Chapter 5

NARUTO MILIK MASHASI KSIMOTO

SEMUA LAGU DAN TOKOH MILIK PENGARANG ASLI,BILA ADA KESALAHAN MOHON MAAF

Ide mungkin pasaran dan alur pasti cepat.

Hujan berintensitas sedang mengguyur kembali kota ini diruangan bernuansa serba putih Naruto sedang menunggu pemeriksaan Hinata,dia menunggu dengan sabar sampai Dokter bernama Shizune keluar jangan lupakan senyum ramah yang terpasang di bibirnya.

"jangan kuatir,Nyonya Hinata hanya kelelahan dan Cuma menderita flu" kata Shizune.

"terimakasih dokter"

"ini reseb dokternya,dan jangan mandi terlalu malam angin malam kurang bagus untuk kesehatan"

Mereka keluar dari ruang Shizune menuju apotik untuk menebus obat,selama menuju parkiran tangan Naruto tak pernah lepas menggemgam tangan mungil Hinata memberikan sedikit rasa Hangat pada tangan kecil yang terasa dingin itu.

"hy,Naruto-kun"

"hm"

"doa mu tadi pagi,sungguh manjur uhuk" kata Hinata.

"kasian" dan dia mendapat cubitan dipinggang.

Naruto membukakan pintu samping mobilnya untuk mempersilahkan Hinata masuk,dirinya mengendarai dengan kecepatan sedang sedikit melirik Hinata yang menggigil membuka laci dimobil,mengeluarkan sebuah syal berwarna merah dan memberikanya pada Hinata.

"pakai ini,tenang ini bersih"

"terimakasih Naruto-kun"

Dia lalu melilitkan syal merah marun itu kelehernya benarsaja rasa Hangat dia rasakan,senyum kembali Naruto pasang mobil yang dikendarai mereka melaju dibawah guyuran hujan Hinata mulai menyamankan posisi di kursi mengetahui itu ide jail terlintas di benak Naruto,dia menekan sebuah tombol disamping kursi Hinata sontak kursi yang disenderi terjungkit kebelakang sandarenya.

"Naruto-kun"kata Hinata kesal.

"haha"

Naruto memarkirkan mobil kedalam garasi rumahnya dia lalu membukakan pintu samping dan mempersilahkan Hinata keluar,saat memasuki rumah mereka disambut dengan dua rubah peliharaan Naruto Hinata berjongkok dan meraih Gumi rubah putih itu lalu naik kepundak Hinata dan melingkar di leher.

"nampaknya Gumi suka padamu" kata Naruto disela saat dia mempermaikan Kurama yang entah terlihat kesal.

"uhuk,dan nampaknya Kurama-kun tidak suka padamu hihi" balas Hinata.

"oh,rubah ini" kata Naruto sambil menarik narik pipi kurama,rubah itu kini benar benar kesal.

"iya"

"mana mungkin,dan kalo benar nanti malam bila dia menyelinab kedalam selimutku akan kulempar keluar jendela"balas Naruto.

"dasar kejam"

Naruto hanya tersenyum dia lalu menarik Hinata kesofa dia menariknya menariknya hingga dia terduduk di pangkuanya,kaget diawal namun seiring waktu dia mulai menikmati menggeser sedikit posisi supaya terasa nyaman,hal itu yang terlintas di benak Hinata matanya mulai berat semakin gelab sampai dia sudah berpindah kealam Mimpi.

"dasar tuan baka,apa dia tidak tahu itu sakit" kata Kurama sambil mengusab pipinya dengan kaki depanya.

"kasian,beruntung nyonya Hinata orangnya lembut" Gumi mendekati Kurama dan menjilat diantara telinganya.

Takusah menghiraukan dua percakapan rubah yang jelas tak dipahami Manusia,mereka ikut senang melihat wajah bahagia tuanya mereka tahu bila dirumah lebih banyak memasang wajah sedih mereka terus memandang tuanya yang membawa Hinata yang sudah tertidur waku telah berganti malam rumah itu tengah ramai dimana acara Makan malam akan dilakukan,sebenarnya Hinata ingin membantu namun dilarang oleh sangBOS alasanya dia masih sakit.

