WARNING : DON'T LIKE DON'T READ

Chapter sebelumnya :

"ayo kita lanjutkan Bishamon…" teriak Erra sebelum dirinya menghilang dan meninggalkan kawah di mana dia berdiri.

Swushh…

Brakk….

Duarr….

Adu tinju berlangsung lama, setiap tinju yang dikeluarkan mengandung akan kekuatan penghancur terbukti dengan gemuruh angin disekitar mereka dan ledakan-ledakan diudara setiap kali tinju itu saling berbenturan ataupun tertangkis.

5 menit pertarungan adu tinju itu berlangsung dengan cepat keduanya melompat mundur mengatur nafas mereka. Mata mereka menatap tajam sang lawan mencoba mencari kelemahan yang dimiliknya atau mencari celah untuk memberikan serangan critikal.

"kau hebat kalau begitu bagaimana kalau kita naikan kembali levelnya ne Bishamon." Ucap Erra seolah mengejek tercetak jelas dari mimik wajahnya.

.

.

.

.

DISCLAIMER :

Naruto Masashi Kishimoto

Highschool DxD Ichie Ishibumi

Rating : -

Genre : Misteri, Superanatural, Adventure, Friendship,Romance,etc

Warning : OOC, Godlike!Naru, super-strong, typo, Smart!Naru

Pairing : Naruto X ….?

Naruto : The New life as Hakuryuuko

Summary : Dia yang tersakiti dan di khianati oleh orang yang sudah dia anggap saudara sendiri, Hatinya hancur senyum seindah mentari miliknya lenyap, saat kegelapan menghampiri sang Lucifer terakhir tuhan datang menjawab doanya dan memberikan kehidupan baru untuknya sebagai manusia dengan di temani salah satu Naga surgawi mampukah dia menjalani hidup barunya.

.

.

.

.

.

Chapter 5 :

Kini Bishamon dan Erra berjarak 10 meter mereka, adu tinju yang baru saja terjadi membawa kerusakan yang begitu parah pada kastil tersebut, yang membuktikan kelas mereka sebagai dewa perang.

"baiklah, aku akan benar-benar serius kali ini." Ucap Erra sembari tangan kananya terulur kedepan.

"Mein korper von schwertern gemacht…" Erra mulai melantunkan mantranya.

"Mein blut ist eisen und mein herz ist glas." Aura emas mulai keluar, menyelimuti setiap permukaan tubuh Erra. Membuat udara disekitarnya bergerak tak beraturan.

"Ich habe viele schlachten zu uberwinden, ich habe nie ausgeschlossen und auch halten nie gipfelsieg." Tekanan kekuatan semakin besar keluar dari tubuh Erra.

"Ich stehe heir allein, stahlschwert auf der spitze eines hugels schmieden," Lingkaran sihir besar dengan motif bintang delapan sudut muncul di samping Erra.

"Deshalb wurde mein leben nie bedeuten," gagang pedang berwarna emas keluar dari lingkaran sihir tersebut.

"Mit meinem blut eid auf den konig, da kam ein schwert sundig. [Merodach]" sebuah pedang dengan aura yang mematikan mulai terasa memenuhi udara disekitarnya, pedang dengan gagang emas yang dipenuhi ukiran rumit terbelenggu oleh sebuah rantai emas Enkidu.

Tangan Erra mulai memegang gagang pedang tersebut. Secara perlahan rantai emas yang membelenggunya mulai terlepas. Dengan satu tarikan keras pedang tersebutpun keluar dari belenggunya, menampakan diri untuk pertama kalinya di dunia setelah sekian lama di belenggu rantai emas Enkidu.

"Mari kita mulai kembali.!" ucap Erra yang langsung terbang dengan kecepatan tinggi menuju Bishamon. Senyum maniak terpampang di wajahnya sebelum dirinya menghilang dengan kilat emas.

DEBUM! DUGH! . BUM! . .

TRANK! DEMM! . BUMM! . TRANK! .

Suara dentingan pedang beradu dan suara pukulan menghiasai pertarungan Erra dan Bishamon-ten.

.

Erra dan Bishamon saling merengsek satu sama lain dengan kecepatan gila. Dentingan logam pun semakin sering terjadi.

terlihat jelas dalam pertarungan adu pedang ini Erra lebih di untungkan karena memiliki pedang tertua dalam sejarah itu terbukti dengan pedang milik Bishamon yang mulai terkikis.

