Tittle : Duo Ootsutsuki

Disclaimer : Naruto dan High School DxD bukanlah milik saya. Hanya cerita yang jadi milik saya

Rated : M

Genre : Action, Comedy, Ecchi, Friendship ,Fantasy, Supranatural, Shounen dengan sedikit Romance

Summary : Kejadian yang tidak terduga, membuat Naruto harus ikut dalam sebuah masalah. Karena kejadian itu, mengubah kehidupannya. Dan Kejadian itu juga, yang membuatnya berurusan dengan makhluk supranatural. Namun, semua itu membuat hari-harinya jauh lebih berwarna

Warning : OOC, Gaje, Typo(mungkin) Etc.

[A/N: Mungkin judul dan cerita memiliki banyak kesamaan dengan fic lain.]


o0o

Saya tidak memaksa anda untuk membaca Fic ini. Jika tidak suka, silahkan tekan 'Back' atau 'Close Tab

Jangan baca jika tidak suka

o0o


Ratusan tahun yang lalu terjadi perang besar yang bisa disebut 'Great War' ,perang yang melibatkan tiga Kubu yaitu Tenshi, Akuma dan Da-Tenshi. Dalam perang tersebut, banyak dampak dan kerugian besar yang disebabkan oleh ketiga Kubu itu. Bahkan, Kubu Manusia juga ikut dalam perang tersebut. Bukan hanya Kubu Manusia, Kubu lain seperti Youkai pun juga turut serta.

Dalam perang yang berlangsung lama ini, ada 1 Kubu yang ditakuti oleh oleh Kubu lain, Kubu Youkai. Mereka mempunyai pemimpin yang memiliki kekuatan mengerikan. Sebuah kekuatan yang hampir tidak memiliki batas, Juubi No Ookami. Dia memiliki kemampuan mengendalikan semua elemen dasar seperti air, api, tanah, angin, petir serta elemen yin dan yang. Memiliki ekor berjumlah 10. Bukan hanya mempunyai kemampuan mengendalian elemen saja, namun dia juga mempunyai mata yang unik. Mata yang tidak dimiliki oleh Youkai lain selain Juubi No Ookami itu sendiri, Yogengan. Mata berbentuk pola riak air dengan 9 tomoe mengitarinya dan berwarna ungu. Kemampuan mata ini sangatlah istimewa, dapat mempredisksi gerakan lawan, melihat objek yang bergerak cepat, mengendalikan 5 elemen dasar dan lain-lain.

Juubi No Ookami hanya sebuah julukan, ia memiliki nama yang dikenal dengan, Hagoromo Ootsutsuki.

Namun, setelah 'Great War' berakhir. Ia dikabarkan telah mati bersama dengan pemimpin Kubu lain termasuk Tuhan(dalam anime). Tidak ada yang tahu kenapa ia mati dan bagaimana bisa Tuhan juga ikut mati, padahal ia adalah Sang Pencipta. Hingga akhirnya, kepemimpinan Kubu Youkai digantikan oleh Kyuubi No Youko. Yang memiliki ekor berjumlah 9, kurang 1 ekor dibandingkan dengan pemimping yang sebelumnya.

Mereka sebenarnya tidak tahu alasan kenapa Hagoromo mati. Ia mati karena melindungi seorang manusia. Manusia pertama yang bisa membuatnya jatuh cinta. Manusia pertama yang mengubah kehidupannya. Dan Manusia pertama yang memberikan ia keturunan. Ya, dia mati untuk melindungi keturunan persilangan antara Kubu Manusia dan Youkai yang dikandung oleh seorang Manusia.

Sampai saat ini, keturunan dari Hagoromo terus berkembang. Tetapi, tidak ada satupun dari mereka yang memiliki kemampuan dan kekuatannya. Entah berapa keturunan lagi, kemampuan dan kekuatan Hagoromo dimiliki oleh keturunannya. Dia bahkan meninggalkan hewan peliharaannya untuk menjaga mereka.

.

.

.

