MINNA! GOMENNASAI! Maafkan Author bodohmu ini karena tak konsisten... Laptop lama Author rusak, flashdisk yg isinya tentang ffn ini juga ga sengaja keformat.. dan baru bisa nerusin pas kuliah gegara baru dapet... ini pun harus inget sama ceritanya dengan baca ffnya lagi... nangis bombay*
Gerrard: "Alesan. Padahal aslinya gegara B**z*lu* itu..."
Me: "Kagak!"
Gerrard: "Ngaku aja... kemaren Gua denger lu teriak 'CARNAGE SCISSORS!' pas liat S*r** *I* pake distortion buat ngalahin musuh..." #ditiruin
Me: "KAGAK!" #lemparGerrardkekali "nah, sekarang bahas review..."
Fudan-San 22: Disini bakal dijelaasin kok... tenang aja... makasih udah review...
who44: Ini dilanjut koo... thanks for review...
femix: ini lanjut kok.. ada saatnya si Ger-kun tau masa lalunya... Dan kalian bisa menebak reaksi yang lain (apalagi Yaya sama jennifer (ups. Gua ketularan si Satoru nih)) makasih buat review...
ShiddiqiBlaze: Ini chap. 3nya... terimakasih atas reviewnya...
Guest: Yep. Ini udah di next. Dan makasih untuk review...
Dan sekarang Kita mulai!
Disclaime, Warning dan Format penulisan: Ada Di Prolouge.
A/N: Untuk Chapter ini, namanya akna kuubah dan takkan kutampilkan nama Chapter kedepan. Maafkan... *Bow 45 derajat*
...Well, Happy Reading...
Chapter 2: BoBoiBot.
"Sejujurnya Aku tidak marah dengan anggota yang sekarang kupimpin untuk misi ini, sih. Bahkan sesuai dengan keahlian yang kubutuhkan. Tapi…" Guman Gerrard yang sudah memiliki perempatan imajiner di dahinya. Dia hanya bisa menggaruk kepalanya dengan kasar. "Kenapa Aku malah mendapat Anggota yang kurang ajar sekali, hah!? lebih kurang ajar daripada David Black!"
Terlihat disana ada Sembilan orang yang memang ahli di bidangnya, seperti Soy dan Ha Ly, Zim, dan lainnya. Tapi, Kenapa saat misi semuanya ribut dan tak mau mendengarkan Dia, sih!?
"Sa-sabar Ger-kun. Mungkin Mereka kaget saja karena baru menerima misi kemarin." Bela Jennifer yang kali ini akan membantu Criss dalam P3K.
"Kalau jujur, Aku sangat senang bertemu denganmu, Gerrard-san. Katanya Kau berhasil membunuh Dokter Rex yang telah menciptakan virus itu bersama dengan Zim dan timmu." Kata Ha Ly yang sudah tersenyum dengan ramah dan mengabaikan amarah Gerrard yang menurutnya berlebihan. Gerrard pun menundukkan kepalanya, lalu menatap Ha Ly dengan dingin.
"Tapi itu semua ada bayarannya." Katanya dengan dingin – membuat Ha Ly yang notabenenya orang baru di sana sedikit bingung dengan apa yang dimaksud dengan Gerrard. Jennifer pun langsung mengelus pundak Gerrard dengan pelan.
"Tenang saja, Gerrard. Soy akan menemukan caranya, kok." Katanya dengan halus – membuat Gerrard mengangguk pelan, lalu menatap Jennifer dengan heran. Yang ditatap pun juga ikut terheran dengan tatapannya.
"Jennifer, Maksudku disini adalah kenapa dari semua orang yang ada disini kebanyakan ga mau dengerin Aku sih!?" Ucap Gerrard yang kini sudah stress dengan apa yang didengarnya dari semua orang dengan dirinya. Jennifer kini langsung menutup kepala – facepalm.
"Tapi, Kau kan bilang 'Tapi semua ini ada bayarannya.' gitu, Gerrard. Jangan bilang pelupamu kumat lagi." Kata Jennifer sambil menggelengkan kepalanya dengan kesal – walau tak diperlihatkan.
"Oh, iya." Ucapnya diikuti dengan cengiran awkward dan garukan kepala inosen yang dimiliki oleh orang yang dianggap 'telah berkhianat' oleh SAS. "Hehe."
