FIGHT FOR LOVE
Pairing : Karma x Nagisa (real), a bit Asano x Nagisa
Warning : sama seperti dichapter 1. Tambahannya disini ada akakuro. Iya, AKAKURO! Huahaha! #maafkansaya. Akakuro saya gotong dari fandom tetangga. Makanya kalau anda merasa keberatan maka hubungi nomor dibawah ini :
OUT!
Summary : Karma bertemu dengan Nagisa di sekolah barunya. Dan dia jatuh tjintah pada pandangan pertama #cie. Karma sudah pede akan mendapatkan Nagisa, tapi datanglah ketua OSIS yang ikutan suka Nagisa. Jadi, bagaimana cara Karma menaklukan hati Nagisa dan mengalahkan Asano?
Enjoy~
Pagi ini terlihat begitu cerah. Matahari menampakan sinar yang segar, burung-burung berkicau merdu, langit berwarna biru terang, persis seperti warna rambut pemuda yang sedang berjalan menuju Kunugigaoka Senior High School. Shiota Nagisa. Sudah sebulan Nagisa bersekolah disana. Sebenarnya Nagisa amat sangat mencintai cuaca pagi ini andai saja…
"Nagisa, hari ini kencan yuk,"
"Seenaknya saja ngajak kencan, dasar ketua OSIS mesum! Nagisa sudah janji denganku!"
"Bohong! Paling kau yang memaksa Nagisa!"
Andai saja dua laki-laki tamvan ini tidak bertengkar didepan Nagisa. Atau merebutkannya didepan umum. Nagisa sedari tadi hanya diam dan membalas seadanya. Berkali-kali ia menghembuskan nafas panjang saat menonton adegan peperangan demi dirinya. Semua berawal pagi ini.
-Flashback-
"Nagisa, bangun!" Panggil sang Ibu dari lantai satu. Namun yang dipanggil tak menyahut, ia masih meringkuk dengan selimut dan bantalnya.
"Nagisa, bangun nak! Nanti kau terlambat," Nagisa masih diam. Padahal ia sudah sadar.
"Nagisa…" belum selesai sang Ibu berbicara, Nagisa sudah menutupi kepalanya dengan selimut, sehingga ia tidak dengar. Ia masih lelah setelah semalaman bergadang nonton bola… eh ngerjain tugas maksudnya. Setelah itu keadaan menjadi sunyi, Nagisa berniat kembali tidur.
Tok tok tok
Nagisa tidak peduli, meskipun ia heran biasanya sang Ibu tidak pernah mengetok pintu untuk membangunkannya—biasanya langsung dobrak. Suara pintu dibuka pun terdengar disertai langkah kaki menuju kasurnya, tapi Nagisa masih bersih keras memeluk boneka beruang biru sebesar dirinya. 'Ibunya' mengelus rambut Nagisa yang tergerai sambil menggoncang lembut tubuh kecilnya.
"Sebentar lagi, Kaa-san. Aku masih ngantuk~"
Tiba-tiba ia dipeluk oleh 'Ibunya' dari belakang. Tunggu sejak kapan Ibunya pakai parfum cowo dan lengannya kok agak lebih besar ya? kok gak kerasa seperti Ibunya? Nagisa mulai panik. Ia membuka matanya perlahan berusaha menengok kebelakang ala-ala slow motion.
"Ohayou, Nagisa! Mau bolos hari ini?" sapa Karma dengan senyum maut. Karma? Iya Karma.
"KARMA-KUN! SEDANG APA DISINI?!" Nagisa langsung duduk dan meraih selimutnya untuk menutupi tubuhnya.
"Tentu saja untuk mencium Sang Putri Tidur," Karma menggoda Nagisa yang blushing setengah mati. Pasalnya Nagisa baru bangun tidur dengan wajah kusut, rambut tergerai agak berantakan, dan piyama imut yang dua kancing atasnya terbuka menampakan kulit putih mulus Nagisa. Dimata Karma ia seperti hidangan siap santap.
"Tapi bagaimana bisa masuk?" Nagisa bertanya polos *ya lewat pintu lah #dihajar*.
"Tadi aku bertemu Ibu mu dibawah, beliau sudah memanggilmu, tapi kau tidak menjawab. Makanya Ibumu menyuruhku langsung naik saja," Karma menjalaskan sambil tiduran dikasur Nagisa.
