita dalam dekapan Naruto sambil mengelus pipinya.

'' Umm,,, setelah itu,,,''

'' Ayo apa yang terjadi setelah itu, Naruto-kun,?'' tuntut wanita di pangkuan Naruto yang kini memutar tubuhnya menyamping hingga dia dapat berhadapan dengan Naruto.

'' Setelah itu,,,''

'' Ayolah Naruto-kun, jangan menggodaku,,,'' rajuk manja wanita dalam dekapan Naruto semakin penasaran.

'' Setelah itu,,,, aku juga tidak tau. Saat itu hanya gelap yang aku lihat dan setelah sadar aku sudah di sebuah kamar dengan masker oksigen menutupi mulut dan hidungku,'' jawab Naruto akhirnya.

'' Aku pingsan selama enam bulan penuh, begitu juga paman jadinya tidak ada yang tau apa yang terjadi setelahnya,'' jelas Naruto saat melihat wanita di pangkuannya yang merupakan kekasihnya memberikan pandangan bingung.

'' Jadi Naruto-kun pingsan,? Seorang yang pernah menggemparkan Surga karena hal tidak masuk akal bisa pingsan cuma gara-gara lepas kontrol kekuatannya,?'' Wanita dalam pangkuan Naruto nampak menggoda dan meledeknya dengan merubah raut tidak percaya di wajahnya.

' Hmm,?'

Naruto membalas menatap wanita di pangkuannya dengan mengangkat kedua alisnya, namun senyuman menyeringai langsung menghiasi bibirnya.

'' Ne, Gabie-chan akukan juga makhluk hidup jadi kalau kelebihan muatan juga akan overdoseis dan soal hal yang tidak masuk akal yang telah menggemparkan Surga itu aku malah sangat berterimakasih padanya karena kalau tidak aku tidak mungkin bertemu kamu, Gabie-chan,'' ucap Naruto membela diri dan sedikit menggoda wanita yang di panggilnya Gabie.

' Hihihi,'

Wanita di pangkuan Naruto terkikik tertawa seolah mengingat sesuatu yang lucu setelah mendengar ucapan Naruto.

'' Kok ketawa,? Apa ada yang lucu,?'' tanya Naruto terheran.

'' Tidak, hanya saja lucu aja mengingat Naruto-kun yang seorang Iblis datang kesurga dan membuat para penjaga panik,'' jawab Gabie atau Gabriel masih tersenyum geli, dia kemudian kembali menyandarkan punggungnya pada dada bidang Naruto.

'' Hehehe, waktu itu akukan cuma ingin melihat yang namanya surga, dan memperjuangkan cintaku pada wanita yang baru pertama kali aku lihat,'' kekeh Naruto sambil kembali mengeratkan pelukannya pada perut kekasihnya itu.

'' hihihi, Naruto-kun aneh masa mencintaiku yang seorang malaikat,? Apa tidak takut kebakar,? Secara elemen yang aku punya adalah kelemahan untuk Iblis,'' kikik Gabriel dan masih tidak mengerti akan jalan pikiran Naruto.

'' Walaupun aneh tapi Gabie-chan tetap sayangkan,?'' goda Naruto yang kini menumpukan dagunya di pundak Gabriel.

'' Aku tidak takut kebakar atau apa, walau elemenmu merupakan kelemahanku, aku tidak peduli yang penting aku mencintaimu,'' lanjut Naruto sangat tulus.

'' Aku tau, dan ya aku tetap menyayangimu dan mencintaimu walau kamu aneh tapi menurutku kamu unik,'' balas Gabriel mengeratkan pelukan Naruto pada perutnya.

'' Aku akan selalu mencintai Naruto-kun walau nanti aku akan jat-,''

'' Sstttt, tidak kamu tidak boleh jatuh, aku tidak akan membiarkan itu,'' potong cepat Naruto sebelum Gabriel menyeleseikan ucapannya yang seperti sumpah.

'' Tapi kalau aku bukan hanya mencintai-NYA, aku akan jatuhkan,?'' tanya Gabriel tidak mengerti.

'' Tidak, kamu tidak akan jatuh. Cintamu pada-NYA tetap, cintamu padaku hanyalah cinta antara pasangan yang telah DIA ciptakan untukmu, karena DIA mencipkan makhluknya saling berpasangan,'' jawab Naruto serius meyakinkan.