Sementara itu Soy hanya menatap Gerrard yang masih berbicara dengan rekan timnya, lalu menatap sebuah jam berwarna oranye yang ada di saku jasnya. Soy pun menatap Gerrard dengan pandangan sedih.
"Apakah Aku bermimpi? Mana mungkin kalau Gerrard dan salah satu korban dari Rex itu adalah orang yang sama… Memang ada sedikit kesamaan dari DNA yang dimiliki Gerrard dan orang itu karena DNA miliknya hampir hancur. Tapi, Kenapa..." Bisiknya yang tak dapat didengar oleh siapapun. "Kenapa Dokter memutuskan untuk menginfeksi Gerrard saja? Kenapa Dia tak menginfeksi yang lain?"
Helikopter telah sampai di tujuan, Mereka semua turun dari helikopter dengan tali yang membawa mereka ke bawah. Seluruh anggota tim tak percaya dengan apa yang terjadi. Pulau yang seharusnya menjadi salah satu safe zone di Malaysia sudah hancur lebur. Hampir sama seperti di Kota-kota yang telah terinfeksi. Kerusakan terjadi dimana-mana. Jenazah berada di puing-puing bangunan. Bahkan dari bangkai manusia saja sudah ada belatungnya dan mengeluarkan bau dan cairan hasil pembusukan. Jennifer yang tak kuat langsung muntah karena tak kuat mencium baunya dan Gerrard harus menyuntikkan antivirus yang telah Dia bawa agar tidak membunuh – lebih tepatnya menginfeksi – Orang yang ada di sekitarnya.
"Si-siapa yang telah melakukan hal seperti ini?" Tanya Zim Yang tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sementara Criss mulai mengidentifikasi salah satu mayat yang ada di samping kanannya. "Tidakkah dia sadar kalau manusia hampir musnah!?"
"Kemungkinan besar tewas karena tersambar petir yang kuat. Tapi Aku tak tahu kenapa ada petir sejenis ini? Petir ini jelas-jelas bukan petir biasa." Ucapnya yang langsung membuat Soy dan Ha Ly mendekati mayat yang diperiksa oleh Criss, lalu mengambil sample dari darah menusukkan jarum suntik ke dalam tubuh mayat, menyedot darah yang tersisa dan menutupnya dengan benar. Gerrard yang sudah memerintahkan anggota tim yang lain untuk berjaga melihat tugas mereka telah selesai dan mengangguk.
"Lebih baik kita bergera-"
"Berhenti!"
Semua tim menengok ke arah dimana sebuah robot yang mirip seperti manusia yang membawa topi yang dipakai terbalik dengan jaket merah dan sepatu oranye berada dalam jarak beberapa puluh meter dari Mereka. Gerrard yang kini memiliki firasat buruk langsung memegang Glock-18. Semua anggota tim yang mengetahui sikap dan perilaku Pimpinan Tim mereka - Kecuali Ha Ly dan Ian yang memang baru di Counter-Terrorist - segera memegang senjata utama mereka masing-masing. Ha Ly dan Ian segera mengikuti.
"Sepertinya Kalian bukan orang yang berasal dari sini. Siapa kalian?" Kata robot itu dengan nada curiga. Natasha bersiap menembak dengan Destroyer yang Dia bawa, namun dihentikan oleh Gerrard dengan mengangkat tangan kirinya.
"Kami adalah tim yang ditugaskan untuk menyelidiki apa yang terjadi di Pulau ini. Pulau ini seharusnya menjadi safe zone bagi para pengungsi yang berada di Malaysia dan sekitarnya." Kata Gerrard yang menatap robot itu dengan curiga. Dia pun mengacungkan Glock-18 yang dimilikinya dengan pelan - merasa robot itu sangat ganjil. "Sekarang, Giliranku yang bertanya. Siapa Kau? Dan kenapa Pulau yang seharusnya aman bagi umat manusia menjadi seperti ini?"
Mendengar pertanyaan Gerrard yang dingin, dia pun menyeringai, lalu tertawa jahat. Beberapa menit setelah Dia berhenti tertawa, Dia pun menjawab pertanyaan sambil bersiap menyerang tanpa diketahui oleh Gerrard. "Namaku BoBoiBot. Dan Akulah yang menghancurkan pulau ini."
