Title : Sunday
Cast : Wu Yifan / Kris, Kim Joon Myun / Suho, KrisHo Pair,
Rating : T
Genre : FLUFF (all of this part) and Romance (of course)
.
.
First,
Sunday!
.
.
Sunday
.
Bangun pagi adalah salah satu dari rule of world yang tidak berlaku di hari Minggu. Minggu itu istimewa, berbeda dengan hari lainnya dalam 7 hari yang dipunyai dalam sepekan, Minggu merupakan hari dimana semua orang bisa bebas dengan apa yang mereka suka. Waktu yang tepat untuk membuang segala penat dan melakukan kegiatan apapun sebelum bersiap diri untuk kembali kepada rutinitas awal di hari Senin mendatang.
Seperti halnya seorang pria tinggi yang rambutnya berantakan dengan kaus polos warna putih kedodoran di tubuh tegapnya. Dia berguling, mengacak rambut, menyingkirkan wajahnya yang tersapa sinar matahari pagi itu seolah sengaja mengusiknya. Sembari membelakangi jendela, manusia berpipi tirus itu malah melingkarkan lengan dan sebelah kakinya pada seseorang yang tengah tertidur di sampingnya. Geraman terdengar, mengusik pria kecil yang berada dalam dekapannya. Tak bergerak.
Mata obsidian berwarna hitam itu perlahan terbuka, pikirannya mulai sadar, akhirnya ia menyadari bahwa dirinya tengah terjepit. Dia yang ukuran tubuhnya lebih kecil dari pria berkaus oblong itu merintih kecil.
"Yifan…"
Lagi-lagi hanya geraman, sementara pria yang ada dalam dekapan ini mulai menggeliat tidak nyaman, lebih-lebih saat pria yang ia panggil Yifan itu malah mendekatkan wajahnya, menelusup ke leher dan mengeratkan pelukan.
Sesak.
"Banguun…"
Pria mungil itu menggeliat sekuat yang ia bisa, suara rintihannya timbul tenggelam, sembari menepukkan telapak tangannya pada dada bidang di pria yang punya rambut kecoklatan tersebut. Sesekali mendorong. Mulutnya merengek kecil.
"Ini Minggu…"
Akhirnya pria besar itu menjawab, masih dengan mata tertutup, enggan membukanya.
Malas.
"Aku tidak peduli ini Minggu atau apapun kalau kau terus menjepitku begini," bukan karena apa-apa, namun tidur dengan posisi terjepit pria yang berat dan besar ini bisa-bisa membuatnya gepeng.
"…."
"Kris…"
Tak menyahut, masih setia membungkus pria manis itu dalam dekapannya, seperti bola.
"Kriiis…"
"Baik.. baik, aku bangun, Suho."
Pria beriris hitam gelap itu tersenyum melihat kekasihnya mau menyingkir, walaupun ujung-ujungnya tetap saja, Kris akan tetap meringkuk kearahnya. Namun setidaknya dia sudah tidak terjepit, bahunya jadi pegal sejak tadi kekasihnya itu terus mendempetnya.
"Kau benar-benar seperti anak anjing. Ish, bangun! Ayolah!"
Ini hari Minggu, tapi Suho berfikir kalau setiap hari punya aturan yang sama. Bangun pagi, memulai aktivitas dengan normal dan semangat. Suho bukan pemalas, dia juga bukan tipe orang yang bisa bangun siang dan hanya menghabiskan waktu untuk menonton TV di atas kasur sambil makan sereal dan bola-bola keju sepanjang hari (Hal yang sering Kris lakukan).
"Engh… kau itu tuan yang cerewet."
Sepertinya Kris memang benar, kalau dia adalah anjing, maka Suho adalah Tuan yang cerewet dan tak akan mengijinkan anjingnya hanya duduk-duduk santai bermalas-malasan sambil merebahkan diri di atas kasur.
"Aku tidak cerewet!" Suho protes tidak terima.
Kris hanya tersenyum, tak membalas pembelaan Suho. Pria tinggi yang punya mata warna coklat terang ini hanya mengusakkan hidung mancungnya pada leher putih Suho sebentar, Suho tak keberatan karena itu memang sudah menjadi kebiasaan. Tiba-tiba, tanpa sepengetahuan pria mungilnya, Kris malah menjulurkan lidah, menjilat sebelah pipi tembam kekasihnya, jilatannya panjang menelusur hingga lidahnya berhenti di bibir pucat milik Suho, mengundang lengkingan keras dari Suho yang langsung memukul lengannya. Sampai – sampai telinganya berdenging mendengar lengkingannya yang seperti paus.