Naruto POV

Hai, perkenalkan. Namaku ialah Ootsutsuki Naruto. Namun, pamanku menyuruhku mengganti marga itu menjadi Namikaze. Entah apa alasannya menyuruhku mengganti marga tersebut. Tapi itu tidak masalah buatku. Umurku saat ini adalah 16 tahun, memiliki ciri-ciri berambut kuning jabrik, terdapat sebuah tanda lahir seperti kumis kucing di bagian pipi dan tinggi 170cm. Aku bersekolah di Kuoh Akademi,berada di kelas 2b. Sekolah yang dulunya sekolah khusus wanita. Kini berganti menjadi sekolah umum. Sekolah yang memiliki kadar lebih banyak para siswi dibanding siswa. Tetapi, sekolah itu memiliki banyak orang-orang aneh. Contohnya para siswi disana sering bertingkah tidak normal, maksudnya ialah tingkah laku mereka berubah ketika ada siswa tampan yang ada di Kuoh. Untuk siswa disana tidak jauh berbeda, namun baru sedikit siswa yang berminat masuk di Kuoh. Siswa disana kebanyakan bersifat mesum, cabul dan apalah itu yang termasuk dalam kategori tersebut.

Apakah aku masuk dalam kategori siswa yang seperti itu?

Jawabannya, Tidak.

Aku lebih dikenal seorang siswa yang mencoba menjauh dari para siswi. Mengapa begitu? Sebenarnya aku terlalu malas dengan mereka. Bukan karena mereka kurang cantik atau sexy. Tapi yah ... pokoknya seperti itulah

Oke, lupakan soal itu.

Sekarang, kehidupan di rumahku. Dulu, aku hidup bersama pamanku, Jiraya. Atau lebih sering kupanggil Ero-ji-san. Level serta tingkat kemesumannya lebih tinggi dari orang-orang yang pernah kutemui sebelumnya. Siapa mereka sudah tahu bukan? Yap, si Trio Mesum di Akademi Kuoh. Walaupun dia mesum, Ero-ji-san tetap orang yang paling aku kagumi. Berbagai novel telah ia buat, mulai dari kisah cinta, petualangan, detektif dan terakhir ... apa aku perlu sebutkan? Baiklah, novel porno.

Dan yang paling aneh adalah kenapa dari banyaknya novel yang ia buat, hanya novel porno berjudul Icha-Icha Paradise yang berisikin cerita porno-lah terjual paling banyak. Entah dukun atau jimat apa yang Ero-ji-san pakai sampai novel itu terjual banyak. Yang pasti, jika kalian membaca novel itu, dunia akan kiamat.

Bersama dengannya, banyak sekali kenagan yang tak dapat aku lupakan. Tapi itu dulu, sekarang ... ia telah tiada. Aku tidak tau kenapa Ero-ji-san meninggal secepat itu. Pegaiwai cafe bilang, Ero-ji-san tiada karena sebuah kecelakaan sewaktu pulang dari cafe saat tengah malam. Aku hanya berharap, semoga tingkat dan level kemesumannya diterima di surga sana.

Sehari setelah pemakaman paman Jiraya. Hidupku serasa berubah. Ketika dia masih ada, banyak hal-hal yang kami alami bertiga.

Bertiga?

Oh, aku melupakan Kurama. Kurama adalah hewan peliharaan kami. Seekor rubah dengan bulu berwarna merah, memiliki tanda berwarna hitam disekitar mata sampai telingan. Dia merupakan hewan kesayanganku sekaligus teman penghiburku.

Bahkan, Paman Jiraya pernah berkata. Bahwa, Kurama telah ada sejak zaman kakek moyang kami. Hebat bukan, tapi itu memang benar adanya atau hanya omong kosong belaka aku juga tidak tahu. Perlu diingat! Kurama tidak senang yang namanya kucing. Padahal mereka hampir sejenis.

Mengenai ayah dan ibuku.

Entahlah. Dari dulu aku hidup hanya dengan Paman Jiraya dan Kurama saja. Paman juga pernah bilang, bahwa ayahku adalah pria berambut kuning berupa yang tampan, memiliki sifat bijaksana dan banyak disukai para wanita. Terlihat sama dan pasti, ia bernasib sama sepertiku. Selanjutnya ibuku, wanita berambut merah panjang sepunggung, menawan, cantik, ramah dan sexy. Sexy adalah penilaian pamanku, bukan diriku. Mana mungkin aku bilang bahwa ibuku orang yang sexy. Jika dia masih ada dan aku mengatakan itu padanya. Bisa dihajar habis-habisan aku. Oke, lupakan tentang itu.