Gerrard yang menyadari tingkah robot itu – BoBoiBot – yang mengambil ancang-ancang menyerang langsung berteriak sambil mencari tempat berlindung di bangkai mobil. "SEMUA, AMBIL COVER!"
"Dan Aku akan menghancurkan Kalian." Katanya dengan nada kejamnya. Lalu percikan listrik berwarna merah segera mengelilingi robot itu - seiring dengan anngota tim yang berlari untuk mencari perliindungan diri. "[BoBoiBot Halilintar 2.0]."
Robot itu – BoBoiBot – langsung berubah warna menjadi dominasi hitam-merah, topi yang dipakai dengan benar dan sepatu yang senada. Namun, matanya tetap berwarna silver.
"[Pedang Halilintar 2.0]" Teriaknya sambil memunculkan sebuah pedang berwarna merah di tangan Kanannya. Dia pun melompat untuk menebas Jennifer, sebelum Criss datang untuk menghancurkan pedangnya dengan JANUS-9 yang dibawanya. Robot itu melihat pedang yang di bawanya dan menatap Criss tajam.
"Kau…" Katanya yang tak menyadari jika Soy sedang menembaknya dengan Crow 1. Namun, saat peluru akan mengenai robot itu, Dia langsung berlari ke belakang Soy untuk menyerang tanpa diketahui oleh wanita itu. Soy yang menyadarinya tak bisa menghindari serangan cepat dari BoBoiBot. Boboibot pun tersenyum licik sampai Natasha menembaknya dengan Destroyer dan berhasil menjauhkan Soy darinya beberapa meter.
"Terima kasih, Natasha." Kata Soy yang masih fokus ke musuh. Natasha pun mendengus, lalu mencari targetnya. "Simpan saja itu untuk nanti."
"Jennifer, Soy. Kalian tak apa?" Tanya Gerrard yang kini sedang memakai BALROG IX yang akan digunakan untuk menyerang musuh. Keduanya mengangguk – membuat Gerrard sedikit tenang dan memberi perintah.
"Semuanya berpencar. Penyerang dapat bergerak sangat cepat. Jika Dia lengah, serang Dia."
"Roger!"
Semuanya pun berpencar untuk menyerang sang robot sambil mencari titik lemah dari robot itu. Sementara itu, Gerrard segera mengosongkan Glock-18 yang tak mengenai apapaun – saking cepat gerakan dari BoBoiBot Halilintar. Setelah itu, BoBoiBot pun berubah menjadi BoBoiBot Api yang kini melempar api ke sembarang arah. Semua orang segera berlindung di balik tembok, mobil maupun lainnya.
"Gerrard" Teriakan Zim bisa terdengar di headset Gerrard. "Kalau boleh tahu, bisakah kau membuat perangkap dan mempertahankannya dalam berapa menit?"
"Bisa saja. Tapi karena Aku telah menginjeksi Antivirus ke dalam tubuhku, Aku hanya bisa mempertahankannya beberapa menit saja." Kata Gerrard yang masih meringkuk di balik tembok. "Memang kenapa? Apa Kau punya rencana?"
"Bagaimana Kalau kita pakai trap? Tapi Ba-"
"Kenapa tidak dicoba saja?" Timpal Gerrard yang kini mengisi Glock-18 yang sedari tadi kosong.
"Aku tidak tahu bagaimana caranya agar perhatiannya teralihkan agar Dia tidak membakar jebakannya." Teriak Zim yang sepertinya menembak BoBoiBot untuk mencari kelemahannya. Gerrard pun terdiam, lalu mnyeringai senang.
"Sepertinya aku punya ide…"
Beberapa menit kemudian, BoBoiBot melihat anggota Tim yang dipimpin oleh mantan SAS langsung menyebar ke segala arah langsung menengok ke tiap sisinya tanpa mengurangi kewaspadaan. Merasa aman, Dia mendengus.
"Heh. Mungkin Mereka memutuskan untuk mu-" Kata-katanya berhenti ketika sebuah peluru Sniper mengenainya di bagian perut kiri dari tubuh robotnya. Kemudian, robot itu merasa mesinnya rusak ketika Zim menyerang punggungnya dengan Machete yang dibawanya. Dia pun berbalik dan menyerang Zim, namun Dia dapat menangkisnya dengan mudah. Tiba-tiba Zim mundur, dan terlihat Gerrard melompat ke arah BoBoiBot.