Dengan keras, seolah tanpa beban tubuh Bishamon terpental menghantam bangunan kastil yang tersisa di belakangnya, setelah dirinya kalah beradu pedang dengan Erra dan menyebabkan pedang miliknya hancur.

'Ugh! Kuat sekali pedang miliknya itu pedang apa itu bahkan Saiki pun sampai hancur seperti ini."batin Bishamon disela-sela berusaha keluar dari lubang retakan yang tubuhnya buat. Armor perang yang dirinya kenakan sudah mulai terkoyak.

BUM!!

Belum menyelesaikan perkataannya, tubuh Bishamon kembali merangsek disuruh meretakan bangunan kembali. Akibat tidak kuat menahan tebasan dari sang dewa Babylon Erra yang entah sejak kapan sudah berada di depannya. Seolah belum puas hasil karya nya. Erra dengan Energi penuh yang berpusat kepada kaki kirinya yang bebas menendang dada dari Bishamon. Yang membuat tubuh Naruto kini terpental ke atas akibat pukulan Erra.

Walaupun dirinya sudah terlempar keatas akibat tendangan penuh tenaga dari sang Dewa Erra, Bishamon masih bisa membalas serangan dengan menciptakan sebuah lingkaran sihir besar yang menembakan secara membabi buta ketempat berdirinya Erra.

DUARR! KABOOM!

Asap mengepul menutupi pandangan mata, Bishamon masih melayang di udara sembari memegang bagian dadanya yang terasa sangat sakit akibat tendangan tadi sebelum dirinya dipaksa berputar secara akrobatik saat Erra sudah ada di belakangnya BUM!. Tubuh Bishamon harus di paksa berbenturan dengan tanah kembali dengan cukup keras akibat pukulan Erra.

.

Ditempat lain

"ugh dimana dia berada kenapa banyak sekali ruangan sih di sini bikin pusing saja." Ucap seorang pria dengan rambut jabrik berwana putih mata merahnya terlihat menyeramkan di bawah sinar rembulan.

"ahh, tunggu dulu aku sepertinya sedikit merasakan aura Naga dari ruangan itu." Ucap kembali pria tadi sembari menghentikan langkangnya dan menatap sebuah pintu yang berlukiskan sebuah bulan yang di dampingi oleh badai dan api.

KRIET!

Pintu terbuka secara perlahan menampilkan sebuah ruangan yang megah dengan dihiasi oleh interior dan perabotan berbahan emas. Pandangan pria itu berhenti pada sebuah ranjang besar yang terlihat mencolok dari yang lain.

"hemm, jadi disini kau berada dirimu itu sudah membuatku kerepotan kau tahu." Gumam sosok tadi sembari mendekat kearah ranjang tersebut.

Tanganya perlahan terjulur kedepan,sebuah lingkaran sihir berwarna biru berbentuk bunga mulai muncul di bawah orang yang terbaring diatas ranjang tersebut yang secara perlahan menelan tubuhnya hingga menghilang dari tempat tersebut.

"yak, tugasku sudah selesai saatnya pergi dari sini,sebelum keberadaanku diketahui." Ucap pria tersebut, namun sepertinya usahanya gagal saat sebuah pisau pendek melayang tepat kearahnya.

"yare-yare, sepertinya aku terlambat datang yah." Ucap seseorang dari kegelapan.

"aku pikir aku bisa membawanya kabur tanpa bertarung, tapi sepertinya itu mustahil yah." Ucap pria yang membawa sang Hakuryuuko pergi.

Tanpa diduga muncul deretan pedang yang muncul dari ketiadaan, mereka melayang bebas seolah tidak terpengaruh gravitasi sebelum akhirnya melesat menuju sosok di balik kegelapan tersebut.

Crashh! Duarrr!

Ledakan cukup besar terjadi di dalam ruangan tersebut. Sekelebat bayangan tiba-tiba muncul dan menghunuskan sebuah katana tipis kepada si pembuat pedang tadi sebelum sosok yang tertusuk tersebut berubah menjadi serpihan debu.

