Love in Paris
Warning! Shonen-ai, OOC, Nyesek! Siapkan tissue!
"Aku akan pergi… 5 tahun lagi aku akan kembali… Jangan lupakanku ya…?" Ucap si pemuda bertopi jingga terbalik.
"Hiks, Hiks, Jangan! Jangan pergi!" Larang si pemuda berkacamata di sela isakkannya.
"Hey… Jangan menangis… Ini aku beri donat lobak merah…" Tawar pemuda bertopi, mencoba menghibur si pemuda berkacamata.
"Tidak! Aku tidak mau! Hiks, Aku mau kau tetap disini! Hiks, Jangan pergi Boboiboy!" Larang si pemuda berkacamata lagi masih tersela dengan isakkannya.
"Maaf… Aku sudah mencoba menolak ajakan orang tuaku… Xiang Qi akan menemanimu kok… Dia tidak jadi ikut denganku…" Si pemuda bertopi mencoba menghibur si pemuda berkacamata.
"Hiks, Huwaaaaa!" Tangisan si pemuda berkacamata dengan nada yang cukup tinggi.
"Cup, Cup, Cup… Sini, lihat aku…" Ujar si pemuda bertopi.
"Simpan ini… Kalau ini ada di dekatmu… Aku juga ada di dekatmu… Percayalah…" Si pemuda bertopi tersebut menyodorkan seikat gelang dengan sebuah gantungan berukiran menara ieffel yang terbuat dari besi..
"Iya… Hiks, Aku percaya…" Ucap pemuda berkacamata dengan isakkan di selanya.
"Pintar… Aku 'kan kembali 5 tahun lagi… Berjanjilah selalu merindukanku, Berjanjilah akan mengucapkan rasa rindumu padaku di saat aku sudah kembali…" Ujar si pemuda bertopi.
"Iya, Hiks, Aku berjanji Hiks." Ucap si pemuda berkacamata di sela isakkannya.
"Bagus… Aku pergi dulu… Aku mencintaimu… Selalu…" Ucap si pemuda bertopi sembari mengecup kening si pemuda berkacamata lalu membalikkan tubuhnya ingin memasuki mobil.
"Boboiboy!" Panggil si pemuda berkacamata.
"Kenapa, Fang?" Si pemuda bertopi yang bernama Boboiboy itu menoleh ketika merasa ada yang memanggilnya.
Cup!
Sebuah kecupan di bibir yang berlangsung beberapa detik di berikan si pemuda berkacamata yang bernama Fang.
"Aku juga turut mencintaimu selalu… Aku menunggumu 5 tahun yang akan datang nanti, Boboiboy… Aku akan mengucapkan rasa rinduku kepadamu nanti… Aku janji…" Janji Fang pada Boboiboy yang mukanya memerah.
Boboiboy tersenyum menawan.
"Simpan Janjimu… Aku juga akan menyimpannya… Semoga kita dapat berjumpa secepatnya, Fang…" Ucap Boboiboy sembari memasuki mobil.
"Semoga saja…" Ucap Fang dengan nada sedih.
"Ayo kak Fang… Kita pulang, Xiang Qi dah siapkan donatnya di meja…" Ujar Xiang Qi.
Xiang Qi menatap donat yang Boboiboy berikan pada Fang tadi terjatuh di halaman rumah.
"Kak Fang?" Panggil Xiang Qi.
"Kenapa?" Fang menjawab tanpa menoleh.
"Ini…" Xiang Qi menyodorkan donat yang baru saja ia pumut.
'Boboiboy…' Batin Fang sembari mengambil donat yang Xiang Qi sodorkan dengan pergelangan tangan yang di kalungkan dengan gelang yang tadi di ber Boboiboy.
"Ayo masuk…" Ajak Xiang Qi lembut.
"Um…".
"Boboiboy!" Teriak Fang di dalam kamarnya yang baru saja bangun dari mimpi tentang memorinya.
"Kenapa, Kak?! Ada apa?!" Tanya Xiang Qi panik begitu masuk dengan kuda – kuda silatnya.
"Ehehhee… Tidak, tidak ada apa – apa… Hanya mimpi… Eehhehehe…" Ujar Fang dengan cengirannya.
"Mimori?" Tanya Xiang Qi.
"Iya… Mimpi Memori…" Jawab Fang dengan nada agak sedih.
"Sudahlah, Jangan di pikirkan. Aku sudah siapkan air hangat di kamar mandi. Cepat Mandi!" Perintah Xiang Qi dengan sikap ibu – ibunya.
"Um…" Fang mengambil langkah menuju kamar mandi.
Sesampainya di sana ia basuh seluruh tubuhnya, lalu memandikan dirinya sendiri.
Fang sudah lebih bersih dari yang tadi, ia kembali mengambil langkah menuju ranjangnya yang sudah di tindih seragamnya.
Fang seragamnya yang di siapkan Xiang Qi… Dan mengingat memorinya lagi dengan Boboiboy.
Flashback
"Fang! Cepat nanti kita bisa telat sekolah!" Perintah Boboiboy pada Fang yang masih memasukkan kancingnya ke lubangnya.
"Iya! Sebentar!" Karna Fang terlalu lama, Boboiboy mendekati Fang lalu membantu memakaikan seragamnya.
"Nah… Selesai, Ayo kita berangkat!" Ajak Boboiboy sembari menggandeng tangan Fang.
"Um…" Ucap Fang malu karna bergandengan tangan dengan Boboiboy, ia membalas gandengan itu dan mereka melepas gandengannya saat sudah ada di depan kelas.
