"Onii-chan wa Daisuki Dayo."

...

Genre: Family / Shonen-ai (maybe)

Rate: Teen

Cast: BoboiBoy Air x BoboiBoy Taufan

Author: Aishaa Moe

Warning: DLDR, Sho-Ai detected, (maybe) BL, yaoi, incest. Alur ga jelas.

Ai disini! *lambai

Hahaha ini pertama kalinya Ai bikin ff BBB, jadi maklumilah kalau Gaje dan OOC. Oh ya, ini AU, Elemental Siblings. Harusnya kalian tau kan www *dilempar

Ano... para penghuni terdahulu fandom ini, yoroshiku ne! Ai pendatang baru disini, mohon bimbingannya! *bungkuk* ..dan... semoga kalian suka sho-ai ya *apa

Semoga ga ada typo, karena Ai ini orang teliti *plak

Oke, Animonsta Studio, pinjam chara-nya ya :3

TAUFAN IS MINE U KNOW *dilempar ke jurang sama FC Taufan*

Cukup.

Enjoy! \(^^)/

Sore itu cukup tenang, bunyi cicit burung-burung kecil bersahutan di halaman rumah. Cahaya matahari yang hangat bersinar keemasan.

Suasana yang bagus.

Pemuda bertopi biru muda itu sedang sibuk dengan sebatang pensil dan buku sketsa miliknya. Wajahnya datar tanpa ekspresi. Sekilas, nuansa kamar berwarna biru cerah itu terlihat tenang dan damai.

"Air!"

Keheningan yang indah di kamar itu pun langsung terpecah begitu suara bantingan pintu dan jeritan kecil terdengar.

Air, pemuda bertopi biru muda itu tetap tenang di meja belajarnya, masih mencorat-coret buku sketsanya. Seakan suara-suara bising barusan tak pernah terdengar.

Dari balik pintu kamar yang kini terbuka lebar, terlihat seorang pemuda—yang wajahnya sama persis dengan Air—dengan senyum lebar. "Kamu lagi ngapain?" Taufan, itu namanya, mendekati Air yang masih serius dengan pensilnya.

Air menghela nafas, menghentikan gerakan tangannya sejenak. "Lain kali ketuk pintu dulu, jangan main masuk saja." Ia berkata dengan nada datar setengah menggerutu. Taufan hanya cengengesan, wajahnya tak menyiratkan rasa penyesalan sedikitpun. "Kalau kuketuk pun, kamu nggak akan menjawab, kan? Jadi lebih baik kudobrak saja langsung." Taufan berkilah, lantas nyengir melihat Air yang memutar matanya, lalu lanjut mencorat-coret lagi.

"Hm?" Taufan mengintip buku sketsa di balik jemari Air yang lincah menggerakkan pensil, lalu mengernyit.

"Kamu menggambar apa?" ia bertanya lagi. Air tetap menggambar—tak peduli sedikitpun. Taufan menggembungkan pipi. "Pantas kamu dan Api selalu bertengkar. Kamu nggak pernah menggubris ocehannya ya?" katanya. "Onii-chan tercintamu ini nanya, nih. Masa mau diam kaya gitu terus?' lanjutnya, memasang wajah manja. Air, yang ekspresinya tetap—selalu, lebih tepatnya—datar itu, menghela nafas lagi. "Lihat saja sendiri. Sebentar lagi jadi, kok." Taufan cemberut, tidak puas akan jawaban sang adik terkecil.

Memang, sketsa kasar itu hampir selesai.

Taufan memilih untuk tutup mulut dan membiarkan suara goresan pensil memenuhi ruangan, selain suara burung-burung kecil yang perlahan menjauh.

Hening.

"Selesai," Air berkata datar memecah keheningan, lalu meregangkan kedua tangannya. Taufan langsung melihat tidak sabar, dan terkesima.

"Wuaah! Ini.."

"itu Kak Taufan." Air memotong cepat, dengan wajah datar menghempaskan diri ke kasur dengan seprai biru corak putih.

Di buku itu, terdapat gambar seorang pemuda bertopi miring dangan wajah ceria dan senyum riang sedang melambai.

Taufan mengerjapkan matanya, masih kagum. "Ini aku?" Air mengangguk, lalu membalikkan badannya memunggungi sang kakak.

"Aku ganteng, ya. Air baik deh." Taufan cengengesan sambil memperhatikan sketsa kasar itu. Air mendengus pelan, membenamkan wajahnya ke bantal, mengubah posisinya menjadi tengkurap.

Belum lagi Air sempurna tertidur, tiba-tiba...

"Akh!"

