Jadi? © Juli Alio

Naruto © Masashi Kishimoto

AU, OOC, Typo(s), crack pair, dan warning lainnya…

Selamat membaca...

.

.

"Jadi," jeda beberapa saat. "kau mulai berani padaku?"

Kaki kanan berbalut celana biru kotak-kotak itu menendang kursi hingga terpental. Tubuh tegap itu mendekati seseorang yang duduk berkeringat dengan mata terpejam. Padangan mata kelam itu nyalang pada sosok di depannya. Ingin rasanya segera melahap mentah orang yang duduk gemetaran ini. Tangan kiri menangkup rahan si pemuda berkacamata. Memaksa mendongak, namun mata itu bersembunyi. Tidak kuat memandang yang ada di depannya.

"Sudahlah, dia tidak sengaja," ucap lelaki berambut nanas yang memandang bosan aksi temannya itu.

"Tapi dia mengotori seragamku," lelaki bermata kelam ini semakin mengeratkan cengkraman di rahang pemuda kacamata, membuat si pemuda kacamata itu meringis kesakitan.

"Ma-maafkan aku, Sasuke," walau terbata, akhirnya pemuda kacamata ini mampu mengeluarkan suara lirihnya, mirip bisikan.

"Apa katamu?" si Sasuke ini menghempaskan begitu saja pemuda kacamata hingga hampir terjungkal kebelakang dengan kursinya.

Bernapas lega walau hanya sebentar, pemuda berkacamata ini memberi paru-paru oksigen sebanyak-banyaknya. Setelah ini, entah apa yang akan terjadi pada dirinya. Dia sadar sepenuhnya telah salah berurusan dengan orang yang salah. Tapi, dia sungguh tak sengaja. Dia tidak tahu Sasuke ada di depannya saat berbalik dengan jus ditangan. Dan jus mangga itu begitu saja menyiram seragam depan Sasuke.

Sebagai murid pindahan, wajar kalau tersesat. Gedung sekolah ini banyak dan luas. Berkali-kali berbelok atau jalan lurus rasanya masih kembali ke tempat semula. Hinata menghela napas. Kesal karena tak kunjung menemukan ruang kepala sekolah. Bertemu satu orang siswa juga belum.

Hingga dirinya tidak sengaja mendengar teriakan dari ruangan yang ada didepannya. Gudang. Langkah pelan, Hinata mendekati pintu, dan suara itu makin keras terdengar. Perlahan, Hinata membuka pintu gudang. Bola mata lavender membulat layaknya purnama. Kedua tangannya menutup mulut, meredam teriakan spontannya.

Di depan sana, seorang pemuda berambut raven tengah menginjak tangan seorang pemuda berkacamata. Segala cacian dan makian, pemuda raven itu lontarkan.

"Sasuke, ada penonton ilegal."

Seseorang memegangi pundak belakang Hinata. Memaksa dirinya melangkah masuk gudang. Segenap tenaga Hinata berusaha agar tidak masuk lebih jauh. Namun itu sia-sia. Dengan mata terpejam, ia mengikuti dorongan dibelakangnya. Dorongan dipundaknya berhenti. Hinata membuka kelopak matanya. Tepat didepannya, pemuda raven itu berdiri menjulang. Hinata meneguk ludah paksa kala mendonga menatap mata onyx itu.

"Matamu minta dicolok?"

Refleks. Hinata menutup kembali kedua matanya. Semoga ini mimpi.

Ini adalah kisah yang hampir sama dengan kebanyakan kisah lainnya. Tentang penguasa sekolah dan anak pindahan. Kalau bicara soal cinta, memang cinta bisa secepat air mengalir dari kran? Kalau PAM tidak mengalirkan bagaimana? Tunggu saja.

"Hyuuga Hinata," Sasuke menyeringai tanpa Hinata ketahui. "mainan baru."

-TBC-