Siapa yang kemaren minta update kilat? 'w' *lirik kanan kiri* Aku akan mengupdate secepat yang aku bisa kok.. tapi ini jadi Last Chapter w ok… ayo kita mulai menulis…


My Kawaii Sei-chan

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Warning: Typo(s), Gaje, Alur gak jelas, aneh, OOC maybe, dll..

Gak suka? jangan lanjutin baca


Kamu termenung di tempat dudukmu. Memikirkan sesuatu.

"Hei…" kata seseorang yang membuatmu tersentak. Kamu menoleh ke arah orang itu.

"Ada apa Niji-kun?" katamu tersenyum pada kekasihmu itu.

"Bisa kita ke atap sekolah?" katanya. Kamu hanya mengangguk dan mengikutinya ke sana.

"Ada apa Niji-kun?" katamu melihat pemandangan dari atas.

"Apa kau sudah menentukan akan melanjutkan ke SMA mana?" katanya. Kamu terdiam mendengarnya.

"Ya." Katamu dengan suara yang kecil sambil tersenyum.

"[Name]… aku akan pergi ke Amerika…." Kata Nijimura menatap matamu dalam-dalam. Kamu hanya menunduk sambil tersenyum.

"Aku tau itu…" katamu.

"Sebaiknya… kita sudahi saja hubungan kita…" katanya. Kamu sempat kaget mendengarnya. Dengan mencoba menenangkan diri dengan sekuat tenaga, kamu tersenyum.

"Ya, aku juga tau apa alasan yang akan kau berikan." Katamu

"Sei…" gumammu sambil memperhatikannya dari jauh. Dan juga teman-temanmu yang sedang berlatih basket. Kamu menghela napasmu dan tersenyum ke arah mereka. Memang berat rasanya selalu mengenang hal-hal yang menyenangkan bersama mereka.

"Kau kenapa? Sepertinya ada yang mengganggumu beberapa hari ini." Kata Momoi yang duduk di sampingmu.

"Kalau sudah saatnya, akan ku beritahu kok…" katamu terkekeh. Dia hanya mengangguk mengerti.

.

.

.

.

Hari sudah malam, seperti biasa, Sei kesayanganmu itu melakukan latihan tambahan sendirian. Kamu biasanya hanya menontonnya dari bench atau pulang lebih dulu. Tapi kali ini kamu benar-benar ingin bersamanya lebih lama.

Kamu mengambil sebuah bola basket, men dribble-nya , dan mencoba melakukan shoot 3 point. Sayangnya tembakan itu meleset. Kamu hanya menghela napasmu.

"Apa yang kau lakukan di sana?" kata Akashi dengan nada datarnya.

"Entahlah." Katamu sekali lagi mencoba menembak.

"Kalau tidak ada kepentingan, lebih baik kau pulang." Kata Akashi. Kamu hanya menghela napasmu.

"Sei… aku mau menghabiskan waktu lebih lama bersamamu."

"Kita tinggal di rumah yang sama." Katanya dengan dingin.

"Setidaknya, bulan ini, aku mau bersenang-senang dan menghabiskan waktu bersamamu 3600 detik perhari."

"Apa? Aku tidak punya waktu untuk itu." kata Akashi menatapmu datar.

"96 jam untuk bulan ini." Katanya menjauh darimu. Kamu hanya terdiam mendengarnya dan menghela napasmu.

.

.

.

.

.

"Sei-chan, ayo kita pergi!" katamu menarik tangan adikmu. Adikmu hanya bersikap dingin kepadamu.

"Aku tidak mau."

"Nanti aku traktir!" katamu sambil terus menarik tangannya

"Tidak."

"Sup tofu!"

"Aku bisa membuatnya sendiri di dapur." Katanya. Kamu hanya melepas tangannya dan pergi duduk di pojokan ruangan. Mencoba menatapnya dengan puppy eyes milikmu.

