Warning : OOC, KARAKTER GAK SESUAI HARAPAN. PENISTAAN KARAKTER. BUAT HAPPY-HAPPY AJA. DLDR DAN SELAMAT MEMBACA KAWAN KAWAN ^^ /senyum malaikat kematian/
Disclaimer : FF ini murni hasil kerjasama kami berdua, Tokoh nya cuma minjem.
Happy Reading
.
.
"Hanya karena kita memiliki perbedaan bukan berarti tidak bisa melengkapi kisah cinta kita ini"
.
.
Biscuit
.
.
"Jika Yaya menanyakan ku, katakan jika kau tidak melihat ku." Itulah yang dikatakan Halilintar kepada Ying ketika mereka berpapasan di lorong sekolah, setelahnya laki-laki itu langsung melesat kencang lalu berbelok di tikungan hingga sosok nya tak tampak lagi.
Ying menkerutkan kening nya bingung melihat tingkah Halilintar yang begitu terburu-buru seperti bukan dirinya. Ying menggelengkan kepalanya kemudian kembali melangkah.
Belum beberapa langkah, ia dihadapkan dengan Yaya yang menghampirinya dengan Nafas terengah-engah. Gadis berhijab pink itu membungkuk dan berusaha menghirup udara sebanyak-banyak nya.
"Yaya kau tidak apa-apa?" Ying bertanya dengan raut wajah khawatir.
"hah..hah..Ya, aku tidak apa-apa. Ying apa kau melihat Halilintar lewat disini." Setelah merasa nafas nya kembali normal Yaya pun menegakkan badan nya.
"Ngg.." Ying sedikit bimbang apakah harus mengikuti perkataan Halilintar atau tidak "Kenapa kau menanyakan nya?" akhirnya Ying memutuskan untuk bertanya terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan nya.
"Aku menyuruh nya untuk membantu ku membuat biskuit pulang sekolah nanti, tapi ketika aku berniat menghampirinya ketika kelas sudah bubar, Halilintar menghilang begitu saja." Yaya pun menjelaskan semua.
'Aku mengerti.' Ying pun menganggukan kepalanya lalu mendapatkan ide jahil.
"Ya, aku melihat nya lewat disini dan berlari kearah sana." Ying menunjuk kearah dimana sosok Halilintar menghilang tadi.
Yaya mengikuti arah tunjuk Ying lalu menganggukan kepalanya paham.
"Terima kasih Ying." Setelah mengucapkan itu Yaya kembali berlari meninggalkan Ying yang berusaha menahan Tawa nya.
"Pftt"
88
"Aku tau kau berada di dalam sana, Lintar!" Yaya berkacak pinggang lalu mengedor-ngedor secara brutal sebuah pintu dimana terdapat papan dengan tulisan "GUDANG" di atas nya.
Halilintar yang ternyata bersembunyi di dalam sana berusaha untuk tidak mengeluarkan suara apa pun. Halilintar terus menunggu hingga ia merasa Yaya sudah pergi karena pintu tidak di gedor-gedor lagi.
Membuka sedikit, Halilintar pun mengintip di celah pintu yang terbuka dan melihat kesekeliling.
'oke, aman'
Merasa Yaya sudah pergi Halilintar pun keluar dari gudang setelah itu mengehembuskan nafas lega.
Drrtt
Halilintar sedikit terkejut ketika merasakan Hp nya bergetar kemudian ia mengambil Hp nya lalu menggeser tombol kunci.
1 Messege
Halilintar pun membuka pesan tersebut dan mengetahui jika yang meng SMS nya adalah Yaya.
From: Aya
To: LintarKuma
Jika kau tidak mau membantu, baiklah..aku akan meminta bantuan kepada adik manis ku. Aku rasa meminta bantuan nya lebih baik daripada meminta bantuan mu :p
Halilintar yang membaca pesan tersebut langsung meremas Hp nya, tanpa pikir panjang lagi Halilintar menekan tombol 1 untuk panggilan cepat ke nomor Yaya.
Tutt
" Ya? Ke-"
"Kau dimana? Aku akan segera ketempat mu, jangan berfikiran untu meminta bantuang Gempa."setelah mengatakan hal itu, Halilintar langsung mematikan panggilan nya secara sepihak kemudian berlari kencang.
.
.
.
Di sisi lain,
Yaya hanya bisa terkekeh kecil mengetahui jika rencana nya berhasil.
"Er..Nuna?" Yaya menoleh ketika mendengar orang yang berada di samping nya bersuara, gadis itu lalu tersenyum sambil memasukkan kembali Handphone nya kedalam kantong celana nya.
"Ah, Gempa! Sepertinya aku tidak jadi meminta bantuan mu." Kata Yaya dengan senyuman yang belum hilang dari wajah nya.
Gempa yang mendengar itu hanya menganggukan kan kepala, dalam hati ia bersyukur sebanyak-banyak mungkin karena tidak jadi membantu Yaya membuat biskuit.
"Kalau begitu aku pulang dulu, bye Nuna!" Gempa melambaikan tangan nya kearah Yaya sebelum berbalik kemudian berlari keluar perkarangan sekolah. Yaya pun membalas melambaikan tangan nya.
"Hati-hati di jalan" Teriaknya dan dibalas ancungan jempol dari Gempa.
Setelah itu Yaya berbalik dan berjalan kembali menuju gedung sekolah untuk menemui Halilintar. Ketika sampai di pintu masuk Yaya tersenyum senang ketika melihat Halilintar tengah berlari dengan cepat kearah nya.
"Jadi, apa kau benar-benar mau membantu ku?" tanya Yaya kepada Halilintar ketika laki-laki itu telah berdiri di dekat nya.
Halilintar tidak menjawab, laki-laki itu hanya melirik sekilas kearah Yaya dan berjalan terlebih dahulu.
"Aku anggap itu, Iya." Yaya pun ikut berjalan menyusul Halilintar dan sedikit tertawa kecil karena telah membuat laki-laki itu kesal.
'Terkadang ketika ia sedang kesal, benar-benar lucu, kyeopta.' pikir Yaya aneh.
TBC~
N/N : hai semuaaa~~~ ini Nanas's Note/? cukup aneh, oke aku paham hahaha~
kemaren kan si indri yang ngambil alih A/N, enak aja bilangin gue /ceburin indri/
well, disini aku ada yang mau disampein hehe.. /colokin kabel/
aku sebenernya mau hiatus, karena ya bukan masalah pelajaran sih, masalahnya aku lagi miskin kuota T.T
lagian, aku juga lagi buntu ide buat lanjutin ff bhaq~ maklumkan lah nanas yang gagal membelah diri ini T.T
aku ada project looh, tantangan dari indri nih... tentunya bakal aku publish di akunku /oke ini promosi/
udah deh kyaknya. duuuh gak penting-penting amat ini Notes T.T
tunggu kelanjutannya yaaaaaaa~~~~
SALAM ASEM MANIS
NANAS KIYUT SEPANJANG MASA HUAHAHAHAA /ceburin nanas/ /disentrum pedang halilintar/