'' Tapi aku Malaikat dan Malaikat diciptakan hanya untuk mencintai-NYA,'' terang Gabriel tidak bermmaksud menyangkal ucapan Naruto.

'' Tidak, walaupun kamu Malaikat pasti di ciptakan berpasangan dan jikapun tidak anggap saja begitu agar kamu tidak jatuh,'' ucap serius Naruto meyakinkan kekasihnya.

Gabriel diam sejenak mengolah ucapan Naruto, dia masih bersandar di dada bidang Naruto.

'' Jadi kalau aku jatuh, Naruto-kun tidak mencintaiku lagi,?'' tembak Gabriel bertanya.

'' Hmm, tidak juga, aku akan tetap mencintaimu walau kamu jatuh,'' balas Naruto serius.

'' Jadi, kalau aku jatuh tidak apakan,?''

'' Tidak, kamu tetap tidak boleh jatuh walau apapun yang terjadi, apalagi karena aku, kamu tidak boleh jatuh karena mencintaiku, kamu harus tetap suci,'' tegas Naruto menjawab pertanyaan kekasihnya.

'' Ta-tapi kenapa,? Kalau aku jatuh bukan masalah buat Naruto-kun, lalu kenapa Naruto-kun tetap menjagaku agar tidak jatuh,?'' tanya Gabriel tergagap tidak mengerti dan mulai merasa takut kalau Naruto tidak benar-benar mencintainya.

'' Karena kamu adalah tujuan hidupku sekarang, karena kamu satu-satunya yang dapat menghilangkan kebencianku, mengalihkan pikiranku dari dendam yang selalu membayangiku,,,, dan aku harus tetap menjagamu agar tidak jatuh karena aku tidak ingin sistem-NYA rusak dan membuat beberapa orang kecewa,'' terang Naruto menjelaskan alasannya tidak ingin sang kekasih jatuh dan menjadi malaikat kotor.

'' Naru-, hiks,, hiks,,,, a-aku,,,hiks,,,''

Tiba-tiba Gabriel menangis terisak tidak bisa mengeluarkan kata-kata yang ingin di keluarkannya.

'' Hei, kenapa menangis,?'' tanya lembut Naruto sambil membalik tubuh Gabriel menyamping dan menghapus air matanya.

'' A-aku, hiks, aku tidak berpikir sampai kesitu, yang aku pikirkan hanya,,, hanya bagaimana agar selalu berada di samping Naruto-kun,'' ujar Gabriel mengeluarkan isi pikirannya dengan masih sedikit terisak.

'' Kalau begitu buang pikiran itu karena biar dalam keadaan apapun aku akan selalu disampingmu, menjagamu sebisaku,'' ucap Naruto mencoba menenangkan Gabriel.

'' Ta-tapi jika aku disisimu, a-aku akan membunuhmu perlahan. Ka-''

'' Ssssttt, kamu ternyata cerewet ya Gabie-chan. Nih denger ya, walaupun aku Iblis dan kamu malaikat, aku tidak akan terpengaruh banyak karena itu apalagi sampai membunuhku perlahan itu tidak mungkin,'' potong Naruto melihat ketakutan dari kekasihnya itu dan kembali meyakinkan kalau semua yang di takutkannya tidak akan terjadi.

Gabriel terdiam sambil menatap kearah Naruto, masih ada sedikit keraguan dan ketakutan di matanya. Dia memang mencintai pemuda yang sedang memangkunya, dia ingin terus berada di sampingnya. Namun, dia juga tidak ingin meninggalkan tugas yang telah di kuasakan padanya juga dia tidak ingin menyakiti pemuda yang menjadi kekasihnya itu.

'' Masih ragu dan takut,? Ingat saat aku datang kesurga,? Tidak sembarang Iblis dapat memijakan kakinya kesana dan saat aku di sana aku tidak terpengaruh aura suci disanakan,? Aku dapat meladeni menari para penjaga. Itu karena sesuatu yang di turunkan Tou-sanku adalah berkah dari-NYA, Tou-sanku adalah satu-satunya Iblis yang tidak mempunyai sifat dari Iblis, makanya DIA yang maha agung memberkahinya dengan kekuatan yang berbeda dengan yang lainya. Setidaknya itulah yang di ceritakan paman saat aku kecil dulu,'' ucap Naruto membuang semua keraguan yang ada di pikiran Gabriel.