Senang rasanya mempunyai ayah dan ibu seperti mereka. Jika aku bisa berharap, aku ingin hidup bersama mereka. Bermain bersama, bercanda, tertawa bersama, melakukan hal seperti keluarga biasa lakukan dan masih banyak lagi.

Tapi, sepertinya itu hal yang mustahil. Mengingat mereka sudah tiada, aku hanya bisa membayangkan saja.

Naruto POV End

.

.

.

Sehabis pulang dari Kuoh Akademi. Naruto saat ini pergi menuju ke cafe milik Jiraya yang kini dipegang oleh dirinya. Dengan pakaian seragam sekolah berlambang Kuoh Akademi, ia berjalan ke sana. Setelah kematian Jiraya, Naruto harus meneruskan bisnis cafe milik pamannya ini seorang diri. Namun jangan khawatir, pegawai di sana sudah mengenal dan akrab dengan Naruto. Jadi, jika ada hal yang tidak dimengerti oleh Naruto, mereka menjelaskan secara jelas.

Tetapi, diantara semua pegawai cafe miliknya, tidak ada satupun dari mereka bergender laki-laki. Semuanya adalah wanita. Dan Naruto harus bisa untuk tidak pingsan saat mereka semua menerjang dan memeluk dirinya, hanya beberapa pegawai saja. Bahkan, mereka semua merupakan wanita cantik dan sexy. Jangan lupa, dada yang besar!

Kring...kring...kring!

Bunyi bel pintu masuk berbunyi ketika Naruto memasuki cafe miliknya. Dan di sana, sudah ada beberapa pegawai yang menyambut dirinya.

"Selamat datang Naruto-sama." Sapa salah satu dari mereka kepada Naruto. Mei Terumi, memiliki mata berwarna hijau, rambut merah-kecoklatan yang ditata menjadi pola herringbone di belakang

"Ya, Mei." Jawab Naruto sambil melangkah menuju ruang pribadinya.

"Ne, Naruto-sama. Kau semakin tampan saja hari demi hari." Goda Mei memasang pose erotis.

"Eh?" Berhenti saat mendengar Mei berkata demikian.

"J-Jangan macam-macam M-Mei." Naruto bergerak mundur secara perlahan-lahan. Ia sudah mengerti maksud Mei menggoda dirinya. Jika situasi sekarang seperti ini Naruto harus pingsan dengan keadaan darah keluar dari hidungnya dan tenggelam dalam dada milik Mei.

"'Macam-macam' bagaimana, Naruto-sama? Aku 'kan, hanya memberimu 'service' gratis untuk Anda." Mendengar kata service, seolah mimpi buruk bagi Naruto.

"Aku datang, Naruto-sama!" Mei menerjang Naruto yang tidak bergerak di sana.

Pletak!

Aksi Mei menerjang Naruto harus terhenti saat sebuah benda mengenai dirinya dari arah dapur.

"Berhenti menggoda Naruto-sama, Mei. Kita punya banyak pekerjaan di sini. Dan juga ...," memberi jeda dan memperhatikan pelanggan yang menyaksikan kegiatan Mei ingin menerjang Naruto, "kau membuat mereka mimisan lagi." Lanjutnya sambil memperhatikan pelanggan yang sedang bergairah serta mimisan. Akibat pose erotis dari Mei.

"Huwaa ... Mei-san benar-benar membuatku bergairah."

"Dia jauh lebih seksi dari istriku."

"82-53-79. Bagus dan menawan."

Berbagai tanggapan mengenai Mei dari para pelanggan. Mei pun berpura-pura malu di depan mereka semua.

"I-Itu karena kalian sudah mau mampir di cafe ini." Ujarnya dibuat-buat merona.

"Kami akan selalu datang ke sini Mei-san!"

"Sampai dompetku habispun, aku akan tetap ke sini!"

.

"Hanya perasaanku saja atau dia selalu begitu ya?" Gumam seorang yang melempar Mei sebelumnya.

"Haha! Begitulah dia, Tsunade-san. Bukankah, kau juga sudah tahu sifatnya seperti itu?" Tanggap Naruto pada seorang karyawati bernama Tsunade. Tsunade Senju, wanita cantik dan sexy dengan bola mata coklat dan surai pirang.

