Disclaimer: Seventeen belongs to Pledis Ent. Plot belongs to me.
Warnings: Boys Love, Shonen-ai, Yaoi, Seleb!AU, Romance!Fail, Humor!Maybe, AU, Typos, OOC, etc.
Pairings: Meanie, Jeongcheol, Soonhoon, Verkwan …dkk.
.
.
.
Perlu diketahui, kalau Mingyu itu tinggi. Wonwoo juga sama. Sementara tenda mereka dari sisi ke sisi ukurannya kurang dari tinggi badan mereka. Mingyu terpaksa harus merealisasikan apa yang dia katakan waktu makan malam tadi. Tidur sambil menekuk kaki agar kakinya tak keluar tenda.
Tak seperti tenda keempat. Tenda yang lain sama sekali tidak memiliki masalah pada lahan tidur. Tenda pertama sampai punya dua ayunan di dalamnya. Kurang luas apa? Tenda kedua juga sama. Tenda ketiga, setidaknya cukup-cukup saja buat penghuninya. Lalu keempat? Jangan ditanya.
Selain kekurangan lahan tidur, mereka juga kekurangan stock makanan sebenarnya. Atau tepatnya lagi, tidak punya.
"apa nyaman tidur begitu?" Wonwoo yang masih duduk di sisi tenda yang lain buka suara. Dengan melihat saja dia tau itu bukan posisi enak sama sekali.
Mingyu yang sedari tadi asik sendiri bergeser sana sini, berhenti sejenak untuk menatap Wonwoo dan menggeleng kemudian. Tidur ditenda seperti ini sama sekali tidak nyaman. Mingyu tidak betah sama sekali. Dia bahkan sudah merindukan kasurnya di rumah.
"kalau begitu kita ubah posisi tidur." Wonwoo berinisiatif membawa kaki Mingyu berposisi diagonal di dalam tenda. Dengan begitu, sekarang Mingyu tak perlu tidur menekuk kaki atau pun takut kakinya keluar tenda.
Posisi diagonal begitu jelas memakan tempat. Dan tak ada lagi ruang kosong untuk Wonwoo selain di dekat Mingyu sekarang. Tanpa banyak bicara Wonwoo menempatkan dirinya sendiri di sisi Mingyu. Menarik satu-satunya bed cover yang ada untuk menyelimuti kakinya berdua Mingyu sampai sebatas dada. Satu untuk berdua.
"bagaimana?" wajah bertemu wajah. Wonwoo bertanya pada Mingyu.
Mingyu tersenyum kaku. "begini lebih baik." Sangat teramat sangat baik. Berada di sebelahmu itu yang terbaik, hyung. Mingyu membatin.
Hanya Tuhan yang tau, betapa tidak keberatannya dia kalau gelar couple itu benar adanya. Bukan hanya sekedar tuntutan peran. Bohong kalau kebersamaan mereka selama ini tak memakai rasa sama sekali. Siapa yang bisa?
Wonwoo balas tersenyum. Jantung Mingyu serasa dipompa cepat hampir meledak saat itu juga. "sekarang tidur." Wonwoo menutup mata Mingyu dengan telapak tangannya.
Ada alasan lain sebenarnya mengapa dan kenapa Wonwoo menutup mata Mingyu dengan tangannya. Percayalah kalau Wonwoo bilang mata Mingyu selalu menariknya untuk terus menatap. Ada sesuatu. Mata coklat itu. Wonwoo suka saja menatapnya.
Kalau pun ada yang lain, dengan terpaksa akan ditepisnya. Mingyu itu rekan kerja. Sudah dia anggap seperti adiknya sendiri. Wonwoo menyayanginya. Hanya sebatas teman, adik, untuk saat ini. Siapa yang tau nanti.
"Nite, Mingyu-ya." Wonwoo melepas tangannya dari mata Mingyu dan tidur memunggunginya.
Mingyu menatap punggung Wonwoo sejenak sebelum menyahut. "Nite, hyung." Mimpikan aku. Lanjutnya dalam hati.
