Dark Side

Boboiboy (c) animonsta studio

Dark Side (c) Ai Kazoku

Rated : T

Genre : Tragedy, Angst

Warning : berisi umpatan-umpatan yang sangat tidak mendidik dan lebih baik tidak ditiru

Note : masih satu cerita dengan Drabble Entahlah apa ini

.

Chapter 1

.

Semua orang sudah tentu tahu, kalau Boboiboy adalah pribadi yang sangat baik dan disantun banyak orang. Dia suka menolong orang-orang. Dan ya begitulah, tidak perlu penjelasan banyak tentang kebaikannya. Dia sempurna. Postur tubuh tinggi, tampan, baik, murah senyum. Otaknya memang tak seencer teman perempuan dalam satu gengnya, namun sudah cukup untuk membuat beberapa orang terkagum.

Namun tidakkah semua orang tahu, kalau Boboiboy juga bisa menjadi jahat. Hanya saja Boboiboy sembunyikan untuk dirinya sendiri.

Sebaik-baiknya orang pasti punya sisi buruk. Seperti orang terdekat yang dikira adalah malaikat adalah setan yang menghancurkan pribadi yang dibenci secara perlahan, cantumkan Boboiboy dalam perumpamaan itu.

Pertanyaannya, apakah ada orang yang Boboiboy benci? Tentu saja ada. Dia masih manusia ingat, bukan dewa yang selalu mengaisihi umat manusia. Apa mungkin dia adalah alien berkepala kotak yang selalu berusaha mencuri coklat milik atoknya? Dirasa tidak, malahan Boboiboy senang kalau alien berkepala kotak itu menyerang. Dia bisa pamer kekuatannya dan berkedok ingin melindungi semuanya. Cukup licik, eh?

Dan sekarang pemuda yang sangat disanjung semua orang di Pulau Rintis itu sedang menatap nanar pada temannya yang sudah terkapar di jalan beraspal. Keaadannya babak belur dan penuh goresan luka.

"GOPALL!" kaki panjang Boboiboy berlari ke arah temannya yang tambun itu, berusaha menyadarkan temannya dan bertanya, "a-apa yang terjadi, Gopal?"

Gopal yang mulai mendapatkan kesadaran pun menjawab, "Penjahat itu, dia menggunakan bom," Gopal berusaha duduk namun ditahan lebih dulu oleh Boboiboy untuk tetap berbaring, "berhati-hatilah Boboiboy."

"Aku tahu. Di mana Yaya, Ying, dan Fang?"

Gopal menunjuk ke arah gedung yang ada di seberang. Boboiboy yang sudah mengerti pun segera berlari ke arah gedung, dan tak lupa menyampaikan pada Gopal kalau bantuan medis akan segera datang.

Sekali lagi, Boboiboy dibuat marah dan terkejut dengan pemandangan yang ada di depannya. Keadaan di dalam sudah sangat porak-poranda. Memang warga sipil sudah diungsikan ke tempat yang aman, namun bagaimana dengan yang mengungsikan. Maksudnya adalah Yaya dan Ying, mereka sudah tak sadarkan diri dan tergelimpang di latai berubin berwarna putih gading. Lalu Fang? Dia sedang dicekik oleh sang penjahat sampai terangkat dan kesakitan.

"FAANNGG! LEPASKAN DIA!" teriak Boboiboy spontan.

Penjahat itu membuang Fang ke sembarang arah. Sampai sang korban membentur dinding dan langsung tak sadarkan diri.

"Bedebah. Beraninya kau, bangsat." Runtuk Boboiboy pada penjahat yang ada di hadapannya.

Tawa meggelegar dari sang penjahat yang mengenakan topeng joker dan jubah berwarna hitam, "Pahlawan yang sudah ditunggu-tunggu baru datang rupanya. Apakah hari ini hari pahlawan telat datang memberantas penjahat? Oh, aku harus membuat hari libur baru untuk itu. Menarik bukan?"

"Keparat. Tutup mulutmu itu. Bajingan."

"Hei hei, tunggu dulu," penjahat itu berjalan ke arah tas yang ukurannya agak besar dan mengambil sesuatu yang ada di dalamnya, "sejak kapan pahlawan kita itu suka sekali mengumpat? Kebiasaan baru kawan?"

"Bukan urusanmu bukan, aku mau mengumpat atau semacamnya. Lagipula, sebentar lagi tempatmu di sel penjara." Jawab Bobobioy, masih dengan ekspresi membunuhya.

"Ehhh, kau berencana untuk memenjarakanku?"

"Lebih tepatnya aku berencana untuk membunuhmu."

Terkejut, penjahat itu tidak menyangka akan jawaban yang barusan diutarakan Boboiboy. Sudah lagi saat melihat wajah Boboiboy dirinya merasa ketakutan yang entah datang dari mana. Sang pahlawan tersenyum. Itu adalah senyum biasa yang selalu biasa dia perlihatkan pada orang-orang di sekitar.