"ini subnya sudah siab"

"tak kusangka,kau bisamasak"

"jangan meremehkanku Hinata"

Malam itu kembali di isi dengan tawa kala Naruto tahu Hinata tidak bisa meminum obat berbentuk pil,dengan wajah merah padam karena menahan malu dan marah dia membuka mulut dan menelan serbuk pil obatnya,sudah tiga hari Hinata tidak masuk kerja benarsaja Naruto menjadi sasaran berondongan pertanyaan dari Sakura dan Ino tak ada yang bisa dilakukan Naruto selain menjawab jujur.

"memangnya dia sakit apa"kata Ino.

"Cuma kelelahan dan Flu" balasku enteng.

"kau tidak macam-macam kan,BOS"timbal Sakura tajam.

"tidak,dan cepat kalian kembali kerja waktu istirahat sudah selesai"

Menghembuskan nafas lega karena dua introgatornya sudah pergi telphon disakunya bergetar,merogoh kantung tempat dimana dia menyimpanya dan melihat rupanya berasal dari Shikamaru mengangkat panggilanya dan mendengar secara seksama apa yang di bicarakan salah satu orang kepercayaanya itu.

"jadi pertemuan selanjutnya minggu depan,baik kau siabkan tempatnya aku serahkan padamu"

Sedangkan dirumah merasa kondisi tubuhny sudah membaik,Hinata ditemani dua pliharaan Naruto dia membersihkan seisi rumah yang ukuranya tidak terlalu luas itu mengelab keringat yang berada dikeningnya menandakan bahwa pekerjaanya telah selesai ia membaringkan tubuhnya disofa ditemani Gumi.

"Naruto-kun pasti merawat kalian dengan baik" kata Hinata sambil membelai Gumi.

"memangnya kenapa,ada yang salah dengan dua rubahku Hinata" kata Naruto

"Kyaa"

"hahaha,makanya jangan melamun"

"eh,aku tidak mendengar kau datang?".

"kau mungkin terlalu lelah,aku pulang"

"selamat datang,sana kau mandi bersihkan tubuhmu"usir Hinata.

"laksanakan"sebelum meningalkan ruang tamu Naruto terlebih dahulu mengecub Bibir ranum Hinata.

Dan disinilah mereka diruang tamu sambil menikmati kopi sore berdua,sampai dia ingat sesuatu.

"Hinata,minggu depan aku ada pertemuan aku ingin kau ikut" sebuah seringai muncul di Naruto.

"untuk apa"

"pokoknya,kau ikut saja"

Tepat satu minggu ucapan Naruto benar dirinya dipaksa untuk menemani bosnya ini bertemu klaien,kini mobil sportd biru telah berhenti di depan sebuah rumah Naruto melirik sebuah mobil camaro SS kuning yang diparkir didepan rumah Itu.

"Naruto-kun ini rumah siapa?"

"kau akan tau Hinata-chan"

Balas Naruto dengan senyum yang membuat Hinata curiga,menggandeng Hinata sampai diteras dan menekan bel suara seorang perempuan terdengar dari dalam rumah langkah kakinya terdengar menuju pintu,saat membuka pintu yang Hinata lihat adalah seorang wanita cantik berambut merah dan sedikit familiar.

"ah,ternyata kau Naruto-kun dan hm,siapa gadis cantik ini hm" kata Kushina bergaya berbisik diahkir.

"eh,ibu tidak ingat ini Hinata gadis cengeng yang sering Naru tolong,atauh"

Kushina hanya tertawa melihat adegan barusan dimana Naruto memperkenalkan Hinata sekaligus mengejeknya dan sebuah cubitan dia terima,tak mau membiarkan anaknya dan seorang tamu berdiri diLuar Kushina mempersilahkan Naruto dan Hinata masuk,kini dia sudah membawa sebuah nampan berisi beberapa glas hampir penuh dengan air.

"jadi ibu,dimana ayah dan nampaknya seleranya kini dengan mobil mascel"kata Naruto.

"memang,aku masih kesal saat dia membeli mobil didepan itu kenapa membeli mobil seperti itu aku susah saat membawanya" kata Kushina sedangkan Naruto hanya memandang datar kelakuan ibunya.

"eh,aku tidak yakin yang kuyakin malah semakin bahaya kalo ibu yang nyetir"Naruto mulai menyamankan posisinya dia lalu merangkul pundak Hinata.

"kita ganti topik,Hinata bagai mana anak kuning ini apa dia sering bermain wanita"selidik Kushina pada Hinata yang tersipu.