Gabriel tersenyum setelah mendengar ucapan Naruto, semua keraguan dan ketakutannya kini telah hilang entah kemana.

'' Sekarang sudah enggak, aku kelupaan kalau Naruto-kun adalah makhluk paling unik yang pernah ada jadi tidak mungkin meninggal karena hal seperti itu,'' ujar Gabriel kini lebih ceria.

'' Lah itu tau,'' canda Naruto.

'' Iya, kan sudah aku bilang aku kelupaan,'' ucap manja Gabriel yang kini kembali menyandarkan punggungnya di dada bidang Naruto.

'' Hehe, iya-iya,'' kekeh Naruto melihat tingkah manja kekasihnya. '' Ummm,,, oh iya Gabie-chan, ada seseorang yang mau aku pertemukan denganmu, aku jamin kamu akan senang begitupun dia,'' lanjutnya setelah mengingat suatu hal yang sedikit telupa.

'' Siapa, Naruto-kun,?'' tanya Gabriel penasaran.

'' Nanti juga kamu tau,'' balas Naruto merahasiakan, kemudian dia menggendong Gabriel dengan gaya Bridal style.

' Kyaaa,,'

pekik Gabriel terkaget karena Naruto tiba-tiba menggendongnya.

'' Siap untuk mengarungi langit malam ini,?'' tanya Naruto dengan sedikit nada menggoda dengan masih berdiri di atas pembatas diatap gedung yang dia duduki.

'' Ugh, Naruto-kun bikin aku kaget aja. Yah aku siap,'' rajuk manja Gabriel atas tindakannya yang tiba-tiba menggendongnya dan membalas pertanyaan Naruto seraya mengalungkan tangannya di leher Naruto.

' Braatzz,'

Naruto mengeluarkan sayap putih yang terbuat dari api putihnya, sayap yang besar nan gagah nampak pas di tubuh Naruto.

'' Ne, jadi seperti ini bentuk sayap asli milik Naruto-kun,?'' tanya Gabriel melihat sayap api milik Naruto.

'' Yup, jelek ya,?''

'' Mmm,,, tidak ini sangat indah. Kenapa Naruto-kun mengambil bentuk sayap burung,? Bukanya sayap kelelawar seperti yang lainnya,?'' Gabriel memuji sayap Naruto yang memang seperti sayap burung yang terbuat dari api putih, bahkan terlihat ada jilatan-jilatan api yang membuatnya semakin indah.

'' Karena inilah perbedaanku dengan mereka, kami, aku dan Tou-sanku memang mengambil bentuk sayap burung, lebih tepatnya burung Phoenix, sesuai dengan kekuatan kita,'' jawab Naruto dengan senyuman tak lepas dari bibirnya.

'' Keren,'' puji Gabriel.

'' Jangan memujiku terus, ntar kepalaku jadi gede lagi,'' ujar Naruto melucu.

'' Biarin, jadinyakan bisa lihat Naruto-kun yang agak aneh,'' ucap Gabriel becanda.

'' Jadi kapan terbangnya nih,?''

'' Hehehe,,, sekarang boleh,'' kekeh Gabriel menyandarkan kepalanya pada dada bidang Naruto.

'' Bersiaplah, tuanputri. Penerbangan ekspres akan segera Take Off, eratkan pegangan dan rapatkan badan,'' ucap Naruto seperti pilot yang mau menerbangkan pesawatnya.

' Hihihi,'

Gabriel hanya terkikik geli melihat tingkah kekasihnya, namun dia juga melakukan apa yang di katakan Naruto.

Naruto melompat dari atas gedung, lalu dia merentangkan sayapnya lebar untuk kemudian di kepakannya hingga membuatnya dan gadis dalam gendongannya terbang mengarungi langit.

Untung waktu tengah menunjukan tengah malam, kalau tidak pasti akan heboh orang-orang yang melihatnya terbang.

'' Ummm, Naruto-kun gimana dengan gadis berambut merah itu,?'' tanya Gabriel tiba-tiba di tengah mereka terbang.

