Saya kembali..
Fic yang dua aja belum ketulis sama sekali malam bikin fic baru.
Hehehe... maaf minna.
Ada waktu libur hari ini. Jadi langsung aja dikebut bikin ch. 1
Dan tentu saja hasilnya GAJEnya nggak ketulungan.
Maaf jika alurnya berantakan dan kata-kata yang berbelit-belit.
Dan dari pada semakin ngaco mending langsung saja
Warning: gaje, abal, no alien, OOC, typo(gak tanggung-tanggung typonya bisa sampai satu kata) dan beragam genus dan family(?)kesalahan lainnya.
^_^ selamat membaca ^_^
Seluruh siswa di SMA pulau rintis Gempar ketika ada 3 orang kembar masuk ke sekolah mereka 1 minggu yang lalu. Paras mereka yang tampan dan tak tercela membuat mereka langsung di sukai seluruh siswi di SMA pulau rintis.
Ah.. belumkah aku memperkenalkan mereka? Baiklah akan ku perkenalkan. Mereka adalah Boboiboy bersaudara. Mungkin lebih baik jika memanggil mereka dengan nama belakang mereka saja. Kakak pertama mereka Halilintar. Memiliki sifat pemarah, sangat dingin, dan terkesan menyeramkan. Sebenarnya dia jarang marah mungkin tersinggung merupakan kata yang tepat untuk digunakan dari pada kata marah.
Kakak kedua yaitu Taufan. Memiliki sifat yang ceria, jahil, dan susah diatur. Berbeda dengan Halilintar yang cenderung dijahui dan ditakuti. Taufan lebih banyak memiliki teman karena keceriaan dan sifat friendlynya.
Dan yang terakhir adalah Gempa. Gempa memiliki sifat yang.. well.. seperti rem untuk saudara saudara mereka. Dia sabar dan seperti pemimpin mereka. Jika Taufan memiliki banyak teman karena keceriaannya, Gempa memiliki banyak teman karena keramahannya.
Lucu memang jika kalian mendengar nama-nama mereka. Dan meski mereka sangat populer dan dikagumi. Ada suatu rahasia yang mereka simpan rapat-rapat. Kalian tahu apa itu?
Meski paras mereka yang sempurna dan nilai mereka yang diatas rata-rata. Mereka tak menyukai kehidupan mereka. Kalian bisa menebaknya? Mengapa mereka tidak menyukai kehidupan mereka?
Kalian pernah dengar kan mitologi yang menceritakan wujud vampir? Bagaimana kalau orang yang kau kagumi adalah Vampir? Apa kau tetap mengagumi mereka?
Oke.. tak perlu menjelaskan tentang Vampir dan tetek bengek lainnya. Langsung saja rahasia apa yang disembunyikan Boboiboy bersaudara. Dan aku yakin kalian bisa menebaknya. Ya... mereka vampir.
Konyol memang di dunia modern ada yang disebut Vampir. Tapi mereka ada.. dan mereka adalah orang yang dikagumi banyak orang.
OooooooooooooooO
"berhentilah bersikap seperti itu" desis Halilintar kepada adiknya, Taufan. Halilintar dengan segera menarik Taufan yang ingin memangsa seorang gadis. Yang dengan sialnya jatuh terluka ditengah kegelapan di sekitar para Vampir.
"aku lapar. Kak"
"diam. Ada darah dirumah. Sudah kukatakan jangan membunuh orang."
Dari semua Boboiboy bersaudara Taufanlah yang paling sulit menahan dirinya. Berbeda dengan Halilintar yang memang sudah kebal terhadap bau darah.
Halilintar yang sudah geram segera menarik Taufan pulang kerumah.
BRAAAKKK..
Gempa yang duduk diam sambil membaca buku, kaget ketika menndengar pintu yang dibuka dengan kasar. Seperti ditendang.
BRUKK..
Dilihatnya Halilintar yang sedang menyeret Taufan dan di lepaskannya dengan kasar dihadapan Gempa.
"kenapa lagi? Mau membunuh orang lagi?"
"aku lapar, Gempa" kata Taufan merajuk.
"huhh.." Gempa hanya mendesah dan pergi kebelakang untuk mencari persediaan darahnya. Kalau kau bertanya dari mana persediaan darah mereka? Maka jawabannya mereka membeli atau mencuri darah-darah dari pendonor di rumah sakit- rumah sakit jadi mereka tak membunuh orang.
"minumlah" kata Gempa melemparkan sekantung darah kepada Taufan. "kau mau Hali?"
"tidak" kata Halilintar sngkat dan melangkah pergi ke kamarnya.
"beneran aku pengen minum darahnya gadis itu. Pasti manis" kata Taufan tetap ingin memangsa gadis itu.
"kau melihat dan mencium darahnya?"
"iya. Dan baunya maanisssss sekaliii. Padahal aku tadi hampir terbang dan memakannya. Tapi ugh..." kata Taufan cemberut dan beranjak duduk ke sofa didekat Gempa.
"Dasar. Bukankan kita sudah sepakat untuk tidak membunuh" kata Gempa.
"aku tau tapi beneran manis banget baunya" kata Taufan masih merajuk.
"sudahlah. Tidur sana" kata Gempa menyudahi pembicaraannya dengan Taufan dan beranjak tidur kekamarnya.
"huhh... baiklah"
OooooooooooO
Cahaya pagi menerobos masuk ke kamar Gempa melewati celah jendelanya yang tertutup tirai.