"tidak bibi,dia menjadi anak yang baik"kata Hinata sepontan.

"hoe,kapan kau membawa calon mantu untuk ayah dan ibumu ini"kata suara yang tiba tiba muncul.

"kyaa" sepontan Hinata merapat pada Naruto saat menoleh ternyata pelakunya adalah ayah Naruto sekarang dia tahu dari mana kebiasaan muncul tiba-tibanya,sebal jangan ditanya jawabanya adalag tentu.

"nampaknya tidak usah,benarkan sayang"kata Minato pada sang istri" iya".

"ayah,ibu boleh kami tinggal disini untuk beberapa hari?".

"boleh,namun disini hanya ada dua kamar" balas sang ibu.

"tidakmasalah,Hinata sekarang kau ambil barang barangmu".

Hinata lalu beranjak keluar melihat dia keluar sontak orang tuanya langsung menghapit Naruto agar tidak kabur,keringat dingin sudah mulai keluar sumbernya adalah Kushina yang tersenyum manis penuh makna licik sedangkan sang ayah tak usah dijelaskan.

"jadi,Hubunganmu dengan Hinata-chan apa Naru-chan".

"dia"

"apa"kata Minato.

"dia adalah calon istri Naru".

"HEE"kaget kedua orang tua Naruto.

Malam tela datang kembali malam ini Hinata akan bermalam di rumah orang tua Naruto mau bagaimana lagi ini keinginan bos kuningnya itu,atau karena lokasi rumah orangtuanya Naruto jauh lebih dekat dengan lokasi miting entah itu sudah ada yang mengurus.

"apa ada yang kau pikirkan,Hinata?".

"tidak ada" kata Hinata dia lalu meneruskan membaca novel.

"sekarang kau tidur Hinata,besok akan menjadi hari yang melelahkan" kata Naruto sambil merapikan beberapa dokumen.

"baru jam 21.38 Naruto-kun,apa kau mau kubuatkan kopi?".

"tolong ya Hinata,satu cangkir Tapi"

Naruto menuju pintu kamar mereka keheranan terlihat jelas diwajah Hinata saat Naruto berada didepan pintu sambil menyiabkan kuda-kuda ,benarsaja dia memukul pintu kamar itu dengan keras beruntung tidak rusak tapi menimbulkan suara benturan keras dan bila ada yang menaruh kepala disana pasti sakit yang dirasa.

"kau bisa membangunkan ayah dan ibumu Naruto-kun"tegur Hinata.

"eh,mereka tidak akan bangun santai saja jadi buat kopi tidak kau"balas Naruto.

Hinata keluar saat menutub pintu dia kaget karena melihat Minato dan Kushina sedang mengusab sisi kepala mereka,merasa di perhatikan mereka melihat siapa orang nya senyum kikuk dipasang dan diberikan pada Hinata.

"eh,paman bibi kalian kenapa?".

"tadi Cuma terbentur benarkan Kushina"

"iya"

"kalo begitu,permisi saya ingin membuatkan Naruto kopi dahulu"kata Hinata sopan.

"tolong sekalian kami buatkan Hinata-chan"

"baik"

Memastikan hinata sudah kedapur Kushina mulai mencak mencak tak karuan dia marah atas kejadian tadi dia yakin betul pelaku,orangnya adalah Naruto yang memukul keras pintu itu Minato hanya tersenyum kikuk tak berani mendekat istri cantik namun galak ini.

"dasar anak kurang ajar"sungut Kushina.

"sudah tenang,ayo kita reruang Tv saja" ajak Minato atau lebih tepatnya menyeret.

Pelaku atas kejadian kurang ajar tersebut dikamar hanya tersenyum senyumanya berhenti karena sebuah cangkir kopi terhidang disampingnya,tak perluh menoleh siapa yang memberikan dia lalu mengucab terimakasih sedikit melirik jam yang sudah menunjukan waktu hampir tengah malam Naruto menyuruh Hinata untuktidur duluan,menjadi hiburan tersendiri karena Hinata kalo sudah berbaring di kasur tak butuh lama dia untuk tidur pas tengah malam Naruto sudah selesai melakukan pekerjaanya.

"ayah,ibu kami berangkat dulu" salam Naruto sedangkan Hinata hanya mengangguk sedikit jangan lupa sebuah senyum manis.

"hati-hati kalian"kata Kushina.

