Tittle : Playfull Love chapter 1

Cast : Park Chanyeol , Byun Baekhyun, D.o Kyungsoo, Kim Jongin , Oh Sehun, Xi Luhan , Kim Jongdae , Kim Minseok, Huang Zitao, Wu Yi Fan, Kim Joonmyeon, Zhang Yixing, Lee Hyorin ( sistar ) and other..

Rated : M ( NC 18+, sex scene )

Genre : Yaoi, boy x boy , gay, BL


Sedikit mengingatkan jika ini hanya fiksi belaka, hanya khayalan konyol dari penulis.

Nama memang meminjam, tapi sisanya murni hasil pemikiran saya sendiri.

Jika ada kejadian dan dialog yang serupa, itu murni ketidaksengajaan.

Peringatan keras : FF ini berisi adegan dewasa, jika merasa di bawah umur tidak disarankan membaca, tapi jika merasa penasaran silahkan baca namun dosa ditanggung sendiri.. ^_^ hehehehe..

...

...

...

by ParkShiTa

present

...

Langit sudah mulai senja, burung-burung berterbangan untuk kembali ke sarang. Terlihat gradasi sinar mentari yang mulai merendah. Nampak indah dan menarik. Gedung sekolah sudah mulai sepi di jam seperti ini, ini tahun ajaran baru jadi belum ada kelas tambahan untuk siswa kelas atas.

Yah! Setidaknya mereka bisa menikmati masa-masa santai mereka, hingga tiba waktunya. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, hanya angin yang berhembus menyapu halaman dan lapangan basket. Tapi di deretan bangku penonton paling atas, nampak seseorang sedang terduduk.

Tubuhnya terlihat mungil, walau sudah terbalut jas sekolah. Helaian rambut hitamnya menjuntai sampai kemata, bahkan menutupi sedikit bagian kelopak matanya. Bibirnya melengkung, dan matanya menatap lekat ke arah lapangan basket. Disana, jauh dari posisinya duduk nampak seorang pria dengan tubuh yang tinggi dan berkeringat sedang beradu melawan bola basket.

Seragamnya berantakan, hanya kemeja putih dengan dasi berwarna coklat yang nampak tak beraturan dan basah oleh keringat. Jemari panjangnya dengan lihai memantulkan bola tersebut dan memasukkannya ke dalam ring. Sesekali bibirnya terbuka untuk mengatur nafas, dan terkadang punggung tangannya mengelap lelehan keringat di wajahnya.

Sosok mungil itu tersenyum, entah mengapa hatinya merasa hangat ketika sosok tinggi itu berhasil kembali memasukkan bolanya. Ponselnya bergetar, dan dia segera mengangkatnya.

"Halo?" ucapnya lembut. Ia mendesah pelan, sebelum akhirnya mengangguk, walau anggukannya tak berarti apapun.

"Baiklah." Sahutnya. Ia mendengus sambil memasukan ponselnya kembali. Menatap sebentar ke arah sosok tinggi itu, lalu memutuskan untuk bangkit.

….

...

Ia mendengus sekali lagi, seolah dengan mendengus rasa lelahnya musnah. Jemari panjang dan kurusnya meraih gagang pintu dan membukanya.

"Aku pulang." Ucapnya malas. Ia terlalu lelah, hanya untuk mengucapkan salam dengan semangat. Tak ada sahutan, dan ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya. Ketika langkah kakinya menginjak anak tangga terbawah, ia dikejutkan dengan sebuah suara yang berasal dari pintu dapur.

"Ini jam berapa? Dan kenapa kau baru pulang? Bisa kau jelaskan Byun Baekhyun!" ucap wanita dengan celemek di tubuhnya.

"Maaf bu, tadi aku ada urusan dengan temanku." Bohong. Ia harus meminta maaf setelah ini kepada Tuhan karena selalu membohongi ibunya.

"Urusan apa yang membuatmu sampai terlambat 4 jam dari waktu kepulanganmu?" tanya ibunya lagi penuh seledik.

"Ada tugas kelompok dan kami harus mendiskusikannya segera, karena jadwal kami masing-masing padat dan sulit untuk bertemu." Ucapnya dengan wajah lelah.

"Oh baiklah. Sekarang kau ganti pakaianmu, lalu bantu ibu memasak makan malam okay? Sejam lagi ayahmu akan pulang." Ucap ibunya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tapi bu_"

"Tak ada penolakan!" ibunya berucap dan segera berlalu. Baekhyun kembali mendesah pelan, ia langkahkan kakinya dengan hentakkan tak normal sebagai bentuk dari unjuk rasanya, walau ia tahu itu percuma.

