Halo! Aku datang bawa rekapan yang kujanjiin kemarin ^_^

Masih ingat sama chapter kemarin kan? Chapter kemarin berakhir dengan Tetsuya yang di bawa ke rumah sakit.

Tapi sebelumnya aku kasih tau alasan kenapa Tetsuya begitu terpukul pas ingat masa lalunya.

Masa Lalu Tetsuya

Ingat, aku bahas masa lalu Akashi Tetsuya ya :)

Aku pernah ceritain di bagian Momoi/Ogiwara/Tetsuya side kalau Tetsuya itu pernah depresi sebelumnya, dia juga gemar ngelakuin self harm/beberapa hal yang bisa membahayakan nyawa dia (minum obat sampai overdosis misalnya). Self harmnya sendiri pernah hampir buat dia sendiri mati.

Tapi bukan itu yang buat Tetsuya ke-trigger saat ini.

Depresi Tetsuya itu udah sembuh, karena Momoi sama Ogiwara bawa dia ke psikiater. Selama masa-masa penyembuhan, dua orang ini selalu setia nemenin Tetsuya dan mastiin agar Tetsuya 'gak sendirian'.

Mereka berhasil.

Kalau aja Tetsuya gak ketemu perempuan bernama "Hanamiya Makoto" di tempat kuliahnya.

Hanamiya Makoto ini mahasiswi semester enam, senpai-nya Tetsuya di sana. Dia terkenal pintar dan punya IQ yang tinggi.

Tapi gak ada yang tau kalau Hanamiya Makoto itu sebenarnya sakit jiwa. Iya dia ini kurang waras sebenarnya, psikopat juga. Pernah dirawat di RSJ selama beberapa tahun karena kena kasus pembunuhan.

Ok gak usah aku jelasin detail, sisanya dibayangkan sendiri aja ya xD

Dia suka mainin orang-orang di sekitarnya yang menurutnya menarik. Gak sedikit yang sampai meninggal, cuma Hanamiya pintar nyembunyiin semuanya.

Tapi gak selalu semuanya bisa dia tutupin kan? Akhirnya ada satu yang lolos dan buat dia ditangkap. Setelah melalui pemeriksaan hukum, Hanamiya ditetapkan kalau dia sakit jiwa dan dimasukkanlah dia ke RSJ.

Keluarganya ini cukup berpengaruh dan kaya. Lama-lama di tempat kayak gitu tentu buat Hanamiya gak betah. Dia cari akal, dengan yakinin keluarganya kalau dia udah benar-benar sembuh, keluarganya memberi jaminan buat Hanamiya biar dia bisa keluar dari RSJ.

Dia daftar di universitas Tokyo jurusan seni dan diterima. Lama… dia gak coba mainin orang seperti dulu. Mencoba meyakinkan keluarganya kalau dia benar-benar udah sembuh.

Oh ya, dari awal masuk sini, dia kenal sama Haizaki Shougo dan akrab sampai saat ini.

Haizaki nggak jahat, nggak juga baik. Dia netral. Setelah adegan Hanamiya yang main-main sama Tetsuya, Haizaki yang bawa Tetsuya pulang ke rumah dengan cara digendong, naik motornya. Dia merasa kasihan sama Tetsuya karena udah jadi salah satu korban Hanamiya. Haizaki mengakui kalau Tetsuya itu baik dan tanpa sadar peduli sama Tetsuya.

Singkat cerita: Tetsuya ketemu Hanamiya, Hanamiya merasa tertarik. Perempuan ini berusaha mengambil perhatian Tetsuya dan buat Tetsuya jatuh cinta sama dia.

Dan berhasil.

Aku pernah bilang kalau Momoi jadi saksi kunci kematian Tetsuya kan? Yap! Karena Momoi tau siapa sebenarnya Hanamiya ini. Jangan remehin makelar informasi macam Momoi, apalagi kalau itu udah menyangkut sama orang yang ditaksirnya!

