Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Warning:

OC, OOC?, Typo(s), Straight, etc.

Kise x OC

.

.

.

Beberapa saat yang lalu Aya diperkenalkan sebagai manajer baru klub basket Kaijo High School oleh sang pelatih. Gadis bersurai pirang itu hanya bisa tersenyum kaku setelah sebelumnya memperkenalkan diri dihadapan anggota timnya.

Aya akui kalau dirinya memang menyukai basket, tentu saja dia mengerti hal-hal mengenai olahraga ini karena saat SMP pun Aya pernah menjadi manajer klub basket sekolahnya. Tapi, ya ampun! Kenapa harus jadi manajer lagi? Aya lebih suka menonton saja, tidak perlu terlibat didalamnya.

Eh? Benarkah?

Aya memperhatikan tim inti Kaijo yang sedang melakukan latihan, lebih tepatnya memperhatikan sang kapten. Dengan pandangan sebal, tentu saja. Ugh, ini semua gara-gara dia. Aya sebenarnya sudah mengira akan bertemu lagi dengan senpai-nya saat SMP itu di sini, di sekolah barunya, di Kaijo.

"Aya! Apa yang kau lakukan? Lakukan pekerjaanmu!" seru Kasamatsu ketika tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. Aya mencibir ke arah Kasamatsu lalu kembali menganalisis data tim lawan yang tadi diberikan oleh pelatih kepadanya.

"Dasar pemaksa," desisnya disela pekerjaannya. Iya benar, pemaksa. Aya menjadi manajer pun karena diminta Kasamatsu. Tapi... bukankah dia bisa saja menolaknya? Ugh, Aya tidak bisa menolaknya karena kalau dipikir-pikir klub lain akan lebih merepotkan daripada klub basket.

Hah? Apa?

Mendadak Aya menyadari sesuatu. Sebenarnya dia tidak dipaksa. Dia hanya mencari-cari alasan bahwa bukan dirinyalah yang menginginkan posisi manajer ini. Dia hanya tidak ingin berurusan dengan banyak laki-laki seperti ini.

Aya menghembuskan napas sebal memikirkan kemungkinan munculnya kesalahpahaman yang mudah terjadi dengan kondisi ini.

...Ini membuatnya susah dapat pacar...

Krik.

"Kasamatsu-senpai memang begitu-ssu," seseorang yang tiba-tiba duduk disampingnya terkekeh pelan.

Aya menengok ke samping sebelum akhirnya mendongakkan kepalanya, menyadari bahwa lawan bicaranya jauh lebih tinggi dari dirinya.

"Uh, aku tahu," Aya mengerucutkan bibirnya, "dulu aku manajer timnya saat SMP. Bukankah tadi dia sudah bilang?" lanjutnya sebal.

Kise mengernyitkan alisnya mendengar respon Aya, lalu menyeringai geli.

"Ya, bahkan dia bilang kalau Ayacchi itu sudah seperti adiknya sendiri," jawab Kise sesaat setelah ia meminum air mineral yang dikeluarkannya dari dalam tas.

"Ayacchi?" kini giliran Aya yang mengernyitkan alisnya

"Tidak boleh, ya?"

"Terserah kau saja," Aya kembali memusatkan perhatiannya pada data-data dipangkuannya, "sebaiknya kau kembali latihan."

Sekali lagi, Kise terkekeh mendengar ucapan Aya, membuat gadis itu mendongak dan mengernyit heran.

"Ayacchi memang berbeda ya," kedua mata berlainan warna itu bertemu, biru dan emas. Kise menyeringai geli lalu kembali bergabung dengan yang lain di lapangan, melanjutkan latihan.

"Eh?"

Apa maksudnya?

.

.

.

To be continued~ :3