b-l-u-e

Disclaimer: Masashi Kishimoto owns Naruto and Maynard Plant owns the song, Canvas. This fanfiction is inspired by blanc.'s Canvas.

Summary: Ino dan Sai tertarik dengan satu hal yang sama—seni. Ini hanyalah sebuah kumpulan ficlet mengenai kisah cinta mereka. AU!SaiIno.

Warning: AU, OOC, ficlet, nggak jelas, setiap chapter tidak selalu berhubungan, profanity, don't like don't read.


"Blue is far away."


Atelier yang berukuran dua kali lipat dari kamar tidurnya itu tampak sangat kosong dan ... berantakan. Tube cat akrilik bercampuran dengan cat minyak di lantai. Semua kuas hanya dimasukkan di dalam gelas berisi air yang belum diganti selama dua hari. Hampir seluruh dinding atelier terlihat sangat berwarna-warni karena percikan cat. Selama seminggu, dia hanya menatap pemandangan dari jendela atelier atau ponselnya yang tidak pernah bergetar. Wanita itu pun belum menyentuh karyanya selama seminggu. Jangankan menyentuh karyanya, dia masih mengenakan baju yang sama selama tiga hari.

Ah, dia benci di atelier sendirian. Bagaimana tidak? Kekasihnya meninggalkannya di rumah sewaan mereka selama seminggu karena persiapan pameran yang dapat dihitung dengan jari. Tentu, Ino membujuk kekasihnya untuk membawanya ke Roma, Italia. Sayangnya, Sai tidak membiarkan untuk ikut karena dia ingin membuat sebuah kejutan untuknya. Persetan kejutan itu! Dia ingin bertemu dengan Sai sekarang juga.

Sahabatnya, Haruno Sakura, sering menemani Ino di saat dia terlihat tidak bernyawa. Deskripsi tidak bernyawa? Mata wanita itu terlihat sangat lelah dan wajahnya sangat pucat seakan dia belum makan ataupun tidur selama seminggu. Ini membuat Sakura sangat khawatir. Di dunia Yamanaka Ino, seminggu tanpa Sai itu seperti kanvas putih yang polos. Hampa dan membosankan. Dia rindu dengan lelaki sialan itu.

"Seperti inikah perasaan Sakura ketika Sasuke meninggalkannya karena pekerjaan?" gumam Ino sambil memainkan kotak permen di hadapannya. Sahabatnya sering kali ditinggalkan oleh suaminya karena kerjaan dadakan. Tiap kali Ino bertemu dengan Sakura, dia selalu berpikir negatif. Bagaimana jika Sasuke sebenarnya meninggalkannya bukan karena pekerjaan melainkan wanita lain? Uchiha Sasuke bukanlah lelaki biasa. Dia adalah seorang arsitek yang sangat populer. Sekarang Ino mengerti perasaan sahabatnya. Dia mulai panik dan berpikir negatif. Bagaimana jika Sai sebenarnya meninggalkannya untuk seorang wanita lain?

Lamunannya terganggu ketika ponsel di atas mejanya bergetar, menampilkan sebuah nama di layar. Ino tertegun menatap nama itu. Sai. Dalam seminggu dia meninggalkannya di Paris dan dia baru ingat untuk meneleponnya sekarang?

Wanita itu menerima panggilan itu dan membentak kekasihnya itu, "Sai, aku sangat mengkhawatirkanmu! Sudah seminggu tidak ada kabar darimu, apa aku harus lapor ke kantor polisi tentang kehilanganmu ini?"

"Dui bu qi, wo de xing xing. Xian zai, wo fei chang mang!(1)"

Ino tidak mengerti bahasa Mandarin. Berbeda dengan kekasihnya, Ino dilahirkan di keluarga berkewarganegaraan Jepang. Tentunya dia hanya bisa berbahasa Jepang, Perancis dan sedikit Inggris. "Hentikan, Sai. Kau tahu ini bukan saatnya untuk bercanda!"

"Maaf! Aku sudah lama tidak mengusikmu seperti ini," tawa lelaki itu, "bagaimana di Paris? Ada surat untukku?"

"Aku rindu padamu, bodoh! Kau di sana bersenang-senang dan sedangkan aku di sini hanya bisa menunggumu dengan sabar. Kau pikir aku bisa menerima itu?" gerutunya sambil menghela napas dengan dalam.

"Tenang saja, kau akan bertemu denganku sebentar lagi," ucap lelaki itu dengan santai.

"Aku tidak ingin menunggu lagi. Aku akan menyusul ke sana!"

"Hei, aku sedang mempersiapkan kejutan untuk ulang tahunmu. Kali ini, kau akan menyukainya!" kata Sai dengan penuh semangat. Ino tidak peduli tentang kejutan itu. Sungguh, dia hanya ingin bertemu dengan kekasihnya.

"Tapi—"

"Kau hanya perlu menyusulku minggu depan. Untuk apa aku sibuk mempersiapkan kejutan ini jika kau menyusul sekarang?"

"Tapi kan aku—"

"Tenang saja. Suruh saja Sakura untuk menemanimu selama seminggu ini."

"Kau tahu bahwa aku—"

"Ino sayang, jangan lupa bersihkan atelier sebelum aku pulang. Aku tahu seberapa kotornya atelier kita itu."

Dasar menyebalkan! gerutunya di dalam hati. Dia langsung menutup panggilan itu dan cemberut. Dia kadang benci kekasih berkewarganegaraan Cina itu karena dia sudah memotong perkataannya dan mengetahui semua hal tentang dirinya. Sepertinya tidak ada gunanya untuk merindukan lelaki seperti Sai.


Published: 14.10.2015, 10.50PM (GMT+7)


(1) Maaf, bintangku. Sekarang aku sedang sibuk.

A/N: Salam kenal semua :) Ini pertama kali aku menulis fanfic Naruto Indonesia dan sudah setengah tahun aku tidak menulis cerita berbahasa Indonesia. Jadi maaf jika penulisannya kurang bagus. Aku saja lupa sebagian kata di Bahasa Indonesia haha. Semoga kalian terhibur dengan membaca fanfic ini :3