"Jangan menatapku seperti itu bodoh!" katanya melirikmu sambil membaca buku. Kamu hanya diam sambil memeluk kakimu yang kamu lekukan. Kamu menghela napas panjangmu. Menunduk dan tersenyum lalu pergi ke kamarmu. Mengganti bajumu dengan celana pendek selutut dan kaos abu-abu. Rambutmu kamu ikat dengan kunciran yang kamu punya. Kamu kembali keluar menemui Akashi.

"Sei… aku mau ke taman…" katamu memohon pada pemuda berambut merah itu. dengan muka paling melas yang bisa kau buat.

"Aku sibuk." Katanya yang tetap menatap buku yang ia baca. Kamu menghela napasmu.

"Baiklah… aku akan pergi bersama Niji-kun saja." Katamu berdiri dan merogoh ponselmu yang ada di dalam tas.

"Tidak perlu!"

"Aku akan mengantarmu." Kata Akashi bangkit dari tempat duduknya. Ia langsung mengganti baju dengan kameja yang digulung sampai siku dan jeans panjang yang membuat dia terlihat sangat tampan. Kamu melihatnya sampai melongo.

"Apa yang kau lihat?"

"T..tidak ada! Ayo pergi!" katamu berjalan menuruni tangga

.

.

.

.

.

Bukannya pergi ke taman, kamu mengajak Akashi ke Furano. Melihat padang bunga lavender yang luar biasa indahnya. Kamu berlari ke arah bunga bunga itu, sedangkan Akashi hanya melihatmu dari kejauhan.

"Hey! Ayo Sei-chan!" katamu menarik tangannya ke tengah padang bunga itu. ditengahnya ada sebuah lingkaran besar untuk para turis duduk. Kamu menarik tangan Akashi kesana dan berdiri di tengah tengahnya, kebetulan disana sedang sepi.

"Apa yang akan kau lakukan?" kata Akashi melihat tingkahmu. Kamu menggenggam kedua tangan Sei. Tangan kanannya kau letakan di pinggangmu, dan tangan kirinya kamu pegang.

"Sudah lama aku sangat ingin berdansa denganmu Sei…" katamu tersenyum. Dia hanya memperhatikanmu. Kamu mulai melangkah dan berdansa bersamanya di tengah padang bunga lavender yang indah. Angin berhembus membuat suasana menjadi lebih tenang.

'Sebentar lagi Sei…' batinmu dalam hati.

.

.

.

.

Setelah kamu selesai bermain di padang lavender itu, kalian pergi untuk makan siang di restoran. Kamu menraktir Akashi sangat banyak, lalu kalian membeli oleh-oleh berupa pajangan untuk di rumah. tak terasa kalian sudah menghabiskan waktu 12 jam bersama. Kalian kembali ke rumah dengan menggunakan kereta. Kamu tertidur menyenderkan kepalamu di bahu Akashi. Sedangkan dia tidur terduduk sambil melipat tangannya. Kamu terbangun dan menatap wajah Akashi yang tertidur lelap.

"Aku menyayangimu Sei…" katamu mengecup pipi Akashi dan mengacak-acak rambutnya. Kamupun mengelap air mata yang entah kenapa keluar dari matamu. Kamu kembali menyandarkan kepalamu di bahu Akashi.

.

.

.

.

Hari-hari yang menyenangkan bersama teman-teman. Hari ini Nijimura akan pergi ke Amerika. Kalian mengantarnya ke Bandara.

"[Name], jaga anak kita baik-baik." Kata Nijimura.

"HAH!?" kalian semua bersweatdrop. Bahkan hampir semua orang yang lewat menatap bingung ke arah kalian.

"Maksudku jaga dirimu baik-baik" katanya terkekeh.

"Oh iya, kau akan melanjutkan SMA dimana?" kata Nijimura.

"Aku masih merahasiakannya, nanti kalau sudah saatnya, akan ku kirim email kok!" katamu.

"Okay, I love you" katanya terkekeh. Kamu masih dalam keadaan sweatdrop (tentu saja Akashi langsung jealous). Iapun pergi meninggalkan kalian. Tak lupa berfoto bersama dulu. Mungkin untuk yang terakhir kalinya. Tersenyum ke arah kamera. Kamu dan Momoi izin pergi ke kamar mandi sebentar. Kamu berkaca di sana, menunggu Momoi yang sedang buang air.