Mobil biru itu berjalan menuju tempat mereka miting hari ini,menyusuri jalanan di gunung akina yang berliku mobil itu melaju dengan lancar mengemudi dengan santai karena acara dimulai satu jam lagi disalah satu bagian jalan Naruto hanya geleng geleng kepala,Soalnya beberapa saat tadi mereka disalib oleh beberapa mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi lebih tepatnya 2 mobil pabrikan masda RX 7 berwarna kuning dan silver.

"dasar,kenapa mereka melakukanya di siang bolong"gerutu Naruto.

"sabar,tak usah dikejar Naruto-kun"kata Hinata menenangkan pengemudi disampingnya yang uringuringan.

Mereka sudah keluar dari area jalur gunung terlebih dahulu Naruto mampir di pom bensin untuk mengisi tangki mobilnya,saat menunggu pengisian tanpa dia sengaja mendengar pembicaraan dari pegawai pom tersebut.

"86 memang hebat dia mampu mengalahkan salah satu andalan red suns"

"manaada mobil tua yang bisa mengalahkan RX7,kalo masuk jurang aku percaya"

Naruto mendengar pembicaraan sekilas hanya tersenyum saat salah satu pegawai memberitau sudah selesai dia dan Hinata kembali berkendaramenuju tempat kerja hari ini,mereka sampai di suatu resto yang memiliki tempat miting disana sudah disiabkan tempat.

"tuan Uzumaki,silahkan ruangan ada disana"kata seorang pelayan.

Kini mereka sudah ada didalam ruang miting ruangan di disain cukup santai dan simpel,Hinata duduk disamping Naruto dia gugub karena baru pertama kali ikut pertemuan semacam ini setelah menunggu beberapa menit klaiyen datang,seorang laki laki berambut putih lelaki itu tersenyum kearah Naruto mendapat hal itu dia mengangguk entah kenapa ada rasa sedikit tidak suka terhadap orang dihadapanya,orang kedua masuk rasa terkejutnya berasil dia sembunyikan karena orang itu dia sangat kenal.

"selamat siang Tuan Uzumaki,perkenalkan namaku Toneri Outsuka"kata orang itu.

"baik mari kita mulai rapat ini,lebih cepat lebih baik"

Mendengar hal itu Hinata sedikit heran namun melihat siapa yang ada disamping Toneri membuat Hinata paham,diskusi berjalan cukup alot dimana Toneri adalah tipe orang serakah Naruto sadar itu sedari pembicaraan proyek ini dimulai rasa sebalnya semakin bertambah saat mana dia mencuri pandang pada Hinata,mungkin dia tidak puas terhadap istrinya tanpa dirasa waktu sudah menunjukan jam makan tepat saat rapat berahir.

"Hinata,tolong bisa kau belikan obat sakit kepala pakai mobilku saja"kata Naruto sampil memijat keningnya.

"baik,aku sudah pesankan makanan pada pelayan mungkin sebentarlagi datang" kata Hinata sebelum pergi.

Bersandar dikursi dia menutup wajahnya dengan sebelah tangan,mengintip dari sela jari siapa yang duduk didepanya rasa taksuka kembali membara di dada melihat siapa orang itu Sasame fuma atau sekarang Sasame Outsuki.

"apa yang kau inginkan"kata Naruto dingin.

"aku ingin,kau kembali padaku aku tahu kau masih mencintaiku iyakan Naruto-kun"kata wanita itu to the poin.

"percaya diri sekali kau,Sasame"balasku dingin.

"maaf saja aku sudah punya istri dan,Asal kau tahu aku tidak suka terhadap wanita bekas pakai seperti dirimu aku sudah tahu semua rahasiamu, sekarang lebih baik kau pergi kau sama saja dengan suamimu" kata Naruto penuh penekanan.

Merasa dilecehkan dia pergi tanpa sepatah kata meninggalkan Naruto,Hinata tanpa sengaja berpapasan dengan Sasame dia memandang heran tanpa memikir hal itu dia menyerahkan obat pesanan Naruto plus kunci mobilnya.

"trimakasih,Hinata"

"iya,Naruto-kun dia tadi kenapa kok tampaknya sangat kesal?"

"Cuma mungkin dia tidak diberi jatah dari suaminya,sudahlah ayo kita ke klaiyen selanjutnya"

Kini mereka berpindah ke suatu hotel disana mereka akan bertemu dengan klaiyen,saat masuk ruangan miting senyum lebar merekah dari bibir Naruto melihat siapa klaiyen selanjutnya seorang pria tua yang Naruto anggab sebagai kakek.

