Ini story pertama Hana di web ini. Mau coba bikin OC di alur anime Knb. Jika ada yang tidak anda mengerti, silahkan tanyakan di PM atau Review. Happy reading Readers :)


Haruna Monogatari

Disclaimer :

Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi

(And the Picture)

Warn. : OC, Alur mengikuti anime KnB, Typo(s), dll.

RnR?

OC :

Nama : Yorisato Haruna.

Tinggi : 159 cm

Berat : (Rahasia)

Birthday : 7 April (Aries)

Umur : 16

Ciri : Rambut pirang (Kuning hampir ke putih) sepinggul, poni panjang diarahkan ke kanan, iris mata berwarna merah darah (Rambut keturunan dari Ibunya, dan mata keturunan dari Ayahnya). Memiliki saudara kembar bernama Yorisato Haruko dan kakak laki-laki bernama Yorisato Kei. Di cerita, Haruna digambarkan sebagai gadis yang sangat jarang tersenyum dan lebih sering memasang poker face (Wajah datar). Dia hanya menunjukkan ekspresi dan kelemahannya pada orang-orang yang sangat dekat dengannya.

.

.

Hari ini Seirin memenangkan pertandingan melawan Shutoku dengan score 82-81. Meski mereka mengalami kesulitan saat menghadapi shooter Kiseki no Sedai Midorima Shintaro, dan mengalami masalah dengan stamina setelah memenangkan pertandingan melawan Seiho dengan score 73-71. Dan meski ada adegan pertengkaran kecil antara Kuroko Tetsuya dan Kagami Taiga, mereka akhirnya berhasil memenangkan pertandingan tersebut. Senyum penuh kemenangan dan kebahagiaan terukir di wajah mereka.

"Kau sudah semakin kuat Tetsuya."

Seorang gadis bersurai pirang sepinggang dan bermata merah darah terlihat berdiri di bangku penonton. Dia menatap dingin para pemain Seirin dan Shutoku yang tengah berbaris.

'Tapi itu masih belum cukup. Masih belum cukup untuk mengalahkan Dia.'

Yorisato Haruna nama gadis itu. Dia pun meninggalkan bangkunya dan berjalan keluar. Tanpa sengaja, dia bertemu dengan pemuda berambut pirang, bermata hazel, dan memakai anting di telinga kirinya tengah bersama dengan senpai sekaligus kapten tim basketnya.

"Are? Harunacchi!" Suara cempreng pemuda itu memanggil gadis yang sedang berjalan di depannya.

"Kise?"

"Kau melihat pertandingan ini juga ya? kebetulan sekali –ssu!"

"Aku hanya ingin melihat permainan Tetsuya."

"Begitu ya? Ah! Benar juga! Perkenalkan, ini Kasamatsu-senpai, Senpai ini Harunacchi –ssu."

"Yorisato Haruna. Yoroshiku." Haruna membungkukkan badannya singkat.

"A-ah, iya. Ka-Kasamatsu Yukio." Pemuda berambut hitam itu juga membungkuk singkat.

"Eh? Hujan –ssu! Untung saja aku membawa payung." Kata Kise sambil melihat ke luar.

"Sebaiknya kita mampir ke tempat makan terdekat saja. Aku lapar." Kata Kasamatsu sambil membuka payungnya.

"Ide yang bagus –ssu!" Kise juga membuka payungnya.

Haruna hanya terdiam melihat mereka berdua.

'Aku lupa tidak membawa payung. Mungkin aku akan menunggu di sini sampai hujan reda.'

Begitulah yang ada di pikiran Haruna. Tapi sepertinya Haruna sedang beruntung sekarang. Mungkin karena dia membawa lucky item seperti apa yang dilakukan Midorima?

"Eh? Harunacchi tidak membawa payung –ssu? Bagaimana kalau kita bareng saja?" Kata Kise sambil menatap Haruna.

"Tidak usah, aku akan menunggu di sini sampai hujan reda."

"Tidak bisa –ssu! Kau harus ikut denganku! Kau bisa kedinginan kalau terus berada di sini."