Mingyu tak yakin dia bisa tidur nyenyak malam ini. Jantungnya ribut sekali di dalam sana dan Mingyu tak bisa tidur karenanya. Biar kata hanya tuntunan acara. Dan kamera ada di mana-mana termaksud di sudut tenda mereka. Siapa yang tau akan jadi apa acara ini ke depannya.
.
.
.
Alarm dari speaker menjadi pembangun mereka pagi itu. Suaranya ribut mirip-mirip alarm pemadam kebakaran yang berhasil membuat tujuh dari delapan anak manusia keluar tenda dengan segera. Masih dengan mata sipit hampir-hampir menutup serta rambut jingkrak bak habis diterjang angin. Bersama pasangan masing-masing berdiri berjajar di depan tenda.
"Soonyoung-ssi, pasanganmu kemana?" sang PD bertanya. Soonyoung membuka lebar sebelah matanya. Hanya sebelah yang mampu dia buka untuk sekarang. Dan benar saja, Jihoon belum berada di sebelahnya.
Tanpa disuruh Soonyoung kembali masuk ke dalam tendanya dan menemukan Jihoon masih terlelap dalam tidurnya.
"Jihoonie," Soonyoung menepuk pipinya dan Jihoon bergumam sebagai balasannya. "ayo bangun." Ajaknya. Jihoon mengucek matanya sebentar sebelum ganti posisi tidur.
Sementara Soonyoung berusaha membangunkan Jihoon. Mereka yang di luar sana menunggui sambil berusaha untuk tetap terjaga. Jeonghan meminjam bahu Seungcheol untuk dijadikan sandaran. Kepalanya kelewat berat pagi ini. Seungcheol juga sama, sambil memejamkan mata, dia menyenderkan kepalanya di atas kepala Jeonghan.
Sementara Wonwoo sudah berjongkok untuk tidur lagi sebentar. Sedangkan partnernya masih mampu berdiri tegak, walau dengan mata tertutup dan menguap berulang kali.
"Seungkwan-ssi?" Hansol masih ngantuk sebenarnya namun terpaksa melek karena Seungkwan.
Seungkwan bisa jadi tengah tertidur sambil berdiri sekarang. Kepalanya terkulai lemah ke belakang dengan mulut sedikit terbuka. Hansol memperhatikan partnernya berjaga-jaga. Setengah tidur dengan posisi berdiri, belum lagi oleng kesana kemari, takutnya Seungkwan tiba-tiba ambruk menghantam tanah.
Sekian menit berlalu, Soonyoung, akhirnya keluar. Dengan giant baby Jihoon dipelukannya. Agak bersusah payah saat keluar dari tenda, karena Jihoon masih tertidur. Soonyoung memeluk Jihoon dari depan dan mengangkatnya. Kepala sang partner terkulai dibahu Soonyoung. Plus hembusan nafas teratur di lehernya sekalian.
Jihoon benar-benar tak terbangunkan. Sudah semua cara Soonyoung lakukan. Dari cara yang normal macam menepuk pipi, sampai yang romantis ala-ala couple. Soonyoung membisik mesra Jihoon yang sayangnya tak ada guna.
Tak peduli kalau para artis-nya masih setengah sadar, sang PD memberitaukan misi untuk pagi-pagi sekali ini. Di depan mereka sekarang tersedia empat buah meja dengan sesuatu di atasnya yang tertutup tudung saji. PD mengatakan itu adalah menu sarapan mereka.
Tak ada respon yang berarti, hanya gumaman sebagai balasan. Sang PD melanjutkan. Couple pemenang dapat sarapan dari tudung pertama yang berisi nasi putih dengan iga panggang dan sup tulang sapi bersama spicy salad dan kimchi.
Mata-mata yang tadinya ogah terbuka kini terbuka lebar. Walau masih beraura kasur, mereka mulai menyimak baik-baik perkataan sang PD.
Tudung kedua berisikan nasi putih dengan campuran kacang merah, lengkap dengan omelet isi sayur, tahu bumbu kecap, serta salad. Tudung ketiga berisi dua roll kimbap dan yang terakhir berisi dua bungkus roti melon yang ditumpuk sedemikian rupa demi action.
Wajah-wajah tak puas, takut kalah terpampang. Bagi mereka tudung keempat jelas merupakan menu sarapan paling tidak diinginkan.