Momoi tau Hanamiya pernah masuk RSJ, Momoi tau dia bukan orang baik seperti keliatannya dan menyimpan banyak rahasia yang gak bisa dia akses, Momoi tau dia seorang pemakai, dan Momoi takut kalau Tetsuya bakal terjerumus.

Tentu Momoi tau Tetsuya mulai jatuh cinta sama Hanamiya… karena Tetsuya pernah cerita ke Momoi tentang Hanamiya dengan "wajah orang jatuh cinta".

Sakit, man, jadi Momoi!

Momoi mau cerita semuanya ke Tetsuya, tapi takut merusak kebahagiaan Tetsuya… takut Tetsuya bakal murung dan depresi lagi seperti dulu… jadi dia milih diam, sampai Tetsuya bunuh diri…

Dan Momoi nyesel!

Kalau dia cerita ke Ogiwara… atau bahkan kakak Tetsuya, mungkin hal semacam ini gak akan terjadi.

Ok, cukup bagian Momoi. Kembali ke Tetsuya.

Mendekati adegan penyekapan tiga hari Tetsuya, Hanamiya udah mulai meracuni Tetsuya dengan ngajak dia ikut memakai obat-obatan terlarang. Tetsuya polos dan lagi dimabuk cinta mengiyakan tanpa tau apa yang direncanakan Hanamiya.

Tetsuya akhirnya jadi pecandu…

Awalnya dia gak sadar… sampai perasaan 'ketergantungan' pas gak konsumsi sesuatu yang dikasih Hanamiya mulai berefek.

Tetsuya udah mulai sadar ada yang gak beres… dan setelah tau kalau Hanamiya selama ini ngasih dia obat-obatan terlarang dia syok…

Dia gak nyangka Hanamiya orang yang kayak gitu.

Hanamiya pada titik ini udah mulai menunjukan warna aslinya, yang agaknya membuat Tetsuya takut.

Antara ragu juga takut… akhirnya Tetsuya memilih buat jauhin Hanamiya.

Tapi gak segampang itu!

Hanamiya yang mulai sadar Tetsuya mulai ngejauh akhirnya mencoba deketin Tetsuya lagi, tapi ini justru buat efek sebaliknya. Tetsuya jadi takut dan paranoid. Dan dia mulai bener-bener menghindari yang namanya Hanamiya ini.

Hanamiya kesal, mainannya kabur. Hanamiya masih belum bosan sama Tetsuya… akhirnya dia mulai neror Tetsuya. Salah satunya Nigou, hewan peliharaan Tetsuya yang jadi korban. Setelah diculik, Nigou dibunuh dengan tangan Hanamiya sendiri terus dimutilasi dan jasadnya itu dikirim kembali ke rumah Tetsuya.

Tetsuya tentu syok pas dapat paket itu. Akhirnya dia ragu kembali ngejauhin Hanamiya… dia takut terjadi sesuatu yang sama seperti Nigou ke orang yang ada di sekitarnya.

(yang tau kejadian Tetsuya dapat paket teror cuma beberapa pelayan di mansion Akashi dan Akashi Seijuurou)

Akhirnya timbul perasaan insecurity dan paranoid di diri Tetsuya. Dia teringat kakak-kakaknya pula yang rasanya makin jauh. Akhirnya depresi Tetsuya kembali lagi…

Dia kembali ngelakuin self-harmnya diam-diam, Momoi atau Ogiwara gak sadar, karena Tetsuya sekarang pintar banget berakting di depan semuanya.

Tapi Hanamiya tau dan makin senang

Skip…

Tibalah hari di mana Tetsuya disekap Hanamiya selama tiga hari. Ini, Tetsuya datang sendiri ke perangkap Hanamiya. Karena dia takut dengan ancaman Hanamiya.