"Tapi aku…"

"Sudah lah Harunacchi! Ayo!" Kise menarik tangan Haruna dan akhirnya mereka berjalan satu payung berdua.

"Arigatou, Kise." Haruna memalingkan wajahnya yang bersemu merah. Tapi wajahnya tetap datar sedatar wajah Kuroko.

"Tidak usah dipikirkan –ssu! Kita kan sahabat." Kise pun memasang senyum lebar di wajahnya.

.

Mereka bertiga (Kise, Haruna, Kasamatsu) sudah duduk dan menikmati makanan di kedai okonomiyaki terdekat.

"Permisi!" Terdengar suara perempuan dari pintu masuk kedai.

"Selamat datang. Waah ada banyak sekali pelanggannya." Kata penjaga kedai menyambut kedatangan para pelanggan.

"Kuroko sialan, kau akan membayar untuk semua ini!" Terdengar suara yang menyeramkan dari pemuda berambut merah gelap yang berlumuran lumpur.

"Maaf, kau terlalu berat." Balas pemda bersurai baby blue di sebelahnya.

Lalu pemuda berambut merah itu melihat ke arah meja yang di duduki Haruna.

"Kise dan Kasamatsu!" Kata pemuda itu tiba-tiba.

"Hei! Tidak ada kata sambutan?!" Kasamatsu sedikit marah pada pemuda itu.

"Hei" Sapa Kise dengan santai.

Haruna menatap kedua pemuda itu dengan ekspresi datar. Kuroko dan Kagami adalah nama 2 pemuda yang baru saja masuk kedai.

"Haruna-chan?" Sapa Kuroko.

"Tetsuya?"

"Sedang apa kau di sini bersama Kise-kun?"

"Kami kebetulan bertemu di Gymnasium. Aku melihat pertandingan kalian."

"Benarkah?"

Kagami lalu memperhatikan Haruna dengan seksama. Haruna yang diperhatikan oleh Kagami pun merasa sedikit terganggu tapi dia tetap memasang poker face.

'Dia memakai seragam Seirin? Jangan-jangan dia siswa Seirin? Tapi aku tidak pernah melihatnya. Siapa dia?'

Itulah pertanyaan yang ada di benak Kagami.

"Kalian bisa memakai tempat duduk ini, aku akan pindah ke tempat lain." Kata Haruna sambil berdiri dari duduknya.

Dan Akhirnya mereka duduk berempat (Kise, Kasamatsu, Kuroko, Kagami) sedangkan teman-teman yang lain duduk di meja yang berbeda, bersama Haruna.

"Kenapa kita duduk bersama? Dan Kagamicchi kenapa kau berlumuran lumpur seperti itu?" Tanya Kise dengan wajah yang sebenarnya sedikit kesal.

"Aku terjatuh, lupakan saja. Dan jangan panggil aku dengan Kagamicchi!"

"Permisi. Pak, apakah masih ada dua…" Terdengar suara pemuda yang baru saja masuk kedai bersama dengan pemuda bersurai hijau dan berkacamata. Mereka pun terkejut saat melihat para pemain Seirin telah berkumpul di kedai itu.

"Apa yang kalian lakukan di sini? Dan mana yang lainnya?" Tanya Hyuga, kapten tim basket Seirin yang duduk di sebelah Riko, pelatih Seirin.

"Yaahh, Shin-chan terus saja menangis dan para senpai meninggalkan kami." Jawab Takao, pemuda yang baru saja masuk kedai sambil cengingisan.

"Woy!" Midorima, pemuda bersurai hijau kesal dan muncul perempatan di kepalanya.

"Kami pikir akan membeli sesuatu untuk dimakan." Lanjut Takao.

"Kami akan ke tempat lain." Kata Midorima sambil membalikkan tubuhnya dan meninggalkan kedai.

"Hei!" Takao pun ikut menyusul dan menutup pintu kedai.

Setelah mereka berdua keluar, angin kencang pun langsung melanda tempat itu. Tidak ada satu pun dari mereka (Seirin, Kise, kasamatsu) yang mengalihkan pandangan dari pintu kedai sejak 2 pemuda tadi keluar. AKhirnya, Takao dan Midorima memutuskan untuk masuk lagi dengan tubuh yang basah kuyub dan dengan wajah yang kesal.

