Bingung, Cinta Kakak atau Teman?

.

Disclaimer: Sengoku Basara milik Production I.G. dan CAPCOM. Tidak ada hak bagi saya untuk memiliki mereka sedikitpun.

Fanfic trade pertama yang saya buat dengan sebelumnya berpikir, "Wah rupanya gak cuma art bisa trade?!". Ditantang untuk membuat pairing Ranmaru x Itsuki dengan fluffy love dari author kichikuri61. Hope you like it!

Warning! Typo yang kadang muncul tanpa disadari.

.

.

Enjoy!

.

..

...

Itsuki itu, semua orang dalam kota Hokkaido pasti tahu. Pasti orang-orang bakal bilang: "Oh maksudmu gadis berambut putih yang jago memasak itu?"; "Eh gadis yang menjadi selebritis papan atas tahun ini kan?"; "Loh maksudmu si gadis yang imutnya sangat imut sampai membuat siapapun tergerak sarafnya untuk mencubit pipinya?"; dan juga; "Oh Itsuki itu teman seangkatanku yang bandel."

Siapa lagi yang menjawab dengan bukannya kalimat pujian yang sampai membuat gadis berambut kepang dua ini panjang hidung, selain lelaki bersurai hitam dengan ciri khas poni depan yang diikat? Mori Ranmaru itu ngakunya teman sekelas aku, tapi apa yang dia ucapkan bila menyangkut tentangku pasti ujung-ujungnya aib.

Aib seperti apa yang aku maksudkan? Barusan dia bilang aku bandel. Camkan itu. B-A-N-D-E-L. Sangat menyebalkan sekali memiliki sahabat sejak kecil dari umur 8 tahun sampai 12 tahun dimana selama 4 tahun ia hanya mengenalku kalau aku ini tidak sempurna. Aku ini idola yang sedang naik daun, tapi dia bilang semua penduduk Hokkaido itu matanya katarak; tidak bisa melihat idola yang lebih imut. Aku ini jago memasak, tapi dia bilang itu karena sihir helai rambut putihku. Disangka aku penyihir apa?

Saat aku meminta komentar dari Dokuganryuu nii-san tentang diriku, dia bilang seperti yang dikatakan orang-orang kebanyakan malahan. Dokuganryuu nii-san itu nama julukanku untuk kakak Date Masamune. Dia 2 tahun diatasku dan juga seorang pewaris perusahaan maju di kota Hokkaido—kota tempat kami berdua tinggal. Dia memiliki selera memilih yang baik kata orang, makanya dia selalu diandalkan dalam memilih perusahaan yang dapat bekerjasama dengan baik bersama mereka. Tapi sekali lagi aku katakan, meski kak Dokuganryuu telah memuji namun si Ranmaru tidak mau mengakui hal tersebut!

"Pagi-pagi sudah melamun. Kalau kerasukan setan baru rasa."

Lagi-lagi pria penyuka warna ungu itu meledekku.

"Apaan sih Ranmaru?" kataku risih. "Di kelas gak mungkin kesambet setan. Lagian ganggu orang mikir aja."

Benar, saat ini kami berdua berada dalam kelas. Aku merasa sedih mengapa aku bisa satu kelas dengannya di kelas 1 – 2 ini? Padahal aku sudah berencana untuk berpisah sekolah darinya sehabis lulus SD dengan alasan menghindarinya hingga aku tidak perlu merasa kepalaku akan berdenyut seperti ditekan paksa. Namun takdir malah membuat kami satu sekolah—bukan itu saja, satu kelas!

"Hei jangan gitu dong," katanya. "Nanti masuk dalam daftar anak nakal dari daftar Santa Claus baru rasa."

Oh iya besok adalah hari natal.

"Santa Claus hanya menulis nama anak yang tidak mau jujur. Seperti kamu!"

"Eh aku tidak jujur apa?" ejek pria berambut hitam pendek itu.

"Akui saja kalau aku ini gadis populer!"

Ranmaru mangap sebentar, lalu beberapa detik kemudian ia memukul-mukul mejaku beberapa kali—menahan geli dengan masih memposisikan berdiri. Aku yang saat ini berada dalam posisi duduk dengan menyanggahkan kepalaku pada tangan kananku yang tertumpu siku, merasa terganggu dengan pukulannya yang sampai membuat meja kayu kelas—dimana menjadi tempat duduk belajarku ini bergetar.

"Ahaha, masih ribut tentang itu? Itsuki-chan, kamu kapan dewasanya?" oloknya.

"Kamu juga, sampai kapan berbohong?" ejekku balik, namun ia malah semakin tertawa keras.

"Sudah kubiang fans-mu itu semua mata mereka katarak."