Tetsuya kemudian diikat kuat di kursi. Dia diam aja pas Hanamiya dengan lihai mulai buat sampul yang rumit diikatannya, memastikan Tetsuya gak akan bisa kabur.

Pada titik ini Tetsuya udah pasrah...

Selama hari-hari itu, Hanamiya terus-terusan suntikin narkotika ke tubuh Tetsuya sambil ngucapin kata-kata yang buat Tetsuya semakin down. Such as, hal-hal sensitive tentang kakaknya. Tentang ketidakmampuan dia dalam menghadapi masalah. Tentang hal-hal yang Tetsuya takutkan.

Tiga hari berlalu… dan Tetsuya mulai rusak.

Hanamiya yang sudah puas akhirnya berhenti dan ninggalin Tetsuya gitu aja di gudang. Tubuh Tetsuya sudah ga terikat lagi seperti sebelumnya.

Tapi bagaimana Tetsuya mau pergi… gimana dia mau pulang setelah Hanamiya hancurin semua harapan yang membuat Tetsuya tetap bertahan sampai saat ini?

.

.

"Sudah tidak ada jalan kembali, Tetsuya. Kau hanya akan membuat kakakmu malu dan semakin membencimu jika tau apa yang kau perbuat."

Kalimat terakhir Hanamiya membuat Tetsuya pecah dalam hysteria. Meringkuk di lantai, Tetsuya menangis keras. Suaranya membuat Haizaki Shougo yang memperhatikan Tetsuya sejak kepergian Hanamiya merasa tidak nyaman. Ada perasaan menyesal di hati kecil Haizaki karena selama ini dia membantu Hanamiya merusak seseorang seperti Tetsuya. Ia tidak tau mengapa, pada korban-korban sebelumnya, Haizaki tak pernah merasakan perasaan ini.

Pemuda berambut perak itu mendekat ke arah Tetsuya yang masih menangis. Haizaki mengusap bagian belakang Tetsuya, memandang prihatin pada kondisi menyedihkan Tetsuya. Matanya merah, wajahnya pucat, tubuhnya begitu dingin. Ia baru ingat selama disekap, Tetsuya tidak diberi makan oleh Hanamiya.

Sekarang hampir pukul 12 malam. Mana ada penjual makanan yang buka pada jam ini?

Akhirnya Haizaki memilih mengantar Tetsuya pulang. Tetsuya tidak merespon ketika Haizaki mengajak Tetsuya pulang, meski Haizaki sudah berusaha keras menggunakan suara terlembutnya—karena dia sadar lelaki di hadapannya sedang dalam kondisi yang begitu rapuh dan bisa hancur kapan saja.

Dia menggendong Tetsuya ke motornya, pemuda di pelukannya masih menangis namun kini tanpa suara.

Di motor, Haizaki harus memegangi Tetsuya di belakangnya takut-takut dia akan jatuh.

Ia menurunkan Tetsuya tak jauh dari gerbang kediaman Akashi.

"Terima kasih... Haizaki-san..." setelah diam sekian lama akhirnya Tetsuya bersuara,, meski suaranya sangat pelan hampir mendekati bisikan. Untunglah pendengaran Haizaki cukup tajam jadi ia dapat menangkapnya. Dia membungkuk sedikit, Haizaki hanya bisa melihat setengah wajah Tetsuya, setengah bagian wajah atasnya tertutupi poni berantakannya. Tangan Haizaki gatal dan tanpa sadar merapikan poninya sampai ia bisa melihat sepasang mata biru yang tampak kehilangan sinarnya.

Tetsuya menepis tangan Haizaki, tanpa menunggu jawabannya, ia langsung pergi meninggalkan Haizaki. Langkahnya terlihat seperti diseret.