"Kurasa Anda benar, Naruto-sama." Balas Tsunade sebari memperhatikan Mei sedang mencatat pesanan dari pelanggan.

"Ngomong-ngomong, bagaimana sekolah Anda hari ini, Naruto-sama?" Mengganti topik pembicaraan mengenai sekolah Naruto.

"Y-Yah ... kau sudah tahu 'kan, Tsunade-san? Mereka semua selalu mengerubungiku kemanapun aku pergi. Itu membuatku jadi tidak bebas dan lagi ... hah, aku tidak mau membahasnya." Tsunade terkikik pelan untuk jawaban Naruto.

"B-Berhentilah terkikik seperti itu, Tsunade-san!" Tak peduli Naruto kesal, Tsunade terus menerus terkikiknys untuk kejadian yang tidak Naruto ceritakan. Sudsh pasti ia tahu kejadian apa itu.

.

.

"Hah~" Menghela nafas, yang Naruto lakukan saat ini. Ia harus mengurus semua pemasukan dan pengeluaran barang bulan ini diakibatkan, salah satu Sekretaris yang mengurus hal itu sedang ada keperluan di desanya.

"Agghh! Sialan! Ini lebih sulit dibandingkan ulangan Matematika di Kuoh." Umpat Naruto dengan semua angka-angka yang ada dalam berkas itu. Salah satu kelemahan Naruto dalam pelajaran di Kuoh ialah angka. Dari sekian banyaknya ia mengikuti ulangan yang terdapat angka, sudah pasti dan jelas. Naruto-lah yang memiliki nilai paling tinggi. Dari bawah tentunya.

"Lebih baik aku pulang dan menunggunya kembali." Gumam Naruto membereskan semua berkas tersebut dan segera pulang ke kediamannya. Lagi pula, sekarang sudah jam 11.30 malam, kurang 30 menit menjelang tengah malam.

Clek!

Menutup pintu ruangannya usai membereskan berkas-berkas tadi.

"Aku pulang dulu semua, huam." Ucapnya sebari menguap ngantuk.

"Hati-hati di jalan Naruto-sama." Balas Tsunade yang masih membersihkan meja cafe.

"Naruto-sama! Jangan lupa hubungi aku ya!" Seru Mei dan hanya dibalas Naruto dengan melambaikan tangannya sebelum keluar dari pintu utama cafe tersebut.

"Apa kau tidak bosan menggoda Naruto-sama terus menerus, Mei?" Tanya Tsunade.

"Hihi, tidak! Paling tidak, dia tidak bertanya mengenai Jiraya-sama lagi." Jawab Mei pelan.

"Ya, kau benar."

.

.

At Taman Kota

Berjalan di area taman kota yang sepi dan sunyi. Membuat Naruto dibuat merinding dengan keadaan taman tersebut. Namun mau bagaimana lagi? Jarak tercepat agar sampai di kediamannya adalah dengan melewati taman tersebut. Naruto terlalu lama tidur sewaktu di ruangan cafe miliknya, sampai tidak sadar bahwa jam sudah menunjukan pukul 23.45 .Dengan segera ia pulang dengan melewati rute tercepat, yaitu taman kota.

Tanpa diduga, ternyata suasana taman kota tengah malam. Tidak seperti biasanya. Terkadang, Naruto sering pulang tengah malam begini. Namun tidak dengan keadaan taman yang sepi dan sunyi seperti ini.

'Ini aneh. Biasanya tengah malam begini masih ada beberapa orang disini.' Batin Naruto sambil menengok kearah kiri dan kanan begantian.

"Uarghhh!"

"?!"

Naruto mendengar sebuah teriakan yang ia tebak, berada di pusat taman kota ini.

'Apa sedang terjadi perkelahian disana, ya?' Tebak Naruto karena teriakan tersebut seperti teriakan kesakitan.

'Lebih baik aku cek terlebih dahulu.' Dengan segera, Naruto menuju ke pusat taman kota untuk memastikan apakah itu sebuah perkelahian atau lainnya.