Permainan yang akan dilakukan untuk mendapatkan menu sarapan yang ada adalah pocky game. Ya. Yang memakan pocky dari bibir ke bibir itu, sampai kurang sekian senti atau pas berapa senti seperti itu.
Diberikan waktu satu menit. Dalam satu menit tersebut, siapa yang mengumpulkan banyak pocky dengan ukuran yang ditentukanlah pemenangnya.
Namun, kali ini ada yang berbeda.
Sang PD memberikan sekotak pocky dan dua gulung tali polyester lebar pada Wonwoo, yang paling dekat dengan kru dan mempersilahkan mereka memulai.
"ini buat apa?" tanyanya mengenai tali. Wonwoo buka sekalian gulungan tali yang kemudian menampakan tali karet elastis yang biasa dipakai untuk berolah raga di sana.
Ketika tali diurai tali polyester berbentuk menyerupai tali pada ransel tas dengan tali karet elastis sebagai penghubungnya. Seungkwan mengambil satu dan mencobanya. Tali polyester digunakan untuk menahan bahu dan tali karet untuk menahan badannya.
"begini?" Wonwoo menarik tali karet ke belakang dan Seungkwan menahan badannya untuk maju ke depan. Mereka memakan pockynya pakai usaha. Sekalian olahraga pagi ternyata. Pasangan lain berusaha menyelesaikan misi, pasangan lainnya menahan usaha mereka.
"siapa yang duluan?" sambil membuka bungkus pocky Wonwoo bertanya. Mengambil satu dan memakannya. Masih ada banyak stick pocky di dalam kotak. Hilang satu tak kan jadi masalah. Satu pocky untuk mereka berdua. Wonwoo dan Mingyu memakannya bergantian.
"ada yang strawberry?" Seungkwan bertanya pada sang PD masalah rasa. Pocky yang ada di tangan Wonwoo memang yang berasa coklat. Sayangnya tidak ada.
Karena tak ada yang mau mulai duluan, sang PD akhirnya menyarankan pemilik tenda pertama yang menentukan siapa yang memulai duluan, mengingat mereka pemenang di game kemarin. Dan Seungcheol berdua Jeonghan memilih Soonyoung dan Jihoon untuk yang memulai pertama.
Itu strategi. Soonyoung-Jihoon dipilih karena memiliki peluang menang paling kecil di game ini. Setidaknya begitu menurut Seungcheol. Dia hanya ingin membuktikan kalau dia benar. Kira-kira mana yang di pilih Jihoon. Sarapan mewah atau gengsi?
Jarak antar kedua insan yang memakan pocky sudah di tentukan sekitar hampir dua meter. Itu berarti mereka harus menarik renggang tali karet sekitar 1 meter satu sama lain untuk bertemu dan memakan pocky.
Sementara itu soal penahan, sebut saja begitu. Jeonghan memilihkan Hansol dan Seungkwan untuk menahan Soonyoung-Jihoon. Mereka akan berdiri di belakang Soonyoung-Jihoon sesuai panjang tali karet yang belum terenggang.
Di larang beranjak dari tempatnya berpijak. Tapi berhak untuk menarik pegangan yang di sediakan tanpa boleh menyentuh tali, boleh merentangkan tangan atau apalah selama masih berpegang pada tempatnya.
Soonyoung berdua Jihoon selaku yang kena tunjuk akhirnya maju memakai tali yang di siapkan, sementara Hansol dan Seungkwan selaku penahan langsung stand by di belakang mereka. Hansol di belakang Soonyoung dan Seungkwan di belakang Jihoon.
"pockynya harus tersisa berapa senti?" Jihoon sudah mengenakan talinya saat menghadap kamera untuk bertanya pada sang PD. Tudung nomor satu atau dua harus jadi miliknya. Dia optimis.
"kurang dari dua senti."
Ok sip! Selamat tinggal tudung satu, dua. Semangat Jihoon bahkan patah sebelum memulai. Bibir mereka jelas akan saling bersentuhan kalau begitu ceritanya. Kurang dari dua senti? Yang benar saja!
Waktu yang diberikan 60 detik. Pengumpul pocky kurang dari 2 cm terbanyak pemenangnya. Semuanya siap. Hansol sudah memegangi tali Soonyoung dan begitu juga Seungkwan yang memegang punya Jihoon.