"Tetsuya… kuatkan hatimu," bisik Haizaki, tak ingin membayangakan apa yang akan dilakukan Tetsuya setelah ini. Rasa cemas itu ada, tapi Haizaki memilih mengabaikannya. Itu bukan seperti dirinya mengkhawatirkan seseorang. Selama ini, kepada banyak korban Hanamiya sebelumnya, Haizaki mencoba menutup mata dan hatinya, dan itu baik-baik saja. Namun kali ini...

Ah sudahlah. Sepertinya setelah ini ia harus menenangkan hatinya karena bersifat out of character. Mungkin meminum segelas dua gelas minuman keras dapat membantu?

.

.

Dan setelah ini adalah adegan di mana Seijuurou menampar Tetsuya. Ada beberapa kali pernah aku selipin entah di chapter FYTY / HMS.

Itu aja latar belakangnya bagi yang penasaran ^^

Murasakibara Arc

Berikut outline untuk Murasakibara arc… kayaknya ini juga pernah kuceritakan di HMS kalo ga salah, jadi ya… pasti udah pada tau ya :)

1. Flashback masa kecil mereka: Murasakibara gemar memasak dari kecil. Kuroko yang setia nyicipin makanannya meski mereka baru kenal. Kuroko bersedia aja dan selalu bilang masakan Murasakibara enak dan selalu habisin makanan yang dikasih. Murasakibara tau Kuroko bohong, soalnya dia sebelumnya udah nyicipin duluan. Dia Cuma pengen tau pendapat orang, dan denger pendapat jujur mereka. Pernah Murasakibara sengaja masak makanan dengan bumbu yang gak karuan, dan pas dia suruh kuroko cicipin kuroko tetep bilang enak tanpa protesan.

Pernah, murasakibara yang muak akhirnya marah dan bilang sama kuroko supaya berhenti bohong, dan menipu dia. Akan lebih baik kalo Kuroko bilang yang sebenarnya (murasakibara ngamuk sampe banting piring isi makanannya terus ninggalin Kuroko, tanpa sempet kuroko bales). Keesokan harinya sampai beberapa hari ke depan, Murasakibara gak ngeliat kuroko, di perpustakaan tempat tongkrongan dia juga gak ada. Dia udah tanya Midorima dan Midorima juga nggak tau. Akhirnya Murasakibara memberanikan diri datengin Miyuki di kamarnya. (scene ini di depan pintu kamar) Murasakibara nanya langsung, miyuki gak mempersilakan murasakibara masuk. Pas miyuki tau apa yang dicari murasakibara dia langsung disuruh masuk, dan murasakibara kaget pas nemu kuroko lagi tidur di kasurnya miyuki. Kata miyuki kuroko kena muntaber, udah 3 hari. Murasakibara tambah kaget. Kata miyuki lagi belakangan ini kuroko emang suka muntah, dan pas dia nanya kenapa, kuroko kasih tau tapi ini rahasia, kuroko muntah gara-gara ngerasain masakan murasakibara. Terakhir dia cerita murasakibara marah ke kuroko karena bohong soal rasa makanannya, dan ngatain kuroko "pembohong", kuroko sedih (ini yang bikin dia drop). Sakitnya kuroko juga dirahasiain, ini juga kuroko yang minta. Dia gak mau bikin tiga temennya khawatir. Alasan kuroko bohong karena dia ga mau nyakitin hati murasakibara, dia ngehargain apapun itu, bahkan kalau masakan murasakibara bagaikan racun yang bisa ngebunuh dia, kuroko bakal makan. Pas disini, murasakibara mulai ngerasa bersalah dan menyesal, dia deketin kuroko dan minta maaf sambil nangis.

Selepas ini, murasakibara minta ajarin masak sama miyuki sampe bisa. Pas banget, kuroko sembuh, murasakibara pinter masak. Kali ini dia buatin masakan spesial buat kuroko. Kuroko minta maaf soal kejadian yang kemarin, dan kuroko bilang kali ini dia ga bohong, masakan murasakibara bener2 enak, dia bahkan sampe sumpah mati. Murasakibara Cuma bilang terima kasih—karena udah nerima dan ngertiin dirinya.