Ia tak segera mengganti pakaiannya, ia malah membaringkan tubuhnya di atas ranjang lalu mengutak-atik ponselnya. Ia tersenyum ketika melihat gambar yang menjadi wallpaper ponselnya, pria yang sama dengan yang bermain basket tadi.

Baekhyun masuk ke dalam kelas, dan ia menjadi penghuni pertama kelas itu. Bukan karena ia sok rajin, tapi karena ia adalah salah satu siswa kebersihan minggu ini. Ia meletakkan tas ranselnya, lalu berjalan keluar kelas untuk mengambil sapu dan alat pel.

Sebenarnya ia enggan untuk bersih-bersih, tapi mengingat ia sudah terkena denda dua kali bulan lalu, dan hanya memiliki satu kesempatan terakhir untuk tak terlambat , ia menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya. Ia berjalan dengan malas, menenteng sapu di tangan kiri dan ember serta tongkat pel di tangan kanan.

Ia bersiul kecil untuk menghilangkan perasaan bosannya. Ketika ia berjalan di koridor, ia melihat sosok yang paling ia kagumi sedang berdiri di depan kelas lain, dan dengan cepat mata Baekhyun menangkap sosok lain yang berdiri disana juga.

Itu Lee Hyorin dan Park Chanyeol, pasangan paling terpopuler di sekolahnya. Entah mengapa hatinya terasa sakit, ketika tangan Chanyeol membelai pelan rambut gadis di depannya. Ia pernah berharap bahwa tangan itu mengelus rambutnya, membelai pipinya dan memeluk tubuhnya. Tapi itu mustahil. Ia tersentak ketika sosok tinggi itu sudah berjalan ke arahnya, bahkan ia tak menyadari jika Hyorin sudah masuk ke dalam kelasnya.

Tubuh Baekhyun menegang dan dengan cepat ia membelokkan tubuhnya untuk masuk ke dalam kelas, tapi sial kepalanya terpentuk dengan pintu kelas. Dengan perasaan malu, ia menggeser pintu dan segera masuk lalu berjalan ke arah belakang kelas. Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, dan Baekhyun yakin itu pasti Chanyeol.

Baekhyun tak mau melihat, ia benar-benar gugup hanya untuk bertatapan mata dengan sosok Chanyeol. Baekhyun memulai kegiatannya dengan tetap memunggungi Chanyeol, hal itu jelas membuat Chanyeol mengernyit bingung, lalu memutuskan untuk keluar kelas, dan Baekhyun menghela nafas lega setelahnya.

Baekhyun masuk ke dalam kelas, setelah meletakkan kembali peralatan bersih-bersihnya dan ternyata kelas sudah ramai, tapi tak ada sosok Chanyeol disana, entah mengapa ia merindukkan sosok itu lagi.

"Baekhyun-ah!" Baekhyun dengan cepat menoleh kearah sumber suara tersebut, ada Jongdae disana dengan senyum untanya, dan melambai kearah Baekhyun.

...

...

...

Baekhyun berjalan di halaman belakang sekolah. Berada di kelas membuatnya sesak dan ia butuh waktu untuk menyendiri. Ia duduk di atas rumput di bawah pohon besar sambil menyandarkan tubuhnya. Ia tersenyum ketika mengingat Chanyeol yang selama dua tahun terakhir ini terus memenuhi kepalanya.

Ia ingin bercerita kepada Jongdae, sama seperti Jongdae yang bercerita panjang ketika ia menyukai gadis dari kelas lain. Tapi sayang Baekhyun tak bisa, yang ada Jongdae malah akan menjauhinya karena penyimpangan orientasi seksualnya. Dan daripada semua itu, hal yang membuat Baekhyun kecewa adalah sosok yang ia sukai adalah laki-laki normal yang masih menyukai dada dan pantat besar.

Ia tak tahu kenapa perasaan menjijikan itu bisa muncul. Yang ia ingat adalah, ketika duduk di kelas satu Baekhyun sangat menyukai bermain basket, tapi ia tak terpilih dalam penerimaan anggota baru. Tentu saja, tubuhnya kecil dan pendek jadi ia tak masuk ke dalam kategori. Sejak itu ia hanya bisa melihat dari kejauhan.