"aku sangat tersanjung bisa berhadapan denganmu Izanagi-sama" ucap sosok berambut putih pada seorang Pria tubuh kekarnya menonjol di balik armor perang miliknya, ya dia adalah Izanagi salah satu dewa utama dalam Mitologi Shinto.

"aku juga senang bisa beratarung dengan ksatria terkuat dari Dewa perang Erra, seorang yang memperoleh gelar 'sang pelindung' bagi warga Babylonia,Dumuzi." Ucap Izanagi sembari mengacungkan Katananya.

"yah, sepertinya pertarungan memang tidak bisa di hindari lagi, tapi bagaimana kalau kita pindah tempat pertarungan kau tau aku tidak ingin menggangu pertarungan dari Erra-sama." Ucap Dumuzi santai seolah tidak merasa takut sedikitpun.

'yah walaupun aku merasa hal yang menarik akan datang lagi,' lanjut Dumuzi dalam batinnya.

"heh baiklah dimanapun tempatnya aku tidak akan kalah, kalau begitu ayo kita mulai." Ucap Izanagi sembari menurunkan Katananya dan berada dalam posisi santai.

"yah kau memang tidak sabaran yah." Ucap Dumuzi tenang yang dilanjutkan terangkatnya tangan kananya kedepan.

Angin tiba-tiba bertiup tak tentu arah dengan Dumuzi sebagai pusatnya saat Dumuzi melantunkan mantranya.

"I am the bone of my sword." Aura biru muncul yang disertai kabut tipis.

"Unknown to death, Unknow to Life." Angin dan kabut semakin cepat berputar dengan Dumuzi sebagai porosnya.

Izanagi yang melihatnya hanya diam saja tanpa berniat menghentikan lantunan mantra dari lawanya tersebut.

"Unlimited Blade Works" teriak Dumuzi di akhir lantunan mantranya kabut semakin menebal menutupi pandangan mereka yang disertai kilatan petir kecil.

Saat kabut mulai menipis dan akhirnya hilang kini sejauh mata memandang hanya dataran pasir yang tandus dimana terdapat banyak sekali pedang yang menacap disana.

"hemm, sihir ini mirip dengan salah satu dari longinus dimension Lost, aku tidak menyangka kau mampu menguasainya." Ucap Izanagi tenang seolah tidak merasa takut sama sekali.

"yah seperti yang diharapkan dari salah satu dewa utama kau sangat hebat bisa mengetahui cara kerja tekniku ini." Ucap Dumuzi sedikit kagum terhadap pengetahuan dari Izanagi.

"jadi bisa kita mulai pertarungan kita ini," Ucapan Izanagi tidak sampai selesai saat sejumlah pedang muncul dan melesat ke arahnya.

Sring! Trank! Duar!

"refleck yang sangat cepat, permainan pedang yang mengagumkan darimu Izanagi-sama." Ucap Dumuzi santai sejumlah pedang kembali muncul diatasnya.

"apakah kau hanya bisa melempar pedang saja heh," ucap Izanagi seolah mengejek.

"yah pertarungan jarak dekat denganmu akan merugikan bagiku jadi lebih baik seperti ini, lagi pula kau tidak perlu kawatir aku tidak akan kehabisan stok pedang." Ucap Dumuzi sembari tersenyum riang, sikap yang terlalu santai bagi orang yang sedang menjalani pertarungan hidup mati.

"keh seperti yang diharapkan dari sang pelindung!" Gumam Izanagi sembari berlari kearah Dumuzi berada katana miliknya sudah mengeluarkan aura membunuh yang pekat.

Swusshh! Swusshh!

Trank! Trank!

Booom!

Puluhan pedang melunjur dengan cepat menghujani Izanagi bagaikan tidak ada habisnya, bahkan pedang-pedang yang menancap di dataran tandus tersebut bergerak secara liar menyerang Izanagi. Bukan hanya meyerang saja setiap pedang yang berhasil dia halau akan meledak seolah itu adalah bom.

Asap hitam mulai membumbung tinggi dimana tempat Izanagi tadi berada, hujan pedang sudah berhenti namun mata Damuzi tetap waspada karena tidak mungkin Dewa selevel Izanagi kalah hanya dengan serangan seperti itu.

Wussh! Muncul sekelebat bayangan yang keluar dari balik asap, pergerakan yang sangat lincah dan gesit. Sepertinya Izanagi mulai serius.