'' Hmm,? Maksud Gabie-chan, gimana-gimana,?'' balik tanya Naruto menaikan alis matanya bingung.

'' Ih Naruto-kun, ya tanggung jawabnya. Naruto-kun kan sudah melecehkannya,'' ucap gemes Gabriel melihat Naruto pura-pura melupakan kejadian beberapa waktu lalu.

'' Oh itu, memangnya Gabie-chan mau di madu,? Masa kita belum menikah, kamu sudah di madu,?'' tanya Naruto dengan nada bercanda.

'' Itukan salah Naruto-kun yang ngasal melecehkan wanita, biarpun dia iblis dia juga wanita yang mempunyai hati yang rapuh dan sensitif. Jika Naruto-kun melecehkannya seperti itu, dia juga akan tersakiti,'' ucap Gabriel seperti menasihati dan agak merajuk.

'' Jadi benar Gabie-chan mau di madu,?'' tanya Naruto sekalilagi namun tidak dengan nada menggoda seperti sebelumnya.

Naruto hanya melihat gadis dalam gendongannya mengangguk pasti seolah itu tidak masalah untuknya.

'' Tapi sepertinya permintaan itu tidak bisa aku wujudkan,'' ujar Naruto serius sambil menatap tepat kemata Gabriel yang kini juga menatapnya lekat.

'' Kenapa tidak bisa,?! Apa Naruto-kun tidak mau bertanggung jawab,?'' Gabriel nampak tidak suka akan ucapan Naruto yang menggambarkan seolah dia bukanlah laki-laki sejati.

'' Ada suatu alasan pastinya, karena dia,,,,''

'' Karena dia kenapa Naru-kun,? Apa karena dia Iblis,? Jadi Naru-kun tidak mau menerimanya,?'' tanya Gabriel beruntun memotong ucapan Naruto yang di jedanya sesaat.

'' Bukan itu alasannya, tapi,,''

Flash Back...

'' Na-Naruto,? Kamu Naruto-kan,? Putra dari Nee-chan,?''

Sesosok wanita berwajah cantik, memiliki rambut merah panjang yang indah dan memakai setelan gaun yang nampak pas dan indah di tubuhnya mendekat kearah Naruto yang tengah di selimuti kemarahan karena beberapa saat yang lalu ada beberapa Iblis bodoh yang menghina Tou-sannya, namun kini mereka hanya tinggal nama saja karena Naruto telah mempercepat mereka bertemu dewa kematian.

Perlahan Naruto mendongakan kepalanya yang sebelumnya tertunduk dan menatap sosok yang barusan memanggilnya, matanya melebar sesaat dan rantai di belakang tubuhnya yang sebelumnya berkibar liar berhenti seketika.

'' Ka-Kaa-chan,?'' gumam lirih Naruto yang masih dapat di dengar oleh sosok wanita di depannya, namun pikiran itu di buang jauh olehnya saat mengingat kalau Kaa-sannya telah lama meninggal dan ingatannya mengaju pada sosok yang disayangi Kaa-sannya dan dirinya tentunya walau belum pernah bertemu.

Wanita di depannya mengangkat tangannya kewajah Naruto dan menangkupkan ke masing-masing pipi Naruto seolah memastikan kalau sosok di depannya memang bukanlah halusinasi.

'' Kamu memang Naruto, putra dari Nee-chan,'' ujar wanita itu yang tidak lain adalah Kaa-san dari Rias dan Istri dari Lord Gremoary, terlihat sangat bahagia sampai airmata mengalir dari mata indahnya.

'' Bibi,?'' ujar pelan Naruto yang kian membuat Vallena melebarkan senyumnya.

'' Iya benar aku Bibimu, adik dari Kaa-sanmu,'' ucap Vallena membenarkan.

Senyum mulai terbentuk di bibir Naruto, tangkupan tangan Vallena di pipinya tak menutupi senyumnya yang menampakan kebahagiaan karena telah bertemu dengan sosok yang paling di sayangi Kaa-sannya.

'' Bibiku tidak pantas mengeluarkan air mata, karena akan membuat wajah cantik Bibi terlihat jelek,'' ucap Naruto sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi bibinya itu.