Begitu duduk di kelas dua, Baekhyun kembali mendaftarkan diri dan ia kembali ditolak. Dan bersamaan dengan itu, pengangkatan ketua tim baru diadakan. Dia adalah Park Chanyeol, siswa yang ternyata satu kelas dengannya. Entah mengapa Baekhyun sangat menyukai basket lebih dari tahun pertamanya ketika melihat Chanyeol memimpin di lapangan dan memenangkan pertandingan antar sekolah. Baekhyun ingat betul, bagaimana dirinya berteriak paling keras karena terlalu senang dan ia berhasil menarik perhatian penonton lain.

Awalnya ia hanya mengagumi sosok Chanyeol, kagum dengan tubuh tingginya, dada bidangnya dan otot di lengannya. Namun suatu malam kekagumannya berubah menjadi perasaan aneh. Baekhyun terbangun pagi itu dengan celana dalam yang basah, ia yang kebingungan dan berpikir bahwa dirinya masih mengompol langsung bersemu merah ketika mengingat ia memimpikan sosok Chanyeol menyentuh tubuhnya dan melakukan hal tidak senonoh padanya.

Baekhyun awalnya normal, bahkan ia pernah memiliki seorang kekasih dari kelas lain. Tapi ketika ia menyadari perasaan lain yang tumbuh dari dalam dirinya. Suara manis Taeyeon terdengar sangat berisik ditelinganya, rengekkannya membuat Baekhyun muak dan ingin mengubur hidup-hidup gadis tersebut, bahkan ketika Taeyeon ingin menciumanya Baekhyun menolak dan langsung memutuskan gadis tersebut saat itu juga. Tanpa alasan, tanpa penjelasan dan Baekhyun langsung pergi meninggalkan gadis itu yang terlihat ingin menangis.

"Baekhyun-ah." Suara itu membuat Baekhyun membuka matanya, dihadapannya berdiri sosok gadis yang paling tak ingin Baekhyun lihat untuk saat ini.

"Hei!" sapa Baekhyun lalu kembali menutup matanya. Dan Baekhyun membukanya kembali ketika dirasa tubuhnya terhimpit karena gadis itu duduk disampingnya dan menyandarkan kepalanya di pundak Baekhyun.

"Menjauhlah!" usir Baekhyun sambil menggeser tubuh gadis itu. Tapi gadis itu seperti tak mau menyerah ia kembali mendekatkan tubuhnya kearah Baekhyun, Baekhyun yang geram segera bangkit.

"Yak! Aku katakan untuk menjauh. Kita sudah tak memiliki hubungan apa-apa noona! Jangan sampai membuat orang lain salah paham!' bentak Baekhyun sambil berdiri.

"Siapa? Memangnya siapa yang akan salah paham? Gadis lain yang kau sukai itu?" ucap Taeyeon. Baekhyun mendengus sebal, ia benci dengan kesoktauan Taeyeon dan rasa ingin tahunya yang besar.

"Gadis apa maksudmu?" tanya Baekhyun bingung.

"Jangan pura-pura! Aku tahu kau menyukai gadis lain, itu sebabnya kau memutuskan hubungan kita secara sepihak." Bentak Taeyeon. Baekhyun kembali mendengus, ia benar-benar kesal.

"Jangan menjadi sok tahu Ny. Kim!" ucap Baekhyun.

"Aku? Sok tahu? Yang benar itu aku maha tahu! Dan sialnya aku tahu siapa gadis yang kau sukai itu." Ucap Taeyeon sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Siapa?" tanya Baekhyun tak tertarik.

"Lee Hyorin kan? Kekasih park Chanyeol!" ucap Taeyeon. Baekhyun rasanya ingin segera muntah, gadis ini benar-benar sok tahu. Bagaimana bisa ia mengira jika dirinya menyukai Hyorin, tapi jika dipikir-pikir ucapan Taeyeon tak meleset terlalu jauh, hanya tertukar tempat seharunya 'Park Chanyeol. Kekasih Lee Hyorin' baekhyun membenarkan dalam hati.

"Terserah apa katamu. Sudahlah kau sebaiknya pergi, aku sedang ingin sendiri." Ucap Baekhyun.

"Tidak mau!"

"Baiklah kalau begitu aku yang pergi." Ucap Baekhyun lalu segera pergi. Taeyeon nampak kesal, lalu ia menarik tangan Baekhyun, dan seharusnya Taeyeon menyesali perbuatannya karena reaksi Baekhyun diluar dugaannya. Lelaki itu menghempaskan tangannya dengan kuat sehingga punggung Taeyeon menabrak pohon dengan keras, gadis itu meringis kesakitan. Baekhyun sempat terkejut dan ia hanya bergumam maaf lalu pergi.

