A.N : HAI teman-teman dan kakak-kakak semua, perkenalkan chiko author baru nginap di fandom Boboiboy ini.
INI FICT PERTAMAKU JADI MUNGKIN BANYAK KESALAHAN *dicakar harimau bayang*
Hehe begitulah, jadi silahkan dinikmati yaa~ *emang makanan* #plak
Bagi yang tidak suka gak usah baca, tombol back selalu setia bersama anda(?)
.
Boboiboy milik animonsta ^^
Warn : OOC, BL, Typo, gak sesuai EYD, dll.
Pairing : HAREM! Gempa
Judul gak nyambung sama alurnya :3
.
Happy reading~~
Saat itu hujan deras, seorang pemuda beriris gold sedang memasak sesuatu untuk kedua kakaknya agar mereka merasa lebih hangat dan nyaman.
"Gempa, kamu mau masak apa?" tanya sang kakak kedua kepada adiknya yang sedang memasak.
"Sedang membuat sup, oh ya, kak tolong bangunin kak Hali ya" pinta Gempa pada Taufan.
"Oke~, Gempa manis~" goda Taufan kemudian segera berlari kelantai atas sebelum Gempa mengamuk.
"KAK TAUFAN!" tuh kan, dia teriak dengan wajah memerah.
Taufan segera pergi kekamar kakak tertua mereka, ia sering membangunkannya dengan cara yang ekstrim seperti menyumbat saluran pernafasan sang kakak saat masih tertidur dan berlanjut dengan acara gulat the movie dengan campuran teriakan Taufan yang berakhir salah satu tubuhnya akan lebam atau patah. Setelah sampai ia membuka pintu kamar sang kakak dengan cara perlahan kemudian jalan berinjit sambil memegang terompet yang entah didapatkannya darimana, selanjutnya-
TEEEETTTTT!
GUBRAK!
"TAUFAN!" –Taufan segera meniup terompetnya tadi, setelah bunyi suara itu kemudian diiringi suara benda (baca : seseorang) yang jatuh dari atas tempat tidur sambil berteriak kepada adiknya yang super jahil itu, kemudian Halilintar segera-
"AHH! SAKIT KAK HALI!" –memelintir lengan Taufan, yap gulat the movie sudah dimulai, diiringi teriakan kesakitan dari sikembar tengah yang tidak pernah jera atas keisengannya.
Kemudian suara yang berasal dari lantai bawah segera menghentikan aktifitas mereka.
"Kak Hali, kak Taufan, makanannya sudah siap!" seru sang adik kepada mereka.
Halilintar dan Taufan segera pergi menuju lantai bawah diruang makan tempat dimana Gempa sedang menunggu mereka sambil tersenyum manis yang membuat mereka berdua seketika membeku dan berpikir 'dia sangat manis kalau tersenyum' secara bersamaan.
"Kakak kenapa bengong, ayo makan nanti supnya keburu dingin lho" ucap sang adik yang kebingungan melihat tingkah laku kedua kakaknya yang sedang berdiam diri didekat tangga. Kemudian saat mendengar suara sibungsu membuat mereka cepat tersadar dari dunia antah barantah atau dunia fantasi mereka.
Suasana diruang makan itu sangat hening yang terdengar hanya dentingan peralatan makan yang sedang mereka gunakan. Canggung akan suasana disekitar, Gempa segera berbicara pada kedua kakaknya untuk menghilangkan kesunyian ini.
"Kak Hali dan kak Taufan kenapa melamun tadi?" tanya Gempa pada kedua kakak kembarnya dan yang dijawab dengan gelengan kepala dari Halilintar dan cengengesan gak jelas dari Taufan.
"Gak ada kok, aku cuma kepikiran kalau kamu itu sangat manis~" yap si Taufan mulai menggoda Gempa lagi yang segera mendapat hadiah lemparan sendok sayur dari Halilintar sedangkan Gempa wajahnya mulai memerah lagi.
"Aduh... sakit~, kak Hali kejam!" rengek Taufan dengan air mata buayanya, yang tidak dipedulikan oleh Halilintar.
"Bodo amat" hanya itu yang diucapkan oleh Halilintar dan segera melanjutkan makannya, sebenarnya ia sangat marah saat Taufan menggoda Gempa atau dibilang ia sedang cemburu.
"Huft... terserah, Gempa aku sudah selesai" ucap Taufan, dia segera mencuci piring kemudian setelah selesai dia mendekati sang adik lalu menciumnya tepat dipipi, membuat wajah Gempa merona karena malu. Sedangkan Halilintar menatap tajam dirinya yang dibalas senyum ejekan oleh Taufan.
"Eh... KAK TAUFAN MESUM!" setelah sadar apa yang baru saja terjadi kemudian Gempa berteriak saat suara tawa Taufan terdengar dari lantai atas.
"hahahahaha..."