Aku rasa ini agak berbeda sama yang pernah kutulis di Murasakibara arc... well, planning awalnya begini. Kalo beda berarti... yasudahlah x"D

2. Murasakibara sebelum masuk panti asuhan: dia tinggal di pedesaan. murasakibara cuma tinggal berdua sama ibunya dulu di perkampungan kumuh. Dia orang susah. Murasakibara suka makan, sementara ibunya ga punya uang untuk memberi makan anaknya. Akhirnya dia jual murasakibara buat dituker makanan. murasakibara disuruh nyopet sama yang beli dirinya, terus hasilnya disetor. Murasakibara 6 tahun waktu itu punya postur tubuh anak umur 12 tahun. Masih polos, dan ketika diperintah suruh jadi maling dia nyanggupin aja (takut, diancem) murasakibara juga belum ngerti kalau perbuatan itu salah. Dia dikasih pisau buat jaga2.

Suatu hari murasakibara gak dapet setoran, dia diusir sama majikannya, suruh cari sampe dapet. Itu udah malem. Katanya jangan pulang sampe dia dapet setoran. Murasakibara bingung, dia ga punya siapa-siapa di kota ini (murasakibara dibawa ke kota), tempatnya pulang ya Cuma majikannya, jadi dia nurut aja. Murasakibara nunggu di jalanan sepi. Ada satu wanita yang melintas, dia bawa barang2 banyak, pulang dari belanja di konbini kali ya. Akhirnya murasakibara ngincer wanita itu. Wanita itu miyuki. Murasakibara udah lari sambil siap2 ngerebut tas yang dipake miyuki, tapi mungkin miyuki tau dia udah diincer jadi miyuki tanggep dan menghindar, murasakibara ketangkep basah sama miyuki, satu tangannya ditahan. Dia yang kalap langsung ngeluarin senjata rahasianya, pisau, dan berniat nusuk miyuki, tapi lagi, seolah tau, miyuki sigap nangkep pisau itu pake tangannya. Tangan miyuki jelas berdarah, murasakibara kaget ngeliat darah, tangannya langsung lemes. Dia tau cara ngegunainnya dan maeninnya, tapi ga pernah nyoba langsung. Murasakibara nangis dan minta maaf. Ngegumam dia dipaksa dan gapunya pilihan lain. Miyuki nanya kenapa, murasakibara cerita semuanya dari dia yang dijual sama ibunya sampe sekarang. Miyuki tersentuh, dan ngajak murasakibara ke tempatnya. Kebetulan dia itu pemilik panti asuhan. Miyuki nyuruh murasakibara tinggal sama dia. Dia dikasih kamar sendiri, satu tahun setelahnya dateng midorima.

Kuroko Tetsuya Arc

1. Pas tetsuya down, dia langsung pulang tanpa pamit sehabis selesai pertandingan melawan kirisaki daiichi, kabur pake misdirection (tetsuya masih pake seragam seirin, Cuma dia pake jaket). Masih ada yang ngeganjel di hatinya. Tetsuya masih belum terima dan masih bingung karena ingatannya baru aja kembali. Dia jalannya juga gontai dan terkesan diseret, gak tentu arah, gak tau mau ke mana. Sampe dia terhenti gara2 bola basket yang menggelinding dan berenti tepat dikakinya. Diambilnya bola basket itu, terus ada anak kecil yang datengin dia dan minta balikin basketnya, anak itu juga minta maaf. Tetsuya kasih dan anak itu langsung pergi, masuk ke bangunan yang ada di sisi kirinya. Sebuah panti asuhan, ada plang di depan bangunan itu, tertulis "Panti Asuhan Kiseki". Di depan gerbang ada wanita paruh baya yang celingukan ke kanan kiri dengan wajah khawatir nyariin sesuatu. Anak kecil yang minta bola ke tetsuya nyamperin wanita itu, dan wanita itu langsung meluk. Jongkok sambil ngomong sesuatu ke anak itu. Tetsuya tercengang. Wanita itu mirip ibunya dari samping. Anak kecil itu ngomong sesuatu dan nunjuk tetsuya yang masih belom bergerak dari tempat awalnya. Miyuki noleh. Dua iris aquamrinenya bertemu sama iris serupa tetsuya. Tetsuya syok. Wanita itu bener2 ibunya. Tanpa sadar dia ngegumam "Kaasan", miyuki yang tau apa yang diomongin tetsuya langsung berdiri, anak kecil tadi masuk ke dalam. Tetsuya ngegumam "Kaasan" lagi. Miyuki senyum, membuka kedua tangannya, mengundang tetsuya buat datang ke pelukannya. Sontak tetsuya langsung lari.