Baekhyun berjalan di koridor belakang sekolah, sampai akhirnya ia melihat Hyorin berjalan sambil meletakkan ponsel ditelinganya. Dan Baekhyun dengan penasaran mengikuti gadis bertubuh seksi tersebut. Gadis itu masuk ke sebuah ruangan, tempat berisi peralatan olahraga. Baekhyun melihat ke sekitar, mencari benda yang bisa membuatnya lebih tinggi, dan ia menemukan pot tanaman di dekat pintu. Baekhyun mengintip dari balik jendela kaca dan ia terkejut melihat sosok Chanyeol berdiri disana.

"Kenapa kau memintaku datang kesini?" tanya Hyorin lalu tersenyum dan memilih duduk diatas tumpukan matras yang tinggi.

"Kau tahu sendiri apa mauku." Ucap Chanyeol sambil memainkan bola kasti ditangannya.

"Tidak bisakah kita melakukannya ketika dirumahmu? Atau dirumahku? Ini tempat umum Chanyeol, dan kau ingin semua orang tahu? Tahu tentang kau_"

"Hyorin! Berhenti menggodaku terus!" bentak Chanyeol.

"Hei! Aku tak sedang menggoda kau saja yang sensitif bila menyangkut tentang_"

"Hyorin! Aku serius!" Chanyeol menaikkan nadanya sekarang.

"baiklah! Kita mulai darimana Tuan park?" ucap Hyorin dengan suaranya yang seksi. Dan setelah itu Baekyun melihat Chanyeol berjalan mendekat ke arah Hyorin yang tersenyum padanya. Baekhyun kehilangan keseimbangan, hingga pot yang ia naiki oleng dan terjatuh. Sial! Gerutu Baekhyun. Baekhyun berusaha bangun, dan ketika mendonggakan kepalanya ia melihat dua sosok berdiri di depan pintu.

"Wow..wow..wow.. lihat siapa yang bertamu Chanyeol!" ucap Hyorin sambil tersenyum. Baekhyun hanya menundukkan kepalanya, sambil mengecek celana seragamnya yang kotor.

"Mari aku bantu!" Hyorin mengulurkan tangannya ke arah Baekhyun dan Baekhyun menerimanya dengan ragu sambil sesekali melirik Chanyeol.

"Apa yang kau lakukan disini Baekhyun sshi?" tanya Hyorin dengan senyum manisnya. Baekhyun nampak gugup, ia menggaruk belakang kepalanya.

"Ak..aku hanya kebetulan lewat dan tak sengaja menabrak pot." Ucap Baekhyun. Chanyeol mengernyit.

"Apa kau mendengar percakapan kami?" tanya Chanyeol dingin.

"A…ani." Sahut Baekhyun gugup.

"Hyorin, tinggalkan kami berdua! Aku harus memberi pelajaran pada penguping ini!" ucap Chanyeol. Hyorin menatap Chanyeol dengan mata besarnya.

"Apa itu perlu Chanyeol?" tanya Hyorin. Chanyeol menatap Hyorin.

" Tentu saja! Cepatlah tinggalkan kami!" ucap Chanyeol lagi.

"Tapi kau akan menanggung resikonya setelah ini!" ucap Hyorin lagi, dan Baekhyun menelan ludahnya dengan susah payah, ia takut jika Chanyeol akan memakai kekerasan untuk menghukumnya.

"Aku akan menerimanya."

"Dan aku tak mau terlibat di dalamnya, jangan melibatkanku lagi ke dalam masalahmu Tuan Park!" ucap Hyorin.

"Hyorin!" bentak Chanyeol.

"Baiklah-baiklah ! nikmati saja waktumu Chanyeol, untuk menghukum lelaki mungil ini. Dan jangan terlalu keras, aku tak ingin kau di skors gara-gara ini, dan jangan sampai ketahuan. Kau bisa mengunci pintunya." Ucap Hyorin panjang lebar, dan Chanyeol menatapnya tajam.

"Baiklah aku pergi! Dan untukmu Baekhyun sshi, sebaiknya lain kali kau pertimbangkan untuk tak menguping pembicaraan orang lain. Hhm.. Chanyeol sedikit kasar jika dia sedang emosi, aku harap kau tak akan masuk rumah sakit." Ucap Hyorin lagi sambil berbisik. Baekhyun nampak gugup, keringatnya mengalir di dahinya, ia juga merasa tenggorokannya kering.

"A..aku.." belum selesai Baekhyun menyampaikan permintaan pertolongannya pada Hyorin, Chanyeol sudah menarik tangannya masuk ke dalam ruangan.