"Sudahlah Gempa, ayo selesaikan makannya, kakak ingin bicara denganmu nanti" Halilintar menghibur Gempa sambil mengelus punggung sang adik yang lagi ngambek.
"Baik"
"Kakak tunggu diruang keluarga" setelah mengucapkan kata itu ia segera pergi meninggalkan Gempa yang sedang melanjutkan makannya.
SKIP TIME~
Setelah selesai makan Gempa segera pergi keruang keluarga untuk menemui Halilintar, disana dia melihatnya sedang menonton televisi, kemudian Gempa segera mendekati sang kakak dan duduk disebelahnya. Merasa ada yang mendekatinya Halilintar segera menoleh dan mendapati adiknya sedang menatap kearahnya kemudian memberi isyarat agar sibungsu segera duduk disampingnya.
"Jadi, apa yang kak Hali ingin bicarakan?"
"Begini, hmm... gimana mau bilangnya ya?" kata Halilintar sambil menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.
"Sudah bilang aja kak"
"Baiklah.."
Halilintar mengambil nafas secara perlahan kemudian menghembuskannya sampai ia merasa sedikit tenang, kemudian dia melihat kearah Gempa dan mendekatkan wajahnya kearah sang adik yang lagi-lagi blushing.
"Kak Hal-umph.." mata Gempa membulat saat bibir mereka berdua bertabrakan. Awalnya Halilintar hanya menciumnya secara lembut kemudian menjadi liar yang membuat Gempa mendesah.
"hum.. kahk-eng Ha-hah.. umph"
Lidahnya kemudian memasuki goa sang adik menjilat, mengabsen semua gigi Gempa, dan melakukan pertarungan lidah. Kemudian dilanjutkan dengan menjilati leher sang adik yang membuat Gempa mendesah sekaligus berteriak.
"AHH...KAK ENGH... TOL-TOLONG Hah.. BERHENTI ...HAH!" setelah puas Halilintar segera menghentikan aksinya kemudian melihat wajah Gempa yang sudah seperti kepiting rebus.
"Kak..?" Gempa berucap dengan lesu yang terdengar jelas oleh Halilintar. Melihat adiknya seperti itu membuatnya merasa bersalah.
"eng... maaf Gempa, aku sebenarnya gak maksud begituan a-a-aku hanya ingin bilang kalau aku mencintaimu melebihi batas persaudaraan" jelas Halilintar sedikit gugup tapi melihat adiknya gemetar ia segera memeluknya agar Gempa bisa tenang.
"Maafkan aku Gempa, sungguh aku benar-benar mencintaimu" kemudian setelah berucap demikian Halilintar merasakan sepasang tangan yang sedang memeluk tubuhnya saat dia melihat ternyata Gempa membalas pelukannya yang membuat Halilintar senang.
"Kamu boleh menjawabnya saat kamu sudah siap, tidak perlu dijawab sekarang" kata Halilintar sambil tersenyum kearah adiknya.
"Iya, kak. Kakak sudah Gempa maafin kok" setelah mengatakannya kemudian sang adik membalas senyum kakaknya dengan perasaan lega bercampur kaget. Lega karena sang kakak yang membuat dirinya nyaman serta kaget saat melihat kakaknya tersenyum untuk yang pertama kalinya.
"Terima kasih ya"
"Hum.." mereka masih berpelukan.
Dan tanpa mereka sadari sepasang mata sudah menyaksikan adegan berciuman itu kemudian dia mendelik tajam kearah sang kakak yang sudah berani mengambil first kiss sang adik dan juga orang yang ia cintai.
"Cih.. dasar tsundere" kemudian dia berbalik pergi menuju kamarnya tanpa sepengetahuan keduanya.
"Sudah kak, ayo kita tidur hari sudah larut nih.." saran Gempa pada kakaknya yang masih asik memeluk dirinya layaknya sebuah boneka.
"Baiklah" jawab Halilintar sambil mengacak rambut adiknya. Kemudian mereka menuju kamar mereka masing-masing.
Dan tanpa ada yang mengetahuinya bahwa besok adalah hari terburuk mereka...
(TBC OR DELETE?)
A.N : AKU INI BUAT APAAN SIH?! *histeris sambil jedukin kepala*, hue.. ini apaan #woi
Hehe makasih semua yang mau mereview fict gaje pertama chiko ini ^^
Menurut kalian ini dilanjut ato end aja ato didelete ato *woi* #digebukin
Sekian aja chiko pengen tau respon kalian semua oh kalo soal nama, panggil aja chiko-chan ato yumi-chan hehe.
Chiko adiknya kak neo jadi tadi dia nitip surat *lu kira apaan?!*
Bagi fict nya yg belum lunas *lo kira utang* #plak, dia bakalan hiatus dulu soalnya tugas sekolahnya pada numpuk semua wkwkwwk :D
Oke segitu aja pesan chiko ^_^
BAGI YANG BERKENAN CHIKO MOHON REVIEW NYA ^^