"Karma-ku…" ucapan Nagisa terhenti saat merasakan tangan Karma mengelus rambutnya sambil tersenyum lembut. Bukan senyum licik atau menggoda tapi benar-benar senyum tulus.
Nagisa merasa jantungnya akan melompat saat itu juga. Bagaimana tidak, mas-mas ganteng kaya Karma lagi ngelus rambutnya dengan senyum maut!
"Nagisa, kau cantik sekali," Nagisa mau mati rasanya. Kokoro nya sudah gak kuat menghadapi pesona Karma yang meluap-luap.
"Sudah sana mandi dan siap-siap sekolah," suruh Karma sambil menarik tangannya dari rambut halus Nagisa dan bangkit untuk mendekatkan wajah mereka. Cukup dekat untuk saling bersentuhan hidung.
"Atau kau ingin aku mandikan~?"
Nagisa langsung mendorong tubuh Karma sampai terjatuh ke lantai dan segera berlari kearah kamar mandi dengan wajah lebih merah daripada rambut Karma. Sedangkan Karma hanya tertawa melihat Nagisa yang begitu imut.
Setelah Nagisa keluar dari kamar mandi, sudah ada pengunjung lain yang hadir di kamarnya : Asano. Tentu saja…
Nagisa kembali blushing mengingat kejadian pagi tadi. Ia memegang kedua pipi nya sambil menjerit dalam hati. 'Aduh, kok jadi kepikiran sih. Lupakan Nagisa!'. Rupanya kelakuan aneh Nagisa mengundang tatapan heran dari dua cowo ganteng disebelahnya.
"Nagisa, wajahmu merah, sedang memikirkanku ya? Aku kan ada disebelahmu," Karma emang dasarnya jahil mencoba menggoda Nagisa yang makin mati gaya.
"Bicara apa kau ini! Nagisa apa kau sedang sakit? Wajahmu merah sekali," Asano dengan polosnya menyentuh kening Nagisa untuk memeriksa suhu tubuhnya.
"A… aku baik-baik saja," Nagisa menundukan kepalanya. Iya lah, siapa coba yang kuat liat muka keren ala boybandnya Asano Gakushuu dengan jarak kira-kira satu jengkal.
"Baiklah. Ayo kita cepat pergi, nanti terlambat,"
Nagisa's PoV
"Nagisa, kau kekelas duluan saja, aku masih ada urusan diruang guru," Kata Karma mengacak-ngacak rambut ku yang sudah susah payah kukuncir pagi ini. Asano sudah lebih dulu pergi.
"Karma-kun, jangan merusak rambutku!" Aku berusaha menyingkirkan tangannya dari kepalaku.
"Hahaha.. baiklah, sampai jumpa dikelas, Nagisa," Lalu Karma pergi. Aku tahu sepertinya dia sedang dicalonkan untuk menjadi wakil ketua OSIS. Padahal kami baru masuk sekolah ini kira-kira satu bulan, tapi para guru sudah dapat menangkap bakat Karma.
"Selamat pagi, Nagisa-kun," sapa seorang gadis yang duduknya disebelahku. Namanya Kayano.
"Pagi,"
"Kau berangkat dengan Karma-kun dan Asano-senpai?" Tanya gadis itu. Aku hanya mengangguk.
"Jadi… siapa?" Kayano bertanya lagi sambil tersenyum misterius. Aku tak mengerti.
"Siapa apanya?" dengan polos aku menatap Kayano, jujur saja aku tidak mengerti maksud gadis rambut hijau ini.
"Ya ampun, Nagisa-kun. Tentu saja siapa pilihanmu? Karma-kun atau Asano-senpai? Masa kau belum menentukan, duh." Kayano terlihat kesal. Tapi kenapa dia kesal?
"Memangnya aku harus memilih ya?"
"Tentu saja! Masa kau mau jadi bahan rebutan dua bintang sekolah selamanya,"
Deg
Seketika aku diam. Aku bingung. Memilih salah satu dari mereka tidak pernah terlintas dipikiranku. Aku bahkan tidak pernah memberi lampu hijau pada salah satu dari mereka. Tapi bukannya mereka hanya bercanda?