"A..aku bisa jelaskan Chanyeol sshi."

"Sejauh mana kau mendengar percakapan kami?" tanya Chanyeol dingin dan menatap Baekhyun tajam.

"Aku bersumpah hanya mendengar percakapan tak penting darimu, dan aku sama sekali tak melihat kalian melukannya." Ucap Baekhyun gugup. Chanyeol mengernyit dan ia berjalan mendekat ke arah Baekhyun yang ketakukan.

"Melakukan apa ?" tanya Chanyeol sambil menyeringai.

"Melakukan itu…hhmm.. hubunga intim." Ucap Baekhyun takut sama sekali tak berani memandang wajah Chanyeol di hadapannya.

"Hahahaha.." Baekhyun mendongak ketika mendengar suara tawa Chanyeol yang berat.

"Kau lucu sekali Tuan Byun" ucap Chanyeol.

"Kau fikir, aku dan Hyorin akan melakukan hal itu? Disini ? Apa yang akan terjadi bila seluruh sekolah tahu tentang hal itu ?" tanya Chanyeol.

"lalu untuk apa kalian bertemu secara sembunyi-bunyi di tempat seperti ini?" tanya Baekhyun bingung.

"Lalu kau sendiri, apa yang kau lakukan bersama kekasihmu di bawah pohon di belakang sekolah?" tanya Chanyeol.

"Tidak. Dia bukan kekasihku! Aku sudah lama mengakhiri hubungan kami." Ucap Baekhyun.

"Ho..ho…ho..Benarkah?"

"Aku bersumpah Chanyeol sshi! Terserah kau mau percaya atau tidak." ucap Baekhyun.

"Baiklah. Anggap aku percaya. Hhmm.. tapi bukan berarti kau bisa lepas dari hukumanmu, bagaimana pun kau sudah memiliki niat untuk menguping." Ucap Chanyeol. Dan Baekhyun terkejut ketika Chanyeol mencengkram kerah bajunya, mendorongnya hingga punggungnya menabrak pintu.

Baekhyun refleks memejamkan matanya ketika tangan Chanyeol mengudara. Ia sudah pasrah, jika Chanyeol memukulnya sekarang. Tapi tidak! Baekhyun terkejut ketika seharusnya sakit yang ia rasakan akibat hantaman tulang jari Chanyeol, malah berubah menjadi sebuah benda lunak dan hangat yang menyentuh bibirnya. Itu bibir Chanyeol, Baekhyun membuka matanya untuk memastikan dan ternyata dugaannya benar.

Bibir Chanyeol yang sama seperti di dalam mimpinya, menciumnya, Baekhyun sempat berpikir jika ini mimpi tapi nyatanya tidak, ini adalah sebuah kenyataan. Chanyeol menekan kepala Baekhyun, menjulurkan lidahnya agar bibir Baekhyun terbuka, dan Baekhyun memberikannya akses, ini adalah ciuman pertama Baekhyun wajar jika dia sedikit kaku.

Lidah mereka bertemu, dan Baekhyun mengernyit. Bibir Chanyeol terasa manis, seperti rasa coklat dan keju, apa Chanyeol baru selesai makan roti coklat keju, begitu pemikiran seorang Byun.

Baekhyun menyentuh pundak Chanyeol dan mencoba membalas ciuman Chanyeol, kaki Chanyeol menggesek bagian bawah tubuhnya dan itu membuat ia tersentak, ia mendorong tubuh Chanyeol pelan sehingga ciuman mereka terputus.

"Chan..yeol..shhi..apa_"

"Aku juga tak tahu dengan yang kulakukan, aku rasa aku sudah gila. Tapi…sial!"Chanyeol melirik ke arah gundukan di balik celana sekolahnya. Dan Baekhyun juga menatap terkejut ke arah yang sama.

"Sesi pertanyaan akan diadakan setelah acara kita selesai!" ucap Chanyeol tegas lalu kembali meraup bibir mungil Baekhyun. Baekhyun tak menolak lagipula ini keinginannya yang terpendam.

Ciuman mereka semakin dalam, dan Baekhyun merasakan bibirnya basah, dan sedikit menebal. Chanyeol melepaskan ciumannya dan beralih ke leher putih milik Baekhyun, menjilat dan menyesapnya.

"Eeuhh..Chanyeol sshi." Ucap Baekhyun susah payah, jujur ia merasa geli tapi tidak ingin semua ini berakhir. Ia memegang rambut Chanyeol dan menyelipkan jari-jari kurusnya di helaian rambut coklat tersebut.