At Pusat Taman Kota

"Tidak kusangka. Ternyata kau masih bisa berdiri, Iblis Lemah." Ujar sosok dengan sepasang sayap mirip burung berwarna hitam berada di punggunya, memakai pakaian ala detective kepada seorang pemuda berambut coklat, masih memakai seragam sekolah berlambang Kuoh Akademi dan sarung tangan berwarna merah di tangan kanannya. Sedang berlutut menahan kesakitan di perutnya karena tertusuk sebuah tombak berwarna putih milik sosok detective tersebut.

Sring

"Uarghhh!" Suara kesakitan terucap dari mulut pemuda tersebut ketika tombak yang menusuk perutnya tercabut dan melayang kembali ke pemiliknya.

"Karena Raynare gagal membunuhmu sebelumnya. Kini giliranku yang akan membunuhmu untuk menyelesaikan tugas yang belum Raynare selesaikan sebelumnya." Ucap sosok detective itu sambil berjalan ke arah pemuda yang tidak berdaya tersebut.

"Sebelum aku membunuhmu, aku perkenalkan siapa diriku. Namaku adalah Donnersik dan...," pemuda itu sudah pasrah ketika sosok detective itu berada tidak jauh dari posisinya, "Malaikat Jatuh yang akan membunuhmu!" Lanjut sosok tersebut sambil menerjang pemuda itu dengan tombak yang berada di genggamannya.

Trang

Donnersik tidak berhasil membunuh pemuda itu, karena seseorang tengah menghalanginya dengan menangkis tombak yang ia genggam.

Wush!

Tap!

Sring!

Sebuah portal berwarna merah muncul tidak jauh dari jarak pemuda yang tengah sekarat itu, bersamaan dengan seorang gadis berambut putih pendek di dekat portal tersebut.

"Mencoba membunuh keluargaku. Adalah tindakan yang tidak bisa dimaafkan." Ujar seseorang yang muncul dari portal berwarna merah tersebut. Seorang wanita berambut merah crimson dengan pakaian tidak jauh dari pemuda yang tengah sekarat itu. Sama halnya dengan gadis berambut putih yang telah menangkis tombak milik Malaikat Jatuh tersebut.

"R-Rias-senpai." Ucap pemuda tersebut memanggil sosok yang keluar dari portal dan setelah itu ia pingsan tergeletak di atas tanah dengan darah yang masih keluar dari perutnya.

"Rambut merah?" Ucap Donnersik ketika melihat warna dari rambut wanita tersebut.

"Kau pasti dari keluarga Gremory. Bukan begitu?" Ujarnya menebak marga wanita berambut merah crimson itu.

"Benar. Perkenalkan, Rias Gremory. Iblis dari keluarga bangsawan Gremory." Ucap gadis berambut merah crimson tersebut dengan santainya memperkenalkan dirinya kepada Donnersik

"Untuk seorang Iblis keluarga bangsawan. Kau sopan juga." Donnersik berkata sambil menghilangkan tombak miliknya dan memegang topi yang ada dikepalanya.

"Seharusnya kau tidak melakukan hal seperti ini pada keluargaku yang manis ini, Malaikat Jatuh." Ujar Rias dengan tenang. Ia tidak takut kepada sosok yang ada di hadapannya itu.

"Jadi dia adalah keluargamu? Maaf atas tindakanku ini." Donnersik meminta maaf kepada Rias karena telah membuat keluarganya pingsan dengan kondisi yang mengenaskan.

"Tapi ini adalah tugas yang belum diselesaikan oleh Raynare." Lanjutnya.

"Aku tidak peduli dengan tugasmu itu, Malaikat Jatuh." Ucap Rias.

"Tindakanmu kali ini aku maafkan. Namun...," Rias menggantungkan kalimatnya sebelum melanjutkan, "jika aku melihat kau menyakiti keluargaku lagi. Aku tidak akan memaafkanmu." Lanjutnya dengan wajah serius.

"Baiklah. Tapi itu hanya berlaku untuk keluargamu, bukan?" Setelah berkata seperti itu, Donnersik langsung melirik kearah semak-semak di dekat sebuah pohon.

Swung!

Donnersik pun seketika menciptakan sebuah tombak dan melemparnya kearah semak-semak tersebut. Hingga,

Jleb!

"Uarghh!"