"sial cepat sekali pergerakanya itu, aku tidak bisa membidiknya dengan tepat." Gerutu Damuzi sembari terus menyerang dengan puluhan pedang miliknya berusaha untuk mengenai lawanya tersebut. Hilang sudah gestur santai yang ditujukanya di awal pertarungannya tadi.

Swusshh! Swusshh!

Trank! Trank!

Booom!

Pedang semakin bertambah menghujani Izanagi, puluhan ahh tidak, mungkin sudah mendekati ratusan pedang melesat kearahnya. Berbagai jenis ukuran dari yang seperti sebuah pisau hingga yang besar, tapi bagi Dewa sekelas Izanagi hal tersebut bukalah hal yang sulit untuk menghalau serangan kecil seperti ini.

Trank! Trank!

.

Suara dentingan pedang beradu semakin keras terdengar di dalam dimensi buatan tersebut. Gerakan Izanagi yang cepat namun elegan dalam menghalau ratusan pedang yang datang kearahnya. Terlihat dari raut wajahnya dia tidak tertekan sama sekali menghadapi serangan ini seolah ini adalah yang mudah baginya.

Sringg!

Perhatian Izanagi teralihkan saat dirinya merasakan tekanan kekuatan lawanya yang semain meningkat aura biru dan merah yang disertai percikan listrik keluar dari tubuhnya. Puluhan senjata kembali muncul namun kali ini bukan hanya pedang namun ada kapak dan tombak juga muncul dan melayang bebas.

Aura emas keluar dari berbagai senjata yang tiba-tiba muncul tersebut, terlihat sekilas saja sudah membuktikan bahwa senjata yang kali ini akan menyerangnya berbeda dari yang tadi. Dan membuat Izanagi melompat menjaga jarak sembari menghindari serangan pedang yang masih terus mengincarnya.

"senjata apa itu aura yang dikeluarkannya cukup kuat aku yakin itu bukan senjata sembarangan." Batin Izanagi saat melihat puluhan senjata emas yang melayang diatas musuhnya mulai bergerak.

"aku tidak menyangka sampai harus mengeluarkan ini, aku pikir aku sanggup mengalahkanmu dengan cara yang biasa, kau pasti bisa merasakannya bukan Izanagi – sama, pedang kualitas biasa tidak akan mampu menggoresmu jadi aku akan menyerangmu dengan senjata suci berkualitas tinggi yang aku miliki." Ucap Damuzi mengakhiri penjelasanya.

"tidak mungkin kalau itu adalah kumpulan dari senjata suci. Aku yakin senjata-senjata itu masih ada di pemiliknya jadi tidak mungkin kau bisa memiliki mereka." Ucap Izanagi sedikit Schok melihat kemampuan musuhnya kali ini.

" owh, sepertinya harus aku beri tahu satu hal tentang kekuatanku ini, sejata suciku ini hanyalah replika dari senjata suci yang sebenarnya dengan kemiripian baik segi fisik maupun kekuatan mencapai 90%." Ucap Damuzi memberikan penjelasan

"jadi walaupun mereka adalah replika tapi kekuatan mereka menyamai aslinya jadi cobalah untuk bertahan dari serbuan senjata suciku." Teriak Damuzi sembari menganyunkan tanganya seolah memberi komando bagi puluhan senjata sucinya untuk menyerang.

Swusshh! Swusshh!

Booom! Booom!

Puluhan senjata suci tingkat tinggi menyerang Izanagi bersamaan. Terlihat jelas bahwa saat ini Izanagi sedikit kerepotan menghadapi serbuah senjata suci ini. Selain kekuatan senjata tersebut jauh lebih kuat dari yang tadi walaupun hanya sebuah replika dari yang asli tapi efek dari masing senjata-senjata tersebut juga ada. Armor milik Izanagi juga mulai terkoyak saat dirinya gagal menghalau laju dari senjata suci tersebut.

"sial, walaupun replika kekuatan senjata ini bukan main aku harus mendekat dan menyerang langsung penggunanya." Batin Izanagi sembari menghindari hujan senjata tersebut.

Crash!

Luka melintang terlihat di punggung Izanagi saat dirinya terlalu fokus ke arah serbuah puluhan senjata suci tersebut sehingga mengabaikan lawanya sudah berdiri di belakangnya dan memberi luka padanya.