Chanyeol tetap menjilat dan menyesap leher Baekhyun, seolah jika tak melakukannya ia akan mati, dan tangannya dengan terampil membuka blazzer sekolah Baekhyun, lalu kancing kemejanya satu persatu. Baekhyun menahan tangan Chanyeol dan menatapnya dalam.

Bisakah ia memberikan kepercayaan pada pria yang baru bicara padanya setelah sekian tahun, yang tak menyapanya padahal mereka teman sekelas, yang bertindak acuh padanya seolah ia tak terlihat dan Baekhyun mengambil kesimpulan bahwa ia sudah gila, karena setelahnya ia melepaskan genggemannya dan membiarkan Chanyeol melanjutkan kegiatannya.

Kemeja Baekhyun telah terbuka namun masih membalut tubuhnya. Chanyeol beralih ke nipple Baekhyun yang menegang, ia menciumnya lalu kemudian menyesapnya dengan lapar. Seperti bayi yang menyusu pada ibunya. Baekhyun bahkan dibuat gila, kakinya sudah lemas, jika saja Chanyeol tak menyangganya.

Kegiatan Chanyeol sampai pada membuka resleting celana Baekhyun, dan celana dalamnya sekaligus. Menampilkan junior Baekhyun yang kecil dan sudah menegang. Chanyeol tersenyum, posisinya yang berjongkok dihadapan Baekhyun membuatnya melihat dengan jelas benda kebanggaan pria mungil di depannya. Baekhyun berani bersumpah jika ia malu, sangat malu. Ini pertama kalinya ada orang yang melihat juniornya, setelah ia remaja. Chanyeol segera mendekatkan bibirnya dan mulai menjilati junior Baekhyun.

"Aaarrhh.." Baekhyun mendesah keras.

"Ssst! Kau ingin seluruh sekolah mendengar kita?" tanya Chanyeol.

"Dan di skors karena ketahuan?" lanjutnya dan Baekhyun baru mengerti apa maksud ucapan Hyorin tadi.

"Aku akan mencoba bermain lembut, tapi tak memungkiri jika aku akan bermain kasar juga. Tubuhmu membuatku mabuk Baekhyun. Tubuh sialan ini yang membuatku kehilangan kontrol ketika melihatnya, dan tubuh ini juga yang datang setiap malam melalui mimpiku." Ucap Chanyeol lalu kembali memaju mundurkan kepalanya di junior Baekhyun. Baekhyun menutup mulutnya, namun desahannya tetap keluar. Ia tak terlalu peduli dengan semua ucapan Chanyeol, baginya kegiatan ini benar-benar menggelitik isi perutnya.

"Eemmhh..eemmhh.." desahan tertahan Baekhyun membuat Chanyeol semakin bersemangat, sampai pada hisapan terakhir Baekhyun menyemburkan spermanya di mulut Chanyeol. Chanyeol berdiri dan mencium Baekhyun, berbagi cairan sperma milik Baekhyun. Baekhyun mengeryit karena teksturnya yang kental, tapi ia menyukai bibir Chanyeol yang lembut dan manis jadi ia membalasnya.

Baekhyun pasrah ketika Chanyeol menurunkan celananya dan menendangnya menjauh, Baekhyun merasakan bagian bawahnya dingin terkena hembusan angin. Chanyeol membuka paha Baekhyun semakin lebar, masih dengan posisi Baekhyun yang berdiri. Chanyeol meludahi dua jarinya, lalu memasukkannya ke dalam hole Baekhyun. Baekhyun mengernyit dan menggigit bibirnya, rasanya aneh dan sakit tapi ia mencoba bertahan. Jemari Chanyeol bergerak keluar masuk di dalam lubangnya, dan ketika jemari itu menyentuh sesuatu di dalam tubuhnya Baekhyun melenguh.

"Aaahhh…"

"Gotcha!" seru Chanyeol senang, lalu semakin bersemangat mengeluar masukkan jemarinya.

"Aaah..ahh…rasanya…aahh..aneh chanyeol..ssshhh..aaahh." Baekhyun mendesah tak karuan, persetan dengan suaranya yang cukup keras, kenikmatan yang diberikan Chanyeol membuatnya lupa daratan.

"Aaahh..Chanyeol..ahh..akuh..akuh..aaahh..keluarr.." Baekhyun menyemburkan spermanya kembali dan mengotori dinding. Tubuhnya lemas, dan Chanyeol kembali menyangganya.