"IH KRIS! JOROK!"
Pemuda itu terkekeh ringan melihat Suho berteriak, namun dia tak berhenti, dirinya tertawa melihat kekasihnya mengomel-ngomel tidak jelas, mengusap pipi dan sudut bibirnya sambil menatapnya sengit. Kris memang tidak tahu alasannya, namun dia sangat suka menggoda Suho kalau habis bangun tidur. Melihat wajah kuyunya itu membuat Kris tak tahan untuk menggodanya lagi sampai capek.
"Kau bilang aku seperti anjing tadi!"
Suho merengut, "Memang! Anjing Jorok. Aku belum mandi tau, bau!"
Pemuda yang kini bekerja di perusahaan ayahnya itu hanya tertawa ringan, masih dengan posisi tidur, menghadap ke arah Suho yang kini sudah dalam keadaan duduk di sampingnya, memegang selimut, menenggelamkan tubuhnya yang mengenakan kaus warna krem itu ke dalam bed cover berwarna abu-abu.
"Kalau begitu aku akan melakukannya kalau kau sudah mandi."
"…"
Kulit pipi yang sebelumnya berwarna putih pucat itu kini perlahan memunculkan semburat warna kemerahan membuat Kris terkekeh ringan. Dia tahu Suho memang orang yang mudah merasa malu. Itu juga termasuk salah satu alasan mengapa Kris suka menggodanya, terutama di saat-saat bangun dan sebelum tidur, sebelum mandi, dan saat-saat santai dimana Suho bermanja-manja padanya.
"Aish, aku hanya bercanda. Kau marah padaku?"
Suho diam, cemberut. Sebelum dia melemparkan bantal tepat ke muka lempeng kekasihnya saat Kris hendak bangun dan ikut-ikutan duduk di hadapannya.
"Kau selalu seperti ini! Mesum! Mesum!"
Kris tahu akan seperti ini jadinya, bantal-bantal di atas kasur akan habis sebelum Suho puas memukulinya hingga dia menyerah. Namun, pria keturunan China itu tahu solusinya, tindakan terakhir yang dia bisa lakukan agar Suho mau berhenti. Kris menarik sebelah lengannya. Membawanya ke dalam sebuah pelukan, menempelkan kepala kekasihnya pada dadanya yang bidang, melingkarkan lengan-lengannya yang kuat di pinggang Suho yang ramping dan kecil. Mencium bibirnya singkat sembari membisikkan kata sayang pada telinganya yang merah.
"Hum…"
Suho mengusakkan hidung mungilnya pada dada bidang Kris sembari menyembunyikan wajahnya lebih dalam. Tak punya niatan menatap mata tajam kekasihnya.
"Kenapa? Kau selalu saja begini…" Kris tertawa ringan, dengan telapak tangan kanannya yang kini dia gunakan untuk mengusap sebelah pipi tembam Suho yang langsung dijawab dengan gelengan singkat.
"Maaf sudah menjepitmu tadi, tapi kau memang sangat nyaman."
Detik berikutnya Suho terdengar menyahut ucapan Kris, "Tidak apa-apa."
"Kau mau bangun sekarang? Mandi?" Kris menawarkan pada Suho sambil melirik wajah sang kekasihnya yang masing tenggelam dalam dadanya yang keras. Seperti Minggu-Minggu sebelumnya, memang sudah jadi rutinitas kalau Suho dan Kris akan mandi berdua dan berendam bersama dalam bath tube saat pagi Minggu. Dengan aroma susu dan mint serta bau dari lilin aromaterapi yang dipasang di dalam kamar mandi. Hal yang sederhana memang, namun terasa sangat nyaman saat mereka melakukannya berdua.
Perlahan, Kris merasa Suho tengah menggeleng malu-malu.
"Seperti ini saja… lebih lama."
Telinga Kris berdiri, merasakan tanda kalau Suho senang ingin bermanja-manja padanya. Karena penasaran, Kris akhirnya bertanya lagi, "Apa?"
"Eung… sudah jangan tanya lagi, kau pasti tahu maksudku…"
Kini putra bungsu Keluarga Wu itu tertawa sambil mengeratkan pelukannya yang dibalas dengan usakan manja. Lucu sekali, melihat Suho terasa seperti kura-kura yang enggan keluar dari rumahnya. Masih menyembunyikan wajahnya.
