Title: Incest

Genre: 18+

Naruto x Kushina.

Warning Inside: Lemon, Lime!

Chapter 2

Naruto POV:

Pagi hari ini terasa spesial untukku ketika aku terbangun dari tidur malam yang panjang melihat paras cantik ibuku yang tak berkurang sedikit pun di kala pagi buta, masih teriang-iang di benakku, kejadian kemarin malam seperti mimpi saja, aku tidak menyangka bahwa impianku selama ini benar-benar terwujud, bercinta dan melakukan hal yang intim kepada ibuku.

"Ohayou Naruto." ucapan selamat pagi dihiasi senyuman manis ibuku yang menggodaku untuk mencium bibir lembutnya.

"Cup!" ciuman itu membuat suasana relax antara kami berdua, "Nakal sekali ya, anakku ini.. ya sudah ibu buatin sarapan dulu ya." aku lihat ibuku agak salah tingkah ketika aku menciumnya, apa dia benar-benar mencintaiku? Jika iya.. aku harap begitu. Pikiranku melayang-layang terbawa angin sejuk di pagi hari tersebut, menggubahku untuk bangkit sejenak dari istirahat malam yang panjang.

Di meja makan telah tersaji makanan yang telah dimasak oleh ibuku, kami berdua sarapan pagi dengan saling menatap satu sama lain.

"Naruto?"

"Apa?" jawabku sambil sesekali mengunyah makanan.

"Habis selesai ini, temani ibu jalan-jalan ya.. " pinta ibuku tersenyum manja, pipi putih dan mulusnya begitu menggodaku inginku menjilatinya ketika pulang nanti, sampai aku tersadar makananku telah habis.

"Tapi kan bu, aku ada-" sanggahku antara menemani ibuku atau berlatih di pagi hari, wajah ibuku cemberut, "Heh? Ayo temani ibumu ini, nanti malam kita buat anak lagi.. oke Naruto?"

"Okey!" teriakku bersemangat karena nanti malam aku harus kerja keras lagi, pikiranku yang tadi hanya terfokus terhadap latihan kini aku relakan hanya untuk menemani ibuku jalan-jalan keluar.

"Angin di pagi hari memang enak ya?" ujar wanita yang berjalan menyesuaikan langkahnya agar sejajar denganku, sambil sesekali mencuri-curi pandang dengan lirikan mata yang nakal, tangannya pun mulai meraba-raba tangan kiriku yang kosong, dan akhirnya tangan kami bergandengan, layaknya sepasang kekasih yang menebar pesona akan keindahan cinta.

Matahari yang terbit dan memamerkan keindahan sinarnya menjadi saksi bisu cinta terlarang kita, cinta antara ibu dan anak. Namun aku berpikir positif, karena cinta tidak miliki batasan.

"Naruto?"

"Apa bu?"

"Menikahlah dengan ibu?"

"Ha? tapi kan bu, banyak orang-orang desa Konoha yang telah mengetahui bahwa kita keluarga bu. Tidak mungkin kita bisa melakukannya." Jalan-jalan pagi hari ditemani obrolan yang serius memanglah menyenangkan, apalagi jika ditambah senyuman menawan yang terpasang di bibir indah ibuku, berharap semua ini tidak akan pernah berakhir, dan ketika aku memandangnya penuh keseriusan, dia menempelkan mukanya ke pundakku, sambil memegang erat tangan kiriku.

"Jika begitu, ayo kita pindah dari Konoha, merajut cinta kita dan memiliki keluarga serta anak-anak yang banyak, kau mau kan Naruto-sayang?" tanya ibuku dengan nada menggodanya. Tipuan muslihat itu, tidak aku pungkiri, karena ibuku memang jago dalam hal seperti ini, pelukan hangatnya membuat nafsuku naik secara tiba-tiba, nafasku mendengus cepat, seakan-akan tidak bisa kutahan lagi.

"Baiklah bu, tapi-"

"Tapi apa?"

"Ikutlah denganku sekarang…" aku menarik tangan ibuku dan membawanya ke toilet di mana kami bisa berduaan saja. "Melakukannya di pagi hari ? di tempat seperti ini lagi." grutu ibuku resah, wajah cemberutnya membuatku ingin menciumnya. Dan tak tahan lagi, aku mencium bibirnya sambil mendesah keras.

Mmmhhh Mmhhh Mmhh

"Pelan-pelan sayang.." aku rasakan tangan lembut ibuku yang mengelus-elus rambut kuningku, bibirku terus mencium bibir ibuku, lidah kami berdua pun mulai menari-nari, saling tukar air ludah, untuk menciptakan suasana yang lebih erotis lagi.

Mmmmhh Mmmhhh Mmhhh

Birahi ibuku meningkat, ia pun mencumbuiku lebih agresif lagi, sampai aku hampir tidak bisa bernafas. Mmmhh, Ibuku sayang Mmmmhh. Ia pun melepas ciuman lengketnya dan menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku.