Jeonghan maju ke tengah-tengah selaku wasit dengan Wonwoo selaku wakilnya, memberikan sebatang pocky pada Jihoon dengan cara romantis bagi mereka yang memandangnya begitu.
Wonwoo hanya menyuapkan pocky pada bibir Jihoon sebenarnya. Tanpa maksud apa-apa. Tapi beberapa kru terutama yang berjenis kelamin perempuan menjerit tertahan dibuatnya. Mereka prefer WonJi dari pada MinWoo rupanya. Poor Mingyu.
Sesuai aba-aba dari tangan Jeonghan yang terangkat, permainan dimulai. Soonyoung melangkah susah di langkahnya yang pertama. Hansol benar-benar tak membiarkannya makan enak untuk sarapan.
Sama halnya dengan Jihoon yang kepayahan menapaki langkah keduanya. Seungkwan menahan tali karetnya dan mengulurkan tangannya ke belakang untuk memperjauh jarak Jihoon dari Soonyoung. Belajar dari Seungkwan, Hansol melakukan hal yang sama.
"Aaaaa—" Soonyoung sudah sampai pada titik tengah di mana harusnya dia bertemu Jihoon tapi Jihoon-nya belum sampai.
Soonyoung langsung mengulurkan tangannya pada Jihoon. Yang tak pake pikir apa-apa lagi langsung di sambut Jihoon. Dengan bantuan tarikan Soonyoung, mereka bertemu. Baru sekali gigit, Jihoon ketarik mundur.
"Ya!" Soonyoung berseru. Barusan mau gigitan yang kedua.
Jihoon menggapai Soonyoung. Menggunakan trik yang sama seperti sebelumnya, Jihoon kembali maju. Sampai dekat keduanya saling memegang erat lengan masing-masing.
Soonyoung langsung menggigit pocky cepat-cepat sebelum Jihoon mundur lagi dan melambat saat wajah mereka sudah dekat-dekat sekali. Soonyoung sampai memiringkan wajahnya untuk menghindari tabrakan antar hidung. Jihoon sudah memejamkan matanya rapat-rapat pasrah.
Kena aja udah!
Jihoon kembali mundur menaruh pocky yang sebelumnya dan disuap Wonwoo pocky baru. Soonyoung juga mundur sebentar dan maju kembali saat Jihoon mulai mendekat.
Tangan mereka saling menggapai. Adegan yang nantinya akan kena crop dan berubah jadi gift setelah di siarkan nanti. SoonHoon is real.
Karena sudah tau triknya kini semua menjadi mudah. Soonyoung juga merasa mendapat lampu hijau dari Jihoon. Lampu hijau untuk menyentuhkan bibirnya tipis pada bibir Jihoon karena memang harus. Kalau tidak begitu mana dapat 2 cm kurang.
Singkat cerita, Soonyoung dan Jihoon berhasil menyelesaikan pocky keempat mereka dan memasuki pocky kelima mereka sekarang. Ponsel yang di hadapkan sang PD pada mereka memasuki detik ke 50, 51, 52, 53 . . .
Soonyoung hampir selesai menggingit yang terakhir, hampirrr—
'JEBRET!'
Soonyoung langsung tumbang ke belakang dengan Jihoon yang menimpanya. Badan Jihoon menimpa badan Soonyoung dan bibir mereka yang juga menempel sempurna satu sama lain.
Seungkwan melepaskan pegangannya pada Jihoon tepat di detik yang ke 60. Selain membuatnya langsung menubruk Soonyoung. Tali karet yang sama hukumnya dengan karet biasa tersebut menjebret punggung Jihoon.
Yang kena jebret langsung bangun dan mengejar Seungkwan berkeliling tenda.
Ini acara pasti dapat ratting tinggi.
Pasti!
Ngga salah lagi!
Jeonghan menghitung satu persatu sisa pocky bersama sang asisten aka Wonwoo. Melihat sah tidaknya 5 pocky yang berhasil di gigit dan mengukur panjangnya. Apa kurang dari 2 senti atau tidak.