"ho,rupanya yang datang kau Naruto-kun sudah lamaya tidak bertemu"kata Sarutobi Hiruzen .

"lama tidak bertemu,orang tua nampaknya kau sehat" balas Naruto dan mendapat cubitan dari Hinata karena berprilaku kurang sopan.

"haha,nona Uzumaki tak apa aku sudah biasa seperti itu dengan suamimu"kata Hiruzen enteng tak memperdulikan Hinata yang memerah.

"kau ada ada saja,mari kita mulai rapatnya"

Tanpa dirasa siang telah diganti malam mereka kluar dari ruangan itu Naruto sedikit meregangkan badan yang kaku,berurusan dengan kakek tua itu sangat merepotkan namun dia lebih menyukai orang itu hasilnya adalah Naruto membiarkan dia mendapat keuntungan yang sedikit lebih besar melirik jam yang sudah menunjukkan jam 21.46.

"Hinata,apa kau mau kuajak melihat sesuatu?"kata Naruto.

"apa apa ada tempat wisata baru" kata Hinata antusias.

"bukan"

"lalu apa?"

"balab mobil di gunung akina"kata Naruto dengan cengiran.

"tidak,lebih baik kita pulang"kata Hinata tegas sukses membuat Naruto punduk.

Naruto membukkan pintu untuk Hinata setelah itu dia masuk dan menjalankan mobilnya menyusuri jalan kota yang ramai lancar hingga sampai di daerah jalur gunung akina,nampaknya mereka akan terjebak dengan orang orang yang balapan dan Naruto sadar itu sedikit seringai licik yang Hinata tidak sadari mungkin hari ini dia akan sedikit menakut nakuti Hinata.

"disini ramai sampai larut malam ya Naruto-kun"kata Hinata.

"memang,Hinata eratkan sabuk pengamanmu aku akan sedikit memanaskan mobilku"kata Naruto dia sudah menyetir dengan satu tangan.

"eh,kita sudah berjalan otomatis panaskan mesinya?''

Naruto hanya tersenyum sudah membuat Hinata merinding benar saja,mengurangi gigi dia tancab gas melaju mendaki jalanan gunung akina dalam mobil Hinata tak henti hentinya menjerit tanpa terasa dia sudah menyusul dua orang yang sedang melakukan balapan malam ini sebuah mobil 86 panda dan GTR berwarna hitam bermodel lain dari Naruto.

"nampaknya itu mobilnya,hm ahli turunan"

Sedangkan di sisi lain gunung mereka tercengan dengan munculnya mobil ketiga yang mengganggu balapan,mendengar dengan seksama penjelasan dari radio menunjukan lawan bukan pembalab biasa, mereka masuk pada tikungan 5 berturut turut yang dimana merupakan titik serang paling ampuh di jalur ini pada tikungan ketiga GTR hitam kehilangan cengkraman ban depan dan beruntung hanya mengalami penyok,sisa dua tikungan 86 menggunakan parit jalan untuk membantu berbelok,Naruto hanya tersenyum dia mematikan lampu depan dan menggunakan parit jalan untuk menyalip mobil didepanya,saat pengemudi 86 tersadar GTR sudah berada jauh.

"Naruto-kun,awas kau"ancam Hinata disampingnya.

"hahah"

Pengemudi 86 lalu berhenti di resarea dia lalu di krumuni oleh teman temanya,raut syok karena kalah dia tampakkan bukan hanya dia semua temanya menunjukan raut yang sama.

"oeh,kau tak apa"kata keishuke

"aku baru melawan iblis sebenarnya dari akina"kata Takumi.

"apa maksutmu,bukanya kau yang tercepat"

"bukan,aku pernah diberitau oleh ayah kalo ada yang menyetir bagai iblis di akina dan aku saat mengirim tahu dilarang untuk menghalangi jalan atau di suruh langsung lari,kalo tidak salah ayah bilang tidak mencari gara-gara pada mobil bersetiker kunai cabang tiga,pedang merah dan kalo terpaksa lebihbaik langsung mengaku menyerah"kata Takumi dengan wajah malas.