' Greb,'

Vallena langsung memeluk erat Naruto dan membenamkan wajahnya di dada bidang Naruto kemudian kembali menangis disana.

'' Ne, Naruto-kun mau menggoda Bibimu ini,? Ucapanmu seperti gombalan laki-laki pada seorang gadis,'' ucap Vallena bercanda dengan masih membenamkan wajahnya di dada Naruto.

Naruto kemudian membalas pelukan Bibinya dan menghilangkan Rantainya yang sedari tadi bertengger di belakang tubuhnya.

'' Maaf, aku tidak bermaksud untuk itu. Hanya saja aku tidak bisa melihat sosok yang di sayangi Kaa-chan dan di kagumi olehku menangis,'' ucap pelan Naruto menanggapi ucapan yang lebih terdengar oleh telinganya seperti rajukan kekasihnya saat di goda olehnya.

Para tamu undangan hanya menatap mereka tanpa berani mengganggu ataupun mengusik, bahkan suami dan kedua anak dari Vallena membiarkan mereka seolah memberi waktu untuk mereka.

Vallena melepas pelukannya dan menyandarkan tangannya di pundak Naruto, menatap lurus kemanik birunya.

'' Aku tersanjung mendengar keponakan yang sangat ingin Bibi temui dan baru bisa ketemu sekarang, mengagumi Bibi,'' ucap Vallena senang dan nampak raut bahagia di wajah ayunya.

Naruto tersenyum melihat Bibinya terlihat sangat senang dan bahagia.

'' Kalau boleh tau apa yang Bibi lakukan disini,?'' tanya Naruto seolah lupa dia ada dimana dan untuk apa.

Vallena menaikan satu alis matanya heran mendengar pertanyaan dari Naruto yang seakan tidak tau dia sekarang dimana.

'' Apa maksudmu,? Inikan pertunangan putri bungsuku, Rias. Jangan bilang kalau kamu tidak tau itu,?'' tanya Vallena agak geli menjawab pertanyaan Naruto.

'' Putri Bibi,? Jadi Rias putri Bibi,?'' Naruto terlihat terkejut mendengar kalau Rias adalah sepupunya dan pesta pertunangannya baru saja menjadi tempatnya 'bersenang-senang' dengan sedikit di bumbuhi dendam masa lalunya.

Vallena mengangguk kecil untuk menjawab pertanyaan Naruto. '' Jadi kamu tidak tau pesta siapa yang kamu kacaukan,?'' Vallena bertanya dengan heran namun senyuman masih belum lepas dari bibir ranunnya.

'' Hehehe,,, yah sebenarnya aku sedikit tau sih dan aku cuma di suruh bersenang oleh seseorang di pesta pertunangan orang yang katanya aku kenal,'' jawab Naruto sambil menggaruk belakang kepalannya yang tidak gatal.

'' Dasar kamu ini, Ummm,,, Naruto-kun, maukah kamu bertemu dengan putriku,?'' Vallena nampak geli mendengar jawaban Naruto, lalu dia bertanya yang lebih terdengar seperti permintaan sambil mengalihkan pandangannya kearah putri satu-satunya yang tengah memandang kearah mereka dengan penasaran dan kebingungan.

Naruto juga mengalihkan pandangannya kearah Rias, dan dia melihat matanya memancarkan kebingungan, penasaran, sedih dan sakit.

'' Mungkin tidak sekarang, Bibi. Lain kali saja, karena aku,,,, ada,,, urusan. Ya aku ada urusan jadi aku tidak bisa menemuinya,'' tolak Naruto mencari alasan, sebenarnya dia baru sadar kalau masih di dunia para Iblis dan ingin secepatnya keluar dari sana karena dia tidak ingin Bibinya melihatnya mengamuk tidak jelas.

'' Urusan,? Urusan apa,? Itu bukan cuma alasanmu sajakan Naruto-kun,?'' tanya Vallena curiga mendengar penolakan Naruto yang tidak masuk akal.

'' Te-tentu saja bukan, nah Bibi aku pamit dulu. Sampai jumpa lagi lain waktu,'' pamit gugup Naruto lalu mengeluarkan sayap Iblisnya, mengepakan sekali hingga dia terbang melayang keatas sebelum menghilang dalam kilatan cahaya kuning.

