You

Shortfict!

Jimin. Yoongi. Namjoon. Seokjin. Mentioned! Sungjae (BToB)

Romance. Hurt/Comfort.

Do Not Plagiarize!

.

.

.

.

.

.

1 tahun kemdudian.

"Sebaiknya dia menginap lagi di sini untuk beberapa hari."

"Ya, di sini sudah seperti rumah keduanya. Kau tahu,"

"Kita tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Ini sudah yang terbaik untuknya."

Sungjae menutup pintu di belakangnya. Meninggalkan Yoongi yang terbaring tenang dengan alat infuse dilengannya. Kemudian di berbalik untuk menatap Sekretaris Song di depannya. Rautnya datar tetapi matanya memancarkan kecemasan luar biasa. Yook Sungjae, sepupu Yoongi dari ibunya. Sudah hampir setengah tahun ini dia-lah yang berperan menggantikan posisi Yoongi.

Setengah tahun yang lalu Yoongi mengalami kecelakaan yang seperti disengaja. Mobil yang ia naiki menabrak mobil lain di depannya. Kecelakaan itu terjadi dengan begitu cepat; Yoongi tidak bisa merasakan tubuhnya yang sakit akibat benturan karena dia langsung mengalami koma. Ibu Yoongi yang kala itu mendengar berita mengenai kecelakaan anak semata wayangnya, langsung menonaktifkan dirinya sebagai seorang presiden direktur perusahaannya dan menyuruh keponakannya, Yook Sungjae, untuk menggantikan.

Mereka sudah berusaha untuk menyadarkan kembali Yoongi. Karena Yoongi harus segera dilantik menjadi presiden direktur perusahaan ibunya sebelum Namjoon benar-benar mengambil alih semuanya. Kim Namjoon, meskipun kedoknya sudah terbongkar tapi ibu Yoongi bersikukuh menikahkan dia dengan anaknya. Dendamnya masih bersarang di dadanya. Setiap melihat Yoongi, Nyonya Min akan mengingat pengkhianatan suaminya dengan ibu Namjoon. Dan itu sangat melukai hatinya.

Sungjae juga diam-diam mengintai setiap gerak-gerik Namjoon. Jika ada yang mencurigakan, dia akan melapor pada Nyonya Min. "Tuan muda Yook, mungkin Anda pernah mendengar nama Park Jimin?" tanya sekretaris Song saat itu; mereka berdua sedang di kantor Sungjae. Sungjae menyerngit berusaha mengingat apakah dia pernah mendengar nama yang disebutkan sekretaris Song tadi?

"Park Jimin?" ulang Sungjae.

"Benar, tuan muda."

"Aku belum pernah mendengar nama itu. Kenapa kau menanyakannya padaku?"

Sekretaris Song menghembuskan nafasnya. Dia membuka sebuah map yang dari tadi ia pegang. Sungjae mengambil map itu dan meniti sebuah foto yang terdapat di dalam map. "Siapa orang ini?" tanya Sungjae linglung. "Itu tuan Park Jimin. Dan dia adalah kekasih tuan muda Min Yoongi."

Sungjae membelalakan mata, tidak percaya dengan apa yang baru dia dengar dari sekretaris Song. "Kekasih?" sekretaris Song mengangguk. "Tapi, tapi aku tidak pernah mendengar Yoongi mempunyai kekasih."

"Tuan muda Min menutupi fakta dengan menyembunyikan tuan Park Jimin di rumahnya."

"Menyembunyikan orang lain di rumahnya?" Sungjae melirih. Dia benar-benar syok dengan fakta ini. Karena selama mereka menjadi sepupu, Yoongi memang tertutup dari pergaulan. Tapi bukan berarti Sungjae tidak mengetahui semua rahasia milik Yoongi. Apakah ornag bernama Park Jimin ini begitu istimewa hingga Yoongi menyembunyikannya?

Sungjae kembali pada sekretaris Song. "Lalu apa hubungannya dengan Park Jimin ini?"

"Saya meminta maaf jika lancang, tetapi saya mempunyai suatu kesimpulan. Di hari ulang tahun tuan muda Min tahun lalu, Park Jimin menghilang dan kami tidak bisa menemukannya. Yang saya tahu saat itu tuan muda Min benar-benar hancur. Dia melakukan apa saja untuk bisa menemukan tuan Jimin. Dan ketika tuan muda Min merasa putus asa, dia membiarkan dirinya terluka."