Dia dipersilahkan masuk. Miyuki tanyain kenapa tetsuya baru jengukin dia sekarang. Udah berbulan2, gak ngasih kabar pula. Miyuki kangen. Terakhir kuroko tetsuya jengukin miyuki itu seminggu sebelum kecelakaan. Miyuki kaget, kok gak ada yang kabarin dia kalo tetsuya kecelakaan. Miyuki nanyain gimana kabarnya, tetsuya jawab "Hampir.". kuroko tetsuya yang asli entah mengapa ga buka suara, tetsuya bingung (ini efek kuroko yang maksa kembali ke tubuhnya. Jadi dia harus tidur panjang lagi)

Ini juga planning awal. Plotline ini ditulis sekitar dua tahun lalu. Kalau beda, ya… berarti aku lupa plot #ditabocc x"D

Outline tambahan

1. Masaomi dan Miyuki itu temen SMA. Dulu sempet pacaran Cuma gak direstuin dan akhirnya putus. Pas Tetsuya lagi down dan gak sengaja lewat panti, ada masaomi di sana yang lagi bincang sama miyuki. Akashi tetsuya baru tau kalo ternyata miyuki itu ada adalah ibunya yang udah mati di dunia nyata.

2. Ini juga alasan kenapa, dulu Kuroko sama miyuki sering dibilang ibu dan anak kandung, soalnya mereka mirip.

3. Miyuki belum menikah, gapunya anak, tapi dia suka anak kecil. Jadi dia mengabdikan dirinya di panti asuhan yang dibikinnya.

4. Kuroko tetsuya udah dianggep darah dagingnya sendiri, soalnya dari bayi miyuki yang ngerawat, pas kuroko mau diadopsi aja sebenernya miyuki berat ngelepasnya. Cuma demi kebaikan dan masa depannya, ia harus relain.

ENDING

Tbh aku punya 2 ending untuk cerita ini… tadinya…

Pertama

"Akashi-kun, terima kasih telah memberiku rumah untukku pulang. Telah mengumpulkan kami, menjadikan kita sebuah keluarga meski kita tak punya hubungan darah sekalipun. Terima kasih telah menjadi segalanya untukku..."

"...jaga diri Akashi-kun baik-baik, juga tolong awasi yang lain..."

"Sayonara..."

Tetsuya sepenuhnya menghilang, bersamaan dengan ingatannya yang ikut lenyap.

Akashi berdiri termenung menatap tempat yang sudah kosong. Tangannya menggapai udara kosong ke depan. Ia tetap dalam posisi itu untuk beberapa saat, sebelum lamunannya pecah oleh suara derap langkah kaki yang ramai.

Ia buru-buru menarik tangannya, dan mendekapnya di dadanya.

Apa yang baru saja terjadi?

Suara itu semakin dekat dan dekat, sampai pintu di tempat itu terbuka lebar. Akashi langsung menengok.

Adalah Kiseki no Sedai yang menyusulnya ke atap.