Tidak tahan, aku mengambil kamus oxford yang rumornya bilang kalau benda ini sangat jahanam saat dilempar: karena yang bersangkutan akan masuk UKS setelah mendapat ciuman mesra sang buku. Berkutat mengacuhkan semua bisikan malaikat agar jangan menjadi gadis yang gampang naik darah, tanganku merespon pikiranku melalui saraf sensorik lalu melemparkannya tepat pada wajah—

"Selamat pagi, Ranmaru! Dan Itsu—"

BUAKHH!

—Tsuruhime.

"Tsuruhime! Tsuruhime!" Ranmaru menggoyang badan korban penistaan sang kamus berhalaman tebal setelah menyadari bahwa korbannya adalah salah satu kawan sekelas kami. Aku yang merupakan tersangka dalam peristiwa laknat sekarang, hanya bisa memasang wajah kecut. Diam dengan disamping Ranmaru yang bergerak cepat menyadarkan gadis berambut coklat pendek itu. Membayangkan Ayah Ranmaru yang katanya adalah kepala sekolah gedung ini akan merajamku dengan cambuk karena mendapat laporan...

Bocah SMP telah membuat satu kawan seangkatannya tewas hanya dengan berbekal kamus oxford.

-oOo-

Mendapat pertolongan dari sang kakak Dokuganryuu, diriku terlepas dari jeratan hukum berupa membersihkan semua toilet kelas. Aku merasa beruntung menjadi diriku sekarang. Punya kakak kelas yang dapat membantuku lepas dari hukuman yang tidak semestinya aku tanggung.

Eh tunggu! Ini seharusnya kesalahan Ranmaru yang membuatku gampang marah kan? Kenapa bukan dia yang dihukum?

"Lain kali, hati-hati kalau mau bergurau. Itsuki," pria bermata satu dengan surai hitam pendek menghela napasnya kecil. Sat ini dia dan aku bersama-sama duduk di atas atap sekolah, menikmati bekal buatanku pada jam istirahat. Aku memang selalu seperti ini, membuatkan sang kakak kelas yang jago bahasa inggris ini bekal makanan. Kontraknya sudah berjalan lama sejak kami pertama bertemu.

"Ini salah Ranmaru harusnya. Dia mengolokku makanya," aku menundukkan kepalaku kecil. Kedua kayu sumpit kumainkan memutar salah satu lauk dalam kotak bekalku yaitu daging babi berbentuk pipih kertas.

"Dia lagi dia lagi. Never feeling exhausted for fighting with him?" tanyanya dengan bahasa asing khasnya yang ia ucapkan saat berbicara. Terbiasa untuk berbicara dengan orang asing tentang investasi membuat dia tidak sadar telah menambahkan kalimat bahasa inggris dalam obrolannya. Orang yang tidak mengenalnya dekat pasti bilang kalau kakak Masamune ini sombong.

Ada yang bertanya mengapa aku mengerti ucapannya, dan aku menjawab karena aku selalu di sampingnya. Sebenarnya alasan karena sering saja masih kurang, dan mungkin aku bisa menambahkan alasan bahwa aku memang mengerti arti dalam bahasa inggris walau hanya beberapa kosakata.

"Makanya nasehati dia kalau sekali-kali jujur," jawabku. Sang yang bertanya menggelengkan kepala tanda tak senang, mungkin.

"Just like you don't know why he's do like that."

"Aku malas untuk tahu."

Ujung dua sumpit saling menjepit pipi kananku, menyebabkan aku meringis hebat dibuatnya.

"Masamune nii-san! S—sakit!" rintihku. Ia semakin memperkuat jepitannya. "Aku mengerti! Aku salah kak!"

"Good answer," akhirnya ia melepas sumpitnya. Aku mengelus pipikku sembari memasang tampang pasrah. "Sebaiknya kamu pergi ke kelas, lima menit lagi sepertinya istirahat akan usai."

"Ah telat satu menit gapapa."

"Dasar kau ini."

Aku tertawa nyengir, menanggapi.

Seandainya saja aku lebih cepat lahir 2 tahun, mungkin aku bisa menyatakan perasaan kepada kak Masamune bahwa aku selalu ingin dia bersamaku. Rasanya sebagai peran 'kakak' saja tidak cukup untuk mengatakan bahwa peran tersebut cukup. Malah seakan membatasi gejolak aneh dalam diriku, hingga aku tidak pernah sekalipun jujur untuk berucap satu hal ini—walau tipikalku adalah gadis jujur.

Seorang idola...jatuh cinta pada kakak bohongannya sendiri.

-oOo-

A/N: Ingat GabriMicha Runa? Kali ini dia ganti Pen Name hore! *tebar confetti*

Lagi-lagi saya rindu dengan fandom ini jadinya mau lagi ramaikan. Udah puas sama yang namanya review banyak, trololol. Alhasil, saya angkat koper untuk kemari.

Maaf ya yang fanfic saya 'You're Our Saver and You're Our Princess' di-discontinued. Saya sekarang lupa bagaimana buat plotnya. Kalo ada kesempatan waktu, saya bakal lanjutin kok.