[Don't Cry]

A Deemo Fanfiction

Disclaimer: Rayark

Happy Reading

.

.

.

Pemuda tampan itu menghela napas berat. Iris kelamnya memandangi gadis belia yang tengah menangis di hadapannya. Pemuda yang diketahui bernama Hans itu tidak dapat melakukan apapun ketika melihat gadis itu menangis. Sungguh, jika ia mampu ingin sekali ia merengkuh gadis itu ke pelukannya sejak gadis itu mulai menangis namun hingga detik ini ia tidak bisa. Ia kini tidak akan pernah bisa melakukan apapun untuk menenangkan gadis itu.

Sejujurnya Hans tahu mengapa gadis itu menutup matanya dan menangis. Sudah cukup lama gadis itu menangis. Yang ia inginkan sekarang hanya melihat gadis itu tersenyum. Hans tahu dia selalu berada di sisi gadis itu, menemaninya meski semua orang meninggalkannya. Berada di sampingnya saat ia menangis, meski tak dapat memeluknya.

Hans melangkahkan kakinya ke arah gadis itu. Berjongkok di hadapannya dan tersenyum padanya. Kemudian tangannya mengelus pelan rambut si gadis dengan sayang. Berusaha menenangkan gadis tapi gadis itu tetap menangis.

Merasa usahanya sia-sia, ia pun membawa sang gadis ke pelukkannya. Namun gadis itu tetap terisak. Terisak semakin keras. Hans mengeratkan pelukkannya. Namun tetap tak dapat menghentikkan tangisan sang gadis.

Hanya satu hal yang ia inginkan saat ini dibandingkan apapun yang dia miliki.

Ia hanya ingin gadis kecilnya, Alice tersenyum.

.

.

.

Gadis itu makin terisak melihat pualam kelabu di hadapannya. Batu pusara sang kakak tercinta yang tewas karena kejadian siang itu. Ia menatap batu nisan yang terukir dengan jelas nama kakaknya. Hans.

Ia merasa sakit ditinggalkan.

Ia merasa putus asa.

Saat ini ia hanya ingin melihat kakaknya.

Saat ini ia merindukkan dekapan hangat kakaknya.

Tidak lebih, hanya itu.

Karena sesungguhnya hanya itu yang dapat mengembalikkan senyum di wajah
Alice.

.

.

.

Hans hanya ingin melihat Alice tersenyum. Sungguh.

Meski Hans kini dapat terus berada di samping Alice, ia tahu ia tidak dapat melakukan apapun lagi untuk dapat mengembalikkan senyum di wajah Alice.

Yang Hans tahu, ia kini sudah pergi.

Dan tidak akan kembali.

Fin