'Uhuk'

Kamu menutupi mulutmu dengan tangan kananmu. Kamu melihat telapak tangan kananmu yang terasa basah, hangat dan lengket. Cairan merah berbau amis ada di tanganmu. Kamu menatapnya dan mengigit bibir bawahmu.

"Daijoubu [Name]?" kata Momoi yang baru saja keluar dari toilet.

"I'm Okay, aku mau ke toilet dulu." Katamu masuk ke dalam toilet dan mencuci tanganmu dengan air minum yang ada di tasmu. Kamupun menghela napasmu menyadari waktu terus berjalan. Kamu keluar dari kamar mandi dan pergi menemani teman-temanmu bersama Momoi. Kalian akan membeli perlengkapan untuk pergi besok. Sebenarnya kalian sudah menawarkan Nijimura untuk ikut liburan besok. Tapi ia menolak karena ia harus pergi sekarang.

60 jam lagi sisa waktu yang bisa kau habiskan bersama Sei-chan kesayanganmu itu. kamu benar-benar menikmati setiap detik bersamanya. Kamu selalu memanjakannya dan mendengarkan permintaan egoisnya. Kamu bersenang-senang. Sangat senang.

"Bajunya kawaii-ssu!" kata Kise melihat baju berwarna pink dengan tulisan free hug dan gambar tedy bear di tengahnya.

"Sepatu yang keren." Kata Aomine sambil melihat lihat sepatu.

"Itu terlalu kecil nanodayo." Kata Midorima.

Kamu menarik tangan Akashi ke rak baju bagian belakang.

"Kita beli ya Sei?" katamu menunjukan sweater couple berwarna putih. Di tengahnya ada tulisan I want to be with you dan di sweater satu lagi bertuliskan forever.

"Aku sudah punya banyak sweater di rumah." katanya berjalan menjauh. Kamu menahan tangannya sambil menunduk.

"Kumohon Sei, kali ini saja…" katamu dengan nada mau menangis yang kamu buat buat. Akashi hanya menghela napasnya dan mengiyakan kemauanmu. Kamu hanya tersenyum puas.

.

.

.

"[Name], kau tidak ikut ke onsen?" kata Mr. Tsundere berambut hijau itu.

"Duluan saja, nanti aku akan menyusul." Katamu tersenyum ke arah teman-temanmu. mereka berjalan lebih dulu ke onsen. Sedangkan kamu masih di penginapan mencari-cari sesuatu di tasmu.

"Etto… aku meninggalkan sesuatu di penginapan. Aku akan mengambilnya." Kata Kuroko.

"Biar kuantar." Kata Aomine.

"Tidak perlu, nanti aku akan menunggu [Name]-senpai" kata Kuroko. Ia kembali ke penginapan dan mengambil sesuatu di tasnya. Ia melihat kertas yang terjatuh di dekat tasmu. Iapun mengambil kertas itu dan membacanya.

"Apa kau sudah membacanya? Kuroko?" katamu berdiri di pintu kamar. Kuroko hanya mengangguk. Kamu duduk di samping Kuroko dan memegang tangannya.

"Kumohon jangan bilang pada siapapun!" katamu.

"Kenapa kau menyembunyikannya?" katanya. Kamu haya menghela napasmu.

Kamu terdiam sambil berendam di air hangat yang ada di onsen.

"Daijoubu?" kata Momoi yang mengagetkanmu.

"Hm." Katamu mengangguk sambil tersenyum.

"Akhir akhir ini kau sering termenung. Apa ada masalah?"

"Tidak ada kok! Aku baik-baik saja!" katamu tersenyum ke arahnya.

"Kau menyukai seseorang ya?"

"Apa? Tidak!" katamu

"Jangan bohong!" kata Momoi terkekeh.

"Aku tidak berbohong!" katamu.

.

.

.

.

.