Mata mereka saling bertemu pandang.

Akashi yang masih belum bisa mencerna apa yang terjadi, wajahnya begitu bingung. Ada jejak air mata yang masih terlihat jelas mengalir di kedua pipinya. Dan dua mata merah yang berkaca-kaca itu...

Kiseki no Sedai menahan napas.

Mereka tak menyangka akan melihat sosok Akashi dengan keadaan seperti ini. Kapan mereka pernah melihat Akashi menangis? Rasanya tidak pernah. Bahkan di masa lalu. Dia selalu menjadi orang yang paling kuat di antara mereka. Berdiri tegar, meski hubungan mereka pernah berada di ambang kehancuran sekalipun.

Dia tak pernah menunjukan kelemahannya selama ini.

Terlebih, wajahnya tidak terlihat seperti Akashi yang kemarin-kemarin, yang begitu mendominasi dan dingin.

Yang ini terlihat begitu rapuh...

"Akashi?" Ragu, Midorima memanggil.

Mendengar namanya dipanggil, ia buru-buru memalingkan wajahnya. Menghapus jejak air mata di wajahnya dengan lengannya.

Kise yang pertama kali bertindak, maju selangkah demi selangkah, kemudian memeluk saudaranya dengan lembut, "Ssshhhh... Tidak apa-apa, Akashicchi... tidak perlu sedih karena kekalahan kali ini. Lain kali... kau, kita pasti akan menang melawan mereka-ssu!"

Mereka tidak mengerti apa yang membuat Akashi menangis... itu bukanlah kekalahan, melainkan seseo—sesuatu? Sesuatu yang sangat penting.

Mereka kira Akashi menangis karena kalah melawan Seirin.

Midorima tetap diam dengan sifat tsundere-nya, Aomine ikut menenangkan dengan mengusap pundak Akashi. Murasakibara diam seribu bahasa, snack ditangannya diabaikan.

Akashi bingung, ada yang hilang, ada yang kurang, ada yang dilupakannya.

'Akashi-kun'

Orang itu, siapa yang sering memanggilnya seperti itu, dengan suara lembut dan khasnya?

Kenapa Akashi tidak bisa mengingatnya?

.

.

.

Beberapa tahun kemudian, Akashi sudah menjadi direktur di perusahaan ayahnya. Sekarang dia sudah menikah dan memiliki anak. Laki-laki, namanya Seiji, masih TK.

Suatu hari Akashi menjemput anaknya di TK nya, disana dia bertemu orang itu.

"Sensei, sensei, biar kuperkenalkan, dia adalah Otou-sanku! Mirip denganku bukan?"

"Ah, benar. Akashi-san mirip sekali dengan Akashi-kun."

Akashi-kun

"benar, kan!?"

"Selamat sore, Akashi-san, perkenalkan, nama saya—"

" Tetsuya?"

"Eh?"

.

.

.

Kedua

Setelah pertandingan final, untuk merayakan kemenangan Seirin mereka semua mengadakan pesta. Masing-masing tim yang mewakili Kiseki no Sedai dan beberapa tim yang pernah bertanding dengan Seirin juga diundang.
Pada saat ini Tetsuya sudah bersiap-siap untuk kemungkinan dirinya yang akan pergi tiba-tiba, setelah semua, tugasnya sudah selesai di dunia ini.

Tapi... ketika Akashi Tetsuya lihat teman-temannya, pun kakak-kakaknya yang akur dan terlihat senang dalam pesta ini, dia pun merasa sedih. Setelah kepergiannya nanti, akankah senyum-senyum itu masih menghiasi wajah teman-temannya, terutama saudaranya?

Pesta berjalan meriah. Sejenak Tetsuya melupakan kenyataan bahwa ini adalah waktu terakhirnya bersama teman-temannya, karena itu pula ia ingin menikmati detik-detik terakhirnya untuk bersama teman-temannya.