Kejadian Sebelumnya (Setelah Naruto sampai di Pusat Taman Kota)

"I-itu kan...Issei!" Ujar Naruto tidak percaya apa yang ia lihat saat ini. Naruto kaget ketika melihat Issei tertusuk sebuah tombak dibagian perut. Issei adalah teman sekelasnya di kelas 2b. Salah satu kumpulan dari orang-orang mesum yang selalu berbuat hal-hal mesum di sekolahan.

Naruto saat ini tengah bersembunyi di balik semak-semak dekat pohon pusat taman kota. Hanya bisa melihat, ketika teman sekelasnya berlutut menahan sakit di bagian perut. Bukan itu saja yang membuat Naruto kaget, melainkan sosok detective itu mengaku sebagai Malaikat Jatuh bernama Donnersik dan Issei ialah Iblis. Hingga sebuah portal berwarna merah muncul dan menampakkan sosok wanita yang Naruto kenal. Bersama dengan gadis berwarna putih itu juga.

"Bukankah itu Rias-senpai dan juga Koneko?!" Ucapnya ketika melihat mereka berdua sedang bercakap-cakapan dengan Donnersik.

Hari ini Naruto dibuat tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat dan dengar. Malaikat Jatuh? Iblis? Issei adalah Iblis? Rias dan Koneko juga Iblis? Apakah Naruto sedang bermimpi atau apa, ia tidak tahu. Yang jelas, kejadiaan ini sama sekali tidak masuk akal bagi Naruto. Namun jika mereka memang ada, Naruto lebih baik menjauh dari mereka.

"Di-dia melihatku!" Ucap Naruto ketika Malaikat Jatuh bernama Donnersik, melirik kearah tempat ia bersembunyi.

"Aku har-"

Jleb!

Namun, ketika Naruto hendak berbalik. Ia merasakan sebuah benda menancap di dadanya. Dan memang benar, Naruto bisa melihat benda yang mencancap di dadanya adalah sebuah tombak yang digunakan oleh Donnersik.

"Uarghh!"

KKejadian Sekarang (Ketika Donnersek Melempar Tombak Kearah Semak-semak)

"Uarghh!" Sebuah teriakan kesakitan berasal dari balik semak-semak didekat Rias dan Koneko berdiri.

"Jangan-jangan?!" Rias tidak menduga bahwa ada seseorang yang mengintip pembicaraannya dengan Malaikat Jatuh itu.

Disisi Donnersik, ia menyunggingkan sebuah senyuman setelah mendengar teriakan seseorang dari balik semak-semak.

"Walaupun aku tidak bisa menyelesaikan tugas ini. Namun, aku bisa membunuh seorang Manusia di balik semak-semak itu. Huahahahaha!" Ujar Donnersik dengan tawa yang keras.

Tanpa ia duga, sebuah serangan melesat kearahnya.

Blar!

Sebuah serangan petir berwarna kuning berhasil membuah sekumpulan asap disekitar posisi Donnersik berdiri. Dan juga, serangan tersebut pasti mengenain dirinya.

Wush!

Sesuatu keluar dari kumpulan asap hasil serangan tadi. Dan sesuatu yang keluar tersebut ialah Malaikat Jatuh, Donnersik. Serangan tadi tidak membuat luka sedikitpun kepadanya.

"Sampai bertemu di lain waktu, Rias Gremory." Donnersik pergi menggunakan portal yang muncul dari atas langit.

TBC


Oke, tidak banyak yang ingin saya katakan. Di chapter 1 masih sama, hanya ada beberapa perubahan sedikit. Dan juga, ini Fic bukan milik saya, melainkan sang adik yang sebelumnya menggunakan akun saya.

Berharap Fic lain dilanjutkan tapi ternyata, tidak. Daripada itu, sebenarnya Fic ini lumayan bagus menurut saya(ngaranku loh). Akan tetapi, ada sifat yang dibuat saya tidak suka. Gynephobia (ra reti mergo ra mudeng), jadi iblis (kalau ini entah apa maksudnya. Iblis kategori fraksi iblis atau monster seperti iblis).

Maka dari itu, saya menulis ulang cerita di atas dan jadilah seperti ini. Mengilangkan sifat phobia itu, jadi iblis dan berubah menjadi power ranjer, eh ranger, eh salah mesum. Haha

Review dilanjutkan di chapter 2 saja. Suwun.