"kau sedikit lengah ne Izanagi-sama" ucap Dumuzi sebuah tombak merah panjang yang berhasil menembus armor perang milik Izanagi dan menorekan luka berada di genggamanya.

"tidak mungkin tombak itu, Gae dearg tombak merah yang bisa menghancurkan sihir apapun. Aku tidak menyangka kau mampu mereplikasinya." Ucap Izanagi sedikit terkejut saat melihat tombak merah yang dipegang lawanya.

"hahaha, kau bahkan tau tentang tombak ini, pengetahuanmu luas juga yah Izanagi – sama, kalau begitu kita lanjutkan." Ucap Dumuzi sembari meluncur dengan tombak Gae dearg di tanganya.

Other Side

Di tempat dimana Bhisamon dan Erra bertarung sudah menjadi tidak berbentuk, puing-puing bangunan berserakan di mana-mana. Gedung dan sebagainya hancur yang menyisakan pemandangan yang menyedihkan. Tak jauh di sana terlihat Bhisamon-ten terikat oleh sebuah rantai emas yang muncul dari sebuah lingkaran sihir.

"kau cukup tangguh ne Bhisamon, aku bahkan harus sampai menggunakan rantai enkidu milik tuanku ini." Ucap Erra pedang [Merodach] tergenggam erat di tanganya, tatapan sombong dia arahkan pada Bhisamon yang terikat dengan kondisi yang memprihatinkan.

"rantai apa ini kuat sekali kekuatanku serasa melemah." Ucap Bhisamon tatapan kebencian terasa sangat jelas terlihat.

"ahaha, kau tidak perlu tau rantai apa ini, tapi tujuanku sudah tercapai dan sudah kudapatkan jadi untuk saat ini aku akan pergi, tapi saat kita bertemu kembali bersiaplah kau akan aku bunuh." Ucap Erra di sertai menghilang dan tertelan lingkaran sihir. Bahkan sampai akhir senyum kesombongan masih terpampang jelas di wajahnya.

Other Place..

Di tempat yang sangat megah dan indah terlihat seorang Pria yang mengenakan pakaian yang sangat mewah. Aura kewibawaan terlihat jelas melingkupinya, pandangan Pria tersebut tertuju pada seorang pemuda yang terbaring di sebuah ranjang yang indah.

"akhirnya aku bisa bertemu denganmu wahai penerusku." Ucap Gilgamesh sembari tersenyum, raut kebahagian tergambar jelas di wajahnya.

"apakah kau yakin dengan keputusanmu itu Gilgamesh-sama,?" Terdengar suara wanita dari balik bayang-bayang ruangan tersebut.

"tentu saja aku yakin Ishtar, apa kau meragukan keputusanku." Ucap Gilgamesh sembari menaikan nada bicaranya.

"maafkan saya Gilgamesh-sama, tapi apa itu tidak menghalangi rencana kita." Ucap Ishtar yang merupakan dewi kesuburan.

"lupakan itu, dia adalah kunci keberhasilan dari rencanaku, sekarang kita tunggu Erra kembali dan membicarakan langkah selanjutnya." Ucap Gilgamesh yang di iringi munculnya lingkaran sihir yang memunculkan 2 sosok yang keadaanya berbeda.

"yah sepertinya aku kembali dengan utuh yah, aku sedang beruntung." Ucap Dumuzi sembari tertawa pelan menanggapi keadaanya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc….

Yaks terima kasih bagi yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca fict gaje saya hehehe. Dan terima kasih juga bagi yang sudah meriview fic saya ini hehehe maaf saya tidak bisa membalasnya.

Bagaiamana jelek? Pasti lah iya kan.kebanyakan skip time dan ada pertarungan yang tidak saya munculkan. Apalagi pertarungan antara Izanagi dan Dumuzi. So mungkin chapter depan akan saya munculkan.

.

.

.

Jika ada maslah atau saran bisa hubungi saya. Silahkan PM atau melalui Line saya Kartika_5

Terima kasih juga yang sudah memfolow dan fav fic miliku hehe

Jadi akhir kata sperti yang di inginkan author yang lain aku Cuma minta 1 hal

Reviewnya Minna-san !