"1 senti 9 mili," Jeonghan mengumumkan hasil pengukurannya. Itu tadi yang paling panjang di antara sisa pocky yang lain. Yang paling pendek bahkan hanya berukuran 1 senti 5 mili. "Soonyoung-Jihoon 5 pocky!" hasil akhirnya keluar.
Kubu Mingyu-Wonwoo panas dingin. 5 itu termasuk banyak. Walau harga yang dibayarkan lebih mahal dari angka 5 itu sendiri.
Soonyoung-Jihoon enak. Pas syutting kemaren-kemaren banyak ngulang adegan cium-cium jadi tak masalah. Demi makan pagi ini mereka bersikap profesional. Anggap saja ini syutting series. Reality show drama series.
Kecemasan juga menimpa kubu Hansol-Seungkwan. Mereka patut cemas. Pembalasan dendam Jihoon seketika berlangsung saat itu juga. Kini tiba giliran Hansol-Seungkwan yang memakan pocky dan Soonyoung-Jihoon jadi penahannya.
"hyung, jangan dendam ok?" Seungkwan memeluk Jihoon dari belakang. Merayu gagal Jihoon yang terlanjur dendam. Entah karena jebretan atau kissuan.
Semua sudah siap pada posisi. Wasit Jeonghan sudah sedia di tengah-tengah mereka. Dengan asisten Wonwoo yang menyuap pocky pada Seungkwan.
"dimulai dari sekarang!"
Jihoon tersentak ikutan maju saat Seungkwan dengan brutal merangsek maju ke depan. Tenaga banteng Seungkwan kerahkan untuk sarapannya pagi itu. Jihoon kelabakan. Mundur ke posisi awal dan menjauhkan Seungkwan dari Hansol sesanggup dia dan tali karet bisa.
Soonyoung juga sama. Menahan Hansol agar tak sampai pada Seungkwan. Trik Soonyoung-Jihoon digunakan juga oleh Hansol-Seungkwan. Mereka saling menggenggam lengan masing-masing dan mulai memakan pocky dengan cepat.
Bibir yang dengan nyata saling menyatu itu di abaikan begitu saja. Anggap saja kecupan antar sahabat.
Emang ada?
Pocky pertama selesai. Mundur lagi untuk pocky kedua.
"aku boleh melakukan apapun selain memegang tali dan keluar batas. Ya kan?" disela-sela menahan Seungkwan, Jihoon menghadap kamera. Menghadap sang PD sebenarnya. Yang langsung dijawabin iya.
Seungkwan sudah hampir dapat menggapai Hansol saat gapaian itu tak pernah sampai bahkan semakin menjauh. Pas sudah siar nanti, bisa di cut dan di slow motion. Captionnya kasih tak sampai.
Ditenggah tali karet yang merenggang Jihoon memutar tubuhnya, menggulung tali dengan tubuhnya sendiri. Meski tak dapat satu gulungan, setidaknya dia bisa menjauhkan Seungkwan dari Hansol satu-dua langkah.
Pasangan yang menonton, bersorak. Trik baru.
"ini boleh?" Mingyu menunjuk Jihoon yang kini menahan sambil berusaha memutar tubuh agar tali bagi Seungkwan semakin memendek.
Dan sang PD menjawab. "tentu saja."
60 detik berlalu sengit. Hansol berdua Seungkwan bahkan tak dapat bertemu satu sama lain untuk pocky kedua. Hanya 1 pocky yang mereka selesaikan dan untung saja kurang dari 2 senti. 1 senti 7 mili.
"Hansol-Seungkwan 1 pocky." Jeonghan tertawa saat mengumumkannya. Seungkwan sedang mengadu pada Jihoon yang tega melakukan ini padanya. Ini menjadi pelajaran buatnya agar tak bermain-main dengan Jihoon.
Lanjut pada couple selanjutnya. Seungkwan maju selaku wasit menggantikan Jeonghan. Dia sampai berinisiatif mengambil stopwatch dari PD dan membawanya. Wonwoo menyerah terimakan pocky yang sedaritadi dia pegang pada Jihoon. Sudah ringan. Di dalamnya bahkan tinggal 3 batang.