"Are? Mungkinkah Kau Kasamatsu-san dari Kaijo?" Tanya Takao.

"Bagaimana kau tahu?" Kasamatsu balik bertanya.

"Aku melihatmu di majalah basket bulanan. Kau adalah point guard terkuat tingkat nasional yang terkenal. Oh WOW! Sebagai orang yang memainkan posisi yang sama, aku akan senang mendengar ceritamu. Apakah kau keberatan jika kami bergabung denganmu? Kalau begitu ayo kita bicara di sini." Kata Takao panjang lebar lalu mereka berpindah tempat duduk.

Kagami, Kise, Kuroko, Midorima. Mereka Akhirnya duduk satu meja dengan wajah yang terlihat kesal (kecuali Kuroko).

"Meja itu benar-benar konyol!" Teriak Hyuga.

"Hei hei bukankah ini akan menarik!" Jawab Riko dengan antusias.

Haruna yang melihat meja itu hanya bisa sweatdrop dari tempat duduknya.

"Kau menginginkan hal ini terjadi, kan?" Tanya Kasamatsu pada Takao.

"Hee? Tentu saja tidak." Jawab Takao dengan cengiran di wajahnya.

Haruna pun menghela nafas melihat kelakuan bodoh takao.

"Ada apa, Yorisato-chan?" Tanya Riko pada Haruna.

"Tidak ada." Jawab Haruna.

"Ka-kau mengenalnya?" Tanya Izuki.

"Tentu saja! Siapa yang tidak mengenal Yorisato Haruna, dia pelatih Kiseki no Sedai." Jawab Riko dengan santai.

"Dia satu kelas denganku kok." Kata Kawahara.

"Jangan melebih-lebihkan, Aida-san. Aku hanya mengawasi latihan mereka, aku tidak melatih mereka." Kata Haruna.

"Heehh? Berarti kau kenal akrab dengan Kiseki no Sedai?" Tanya Koganei.

"Tidak semua. Hanya beberapa." Jawab Haruna.

"Lalu, kau dekat dengan siapa saja?" Tanya Izuki.

"Apakah itu penting untukmu, Izuki-san?" Haruna menjawab pertanyaan Izuki dengan pertanyaan.

"Ya, tidak sih. Eh? Kau tahu namaku?" Jawab Izuki sweatdrop.

"Kau kan terkenal di sekolah, Izuki-san."

Sementara itu, di meja yang Hyuga bilang konyol…

"Bagaimana kalau kita memesan sesuatu? Aku sudah lapar." Kuroko yang pertama memecah situasi canggung di meja itu.

"Aku sudah kenyang jadi aku tidak akan memesan." Jawab Kise.

"Aku heran kau bisa memakan yang **** nodayo" Kata Midorima pada Kise.

"Mengapa kau berkata begitu?" Bentak Kise pada Midorima.

"Pak, aku memesan bola cumi, bola daging babi, bola campuran, bola gurita dan bola daging babi kimchi?" Kata Kagami pada penjaga kedai.

"Kau memesan terlalu banyak nodayo!/Mantra macam apa itu -ssu?!" Kata Kise dan Midorima secara bersamaan.

"Jangan khawatir, Kagami-kun akan memakan semuanya sendiri." Kata Kuroko.

"Apa dia benar-benar manusia?" Tanya Kise.

Tidak lama setelah itu, makanan sudah siap di depan mereka (kecuali Kise). Midorima masih memasang wajah kesal.

"Aku tahu kalah itu menyebalkan, tapi ayolah! Musuh kemarin adalah teman hari ini –ssu." Kata Kise sambil mengayunkan tangannya.

"Aku hanya kalah satu kali nanodayo! Aku tidak menyangka kau tidak masalah duduk bersama mereka nodayo. Kau sudah di kalahkan satu kali kan?" Kata Midorima menatap Kise tajam.