Onsen kemarin itu cukup untuk melepas rasa lelah kalian di perjalanan. Pagi-pagi sekali, kalian sudah siap dengan sepatu panjat kalian. Kalian akan memanjat tebing hari ini. Ini masih jam 2 malam. Kalian berencana untuk melihat sun raise bersama.

"Daijoubu Mo-chan?" katamu yang melihat ekspresi Momoi yang agak ketakutan.

"Daijoubu." Katanya menelan ludah.

"Tak perlu di paksakan…"

"Aku tak apa, ayo…" kata Momoi. Kamu mendongkak melihat siapa yang sudah memanjat paling atas. Dengan peralatan yang kalian sewa, dan orang-orang yang menjaga talinya di atas, kalian sudah cukup aman untuk memanjatnya.

"Aku akan menang!" kata Aomine

"Aku yang akan sampai atas duluan-ssu!"

"Kalian berisik nanodayo!"

"Jangan melakukannya sambil makan Atsushi!"

"Tapi aku rindu rasa snack-chan kesayanganku Aka-chin."

Kamu hanya menghela napas dan naik ke atas menyusul yang lainnya. Sampai di atas, kalian makan mie yang diseduh dengan air panas. Kamu berdiri di ujung tebing. Sebentar lagi matahari akan terbit. Kamu menatap lurus ke arah timur. Tiba-tiba seseorang mengalungkan tangannya di lehermu dari belakang.

"Sei-chan…" katamu yang kaget.

"Ini agar kau lebih hangat." Katanya, diapun berdiri di sampingmu dan melihat matahari terbit bersama. Ini adalah pertama kalinya kamu dan Akashi melihat matahari terbit bersama. Pelukannya terasa begitu hangat sekarang.

"Sugoi-ssu!" kata Kise. Kamu tersenyum dan menyenderkan kepalamu di bahu Akashi.

"I want to be with you, Forever" bisikmu pelan.

.

.

.

.

.

.

.

Reader P.O.V

Kami-sama, kenapa waktu itu berjalan dengan cepat? Aku masih mau bersenang-senang bersama mereka. Terlebih lagi Sei-chan. Hari ini, sangat special untuk Sei-chan. Kami akan pergi ke daerah gunung Fuji bersama. Aku tak membawa banyak barang, bahkan tasmu tak kau isi dengan baju ganti. Kamu hanya membawa minuman, uang, ponsel, dan barang-barang yang diperlukan..

"Waah! Sugoi!" aku lari-lari di penginapan kami yang ada di lantai 3. kami dapat melihat gunung Fuji dari dalam kamar kami.

"Ayo kita cari makan…" kata Akashi. Aku langsung memeluk tangan kiri Akashi.

"Kenapa sejak tadi pagi kau selalu memeluk tanganku hah?" kata Akashi melirikku dingin.

"Tak apa.. hanya ingin saja.." kataku, semua orang hampir mengalihkan pandangan kepada kami berdua.

"Anak muda.." kata sepasang pengantin.

"Ah, tenang saja, kami ini adik kakak. Jadi tak masalah." Kataku tersenyum kepada mereka. Mereka hanya mengangguk sambil membalas senyummu. Kami makan ramen di kedai ramen terdekat. Hari ini aku benar-benar mengambil banyak foto kami berdua. akupun mengirimkan email beserta fotonya kepada teman-temanku. tapi email itu hanya bisa dibuka pada jam yang sudah aku tentukan. Hari mulai gelap, Akashi berdiri di balkon yang menghadap ke barat, aku segera berdiri di sampingnya.

"Sei-chan… ada yang mau aku bicarakan…" kataku

"Hn." Jawabnya singkat.

"Kau masih ingat tentang kanker itu?"

"Ada apa?" katanya langsung mengalihkan pandangan ke arahku.

"Waktuku kurang dari 5 menit lagi." Kataku tersenyum ke arah matahari yang tenggelam.

"Apa maksudmu?"

"Sei-chan, kau adalah adikku yang paling kawai. Paling egois dan suka memerintah. Pecinta sup tofu dan shogi." Kataku memeluk Akashi sambil menangis.

"Apa maksudmu hah?" kata Sei-chan.