Setelah mendapat sekotak pocky baru dan memakan yang lama berdua Soonyoung, para pemakan dan penahan pun bersiap-siap. Seungcheol-Jeonghan yang bisa memilih mau menjadi apa lebih dulu, memutuskan untuk jadi penahan. Mingyu-Wonwoo jadi pemakan.
"dari sudut kiri kita punya couple legend dengan 1 orang anak bukan kandung bernama Chan melawan pasangan di sebelah kanan, couple yang belum punya kemajuan—"
"Heh!" Mingyu protes.
Wonwoo melepas pocky dari bibirnya dan ikutan protes. "ayo cepat mulai!"
"ok-ok." Seungkwan cengengesan. "Si ... jak!"
Mingyu dan Wonwoo langsung menerjang maju satu sama lain. Saling berpegangan erat pada lengan masing-masing, keduanya langsung berubah pose saat Jeonghan mencoba trik Jihoon pada Seungkwan.
Wonwoo hampir mundur selangkah saat Mingyu mengambil langkah cepat untuk memeluk pinggangnya. Jeonghan yang menarik langsung terbalik ditarik. Seungcheol yang notabene-nya paling kuat, bisa dibilang kepayahan menarik si jangkung. The power of love nih.
Saat tangan Mingyu melingkar di pinggang Wonwoo. Tangan Wonwoo melingkar di leher Mingyu. Intinya mereka peluk-pelukan. Seungkwan langsung heboh sendiri. Sudah peluk-pelukan. Pocky-pocky-an pula. Walau masih hati-hati.
Pocky pertama lewat. Lanjut pocky kedua
Dengan pocky di sela bibir Wonwoo, dia kembali menerjang maju. Menerjang menuju Mingyu dan menggapainya. Langsung saling memeluk saat dekat satu sama lain seperti yang sebelumnya. Mingyu menyambut ujung pocky yang di sodorkan Wonwoo dan memakannya.
Memakannya cepat namun melambat pas sudah dekat. Wonwoo menggigit sisi pocky miliknya dengan gigi dan membiarkan Mingyu yang menyelesaikan sisanya. Semoga kurang dari dari dua senti. Doanya sambil menutup mata.
Jeritan penonton membahana. Jeritan Seungkwan sebenarnya. Jihoon sampai menyipitkan matanya dari tontonan kedekatan antar bibir yang disuguhkan dihadapannya. Dia tadi begitu. Dia berdua Soonyoung tadi begitu! Minus pelukan. Argh!
Bohong kalau tak bersentuhan! Sedekat itu! Pasti kena!
Para penahan terlihat tak berdaya. Entah karena faktor tinggi badan atau karena Mingyu dan Wonwoo memang kuat. Karena lelah menahan, Seungcheol memutuskan untuk melepas. Melepas longgar sedikit pegangannya.
Di saat dan di waktu yang tepat.
Saat Wonwoo dan Mingyu sedang saling memeluk satu sama lain dan waktu pocky mulai memendek perlahan-lahan. Mingyu tengah memiringkan wajahnya saat beban tubuhnya yang dia tumpu ke depan loss begitu saja.
Hasil akhirnya ketauan seperti apa.
Tanpa sengaja namun niat. Mingyu mencium Wonwoo.
Permainan selesai bagi Mingyu dan Wonwoo. Dalam diam keduanya menyimak Seungkwan dibantu Jihoon mengukur sah tidaknya pocky mereka. Dengan penggaris pemberian kru dia mulai mengukur.
Mingyu-Wonwoo berhasil memakan 4 stick pocky dalam semenit tapi bukan itu yang dihitung. Yang kurang dari 2 senti lah yang dihitung.
"1 senti 8 mili." Seungkwan berseru heboh. Itu tadi pocky yang ke 3 dan belum ditemukan pocky yang lebih dari 2 senti.
Untuk pocky ke-4 sengaja ditinggal untuk dihitung paling akhir. Ukurannya yang lebih pendek dari yang sudah mereka hitung dari tadi membuat Seungkwan sampai memamerkan pocky terakhir pada kamera.
Bukti nyata sedekat apa bibir mereka tadi.
Tunggu tanggal mainnya ditelevisi masing-masing. Kedekatan antar bibir akan di zoom sekian kali dan diputar berulang-ulang.