'Sial, mana sih bomnya?' umpat sang penjahat. Dirinya sejak tadi mengobrak-abrik bom yang rencanya akan digunakan untuk bunuh diri bersama menimbun para pahlawan Pulau Rintis.

"Mencari ini?"

Sontak sang penjahat menengadahkan kepalanya. Pupilnya mengecil saat mendapati Boboiboy Halilintar di hadapannya dan sedang memegang bom rakitan.

"Sejak kapan?"

"Sejak tadi." Jawab Boboiby yang asli. Halilintar kemudian beranjak dari tempatnya dan melempar bom rakitan itu pada Boboiboy, "Aku sangat berterima kasih kau telah membuat teman-temanku tidak sadarkan diri. Aku bisa leluasa sekarang."

Halilintar sudah kembali ke tubuh Boboiboy yang asli. Dan sekarang adalah sang penjahat yang tidak memiliki senjata apapun.

"Hei, sejak tadi aku bertanya-tanya, bagaimana caramu menghabisi teman-temanku, bedabah? Bukankah teman-temanku ini sangat kuat?" Boboiboy bertanya dengan santainya.

"Kau penasaran ya? Apa imbalannya kalau aku menjawab?"

"Mati hangus."

Bola api terpancar jelas dari tangan kanan Boboiboy, siap dilemparkan pada sang penjahat.

"Kau memang berniat untuk membunuhku." Seru sang penjahat.

Boboiboy tertawa kecil, "Mau bagaimana lagi. Habisnya kau menyakiti temanku. Dan yang paling penting kau melukai pemuda berkaca mata itu. Aku saaaaaaangat marah tahu." Jawab Boboiboy dengan nada agak kekanakan, "Kau tahu, dia yang paling aku jaga."

Perlahan penjahat itu berdiri dan berjalan mundur secara perlahann.

"Dan lagi kau seperti meremehkan Gopal. Untung saja dia tidak bisa merubahmu jadi makanan. Kalau bisa aku lempar kau ke anjing-anjing kelaparan yang biasa aku temui di trotoar. Mungkin mereka akan bilan 'Wow, makanan ini sangat enak', walau hanya gonggongan saja yang didengar. Hehe, pasti menyenangkan melihatmu dimakan anjing sampai kau berteriak minta tolong."

Oke, bagi sang penjahat pahlawan Pulau Rintis yang satu ini sangatlah menakutkan. Dia memang tidak menghajarnya sampai babak belur. Namun apa-apaan dengan aura yang mengatakan "aku sangat ingin membunuhmu" ini.

"Hei tuan bedabah, aku beri kau dua pilihan. Menyerahkan dirimu ke penjara secara damai dan gamblang, atau ikut aku ke hutan dan aku akan memutilasimu dan membuangmu ke anjing jalanan. Biar kau dimakan sampai tak tersisa."

Pilihan barusan sama sekali tidak menguntungkan sang penjahat.

"Aku sarankan pilihan kedua. Namamu bersih dan kau bisa tenang di neraka."

"Bodoh, namamu juga ikut jelek bocah tengik."

Tawa Boboiboy meledak, sang penjahat hanya terdiam kebingungan, "Kau ini, hahaha, orang terbodoh yang pernah aku temui. Hahaha, kau kira akting buat apa, bajingan?"

Sang penjahat merasa terpojok. Dirinya merasa jenius. Namun kalau dihadapkan dengan pengguna kuasa elemen satu ini dirinya merasa seperti kecoak yang siap diinjak sampai gepeng. Ke manapun dirinya kabur, Boboiboy akan sangat mudah menemukannya. Entah di siang hari atau malam hari. Dirinya sungguh merasa terpojok.

"Pilih yang mana? Tuan perakit bom?"

"Cih."

~ Dark Side ~

Semuanya bersorak gembira dan mengelu-elukan nama Boboiboy. Bahkan pihak kepolisian yang baru saja datang tidak bisa berkutik saat tiba-tiba sang penjahat menyerahkan diri dan mengatakan di mana saja bom yang dia tempatkan di Pulau Rintis.

"Aku tidak menghajarnya sama sekali. Aku hanya berbincang kecil dan dia merasa menyesal. Akhirnya dia mau mengakui kesalahannya dan menyerahkan diri ke kepolisian." Jawab Boboiboy saat ditanyai para wartawan.

Jujur, Boboiboy suka pada saat semua orang menjunjung namanya tinggi. Seperti semua orang bergantung padanya dan akan melakukan apa saja demi dirinya. Jahat bukan?

'Sungguh disayangkan, padahal aku ingin memutilasi bedebah itu.' Itulah yang disesali Boboiboy sampai dia di kamarnya.

"Mungkin aku cari penjahat yang lain saja."

.

.

.

.

Bersambung? Atau aku hapus saja?

Kalian pensaran atau malah masa bodoh?

Aku tahu ini aneh namun aku butuh tanggapan dari kalian.

Dengan kata lain, Review kalian ditunggu!