Maka dari itu dia kecelakaan? Dia sengaja mencelakakan dirinya. Sungjae membatin. Pantas saja setahun terakhir Sungjae melihat Yoongi seperti orang gila, secara harfiah. Pernah suatu hari Sungjae menemukan Yoongi terduduk di jendela dengan sekaleng bir di tangannya. Yoongi tersenyum tetapi air matanya terus menetes.

Sungjae masih ingat betul tatapan Yoongi pada hari itu. Tatapan yang penuh luka, kerinduan dan penyesalan. Sungjae bisa melihat kerapuhan dari seorang Min Yoongi. Ternyata cinta bisa merubah Yoongi sangat dahsyat.

"Lalu apa yang bisa kulakukan dengan orang ini?"

"Mungkin kita harus menemukan tuan Park Jimin dan membawanya pada tuan muda Min."

.

.

.

Namjoon mendongak dari kertas-kertas di atas meja kerjanya pada pintu yang didobrak Seokjin dari luar. Ah, sepertinya tuan putrinya itu sedang kesal karena Namjoon bisa melihat dua tanduk muncul di atas kepala Seokjin. "Kau datang?" sapa Namjoon. Seokjin berdecak, meletakkan kedua tangannya di sisi pinggang. Pria di balik meja hanya tersenyum, kemudian dia berdiri dari kursinya menghampiri pria satunya lagi yang sedang merajuk.

"Kau jelek kalau seperti ini."

Seokjin menepis tangan Namjoon yang ingin mengelus wajahnya. "Aku sedang kesal!"

"Tertulis di dahimu."

"Namjoon!"

"Okay. Aku menyerah. Katakan padaku, apa yang membuatmu kesal seperti ini."

Dengan helaan nafas yang dramatis Seokjin berkata, "Namjoon cukup sampai di sini. Aku muak dengan obsesimu menjadi suami dari Min Yoongi. Bahkan dia sedang koma dan tidak akan sadar untuk waktu yang tidak bisa ditentukan! Kau pikir aku tidak lelah menunggu, hah?!"

"Seokjin, ada apa?" Namjoon menyerngit bingung, "Bukankah dulu kau mendukungku? Kenapa sekarang kau memintaku berhenti, kau tahu ini tinggal selangkah lagi."

"Aku sudah tidak mau harta Min Yoongi lagi. Hanya kau satu-satunya yang aku inginkan saat ini, Namjoon. Tolong, berhenti di sini." Dan Namjoon tidak bisa menjelaskan perasaannya melihat Seokjin yang terluka, menangis sedu karena dirinya. Ia menarik tubuh Seokjin ke dalam pelukannya.

"Kau tahu aku mencintaimu, kan?" kata Seokjin teredam dalam pelukan erat Namjoon. "Aku sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi, Namjoon. Keadaan tidak akan berubah jika kau tetap menikah dengan Yoongi. Aku akan tetap di sini, sendirian menunggumu kembali padaku. Apa kau akan setega itu Namjoon?"

Namjoon tidak bisa menjawab. Apa yang dikatakan Seokjin benar-benar menohok hatinya. Apakah selama ini dia membuat Seokjin menunggu dan terluka? Namjoon selama ini sudah dibutakan oleh dendam sehingga dia tidak pernah memerhatikan keadaan dan perasaan Seokjin.

"Dendammu atau diriku?"

To be continued

.

.

.

Aku berusaha untuk menyelesaikan ini. Aku pikir sekali ketik aku bisa sampe chapter akhir, ternyata tidak ;(

Seperti biasa, aku ga bikin cerita panjang dengan chapter banyak hahaha.

Jadi, mungkin, 2 atau 3 chapter lagi cerita ini bakal selesai.

Terima kasih untuk kalian yang sudah mau nunggu ini aku lanjutin. Minta maaf banget karena aku mengecewakan kalian. Semoga kalian bisa ngerti ya huhuhu

Oiya boleh diperhatikan lagi cerita aku yang lain, khususnya Vkook.

See you next

©naranari