Pemuda berumur 14 tahun itu memekik pelan, saat merasakan tubuh Taufan yang sedikit lebih berat darinya menghantam punggungnya.

Taufan tertawa sedikit merasa bersalah, lalu berguling turun dari punggung adiknya yang meringis—sedikit merasa risih—dan tersenyum lebar saat wajah mereka berhadapan.

Tak ada suara untuk beberapa saat.

"Air," Taufan memulai percakapan dengan pipi yang agak merona merah. Air terdiam sejenak, lalu membalas, "Hm?" Taufan tersenyum lebih lebar, pipinya semakin memerah. Air entah mengapa juga mulai merasakan pipinya menghangat. Jarak mereka sedekat ini, kurang lebih satu jengkal jaraknya. Air bahkan bisa merasakan nafas hangat kakak keduanya itu.

"Kamu suka aku?"

Air nyaris terbatuk.

"Ah.."

Taufan tersenyum sedikit malu.

Air memekik dalam hati, kenapa sikap kakaknya ini tiba-tiba jadi aneh? Kerasukan apa dia? Atau salah makan? Atau jangan-jangan Api sudah meracuninya dengan obat tidur?

Ah, kamu mikirin apa, Air!

Air menunduk dalam, ekspresinya masih 'datar' walau pipinya merona.

"Tentu saja."

Mata Taufan membulat berbinar.

"Kalau begitu,"

"Apa kamu juga 'cinta' aku?"

Kali ini, Air benar-benar terbatuk.

"Uhuk—"

"E-eh? Kamu kenapa?"

Air merasa wajahnya seperti disiram air mendidih, rasanya panas sekali.

Namun, entah mengapa jawaban itu keluar begitu saja...

"Tentu saja aku cinta Taufan-niichan..."

Taufan makin memerah, lalu ikut menunduk dalam.

Lalu tiba-tiba...

Memeluknya.

"Aku juga cinta Air-chan!"

Air tak bisa berkata apa-apa.

Air mengulurkan tangannya, menggenggam kaus biru tua Taufan, memeluknya. Bau harum khas Taufan tercium, terasa menenangkan seperti aroma angin yang berhembus lembut. Air memejamkan matanya, badannya terasa hangat. Ini menyenangkan.

Semuanya tenang-tenang saja, Taufan yang tersenyum lebar memeluk Air, begitu pula Air yang memeluk Taufan, dengan senyum kecil.

"Air! Pinjam flashdisk dong—"

Api mendobrak pintu kamar.

"Heh?" "A-ah..."

Api langsung memerah wajahnya. "K-Kalian! Kak Taufan curang! Aku laporin Kak Hali! Air itu punyaku!—" Si kembaran keempat itu—dengan wajah merah antara kaget dan marah—berlari menuju kamar Halilintar. "T-Tungguuu! Jangaan! Aku nggak 'nganu' sama Air kok!" Taufan segera melompat panik dari kasur dan mengejar Api.

Air, terdiam di kasurnya, tahu-tahu Taufan sudah melepaskan pelukannya begitu saja. Air mengerjapkan matanya. Yang tadi itu benar-benar terjadi? Ah sial, wajahnya memerah lagi...

"Taufan-niichan wa.."

Air menundukkan kepalanya, wajahnya benar-benar merah.

"Daisuki dayo..."

-END-

HAHAHA AKHIRNYA THE END XD

Ah, lagi-lagi pendek... oneshot pula... Ai memang ga bakat kali ya bikin ff yang panjang...

Aduh, ini kenapa malah jadi sho-ai gini *ini mah yaoi nak* Padahal niat Ai awalnya mau bikin hubungan family biasa antara Taufan-Air. Maafkan Ai yang selalu kebobolan ini #plak

Memang ya Air belum benar-benar diketahui sifat dan kepribadiannya, tapi Ai rasa dia itu cool *yaiyalah*, penyabar, agak polos (?), ga punya malu *woi*, frontal, dan poker-face *disepak

Jujur Ai nggak suka imej Air yang cengeng dan pemurung. Dia jadi kelihatan cemen gitu #duk

Selain itu, karena jarang-jarang ada yang ngeship TaufanAir disini *kebanyakan HaliTaufan, ApiAir, sama FangBoi sih* Ai jadi gatel pengen bikin ff tentang hubungan TaufanAir. Taufan yang selalu berusaha membuat Air ceria dan tersenyum, serta Air yang polos dan berbakat jadi adik yang baik (?). YA AMPUN AIR KAMU IMUT BANGET PLS *woi

Eh? Kok Author Note-nya jadi panjang gini?

Yaudah gomenne kalau ada yang salah *bungkuk

Hope u like it! (^w^)

...Mind to Review?...