Seirin yang selalu mendukungnya dan membantunya sampai Tetsuya berhasil mewujudkan misinya.

Kagami Taiga... cahayanya yang agak bodoh, tapi selalu setia berada di sisinya hingga akhir.

"Kagami-kun," Tetsuya memanggil Kagami yang sedang dikerubuti oleh tim lain. Tak mengherankan karena dia lah bintangnya hari ini.

"Hm? Ah, Tetsuya, ada apa?"

Rekan-rekan dari tim lain meninggalkan mereka berdua.

"Terima kasih, Kagami-kun!"

Tetsuya membungkuk sembilan puluh derajat, membuat Kagami terkejut. "T-tetsuya, apa yang kau lakukan?!" tanyanya panik. Beberapa orang yang berada di sekitar mereka memerhatikan Tetsuya yang masih dalam posisi membungkuk di hadapan Kagami. Tentu saja Ace dari Seirin ini buru-buru mengangkat tubuh Tetsuya agar kembali berdiri tegak.

"Aku hanya ingin mengungkapkan rasa terima kasihku padamu... karena selama ini kau mau menjadi cahayaku dan membantuku sampai berada di sini..."

"Itu bukan apa-apa... Tetsuya. Kalau bukan karena dirimu, aku tak yakin aku bisa sampai sejauh ini. Aku juga harus berterima kasih padamu karena selama ini telah merawatku... selanjutnya kita harus berjuang bersama untuk menjadi nomor satu di Jepang!"

Kagami mengulurkan kepalan tangan kanannya ke depan. Dengan senyum cemerlang yang menghiasi wajah tampannya.

"Un. Kau harus berjuang keras, Kagami-kun." Tetsuya membalas uluran Kagami dengan kepalan tinju miliknya.

"Tentu saja!"

'Maaf. Aku hanya bisa menemanimu sampai sini, Kagami-kun.'

.
Nah.

Pesta selesai, semuanya pulang lebih dulu. Yang tersisa tinggal Tetsuya dan Kiseki no Sedai.

Tempat yang mereka sewa untuk merayakan pesta kemenangan udah sepi juga berantakan.

Mereka bersiap-siap pulang ke rumah. Sudah larut malam. Saat itu, Kiseki no Sedai melihat Tetsuya yang tertidur lelap di salah satu meja. Murasakibara mendekat, mencoba membangunkannya. Padahal Murasakibara menggoyangkan tubuh adiknya itu pelan (meski biasanya dia memang kasar mengingat tubuh juga kekuatannya, tapi Murasakibara punya soft spot sendiri untuk Tetsuya).

Tubuh Tetsuya malah jatuh ke lantai hanya dengan dua goyangan. Murasakibara kaget bukan main, ga sempat menangkap tubuh Tetsuya dan membiarkan adiknya itu jatuh gitu aja.

Otomatis itu mengambil perhatian Kiseki no Sedai yang sedang membereskan barang-barangnya.

Dan pastinya udah ketebak kekacauan macam apa yang bakal terjadi, kan? Sisanya bayangkan sendiri :"))

( cerita ini kalo bener2 dilanjutin bakal penuh drama dan air mata kayaknya… lebay ahh x")) )

.

.


.

.

Author Note:

Big thanks to: Jooxxy dray Haneedesu ryu elchan Yumi Ishikawa Vira D Ace Iftiyan Herliani253, dan lainnya yang masih mengikuti :D

juga untuk Peni Tiewanto dan 27aquarrow27, maaf aku gak sempat jelasin plot detilnya di pm kalian… kalau sempat, kalian baca ini aja yang sudah mencakup semuanya ya :"))

Aku pernah balas pesan kalian… jelasin panjang lebar… tapi pas aku kirim malah internetnya error. Mulai dari situ moodku rusak :((

.

.

.

Akhirnya bisa taro tag tamat jg di cerita ini :D

sampai jumpa dan salam!