"Soal itu…" Muncul seringai di wajah Kise. "Tentu saja aku akan membalas dendam di Interhigh –ssu." Kuroko dan Kagami menatap Kise. "Selanjutnya aku tidak akan kalah." Lanjut Kise.

"Silahkan saja!" Jawab Kagami setelah menelan makanannya.

Haruna melihat ke pintu masuk kedai.

"Sepertinya hujan sudah berhenti. Kalau begitu, aku harus pulang." Kata Haruna sambil berdiri.

"Sendirian? Tapi kan ini sudah gelap." Riko menatap Haruna yang sedang memakai sepatu.

"Tidak masalah, Aida-san. Lagi pula juga tidak terlalu jauh dari rumahku." Haruna melangkahkan kakinya dan berhenti di meja 4 orang itu. "Hujan sudah reda. Aku pulang dulu."

"Eh? Tidak pulang bersamaku –ssu? Ini sudah gelap lho, Harunacchi." Kata Kise.

"Tidak apa, rumahku sudah dekat." Haruna menatap Midorima. "Selamat atas kekalahanmu, Midorima. Sebaiknya kau membawa lucky item yang lebih besar nanodayo." Ledek Haruna dengan menirukan 'nanodayo' milik Midorima.

"Diam, Haruna!" Terlihat 3 siku di pelipis Midorima.

'Gadis ini mengenal Kise, Kuroko dan Midorima? Siapa dia sebenarnya?'

Batin Kagami sambil memperhatikan Haruna.

"Kalau begitu sampai jumpa." Haruna memberikan uangnya pada penjaga kedai. "Sebaiknya kau berusaha lebih keras, Tetsuya." Haruna lalu melangkah pergi.

Gadis itu berjalan pulang dan dia tidak menghkawatirkan kalau dia berjalan sendirian malam-malam begini. Toh dia bisa saja menghajar orang yang menggodanya meski dia tidak yakin.

'Aku tahu Kagami memang pemain yang sangat hebat, aku juga tahu dia masih berkembang dan dia akan menjadi lebih kuat lagi. Tapi entah kenapa alasanmu menjadikannya sebagai cahayamu bukanlah itu. Apakah kau memiliki alasan lain, Tetsuya?'

Haruna memang sangat peduli pada Kuroko karena Kuroko adalah sahabatnya.

"Tadaima." Haruna memasuki rumahnya yang bisa dibilang sangat besar.

"Okaerinasai, Haruna-sama." Sambutan beberapa maid yang diabaikan oleh Haruna, dan dia langsung menuju kamarnya.

.

"Apa kau tidak tertarik dengan dunia basket Seirin, Haruna?"

"Aku sudah pernah bilang padamu kan, Haruko. Bergabung atau tidak bergabung, semua akan tetap sama saja."

"Kau tidak jujur pada dirimu sendiri, Haruna. Aku tahu kau sangat ingin mendukung mereka karena tujuan mereka adalah menjadi nomor satu di Jepang dan dengan kata lain, mereka harus mengalahkan Kiseki no Sedai agar bisa meraihnya, termasuk mengalahkan Ouji-sama kesayanganmu itu."

Haruna terdiam. Dia menatap Haruko, adik sekaligus kembarannya. Haruko memiliki surai pirang seperti Haruna tapi lebih pendek dan bermata biru keabu-abuan. Mereka tidak kembar identik, tapi meski begitu mereka tetap terlihat mirip.

Haruna menaruh kepalanya di meja belajarnya. Dia menghela nafas dan menenggelamkan wajahnya di tangannya yang ada di atas meja.

"Tapi bagaimana ya reaksinya jika dia kalah nantinya?" Tanya Haruko yang sedang duduk di ranjang Haruna.

"Jangan berisik dan kembalilah ke kamarmu, Haruko!"

"Heeh? Memangnya kenapa? Aku kan hanya bertanya."

"Haruko!"

"Hai hai, Onee-chan." Haruko berdiri dan keluar dari kamar Haruna.

Haruna pun kembali terdiam. Dia masih memikirkan kata-kata Haruko.

'Dia tidak mungkin memiliki perasaan yang sama seperti dulu.'

Pikir Haruna lalu dia memutuskan untuk tidur.

.