"Hei sayang!" Chanyeol membalik tubuh Baekhyun menghadap kearahnya dan menyingkirkan poni basah Baekhyun yang menutupi matanya yang sayu.

"Ini belum selesai." Lanjut Chanyeol dan membalik kembali tubuh Baekhyun. Ia membuka celananya, lalu mengeluarkan kejantanannya. Meludahi tangannya lalu menggosokkanya ke batang juniornya, dan mengocoknya pelan.

"Sssshhh.." erangnya. Chanyeol mendekatkan tubuhnya ke arah Baekhyun, dan berbisik pelan.

" Ini akan sedikit sakit! Aku harap kau bisa bertahan." Chanyeol mengecup kuping Baekhyun dan Baekhyun hanya mengangguk lemas.

"Aakkkkhh.." Baekhyun memekik kesakitan ketika junior Chanyeol mencoba menerobos holenya yang belum pernah tersentuh sama sekali. Jemarinya mencengkram dinding dengan kuat.

"Aaakk..sakit.." rintah Baekhyun.

"Tahan sayang!" ucap Chanyeol dan dalam sekali hentakan junior Chanyeol tertanam seutuhnya. Chanyeol menggerakan pinggulnya dengan perlahan.

"Baek..Baek..ssshhh..inih nikmat.." ucap Chanyeol dengan mata tertutup. Ia tak pernah menyangka jika lubang Baekhyun sesempit ini.

"Chan..aaahh…yeol…lebih cepat." Ucap Baekhyun. Chanyeol mempercepat gerakannya. . . begitu seterusnya hingga Chanyeol merasa dinding rektum Baekhyun menyempit dan juniornya membengkak.

"Aaahhh..aaahhh…" Chanyeol mempercepat gerakannya.

"Aaahh..ssshhh…ini nikmat Baek..ssshh.." rancau Chanyeol. Dan tak lama kemudian mereka orgasme bersama. Baekhyun lemas begitu juga Chanyeol, namun mereka masih berdiri. Chanyeol menarik Baekhyun, Chanyeol duduk diatas sebuah kursi dan meminta Baekhyun duduk diatas pangkuannya.

"Bergeraklah Baek!" ucap Chanyeol dan dengan tenaga yang tersisa Baekhyun menaik turunkan pinggulnya.

"Aaahh..aaaahh..sssshh…ssshh aaaahh." Baekhyun mendesah dengan kepala yang mendongak ke atas. Chanyeol memejamkan matanya, dan menahan pinggul Baekhyun.

"Terus Baek, lebih cepat…lebih cepat! Sssshh..aahhh.." Chanyeol mendesah keras.

"Aaahh…aaahh….Chanyeol.."

"Terus sayang..aahhhsssshhh…"

"oohh..aahh..ooohh…aahh"

"Hhmm..aahhh..aaah…terus Baek!"

Erangan mereka mendominasi ruangan tersebut, hingga orgasme kembali menjemput mereka. Baekhyun ambruk diatas dada bidang Chanyeol. Kepalanya terkulai lemas diatas bahu Chanyeol.

"Ayo kita berkemas, dan kembali ke gedung sekolah." Ucap Chanyeol kembali dingin dan membantu Baekhyun berdiri.

Chanyeol membuka pintu kelas dan dihadiahi tatapan oleh teman-temannya.

"Maaf Tuan Choi, aku baru saja mengantarkan Baekhyun ke UKS ia terjatuh dari tangga dan pantatnya sakit." Bohong Chanyeol dan Tuan Choi hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Lee Hyorin sudah mengatakannya padaku. Bahwa kau mengantar Baekhyun, tapi aku tak tahu jika ia jatuh dari tangga." Ucap Tuan Choi dan Chanyeol mengangguk.

"Aku ingin meminta izin untuk mengambil tasnya dan setelahnya mengantarkan dia pulang." Ucap Chanyeol lalu bergegas ketika disetujui oleh Tuan Choi.

Chanyeol masuk ke dalam ruang UKS dan mendapati Baekhyun sedang berbaring.

"Aku sudah meminta izin pada Choi songsaengnim, dan dia memberikan izin juga untuk mengantarmu pulang." ucap Chanyeol.

"Chanyeol sshi ?" tanya Baekhyun takut. Tadi dia sudah merenungkannya cukup lama ketika Chanyeol pergi ke kelas, dan dia bertekad akan menanyakan hal ini.

"Hm?"

"Hhmm.. tentang tadi. Ap…apa maksudmu melakukannya?" tanya Baekhyun takut. Chanyeol menatap Baekhyun datar, dan hal itu semakin membuat Baekhyun terasa seperti ditelanjangi.