Flashback End
"Boboiboy… Tolong secepatnya, kembali kepadaku…" Fang memohon agar pemuda yang di cintainya itu bisa bertemu satu sama lain.
"Kak Fang sudah selesai?" Tanya Xiang Qi dari luar kamar Fang.
"Iya…" Jawab Fang sembari membuka pintu kamar.
"Fang~! Ayo berangkat~!" Teriak seseorang dari luar rumah Xiang Qi yang di huni Fang dan Xiang Qi.
Xiang Qi mendengar teriakan itu, ia mempercepat langkahnya dan membuka pintu rumah yang menampilkan sesosok…
"Kak Ying? Mau apa di sini?" Tanya Xiang Qi curiga.
"Sudah, Sudah, Sudah. Ayo, Ying kita berangkat!" Ucap Fang memutuskan percakapan Xiang Qi dan Ying.
"Eh? Ka – Kak Fang!" Panggil Xiang Qi dengan nada yang tinggi saat Fang berlari bergandengan tangan dengan Ying yang kebingungan dengan sikap Fang.
Sesampainya di sekolah…
'Heh… Bosan…' Rutuk Fang di batinnya.
Fang berdiri, berjalan mendekati guru yang tengah menjelaskan sesuatu yang tidak dapat di mengerti.
"Pak, izin, ke kamar mandi." Izin Fang singkat dengan muka datar.
"Silahkan…" Si guru mengizinkan Fang untuk ke kamar mandi.
Fang keluar dari kelas dan berjalan menuju kamar mandi.
Fang keluar dari kamar mandi setelah mencuci mukanya.
Fang melewati ruang kepala sekolah, dan melihat…
"Boboiboy…?" Fang bingung. Padahal baru 3 tahun Boboiboy pergi, kenapa ia sudah kembali.
Boboiboy menoleh ke belakang.
"Fang…?" Boboiboy juga bingung. Kenapa Fang ada di sekolah yang sama.
"Hey, Fang… Merindukanku?" Tanya Boboiboy sembari tersenyum tampan.
"A-"
"Faaang~! Kau dari mana saja~? Aku sangat merindukanmu tau~?" Ucap Ying dengan nada manja datang sembari berlari dan memeluk Fang… DI HADAPAN BOBOIBOY.
Senyuman Boboiboy runtuh, ia merasa di abaikan.
"Aku sangat merindukanmu juga… Ayo kita kembali ke kelas…" Ujar Fang sembari menggesekkan kedua hidungnya dengan hidung Ying lalu menautkan jarinya ke jari jemari Ying… DI HADAPAN BOBOIBOY.
Boboiboy merasa di ingkari janjinya… Merasa di tipu… Semenjak itu… Boboiboy… Merasakan kalau hatinya di siksa.
Saat istirahat…
Waktunya istirahat, Boboiboy mau mengajak Fang untuk makan siang bersama tapi… Sudah di rebut Ying, Jadi Boboiboy akan makan siang dengan adiknya.
"Kakak… Kenapa kak?" Tanya Xiang Qi cemas melihat raut wajah kakaknya yang terlihat sedih.
"Ayo makan, Kakak lapar nih…" Ucap Boboiboy mengalihkan topic pembicaraan.
Setelah makan siang…
"Kak… Aku tau kakak tengah bersedih… Ceritakanlah… Kakak mau menangis?" Tanya Xiang Qi sembari duduk di atas kursi di taman belakang menghadap ke Boboiboy lalu menepak – nepak pahanya memberi syarat untuk menangis di pahanya.
Boboiboy berlutut, menenggelamkan wajahnya di paha Xiang Qi dengan tangan memeluk pinggang Xiang Qi.
"HUUUUUUWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" Boboiboy menangis menjerit di paha Xiang Qi dengan nada serak dan jarinya meremas seragam bagian belakang Xiang Qi.
Xiang Qi tau kenapa, ia melihat semuanya. Xiang Qi membuka topi kakaknya, lalu mengelus surai hitam kecoklatan kakaknya lembut.
"Jangan di tahan tangisan kakak… Lepaskan saja… Tidak akan ada yang mendengar kok…" Diluar dugaan, enam kelas di dekat taman belakang mendengarnya, dan Fang ada di antara enam kelas itu.
'Boboiboy?!' Batin Fang panik.
Fang berlari menuju asal suara dan mendapati Boboiboy tengah menangis keras di paha Xiang Qi yang mengelus rambutnya.
'Oh… Tuhan…'
TBC
Hah! Bagaimana? Ini Fic Hurtku yang kedua lho… Nyihahahahhha! Ini fic, untuk Kakak ( Temen, tapi author panggil Kakak. ) Yang Hari ini Ultah! Iyeeeeeeey!
Ok, Mengabari tentang Fic Happiness in Our Live, akan di publish setelah FF Liar dah tamat ( Kurang, Lebih 3 Minggu lagi ).
Tolong yang punya ide bagus untuk FF Happiness in Our Livenya, silahkan di sarankan di review…
Berita, Tanggal 5 hari Rabu kemarin Author Ultah~!
Tolong beri saran, kritik dan tentu saja, jangan beri sindiran apapun yang dapat membuat hati author galau, dan sedih…
Bagi yang mau mengadd FB author, silahkan… dengan syarat :
-Memberi bukti kalau sudah membaca FF author. Contoh : ( Hai, Author Xiang Qi! Aku 'Namamu' yang sudah membaca FF _ author! Salam Kenal! ) Kirim ke Charlyn Vaskerville.
Review please~! Aku menunggu reviewan para readers~!