Keesokan harinya, saat makan siang. Haruna yang masih duduk di bangkunya pun dikejutkan oleh kehadiran seseorang.

"Haruna-chan."

"Huaaah! Tetsuya berhentilah muncul tiba-tiba!" Haruna terkejut tapi setelah itu dia kembali memasang poker face.

"Ano, maukah kau ikut dengan ku?" Tanya Kuroko.

"Kemana?"

"Ke atap. Ada sesuatu yang penting."

Haruna menghela nafas. "Baiklah." Mereka segera menuju atap.

"Tetsuya, apakah kalian sedang ada masalah? Aku jarang melihat kalian berhubungan akhir-akhir ini." Tanya Haruna tiba-tiba.

"Eh? Kami baik-baik saja." Jawab Tetsuya singkat. Setelah itu, hening hingga mereka sampai di atap.

"Perkenalkan, ini Yorisato Haruna. Dia sahabatku sekaligus mantan asisten pelatih di Teiko dan dia yang mengawasi pelatihan kami, Kiseki no Sedai." Kata Kuroko memperkenalkan Haruna pada teman-temannya.

"Yorisato Haruna. Yoroshiku." Haruna membungkuk singkat.

"Kau kan yang bersama Kise dan meledek Midorima kemarin kan?" Tanya Kagami.

"Ya, benar."

"Begini, Yorisato-chan. Aku dan kami semua menginginkanmu untuk menjadi manager di tim kami, kau tidak keberatan kan?" Aida Riko segera mengutarakan maksudnya.

"Maaf, Aida-san. Tapi aku tidak bisa." Jawab Haruna.

"Cepat sekali keputusannya, memang kenapa?" Tanya Koganei.

"Ada sesuatu yang membuat minatku pada basket menghilang." Jawab Haruna.

"Apakah Haruna-chan masih memikirkan hal itu? Haruna-chan masih memikirkan dia?" Tanya Kuroko.

"Ya, mungkin saja." Jawab Haruna.

"Tapi, Haruna-chan. Tidak ada salahnya mencoba lagi."

"Mencoba apa, Tetsuya? Ada atau tidaknya aku di tim tidak akan ada gunanya. Aku tidak ingin melihatmu hancur karena kelakuan mereka lagi, kau tahu kan?!"

"Kali ini aku tidak akan hancur, Haruna-chan. Karena aku berjuang bersama-sama, aku percaya kita akan meraih tujuan kita."

Haruna menatap Kuroko. Dia memejamkan matanya, dia berfikir untuk menerima tawaran mereka. Seirin membutuhkan Haruna karena Haruna memiliki kemampuan membaca situasi dengan cepat dan dia dapat langsung memikirkan strategi yang sempurna di tengah-tengah kesulitan yang dihadapi tim. Strategi Haruna selalu sempurna dan selalu membantu tim meski dalam keadaan genting sekali pun.

"Baiklah, Tetsuya." Haruna pun menyetujuinya. Semua senang karena Haruna bersedia membantu mereka.

.

Waktunya latihan untuk tim basket Seirin. Semua sudah berkumpul di GYM dan sudah memulai latihan, termasuk Haruna yang ikut megawasi latihan mereka. Tapi Kagami tidak ikut latihan karena kakinya cedera setelah pertandingan melawan Shutoku kemarin.

"Sial, aku sangat ingin bermain." Kata Kagami sambil memutar-mutar bola basket di jari telunjuknya.

"Kau harus menunggu sampai kakimu sembuh!" Tegur Riko.

"Nice pass!" Pemain di lapangan sangat menikmati latihan hari ini.

"Guk!" Seekor anjing kecil berjenis Husky menggonggong kecil dan sontak wajah Kagami menjadi lebih tidak menyenangkan.

"Nice shot!" Teriak salah satu pemain setelah Hyuga memasukkan bola ke ring.

"Guk!" Anjing kecil itu menggonggong kecil lagi.

"Ooh Ni-gou kau tahu cara bermain basket ya?" Kata Hyuga.

"Guk!" Anjing yang di panggil Ni-gou itu memasuki GYM.