"Aku tahu, aku tahu…"
Rambut hitam berantakan itu menjadi lebih berantakan lagi saat Kris mengacaknya dengan sebelah tangannya yang lebar. Membuat Suho menggerutu disertai pukulan ringan di punggungnya.
"Suho…"
"Hm…"
Kris menarik pelukannya, memaksa Suho agar mau melihat wajahnya. Dia tahu kekasihnya ini sedari tadi hanya menunduk dan tak mau bertemu pandang dengan mata coklat terang Kris. Suho tahu itulah hal yang membuatnya lemah, ditatap sedemikian rupa hingga seperti terbawa perasaan.
"Lihat aku…"
Suho mendongak, mendapati wajah kekasihnya hanya beberapa senti darinya, sebelum akhirnya dia tersenyum kecil, hidung mancung pria dengan tinggi diatas 188 cm itu menempel pada hidungnya sendiri. Mengusakknya dengan perlahan membuat Suho tak tahan ingin tertawa geli.
"Kau manis bahkan saat bangun tidur."
"Aku bosan, kau terus mengatakan hal semacam itu saat Minggu pagi. Lakukan hal yang sedikit kreatif dan buat aku terkesan."
Jawaban Suho membuat Kris mengangkat sebelah alis tebalnya, menjauhkan wajah dan melihat wajah Suho dengan senyuman kecil.
"Apa hal yang bisa membuatmu terkesan?"
Suho enggan menjawabnya sehingga dia hanya mengangkat bahunya seraya berucap "Itu pikirkan saja sendiri."
"Tapi apapun yang aku lakukan pasti bisa membuatmu terkesan."
Kini pria mungil itu tertawa keras, mendengar ucapan konyol kekasihnya yang selalu menyombongkan diri itu. Astaga, apa Kris tidak sadar, daripada membuat Suho terkesan, Kris lebih sering membuatnya merasa kalah dan menyerah.
Kris tersenyum tipis, hingga Suho merasa mata tajam kekasihnya sedang menusuknya dalam-dalam, membuatnya enggan. Hingga dia harus berpaling, mengalihkan pandangannya pada jam dinding yang perlahan-lahan menunjukkan angka 8, tepat pagi hari. Saat namja yang punya nama asli Joonmyun itu merasakan hawa hangat di sekitar wajahnya, dia baru menoleh. Mendapati Kris mencondongkan tubuh, membawanya mendekat dengan menahan pinggangnya.
Dan saat itu Suho tak bisa berhenti menahan jeritannya, saat bibir tebal kekasihnya mendekat.
"Kris, mau apa?"
Suho tahu itu pertanyaan bodoh.
Sangat bodoh malah, namun Kris hanya mendesis dan mengisyaratkan kekasihnya untuk diam dan menikmatinya saja.
"Jangan bertanya, kau pasti tahu apa maksudku."
Giliran pria Kanada berucap begitu, Suho merasa makin tersipu. Detik berikutnya dia putuskan untuk menyerah, sambil menutup mata obsidian gelapnya, dia mencengkram piama tidur Kris dan membuat bibir mereka berdua bersentuhan. Menimbulkan sesak yang entah mengapa rasanya sangat membuncah hingga ubun-ubun.
Bibir tipis Suho bergerak perlahan, mengikuti alur ciuman kekasihnya, dia merasa merinding saat pria tinggi itu melumat lembut bibirnya, menyesapnya hingga membuat tubuh mungilnya mati rasa. Tak peduli dengan morning breath yang masih tercium, tak peduli juga dengan kasur mereka yang berantakan dan keadaan mereka yang masih baru bangun dari tidur.
Kris menyusupkan lidahnya, membelai tulang pipi Suho untuk membuat bibir mungil kekasihnya terbuka sedikit lebih lebar, saat kekasih mungilnya itu membuaka mata hitam legamnya, Kris menyambutnya dengan tatapan lembut, ia tersenyum dalam ciumannya, mengusap sudut-sudut bibir Suho yang basah karena liur keduanya sembari mengelus dan merapikan surai hitamnya, menyelipkan beberpaa helai rambut ke belakang telinga Suho.