"hari ini terang ya? Lebih baik aku segera bersiap-siap"
Gempa segera beranjak dan bersiap menuju sekolah. Jika saja sebuah suara yang hampir setiap pagi ia dengar dari kamar kakaknya.
BRAAKKK...
"aduh.. aduh.. jangan disetrum. Aduuuhhh"
"apalagi itu?"
Gempa yang mendengar ribut-ribut dari kamar Halilintar hanya bisa mendesah dan berjalan menuju kamar Halilintar. Ketika membuka pintu, yang dilihatnya adalah Halilintar yang sedang mencekik Taufan dan mengankatnya beberapa senti keudara. Ditangannya teraliri listrik berwarna merah sesuai dengan warna matanya sekarang. Dan ruangan itu berantakan seperti terkena bola Taufan milik saudara kembarnya yang sedang dicekik oleh Halilintar.
"hah.. mau pagi, siang, atau malem pun selalu aja bertengkar. Lepasin dia" ucap Gempa melerai kedua saudaranya.
Halilintar hanya memandang datar Gempa dan melempar Taufan kearahnya.
"keluar" ucapnya dingin mengusir kedua saudaranya dari kamarnya.
Gempa dan Taufan hanya menuruti permintaan Halilintar dan keluar menuju kamar mereka masing-masing.
"apa yang kau lakukan?"
"hihihi"
Flashback
Taufan susahnya minta ampun untuk bangun pagi. Setiap hari Gempa pasti membangunkannya untuk kesekolah. Namun kali ini dia bangun pagi-pagi sekali bahkan sebelum saudara-saudaranya bangun. Yahh... dia memang berencana bangun pagi untuk mengerjai kakaknya yang sangat mudah tersinggung atau marah.
Dengan mengendap-endap Taufan berjalan kearah kamar kakaknya. Ketika didepan pintu kamar kakaknya, Taufan secara perlahan membuka pintu kakaknya. Mengintip apakah kakaknya sudah bangun atau belum. Dan seringaiannya muncul ketika melihat kakaknya masil tertidur pulas. Berjalan sangat pelan hingga tak menimbulkan suara. Bisa gagal rencananya jika dia terlalu tergesa-gesa. Kakaknya itu sangat sensitif dengan keadaan sekitarnya.
"bola Taufan" ucapnya sangat pelan hingga tak didengar oleh orang lain.
Ditangannya sekarang terbentuk sebuah bola dari angin yang berputar-putar. Ketika cukup dekat dengan kakaknya Taufan melemparkan bola Taufannya. Dan sang kakak yang sedang tertidur terlempar dan berputar diudara sesaat. Halilintar langsung terbangun dan melompat keluar dari pusaran Taufan itu. Dan dia melihat siapa pelaku yang mengerjanya. Dia berjalan dan mendekati Taufan. Yang hanya cengengesan dan berusaha menahan tawanya.
"kau..." ucap Halilintar dingin.
Dan ketika melihat warna mata kakaknya yang merah. Membuatnya langsung berhenti tertawa.
Flashback off
"dan.. well.. kau tau apa yang terjadi selanjutnya." Kata Taufan menjelaskan.
"kau itu. Sama sekali tak berubah" ucap Gempa menggelengkkan kepalanya.
"habis. Aku kan hanya balas dendam kemarin dia menarikku. Sekarang gantian donk. Lagi pula lucu melihat wajah kak Halilintar yang seperti itu"
"kau ini. Kau juga yang kena cekik,. Sudah sana siap-siap. Kita berangkat"
Waktu menunjukkan pukul 06.30. Gempa yang sudah bersiap sejak pagi hanya duduk. Sambil membaca Novelnya. Karena memang mereka tak perlu makan. Jadi tak ada kegiatan berarti di pagi hari. Dilihtanya sang kakak pertama berjalan menuruni tangga dengan muka masam.
"ada apa ?" tanya Gempa ketika melihat kakaknya berjalan dengan bingung. Halilintar hanya menggeleng sebagai respon.
"aku berangkat dulu." Ucap sang kakak dan pergi menuju sekolah lebih dulu.
Gempa hanya diam dan memutuskan untuk berangkat. memang sejak tadi dia sudah siap namun jika dia berangkat duluan pasti rumah ini sudah hangus terbakar seperti rumah mereka yang sebelumnya. Karena Taufan pasti akan mengganggu kakaknya dan jika tak ada yang melerai pasti akan ada pertarunga didalam rumah dan Gempa tau pasti seberapa kuatnya mereka saat bertarung.
"Taufan aku berangkat"
"Tunggu...tunggu Gempa. Aduh... aduh"
Gubrak. Duk..duk.. brakk
"Aduuuhhh..."
Taufan hanya merintih ketika terjatuh dari tangga karena tergesa-gesa. Gempa yang melihat kakaknya jatuh hanya menatapnya dan tak ada niatan untuk menolong.
"kau itu. Aku tunggu, tak perlu tergesa-gesa." Omelnya
"hehehe.." sang obyek omelan Gempa hanya cengengesan dan beranjak berdiri.
Setelah siap Gempa dan Taufan berangkat kesekolah bersama. Dan menjalani drama mereka sebagai manusia.
TBC or Disc
Waaaaaa... maaf.. maaf ini konyol banget.
Ya disini saya buat mereka jadi vampir.
Dan fic ini pendek dulu.
Jika ada yang review
Saya akan panjangkan di chapter depan.
Maaf atas kekonyolan, kegajean, keanehan, dan berbagai ketidak masuk akalan lain yang jika ditulis nggak ada habisnya.
Jadi ini dilanjutin atau enggak?