"Kau banyak bicara ya." Kata Koganei. Dan di saat itu juga Kagami berlari ke arah pintu samping GYM hingga dia tersimpuh karena saking takutnya.

"Are? Kau benar-benar tidak menyukainya?" Tanya Riko.

"Hai!" Jawab Kagami dengan mata yang berkaca-kaca dan tersimpuh, dia seperti berusaha membuka pintu di depannya.

"Kagami-kun," Kuroko memanggilnya sambil menggendong Ni-gou. "Jangan bilang begitu." Lanjutnya. Kuroko dan Ni-gou menatap Kagami dengan tatapan memelas.

"Jangan menatapku dengan mata itu!" Kagami membentak Kuroko.

"Kawaiidesu yo." Kata Kuroko mengejar Kagami sambil menggendong Ni-gou.

"Jangan! Kuroko sialan! Aku akan benar-benar menghajarmu!" Kata Kagami ketakutan sambil berlari.

"Dia pasti sengaja" Kata para senpai bersamaan.

"Dasar kenakan. Aku tidak tahu kalau Tetsuya punya anjing itu. Dia mirip sekali dengan Tetsuya." Tanya Haruna yang sweatdrop di sebelah Riko.

"Sepulang dari kedai okonomiyaki kemarin dia menemukan anjing itu dan menamainya Tetsuya Ni-gou karena mereka mirip." Jawab Riko.

"Dan Kagami takut pada Ni-gou?"

"Ya, dia bilang takut pada anjing."

"Hee?"

.

Aida Sports GYM. Itulah tempat mereka berada sekarang. Di kolam renang GYM milik keluarga Aida.

"Pastikan kalian melakukan peregangan lebih dari biasanya. Sekarang berjongkok!" Riko menginstruksikan para pemain dari atas kolam, dan para pemain di dalam kolam (kecuali Kagami).

Riko memakai bikini berwarna orange bertuliskan 'KUMA' di bagian dadanya, sedangkan Haruna memakai kaos berwarna soft pink dan hot pants sepanjang rok sekolahnya yang berwarna putih.

Riko meniup peluit dan para pemain berjongkok dengan kedua tangan berada di atas. Berkali-kali mereka melakukannya, sedangkan Haruna duduk di sebelah Kagami sambil membawa papan jalan.

"Baiklah, istirahat satu menit!" Kata Riko.

"Latihan di kolam renang benar-benar sulit." Izuki mengeluh.

"Kuroko jangan tidur! Jangan hanya mengapung di sana!" Benatk Hyuga yang melihat Kuroko yang memang sedang mengapung tak berdaya.

Setelah satu menit, mereka melakukan senam jongkok(?) lagi.

"Huaa!" Kagami terkejut saat melihat Ni-gou mendekatinya.

"Dia anjing yang lucu, ya?" Terdengar suara perempuan di ruangan itu. Para pemain menghentikan kegiatan mereka saat melihat perempuan seksi berambut pink panjang, memakai bikini berwarna biru muda dan jacket berwarna putih berdiri di luar kolam tengah tersenyum manis.

"Momoi-san." Panggil Kuroko yang sepertinya terkejut dengan kehadiran gadis itu.

"Kau kenal dia?" Tanya Koganei yang ada di samping Kuroko.

"Ettoo, Kau siapa?" Tanya Riko.

"Etto, bagaimana ya menjelaskannya? Aku pacarnya Tetsu-kun, Aku tidak bisa menunggu hingga liga kejuaraan jadi aku datang kemari." Gadis yang di panggil Momoi itu lalu tersenyum.

"Tetsu-kun?" Tanya Riko lagi dengan wajah yang sepertinya tercengang karena tubuh Momoi yang indah.

"Kuroko Tetsuya-kun." Jawab Momoi masih dengan senyumannya.

"HEEEHHH?!" Semua yang ada di situ terkejut (kecuali Haruna)

"Kau punya pacar?" Tanya Furihata yang tentu saja juga terkejut.

"Bukan! Dia manajer timku waktu SMP." Jawab Kuroko.