"Rasakan ini!" Teriaknya sambil mengaktifkan [BALROG IX channeling mode] – membuat BoBoiBot mundur dari sana. Saat Dia akan maju untuk menyerang Gerrard, Dia menyadari kalau ada beberapa tangan yang terlihat sudah membusuk berada di sana – memegang kaki dan tangan BoBoiBot – membuat robot itu tak bisa bergerak.
"Sejak k-" Perkataannya terhenti ketika Dia merasa sebuah peluru menembak pundaknya. Dia pun melihat Natasha menembaknya dengan SKULL-5 yang sudah dipersiapkan olehnya sebelum mereka berangkat. Gerrard pun mengeluarkan SKULL-3 Dual mode dan menyeringai kejam.
"I got you, you damn changing robot." Katanya sambil menembakkan semua peluru ke arah BoBoiBot yang kini tak bisa bergerak. Ketajaman peluru SKULL Series memang sangat menyeramkan – dapat menembus badan BoBoiBot yang terbuat dari besi khusus bagaikan tidak ada halangan untuk peluru itu untuk berhenti di tubuhnya. BoBoiBot yang merasa tubuhnya akan rusak segera mengaktifkan mesin roket dan berhasil melepaskan diri dari tangan-tangan perangkap yang kini telah melemah. Dia pun terbang tinggi dan menatap semua anggota tim – terutama Gerrard. Robot itu menyeringai.
"Aku akan segera kembali." Katanya sambil pergi dari sana. Semua tim yang bersiap menyerang pun menurunkan senjata – termasuk Gerrard. Mereka menatap Gerrard dengan senang.
"Seperti biasa rencana hebat dari salah satu Jenderal muda SAS." Puji Zim yang menepuk bahu Gerrard dan membuatnya jengkel.
"A-Aku bukan Jenderal lagi. Lagian Aku sudah pindah ke PMC." Katanya dengan nada sebal. Merasakan sesuatu dari belakang, Dia segera mengangkat Glock-18 dan melihat seorang wanita berambut ungu yang dikucir kuda dengan seragam 707 dan memiliki armband di tangan kanannya.
"Sepertinya penduduk disini telah dikirim Tim dengan keahlian yang luar biasa oleh pusat." Ucapnya dengan nada bangga. Gerrard hnaya menatapnya datar – sekaligus bingung. "Kalian Tim yang dikirim kesini, kan?"
"Ya. Kami adalah Tim yang kau maksud. Namaku Gerrard, Ketua dari tim." Katanya dengan nada biasa. "Salam kenal."
"Salam kenal juga. Namaku Seo Yoon-Gyeong. Komandan militer dari Safe Area di Malaysia, Pulau Rintis." Balas Wanita itu – Seo Yoon-Gyeong dengan nada lembut tegas. Gerrard pun mengangguk pelan. Mereka pun bersalaman.
"Tunggu." Ucap Criss yang menyadari sesuatu. "Kau Seo Yoon-Gyeong!?"
"Iya?" Balasnya dengan anggukan – membuat Criss mengeluarkan aura hitam dan membuat yang lain menjauh darinya. Bahkan Jennifer yakin Andre bakal menjauhi Criss.
"KAU... KAU BERHUTANG 100 KILOGRAM APEL DARIKU!"
Semua terdiam. Tak ada yang menyangka Criss bakal mengatakan hal seperti itu. Karena yang mereka pikirkan pastinya adalah kebencian dari Criss terhadap Yoon-Gyeong – dari aura hitam yang pekat itu. Namun ternyata masalah apel. Jadi, yang diucapkan oleh Mereka hanya satu.
"Eh?"
TBC
Pendek. Jadi ga puas nulisnya...
Tapi mau gimana lagi? biarin aja. :v
Sebenarnya ku mau ngasih lagu buat pertarungan tim Gerard dan BoBoiBot. Tapi, karena males ya sudah :v
Udahan aja, Good Luck and Salute Writer...
Chapter complete date: March 15, 2018
Published: March 15, 2018
Last Edited: -