"Hey… Nagisa-kun. Kenapa melamun?" Ucap Kayano membuyarkan lamunanku.
"A… Hmm.. mereka hanya bercanda kan? Aku tidak perlu memilih,"
"APA?! SETELAH SELAMA INI KAU MASIH MENGANGGAP MEREKA BERCANDA?!" Kayano mencekik leherku dan menggoncang tubuhku. Meski main-main tetap terasa sakit.
"Kalian sedang apa? Kelihatannya seru," Karma tiba-tiba muncul dibelakang Kayano. Entah kenapa dia selalu terlihat menarik bahkan dengan kepribadian yang buruk.
"I… itu.. kami sedang bergulat untuk latihan tubuh.. hahaha iya, benar begitu," Kayano terlihat salah tingkah ia langsung melepas tangannya dari leherku dan menggaruk belakang kepalanya.
"Oh begitu, kenapa tidak bergulat denganku, Nagisa? Kita bisa melakukannya di kamarmu," Karma tersenyum manis. Membuat ku blushing tak karuan.
"Astaga, apa kalian sudah sejauh itu?" Kayano ikutan blushing tapi dengan sedikit darah dihidungnya. Sepertinya dia salah tangkap.
"Hahaha mau kuceritakan detailnya?" Karma mulai jahil.
"Tentu! Saya siap mendengarkan Karma-sama," Kayano mengambil catatan kecil dan pensil entah dari mana. Bahkan wajahnya terlihat senang sekali dengan darah masih menggantung dihidungnya. Aku tidak tau apa yang dia pikirkan.
KRIINGG
Bel tanda masuk seperti suara malaikat bagiku. Setidaknya itu menghentikan Karma bercerita yang aneh-aneh pada Kayano.
.
.
.
Sepanjang pelajaran aku masih terus memikirkan kata-kata Kayano. Memangnya aku harus memilih ya? Lalu bagaimana memilihnya? Aku saja tidak tau siapa yang kusuka.
"Nagisa, kau cantik sekali,"
Deg
Aaa.. apa-apaan ini! Kenapa jadi terbayang Karma yang tadi pagi? Aduh, rasanya wajahku mulai panas. Padahal biasanya aku kesal dipanggil 'cantik' tapi kenapa aku senang sekarang. Jangan-jangan aku suka Karma... tidak mungkin. Karma memang baik dan pengertian meski kadang jahilnya kelewatan.
Lalu Asano bagaimana? Duh, Asano malah lebih pengertian daripada Karma. Aku semakin bingung.
"Masa kau mau jadi bahan rebutan dua bintang sekolah selamanya"
Siapa yang harus kupilih? Dan bagaimana?
"...Sa"
Apa harus ku pilih?
"Nagisa..."
Siapa?
"Hey! Nagisa!" suara Karma mengagetkanku. Aku baru sadar ternyata dari tadi aku melamun dan kelas sudah sepi.
"Eh.. iya, ada apa Karma-kun?"
"Sudah pulang sekolah. Maaf, sepertinya hari ini aku tidak bisa pulang bersamamu,"
"Kenapa?" tunggu suaraku kok jadi kecewa begini!
"Aku disuruh mengikuti pertemuan OSIS,"
"Oh, begitu. Baiklah..."
"Aku heran kenapa dari sekian banyak orang pintar didunia ini harus kau yang menjadi wakilku lagi," ucap Asano saat bertemu Karma di koridor.
"Memangnya kau pikir aku mau jadi wakilmu lagi? Hah, aku bosan melihatmu tau," Balas Karma yang langsung menimbulkan guratan kesal diwajah Asano. Tapi Asano memilih bersabar, sepertinya dia ingin bicara hal penting.
"Karma, kita sama-sama ingin memiliki Nagisa kan?"
"Tentu saja! Dan aku tidak aka-"
"Bagaimana kalau kita taruhan?" Asano terlihat sangat serius. Dia bahkan tidak menggunakan senyum palsunya.
"Taruhan? Maksudmu apa?"
"Begini, tidak mungkin selamanya kita mengejar Nagisa tanpa jawaban pasti, karena Nagisa terlalu lugu untuk memilih. Maka dari itu aku ingin salah satu dari kita harus mundur entah itu aku atau kau."