'Enak saja dia mengaku-ngaku Tetsuya sebagai pacarnya! Tetsuya sudah punya pacar dan itu bukan kau! Lagipula, kau kan sudah bersama dengan Aomine!'

Batin Haruna merutuki Momoi yang seenaknya saja mengaku sebagai pacar Kuroko.

'Teiko?'

Tanya Hyuga dalam hati.

'Liga kejuaraan? Apakah kita akan melawan sekolahnya di liga kejuaraan?'

Tanya Riko dalam hati.

"Tetsu-kun! lama tidak bertemu, aku merindukanmu!" Momoi berlari dan langsung memeluk Kuroko yang sudah keluar dari kolam.

"Sesak, Momoi-san." Kata Kuroko datar saat Momoi memeluknya dengan erat.

Haruna yang melihat kejadian itu pun kesal. Perempatan muncul di dahinya dan ada aura-aura mengerikan di sekitarnya (meski wajahnya masih datar), membuat Kagami merinding.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi!"

"Aku luar biasa cemburu Kuroko!"

"Kau beruntung sekali Kuroko, mati saja sana!"

Itulah respon dari para pemain Seirin.

"Tunggu! Kenapa Kuroko? Dia suram, hampir tidak terlihat dan membosankan!" Tanya Koganei.

"Heeh? Itulah yang sangat aku suka darinya! Tapi dia tidak pernah kalah saat bermain menebak stik es krim. Selain itu, dia memberikanku es krim." Jawab Momoi dengan wajah bersemu merah.

Haruna menghela nafas. "Bodoh!" Dia beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan itu.

'Untuk apa Momoi datang ke sini? Jika aku tetap di sana, aku pasti akan teringat kenangan manis saat SMP yang akan berubah menjadi sesuatu yang menyakitkan!'

Haruna duduk di luar GYM milik keluarga Aida. Dia menatap langit yang saat itu terdapat beberapa awan berwarna putih.

'Jika mereka kalah, apakah mereka akan kembali seperti dulu?'

Setelah cukup lama dan beberapa pemain Seirin pergi, Kuroko dan Momoi pun keluar dari GYM.

"Are? Haruna-chan?" Kuroko berdiri di samping Haruna, dan Haruna segera berdiri. Dia menatap tajam ke arah Kuroko dan Momoi.

"Ka-kalau begitu, aku duluan ya, Tetsu-kun, Haruna-chan." Momoi pun kabur dari tempat itu karena takut dengan tatapan tajam dari haruna.

"Apa yang kau bicarakan dengannya, Tetsuya?" Tanya Haruna.

"Kami hanya membicarakan tentang Aomine-kun dan yang lain." Jawab Kuroko.

Haruna tertunduk. "Ne, Tetsuya. Apakah kau pikir jika kita mengalahkan mereka, mereka akan kembali seperti dulu?" Tanya Haruna yang mengeluarkan ekspresi sedih.

"Haruna-chan, kau masih memikirkan dia?" Tanya Kuroko yang memegang pundak Haruna.

"Berjanjilah padaku kau akan mengalahkan mereka semua, Tetsuya. Aku mohon." Mata Haruna kali ini sudah basah karena air matanya.

"Jika Haruna-chan percaya padaku, aku akan melakukannya."

"Aku, aku percaya padamu, Tetsuya."

Kuroko tersenyum tipis. "Aku akan mengalahkan mereka, Haruna-chan. Aku janji. Tapi Haruna-chan tidak boleh menangis." Kuroko mengusap kepala gadis yang lebih pendek beberapa centi darinya itu.

"Arigatou, Tetsuya." Haruna mengusap matanya.

.

.

TBC? DELETE?


Terima kasih sudah membaca, atau hanya sekedar lewat :)

Bagaimana chapter 1 ini? Kalau banyak yang mendukung untuk Next, akan Hana usahakan update kilat. Untuk gambar OC sendiri ada di cover story ini, Hana ambil dari salah satu web, karena Hana suka sama gambarnya, jadilah gambar itu OC di story ini.

Jika ada sesuatu yang salah atau ada kekurangan, tolong sampaikan lewat review atau PM, Hana akan sangat berterima kasih.