Suho benci ini, namun dia juga amat menyukainya. Dia tidak suka saat Kris mengambil control penuh atas kesadaran dan tubuhnya, dia merinding tiap kali kekasihnya ini melakukan make out dengannya. Suho sebal karena Kris terus menggodanya dan membuatnya seperti submissive, namun Suho juga mengerti, Kris melakukannya karena cinta, perasaan sederhana itu yang membuatnya jadi seperti ini. perasaan itu pula yang membuat desahan kecil keluar dari mulutnya, dengan rengekan manja saat Kris menggigit bibir bawahnya.
Pagutan itu berhenti, berakhir dengan sapuan lidah Kris yang ada membasahi seluruh permukaan bibir membengkak Suho. Pria mungil itu mengatur nafas, merasakan tatapan kekasihnya yang tajam, membuatnya malu.
"Eung…"
Dan Suho hanya bisa bergumam, membuat Kris menaikkan alis.
"Kenapa?"
Pria bermarga Kim itu mendongak, mengedip cepat dan meletakkan kedua tangannya di lengan Kris yang keras dan kekar.
"Lakukan lagi."
Tawa halus keluar dari sudut bibir pemuda berusia 25 tahun itu, sebelum akhirnya dia menunduk, mengecup kekasihnya dan menyapukan lidahnya di permukaan bibir Suho yang sebetulnya masih terlihat basah.
"Kau memukuliku karena melakukannya beberapa waktu lalu dan sekarang kau malah menyuruhku memintanya lagi," Kris terkekeh, menggoda Suho yang sudah memerah.
"Kris!" Suho hanya bisa merajuk sambil memajukan bibir bawahnya, dia tahu itu benar, dan malu untuk mengakuinya.
"Sini!"
Suho mengedip cepat, sebelum Kris menarik bahunya, membisikkan kalimat sayang untuk kesekian kalinya. Kali ini entah mengapa rasanya berbeda, begitu hangat dan nyaman membuatnya enggan bangun dari kasur empuknya. Berharap kalau Hari Minggu berlangsung selamanya dan moment seperti ini akan berlangsung lebih lama lagi.
"Suho, sayang!"
Pria mungil itu tersipu, wajahnya merah, menjalar hingga telinga dan leher saat kekasihnya yang tampan itu malah membawanya pada perasaan terhanyut yang nyaman.
"Bodoh!"
Ia bergumam dan Kris tahu apa yang Suho gumamkan. Kris menempelkan dagunya pada puncak kepala Suho. Ia mengeluarkan smirk dan kekehan kecil saat merasa sepasang tangan meraba punggungnya, mengaitkan kedua tangannya dan membalas pelukannya, dadanya yang bidang terasa bergetar karena Suho menggumamkan kata-kata disana, ia mendengarnya hanya bisa menahan rasa membuncah yang ada di dada.
"Aku juga sayang."
.
.
Sunday,
END
.
.
And now I'm back with all of my deeply apology for left my account for a very very long time !
Rae rindu ffn, Rae kangen Krisho, kangen ng fly sendiri pas baca review, kangen Suho, kangen Kris, kangen exo meskipun Rae udah liat semua pathcode mereka dan udah download call me baby. Rae kangen baca ff dan kangen menyendiri di meja belajar sambil nulis ff Krisho.
Rae minta maaf. Baru balik sekarang. Sebenernya Rae enggak berharap banyak-banyak karena udah banyak banget janji yang Rae ingkari sendiri. Remember yang udah lumutan itu masih belum bisa Rae lanjutin karena feelnya belum nyampe lagi ke hati Rae. Rae kangen readers, kangan temen yang PM sambil fangirling bareng-bareng.
Maka dari itu, Sunday ini ada karena Rae kangen dengan itu semua. Ff Sunday ini akan Rae buat seperti kumpulan cerpen, akan ada 7 hari dari Sunday hingga Saturday, dengan nama Day by Day Series. Isinya tanpa konflik karena Rae hanya akan menulis sesuai suasana hatinya Rae saja, karena ff ini sebetulnya ada karena ketidaksengajaan saat enggak ada kerjaan (bukan enggak ada sih, tapi melupakannya untuk sesaat). Untuk mengobati kangen yang udah kebawa-bawa sampai baper juga T_T. Maka dari itu, Rae ingin kalian semua menunggu Rae lagi untuk ff Monday yang mungkin enggak akan memakan waktu lama kok. Asal kalian mau memberikan respon dan menungguku sedikit lagi.
Dadahh
/bow deeply/
.
.
.
See ya!
SungRaeYoo
#RAEBAPER
#KRISHOBAPER
#EXOBAPER
#SEMUANYABAPER