'' Huh dasar, main kabur saja persis seperti,,, Kushina-nee-chan,'' ujar Vallena melemah di bagian akhir.

'' Vallena, pemuda tadi,,,,?'' pria paruh baya berambut merah mendekat kearah Vallena dan bertanya dengan ragu.

'' Ya, dia keponakanku putra dari Kushina-nee-chan,'' Vallena menjawab lirih lebih terdengar sedih.

Sebenarnya Lucius Gremory sudah bisa menebaknya karena dari ciri-ciri saja dia mirip dengan sosok yang amat dikenalnya.

'' Benarkah,? Pantas saja kamu tadi terlihat sangat senang, tidak seperti sekarang yang malah terlihat sedih,'' ucap Lucius yang merasa khawatir melihat istrinya sedih begitu.

'' Aku sedih karena kenapa baru sekarang aku bertemu dengan putra Nee-chan dan tidak bisa menahannya lebih lama disini,'' ujar Vallena mengadu tentang kesedihannya.

'' Tak perlu sedih, lain kali kita pasti bertemu dengannya lagi,'' hibur Lucius.

'' Yah, semoga,'' harap Vallena lemah.

Sementara di kejauhan gadis berambut merah yang masih memakai gaun pertunangannya nampak melamun dan memikirkan sesuatu, raut wajahnya terlihat sedih dan merana.

End Flash Back

'' -kun,,,, Naruto-kun,,,''

'' Eh, apa Gabie-chan,? Kamu tadi ngomong apa,?'' tanya Naruto yang telah kembali dari lamunannya.

'' Ih, Naru-kun nggak asik, lagi di tanya malah melamun. Ya sudahlah nggak jadi,'' Gabriel nampak ngambek karena dari tadi tanya tidak di dengar oleh Naruto.

'' Yaaa, jangan ngambekdong,,,, baiklah Gabie-chan yang cantik dan manisnya nggak ada yang ngalahin kecuali almarhumah Kaa-chanku, sekarang tanyakan lagi pertanyaan yang Gabie-chan tanyakan padaku pasti akan aku jawab, aku janji,'' hibur Naruto mencoba menghentikan acara ngambeknya Gabriel.

'' Janji akan menjawab dan tidak men-diami aku lagi,?'' tanya Gabriel memastikan.

'' Iya aku janji, aku sudah bilangkan tadi dan kamu juga tau kalau seorang Naruto sudah berjanji pasti dia akan mencoba untuk terus menepatinya,'' jawab Naruto memberi kepastian.

Seketika ekspresi Gabriel langsung terlihat senang dan kembali menanyakan pertanyaannya sebelumnya.

'' Jadi kenapa Naruto-kun tidak bisa menepati janjumu untuk bertanggung jawab pada gadis Iblis itu,?'' tanya Gabriel penasaran.

Naruto tersenyum mendengar pertanyaan Gabriel, '' Ternyata masih pertanyaan itu ya, baiklah akan aku jawab,,,'' jeda sesaat mencoba merangkai kata yang tepat agar kekasihnya itu tidak kembali menuntutnya.

'' Aku tidak bisa karena 'dia' adalah sepupuku sendiri, putri dari Bibiku, adik dari Kaa-chanku dan itu artinya dia masih mempunyai ikatan darah denganku. Jadi tidak mungkinkan kalau kita bersatu dalam sebuah ikatan kecuali hanya sebatas Saudara saja, kecuali kalau takdir menuliskan lain apa yang kamu tuntutkan padaku bisa terwujud. Apakah jawabanku ini cukup memuaskan untukmu My Honey,?'' lanjut Naruto menjelaskan alasannya tidak bisa melakukan apa yang kekasihnya mau.

'' Tidak, sangat tidak memuaskan. Pokoknya aku tidak peduli, Naruto-kun harus bertanggung jawab. Lagiankan Naruto-kun cuma sepupuan jadi nggak papa, tidak ada larangankan menikahi sepupu jauh,?'' Gabriel nampaknya tidak mau kalah dan tuntutannya harus tetap terpenuhi, tidak peduli alasan apapun.

'' Huft, kamu ini kalau sudah maunya pasti harus terpenuhi,'' Naruto hanya menghela nafas melihat Gabriel yang tetap bersikukuh tuntutannya harus di lakukan Naruto.