"Sekali lagi sayang, cium ibu lagi," ujar ibuku mulai memanas, ia pun menuntun tanganku ke dada besarnya untuk aku remas-remas sedemikian rupa. "Ahh Ahh!" tidak sabar, aku melepas baju ibuku, beserta beha berwarna pink yang imut, aku menyedot buah dada ibuku yang indah, putingnya aku isap perlahan-lahan menimbulkan suara desahan yang membuat telingaku semakin memanas. Birahiku memuncak.

"Ahhhh Ahhh! Kimochi.."

Cupp Cupp Cupp

"Puting susu ibu enak sekali, aku ingin menginggitnya…"

"Gigitlah sayang, tapi pelan-pelan ya.."

Ahhh! Sakit Naruto! Ahhh!

"Nikmat sekali, Bu." Ujarku keenakan, lalu ibuku membentuk posisi L di mana aku langsung menyetubuhinya tanpa pikir panjang, pedang panjangku yang sedari tadi mengeras sudah tak sabar lagi ingin kutancapkan ke lubang berbulu yang telah basah milik ibu.

"Ayo masukkan, Naruto."

"Iya," ucapku seraya memasukkan pedang panjangku secara pelan-pelan, berasa sekali lubang itu masih terjaga dan terawat, kesempitannya juga mengagumkan. "Ibu hebat, dia merawat miliknya hanya demi aku." Pikirku tersenyum penuh kenafsuan.

Ahhh, "Sudah masuk Naruto! sodok ibu! cepat"

Cllpppp Cllpppp Cllppp.. "Aku masuk ke liangmu bu, ini begitu menganggumkan.."

"Masukkan terus sayang!" teriak ibuku mendesah keenakan. Rambut merahnya terurai akibat pergerakan erotis yang ia buat sendiri. dan sesekali aku mencium lembut bibirnya.

Cllppp Cllppp Cllppp

Ini benar-benar nikmat sekali, aku tidak bisa berhenti untuk menyodokkan pedangku ke lubang ibuku yang semakin lama semakin basah, sekarang lubangnya telah dipenuhi oleh cairan kental yang nikmat.

"Ahhh Kimochi! Lebih cepat lagi, Naruto-sayang!" desah ibuku sambil menikmati sodokan demi sodokan yang masuk ke liangnya yang sudah basah.

Clllpppp Cllppp Cllpppph

Seranganku tidak berhenti di situ saja, aku terus menyodokkan batangku ke lubang ibuku dengan cepat dan semakin cepat, mengikuti ritme gerak yang dibuat olehku.

"Ahhh Ahhh Ahhh Ahhh Ahhh, Errrrg!" erang ibuku yang tak sanggup berkata apa-apa lagi, dia telah terjebak di percintaan yang sangat nikmat, namun aku belum merasa puas dan memutuskan untuk membuat satu bayangan.

"Kau membuat bayangan Naruto? tapi untuk apa Puggh!" dan aku yang satunya lagi telah berdiri di depan ibuku sambil menyodorkan batang yang telah mengeras, masuk ke mulutnya sampai penuh, tidak ada ruang di dalam mulutnya ketika pedang itu masuk semuanya, terkecuali buah zakar yang masih berada di tepi bibir.

Clppp Clppp Clppp

Pedangku yang aku sodokkan ke liangnya dan pedangku yang aku sodorkan ke mulutnya membuat ibuku tidak bisa mendesah keras lagi, dirinya telah mabuk dalam bercinta ini, sampai akhirnya..

Croott! Aku telah keluar…

Bayanganku pun menghilang ditemani asap putih yang menjulang ke atap. "Ahhh Ahhh? kau meningkat Naruto, kau semakin kuat untuk memuaskan ibumu ini.. anak yang baik. Hehe" tawa kecil ibuku yang telah telanjang bulat yang masih terduduk santai di lantai toilet, cairan-cairan putih masih menghiasi lantai licin tersebut, dan itu membuatku merasa terganggu.

"Aku bersihkan dulu, ibu langsung pulang aja ya?"

"Tapi-"

"Tenang saja, aku pulang cepat kok."

"Hmm baiklah. Ibu pulang dulu ya, jaa!" senyum ibuku dengan senyuman meronanya.

Di situ aku hanya terdiam merenungi apa yang telah aku perbuat, tapi karena ini adalah cinta yang murni aku berhenti memikirkan masalah tersebut, dan tanpa disadari seseorang wanita berambut hitam keluar dari salah satu kamar kecil.

Wajahnya memerah, dan roknya telah basah.

"Jangan-jangan, kau!"

Ia mengangguk, dan pelan-pelan ia membuka kancing bajunya. "Ayo kita lakukan lagi, kali ini denganku, mau kah kau melakukannya lagi Naruto-kun?" pinta istri Uchiha Fugaku, yang tak lain tak bukan adalah ibu Sasuke.

TBC…

Jika reviewnya lebih banyak saya akan perpanjang menjadi 3 k…

see you

Salam hentai loverz, Hoshizaki.