"Jadi, taruhan seperti apa yang kau inginkan?"
"Kau tau tiga minggu lagi sekolah mengadakan liburan musim panas ke pantai?" Karma mengangguk.
"Disana siapa yang berhasil mencium Nagisa, dialah pemenangnya dan yang kalah harus menjauhi Nagisa,"
"Haa.. kedengarannya menarik," Karma tersenyum misterius.
"Jadi kita punya waktu tiga minggu untuk merebut hati Nagisa,"
"Baik, baik. Aku setuju!"
"Ku harap selama tiga minggu ini tidak ada kecurangan,"
"Sudah jangan bicara terus. Aku sudah mengerti,"
"Deal?"
"Deal!"
"Aduh... bagaimana ini Aniki?! Kalau aku kalah aku tidak bisa mendekati Nagisa lagi!" Karma merengek pada sang kakak yang sedang tenang minum teh.
"Ya sudah cari yang lain," Jawab sang kakak enteng.
"APA?! Aku tidak mau! Maunya Nagisa. Titik!"
"Ya sudah usaha,"
"..." Karma langsung meraih ponselnya dan menelpon seseorang.
"Halo, Kuroko-nii. Aniki tidak mau membantuku, padahalkan aku adiknya, kami sedang dirumah, oh Kuroko-nii akan kesini?"
Sang kakak –sebut saja Seijuurou sedikit panik. Pasalnya kalau Karma sudah mengaduh pasti ujung-ujungnya ia kena marah Kuroko—sang kekasih hati(?).
"Baiklah, Kuroko-nii. Terima kasih," Karma menutup teleponnya. Ia menengok kepada Seijuurou sambil menjulurkan lidah.
"Dasar anak kecil! Hobi nya mengaduh."
"Biar saja, yang penting masalahku selesai!"
"Dasar! Memangnya apa yang bisa ku bantu? Kau culik saja Nagisa kerumah, dia pasti bertekuk lutut padamu," Kata Seijuurou tajam. Ia masih menganggap Nagisa hanya orang yang ingin kekayaan.
"Aniki, Nagisa itu mirip Kuroko-nii. Dia tidak peduli hal-hal seperti uang. Makanya aku suka dia seperti dulu Aniki suka Kuroko-nii. Bedanya Nagisa tidak pernah menghilang saat pulang bersama," diakhir kalimat Karma mengecilkan suaranya.
"Setidaknya Tetsuya tidak suka crossdress,"
"Apa?! Nagisa juga tidak!"
"Aku lihat fotonya di ponselmu."
"Seenaknya saja melihat-lihat ponsel orang tanpa izin!"
"Aku tidak melihat-lihat, foto itu kau jadikan wallpaper kan?"
"..." Karma mulai kesal dengan sang kakak yang selalu benar.
"Sudahlah, mau kubantu mendekati Nagisa tidak?" Karma mengangguk kelewat semangat.
"Tunggu sampai Tetsuya pulang," Tiba-tiba Kuroko muncul disebelah Seijuurou.
"Waa! Kuroko-nii!"
"Selamat sore, Karma-kun." Sapa Kuroko datar.
"So... sore,"
"Karma, kalau sudah tidak ada urusan, silakan keluar!" Suruh Seijuurou, Karma tau dia mau berduaan sama pacarnya. Akhirnya Karma keluar dengan sedikit cemberut.
'Awas saja kalau tidak dibantu'
T.B.C
*Pojok curhatan anak gaol (baca:Author)*
Haloo~~ saya kembaleh! Wakakak
Akhirnya chap 2 selesai setelah banyak badai hidup yang menghadang saya nge date sama laptop.
Saya mau berterima kasih pada kalian yang sudah review, follow, favorite ff ini :" kalian luar biasa! Yang belum review, buruan sebelum kehabisan! #tebardaun
Terima kasih juga buat ma friend : Keiko Yuu buat saran-saran ajaibnya. Kalo bukan karena dia saya pasti nunda publish chap 2 #tamparakumaz
Anyway! Thanks for read this story! Love you all 3
Salam Fujoshi,
Ichimonji Allennad
*oh iya, buat yang bingung manggil saya apa, panggil saja "Monji" ^^ jadi kalo ketemu di angkot nyapa ya #digebukrame2*