'' Kita bahas lainkali saja masalah ini, Gabie-chan. Karena kita sudah sampai di rumahku dan seseorang itu telah lama menunggumu sejak aku membawanya beberapa waktu lalu,'' ucap Naruto tidak bermaksud mengalihkan pembicaraan dan kembali pada rencana awal untuk mempertemukan kekasihnya dengan gadis pengikut Tuhan yang beberapa waktu lalu dia tolong.

'' Huh, mengalihkan pembicaraan. Memang siapa sih yang mau Naruto-kun pertemukan denganku,?'' tuduh Gabriel namun juga penasaran dengan orang yang mau di pertemukan kekasihnya dengannya.

'' Hehehe, bentar lagi kamu juga tau,'' balas Naruto.

' Tap,'

Naruto mendarat tepat di depan pintu rumahnya kemudian menurunkan Gabriel dari gendongannya.

'' Ayo masuk,'' ajak Naruto yang di balas anggukan kecil Gabriel.

' Cklek,'

Naruto membuka pintu depan rumahnya kemudian masuk kedalam di ikuti Gabriel.

'' Tadaima, Asia-chan kamu dimana,? Nih aku membawakan orang yang aku janjikan dulu,'' teriak Naruto mengucapkan salam dan memanggil gadis gereja yang dulu ia tolong dan dia di suruh tinggal di tempatnya.

'' Okaeri Nii-chan, Asia lagi nungguin Nii-chan, kenapasih Nii-chan pulangnya malam amat,? Kan katanya cuma sebentar,'' balas Asia nampak cerewet tidak seperti kepribadiannya sebelumnya yang kalem, hidup dengan Naruto beberapa hari mungkin sudah merubah sedikit sifatnya.

'' Hehehe, gomen tadi ada kejadian yang tidak terduga,'' ujar Naruto memberikan alasan.

'' Nah Asia-chan, lihat siapa yang aku ajak main kerumah kita,'' lanjut Naruto menunjuk kearah Gabriel yang sedang tersenyum manis melihat Asia.

'' Ga-Gabriel-sama,,,?!'' Asia nampak terkejut, namun raut senang dan bahagianya tidak dapat di sembunyukan, wajah polosnya nampak senang mata indahnya nampak berkaca-kaca melihat siapa yang di ajak Naruto pulang.

'' Halo Asia-chan, kamu masih sama seperti dulu,'' ucap Gabriel menyapa dengan senyuman yang sangat tulus.

'' Kalau kamu ingin memeluknya, peluk saja Asia-chan dari pada kamu tidak bisa tidur malam-malam berikutnya,'' ucap Naruto yang agak terdengar seperti candaan.

'' A-Apakah boleh aku memelukmu, Gabriel-sama,?'' tanya Asia memastikan dengan penuh minat.

'' Tentu, tidak akan ada yang keberatan jika kamu melakukan itu,'' balas Gabriel masih dengan senyumannya dan membuka tangannya siap menerima pelukan dari Asia.

' Greb,'

Asia langsung mememuk Gabriel erat, hal yang bahkan tidak pernah terpikirkan oleh pikirannya sampai kapanpun.

'' A-Arigato mau bertemu dengan aku yang hina ini,'' ucap Asia berterimakasih dan merendah di depan Gabriel.

'' Tidak perlu berterimakasih dan merendah begitu karena tidak ada manusia yang hina kecuali mereka yang menjual imannya dan lagian kita lainkali pasti bisa bertemu kembali karena ada alasan yang menjadikan aku datang ketempatmu ini,'' balas Gabriel lembut sambil mengelus surai pirang milik Asia dan sedikit melirik kearah Naruto.

'' Sudahlah, lebih baik kita masuk kedalam karena tidak baik berdiri didepan pintu masuk, pamali kata orang tua,'' ucap Naruto mengintrupsi, lalu mereka berjalan kedalam rumah mengikuti ucapan Naruto.

*#*

*#*#*

Di sebuah ruangan yang telihat seperti ruangan pribadi dengan desain yang mewah dan indah.

'' Tau-san, jelaskan sejelas-jelasnya siapa dia,! Dan kenapa dia memiliki kekuatan seperti kita,?!''

T.B.C