"Kanker itu sudah menjalar ke otakku Sei… maaf aku berbohong pada kalian…" kataku menangis. Kepalaku tiba-tiba terasa sangat-sangat pusing. Matahari terus berjalan menggelamkan dirinya di antara bukit bukit.

"jangan tinggalkan aku! Bagaimana dengan ibumu?!" kata Sei-chan.

"Aku sudah mengirimkan pesan kepadanya, mungkin dia belum melihatnya." Kataku

"Bodoh! Aku-" Sei-chan berhenti karena aku batuk dan mengeluarkan darah dari mulutku. Badanku lemas seketika. Sei-chan menopang tubuhku dengan tangannya.

"Aku menyayangimu Sei…" kataku mengelus surai merahnya.

"Aku mencintaimu! Aku mencintaimu melebihi perasaan kepada seorang kakak! Aku mempunyai rasa ingin memilikimu! Aku cemburu melihatmu dengan Shuuzo! Aku mencintaimu! Itulah kenapa aku tak mau memanggilmu sebagai kakakku! Jangan tinggalkan aku!" katanya. Aku langsung tercengang mendengar pengakuan orang yang paling aku sayangi.

"Kenapa kau tidak bilang dari dulu bakashi? Aku juga mencintaimu bodoh! Kau tidak pernah peka hah?! Atau aku yang kurang keras memberikan kode padamu?" kataku agak terkekeh dengan dagu masih berlumuran darah.

"Jangan tinggalkan aku Nee-chan!" dia bahkan memanggilku begitu, dia memohon, baru kali ini aku melihatnya memohon dengan sungguh-sungguh.

"Aku selalu mendengarkan dan menuruti kemauan egoismu… tapi tidak kali ini, Sei-chan…" kataku tersenyum. Dengan mengumpulkan tenaga, aku berjinjit dan mengecup bibirnya, bibir kami benar-benar bersentuhan. Itu terjadi selama beberapa detik, akupun melepasnya. Dan berbisik padanya.

"I love you, Sei-chan…" kataku. aku menghembuskan napas terakhirku tepat di pipinya. Pandanganku mulai gelap dan aku tak tahu apa-apa lagi.

.

.

.

.

.

THE END

"Maaf aku berbohong pada kalian tentang semua ini. tentang aku sembuh total dari kankerku. kanker ini telah sampai di otakku. aku merahasiakan ini semua dari kalian. maaf ya... aku akan selalu mengingat kenangan yang kita lalui bersama. sampai mati aku akan tetap ingat semuanya. kita pernah berenang, ke kuil, berlatih sampai malam dan lainnya. aku memang sengaja tak mendaftar ke SMA karena aku tahu ini akan terjadi sudah sejak lama. kuharap kalian tak akan melupakanku. I love You my friend. see you next time, [Name]" kamu mengirim foto kalian saat di bandara untuk mengantar Nijimura.

Momoi dan Ibumu menangis terus menerus saat pemakamanmu. Akashi hanya tertunduk menerima kenyataan ini. Midorima menepuk pundak Akashi

"Tenangkan dirimu. kuharap ini tak berpengaruh kepada kegiatan sekolahmu" kata Midorima.

"Arigatou, Shintarou" kata Akashi menunduk. Midorima meletakan lucky item Zodiakmu hari ini.

"Semoga tenang dialam sana, Senpai..." kata Kuroko. Kise hanya menggigit bibir bawahnya menahan tangis dari tadi. Murasakibara tetap membawa snacknya walau tak ia makan. nafsu makannya tiba-tiba hilang

'Kau tak akan kulupakan' teman-temanmu membatin bersamaan.


Selesai kan? XD sad ending? atau biasa aja? XD maaf gaseru, maaf kalo banyak kesalahan pas nulis XD makasih yang udah baca sampe selesai :') Author seneng banget deh... tadinya readernya mau pergi sekolah di luar negri, truss ada S2nya tapi, itu kepanjangan jadi, sampai sini dulu saja :3 maaf kalo review gadibales XD gatau mau balesnya apaan wkwk XD

Ok.. see you next time. Thanks For Reading XD