"1 senti!" seru Seungkwan sambil bertepuk tangan. Mingyu-Wonwoo senyum-senyum serba-salah.
Tiba gilirannya bagi pasangan terakhir. Dari pengalaman pasangan lain, harusnya mereka bisa lebih baik dari yang sebelumnya.
Seungcheol-Jeonghan bersiap. Dengan pocky di sela bibirnya, Seungcheol mereka mulai. Jeonghan mencondongkan tubuhnya ke arah depan dan berusaha sekali menapakan kakinya maju ke depan.
Sedangkan Seungcheol mulai merangsek maju hampir menyeret Mingyu besertanya.
Jeonghan benar-benar kepayahan untuk melangkah saja. Efek jarang berolah raga sepertinya. Sementara Seungcheol sudah di tengah, Jeonghan masih menarik diri agar sampai pada Seungcheol.
"Arrggh!" itu luapan energi yang Jeonghan kerahkan.
Jeonghan sampai, sweater pink Seungcheol ditariknya sementara Seungcheol sendiri menangkup pipi Jeonghan dan membawanya dekat. Kalaupun tubuh Jeonghan tak bisa maju lebih dari ini. Wajahnya masih bisa condong sedikit untuk bertemu wajah Seungcheol.
"mulai, mulai, mulaii." Seungkwan antusias. Saat pocky sudah di sambut Jeonghan. Lupa kalau dia kandidat terkuat makan roti melon.
Dari permainan ini bisa dilihat mana yang mainnya pakai niat sama nafsu. Ekhm!
Sudah setengah menit dan sudah 3 pocky mereka selesaikan. Saat ini sedang pocky yang keempat dan waktu masih berdetik.
"Mingyu-ya, kau bisa jadi peringkat 2 kalau Seungcheol dan Jeonghan hanya memakan 3 pocky." Jihoon berseru. Mendukung? Itu jelas bukan mendukung. Itu provokasi.
Beralaskan cinta, Mingyu menahan Seungcheol dan meretangkan tangan panjangnya untuk menjauhkan Seungcheol dari Jeonghan. Trik lilit tali ke badan milik Jihoon tadi sampai di ikutinya lantaran menahan saja tidak cukup. Dia harus memendekan tali Seungcheol agar tak sampai ke Jeonghan.
Sengit yang teramat sangat terjadi di sana. Tinggal beberapa detik lagi menuju menu yang kedua. Demi Wonwoo hyung Mingyu kuat!
"kenapa tak langsung memberikan misi untuk berciuman, ketimbang susah-susah begini?" Seungcheol mengusul. Sarkas sebenarnya. Tanpa diumumkan sudah tau tudung mana yang menjadi miliknya.
Usulnya tadi, nice idea! Sebenarnya. Mingyu saja sampai mengangguk laju dan seketika berubah jadi gelengan keras saat Wonwoo geleng-geleng kepala.
Masing-masing pasangan diperkenankan mengambil menu sarapan mereka dan membawanya ke depan tenda masing-masing. Tenda 1 dan 2 yang memiliki tempat duduk mewah di depan tenda mereka, sangat di sayang kan mendapatkan sarapan yang tak semewah tempat duduk mereka.
2 roll kimbap masih terbungkus alumunium foil menjadi menu sarapan Jeonghan-Seungcheol pagi itu. Sementara Seungkwan-Hansol harus puas dengan roti melon.
"selamat makan!"
"selamat makan!"
Tenda 3 dan tenda 4 saling berseru menyambut makanan mereka. Jihoon-Soonyoung dengan iga panggang dan sup tulang sapi. Wonwoo-Mingyu dengan omelet sayur dan tahu bumbu kecap. Perbaikan gizi pagi-pagi.
Acara sarapan pagi itu bisa dibilang berlangsung cepat. Sementara mereka memakan sarapan masing-masing. Kru di belakang kamera juga melakukan hal yang sama. Bedanya mereka dapat semua. Mulai dari sup tulang sampai roti melon.
Setelah game sarapan semua kru dan artis bisa rehat sejenak sampai waktu yang tidak ditentukan. Kamera masih terus menyala untuk merekam apa-apa saja yang mereka lakukan. Tidak diperkenankan memainkan gadget. Alhasil mereka hanya bisa uring-uringan.