"Bukankah aku sudah mengatakan jika itu adalah hukuman karena kau telah berani-beraninya menguping pembicaraanku dengan Hyorin." Ucap Chanyeol.

"Tapi_"

"Dengar! Aku ini normal. Aku masih menyukai wanita, dan tadi itu hanya untuk menghilangkan rasa penasaranku. Aku harap kau tak salah paham!" Baekhyun membeku, ucapan Chanyeol barusan seolah menamparnya dan mendorongnya ke arah pedang yang panjang lalu tertancap tepat ke jantungnya. Entah mengapa hatinya sakit, ia merasa bodoh memberikan harga dirinya untuk lelaki yang bahkan menyentuhnya karena sebuah rasa penasaran. Ia tertunduk, matanya berkaca-kaca.

"Hei! Hei! Byun Baekhyun!" panggil Chanyeol lagi, Baekhyun mengangkat wajahnya dan memandang Chanyeol kecewa.

"Kau kenapa? Aku rasa kau tak perlu sesedih itu. Kita sama- sama menikmatinya tadi. Lagipula kau tak dirugikan disini. Dengar! Kau itu lelaki, dan seorang lelaki tak akan bisa hamil berapa kalipun kau melakukannya. Kau mengerti! Aku harap kau tak menceritakan hal ini pada siapapun!" lanjut Chanyeol lagi.

Baekhyun benar-benar merasa terhina, entah kenapa bibirnya kelu hanya untuk membalas ucapan Chanyeol. Ia tahu itu, ia tahu ia tak akan bisa hamil. Tapi bagaimana pun seorang lelaki punya harga diri juga, dan ketika harga diri itu dilecehkan ia berhak untuk menangis dan bahkan meminta pertanggung jawaban.

"Kau kenapa? Kenapa hanya diam?" tanya Chanyeol lagi.

"A..aku..aku menyukaimu Chanyeol." Ucap Baekhyun gugup. Tangannya sibuk memilin ujung seragamnya yang sudah kusut. Chanyeol terdiam, lalu berjalan ke arah Baekhyun dan menepuk pundaknya.

"Hei! Kita hanya melakukannya sekali, dan bagaimana bisa kau mengatakan kalau kau menyukaiku?"

"Tidak! Aku menyukaimu bukan karena kau telah menyetubuhiku. Tapi karena aku memang menyukaimu sejak lama." Ucap Baekhyun dengan sedikit menaikkan nada bicaranya. Chanyeol tersenyum. Dan kembali menepuk pundak Baekhyun,membuat Baekhyun mendongak dan menatap nyalang Chanyeol.

"Hei! Itu hakmu, aku tak mungkin melarangmu menyukaiku. Tapi maaf, aku tak bisa membalasnya Baek. Aku sudah memilki Hyorin, dan lagipula aku tak mungkin mengatakan pada ayahku jika aku berpacaran dengan tahu siapa dia kan?" ucap Chanyeol. Baekhyun tahu, sangat tahu malah. Ayah Chanyeol adalah seorang pengusaha sukses dan memiliki cabang dimana-mana, bahkan merupakan investor utama disekolah ini. Dan orang terpandang seperti Ayah Chanyeol, tak akan sudi jika anaknya menjadi gay, apalagi dengan lelaki biasa seperti dia.

"Ayo aku antar kau pulang!" ucap Chanyeol seolah tidak terjadi apa-apa.

"Tidak! Aku bisa sendiri!" ucap Baekhyun , merampas tas ransel miliknya dari tangan Chanyeol dan berjalan tertatih menuju pintu keluar. Chanyeol terdiam disana, menatap kepergian Baekhyun.

"Apakah aku telah menyakitinya?" gumam Chanyeol.

TBC

Hehehe.. aku bawa ff Chanbaek baru nih. Sebagai bentuk penyambut untuk comeback Exo yang akan datang. Gak sabar..

Maaf kalo ada typo, kalo ada kata-kata yang kurang berkenan dan sebagainya.

Oh iya, untuk ff 'Something Between Us' kayaknya hiatus sementara deh, lagi gak ada feel. Hehehee..

Oh iya, akhir kata seperti biasa mohon reviewnya. Kalo reviewnya mencapai target, aku bakal lanjutin ff ini. Yah kalo enggak, mungkin ... ( isi sendiri )Hehehe..

Readers, mari kita saling bekerja sama, kalian senang aku juga senang.. hehehehe...

Annyeong ^_^

Jaga kesehatan kalian ya! ^_^