"ini." Manager Soonyoung menghampiri artisnya dan memberikan kertas berjilid tebal di sana.
"apa ini?"
"script naskah. Sekuel Got One. Baca, pahami, dalami, praktekan." Sang manager berlalu. Niat sang manager baik. Biar Soonyoung menghabiskan waktunya dengan efisien.
"aku dapat naskahku tiga hari yang lalu. Syutting untuk yang kedua nanti aku rasa akan lebih intens. Settingnya di time skip sampai 3 tahun kemudian yang berarti kita semua anak kuliahan saat itu." Wonwoo nimbrung.
"aku juga sudah dapat punyaku. Di rumah, belum ku buka." Mingyu menimpali. Bangga.
"Doyoon hyung akan muncul lebih sering. Menjadi orang ketiga di antara mereka." Seungkwan ikut diskusi. Di liriknya tenda ujung, yang kedua pemiliknya lagi ngemil bareng. Masih lapar rupanya.
"selain Doyoon hyung ada orang baru lain?"
"setauku ada, tapi belum tau siapa. Mungkin akan ada audisi untuk mencari karakter untuk peran-peran baru yang kosong."
"peran apa saja?"
"salah satunya peran orang ketiga di antara aku dan Mingyu."
"hubungan kita juga ada orang ketiganya?" Mingyu menyambar.
Seungkwan terkekeh. "hubungan kitaaa," godanya pada Mingyu. "tenang saja, Wonwoo hyung tetap milikmu sampai akhir. Ya kan hyung?" tanyanya pada Wonwoo.
"entahlah, aku belum baca sampai akhir. Tapi bukannya akan lebih bagus kalau endingnya kita tak bersama? Jadi tak terbaca oleh penonton. Tak terduga seperti itu." Wonwoo memandangi Mingyu meminta persetujuan.
"kenapa begitu?" Mingyu tak bisa mengeluarkan kata-kata lain lagi selain banyak 'kenapa' di dalam kepalanya. Di film, nggak di cintai, di dunia nyata kejebak friend zone. Kisah cinta Mingyu kok gini-gini amat!
"dari awal kita tak ketemu, tak ketemu dalam artian hubungan seperti Jihoon-Soonyoung. Para penonton pasti berpikir kalau di season 1 kita tak bertemu, di season 2 pasti ketemu. Jadi kita patahkan anggapan mereka itu." Terang Wonwoo. Gelap di Mingyu.
"kau itu sadist apa bagaimana?" Jihoon bersuara.
Wonwoo mengedikan bahunya. "bikin yang anti mainstream."
"Chan masih ikut, dia adik Jihoon hyung. Jelas dia ikut." Seungkwan bergumam sendiri.
"Seokmin hyung juga akan ikut. Mendapat peran tetap. Teman seangkatan Jihoon hyung dkk." Hansol menimpali.
"tidak jadi orang ketiga dihubunganku dan Jihoon kan?" tanya Soonyoung.
Hansol menggeleng. "entah. Aku tidak baca. Aku diberitau Seokmin hyung langsung kalau dia ikut di season 2."
Soonyoung tiba-tiba mendapat semangatnya untuk membaca naskah di tangannya itu. Walau langsung loncat ke bagian tengah untuk mencari apa ada hubungannya Seokmin dengan Jihoon atau dirinya.
Dan matanya membulat lebar pasca menemukan satu line percakapan milik Seokmin.
Di situ tertulis.
'Aku menyukaimu.'
.
.
.
[Chapter Three] Done!
.
.
.
A/N:
Setahun. Lebih bahkan.
Thankyou sekali udah baca semua yg saya tulis, Love UUU
Tapi sekali lagi jangan ditunggu. Soalnya saya nggak tepat waktu. Ini contohnya. HeHe.
Btw yang tau fict saya Run Jihoon Run, itu ada lanjutannya cuma ga saya post di ffnet. Saya post di Wattpad. Yang mau tau kelanjutannya bisa check wattpad saya dengan nama yang sama.
Oneshot khilaf karena sekarang malah jadi threeshot.
Llo=)