Sedangkan dirumah orang tua Naruto Hinata setelah mobil diparkir dia langsung kluar dan masuk kamar raut kesal terpampang jelas diwajah ayunya itu,melihat hal itu tanda tanya besar di kepa orang tua Naruto muncul.

"apa yang terjadi Naru?"kata Kushina.

"dia ngambek,karena kuajak sedikit menggeber mobil didepan"

"dasar baka,sekarang kau tenangkan dia sana"usir Minato.

Naruto memutar knop pintu namun terkunci dia mengetuk kamar mereka namun tidak ada jawaban dari Hinata,tak mau menyerah dia terus mengetuk dan memanggil Hinata saat dia mulai ingat kalo ada kunci cadangan Naruto langsung melesat kekamar orang tuanya dan mengambil kunci kamarnya.

"Hinata"

Panggil Naruto pada Hinata yang berada di tempat tidur menutupi tubuhnya dengan selimut,mendengar Naruto sudah masuk dia langsung turun dari tempat tidur mengambil pakaian dan masuk kekamar mandi tanpa menoleh pada Naruto,sebal? Tentusaja itu yang dirasa Naruto.

"cih,awas kau"

Entah mungkin keberuntungan masih berpihak pada Naruto setelah dia mengumpat rumah itu menjadi gelap karena pemadaman,Hinata sepontan memanggil Naruto karena dia takut Naruto langsung masuk kedalam kamar mandi penemuan pertamanya adalah Hinata yang polos tidak tertutup sehelai benangpun berterimakasihlah pada sinar bulan yang masuk kedalam kamar mandi itu lewat fentilasi.

"ada apa?"kata Naruto.

"kenapa kau masuk"kata Hinata ketus.

"bukanya kau memanggilku"

"kata siapa,aku tak pernah memanggilmu aku marah padamu" sebuah seringai terpasang diwajah Naruto.

"kalo begitu,akan kubuat kau mengaku"kata Naruto sambil mulai mendekat Hinata mulai panik.

"apa yang kau lakukan"

"memperkosamu"

Dengan cepat Naruto meremas dada Hinata dia juga menyerang pangkal paha dengan satu tangan yang lain desahan Hinata disumpal dengan ciuman ganas dari Naruto,ciuman mulai turun pada leher putih Hinata,memberi tanda merah pada Hinata dia langsung turun pada daerah dada.

"hentikan Naruto-kun"

Kata Hinata pada Naruto yang bermain di puting dadanya desahan semakin nyaring terdengar saat Naruto memainkan daging kecil dilipatan kelamin Hinata,tubuhnya melengkung membuat seolah menghidangkan dada miliknya,Naruto dengan kuat menghisab puting Hinata dia memasukan dua jari pada lubang Hinata yang mulai basah dengan ganas dia mulai melumat bibir Hinata sesekali menggigit pelan cuping Hinata membuat desahan prempuan itu semakin terdengarkarena Nafsu yang semakin membara karena ulah Naruto.

"aku tanya sekali lagi,apa kau memanggilku"

Ucab Naruto sambil memainkan dua jarinya pada lubang Hinata semakin cepat,jari yang digunakan semakin basah oleh madu yang keluar dari Hinata sedangkan dia mencoba menutup rapat kakinya berharab mengurangi rasa nikmat pada veginanya namun itu hanya angan,Sebab Naruto menaruh satu kaki dipundaknya sedangkan satunya ditahan dengan tangan kirinya.

"ah...ti..dak..ah"

"baik,akan kubuat kau mengaku"

Naruto lalu membawa Hinata dipundaknya ketempat Tidur membaringkan wanita itu dia lalu membuka lebar kaki Hinata,tanpa menunggu lama dia langsung melahab Veginahinata menghisab kuat kuat cairan yang keluar dari lobang yang ada disana menggigit daging kecil yang ada daging yang terdiri dari berbagai syaraf yang sangat sensitif,Kedua tanganya meremas kuat dada Hinata sedangkan diperlakukan seperti itu pertahanya sudah runtuh Organsme pertama dia dapat.

"berhenti,baik aku tadi memanggilmu PUAS"kata Hinata menekan pada ujung kalimat.

"terimakasih sudah mau jujur" kata Naruto dengar cengiran.

"apa yang kau lakukan,ahh"

Naruto sudah meluncur memasuki Hinata gerakanya semakin cepat otot vegina Hinata seolah menahan benda yang masuk kedalam Lorong itu untuk keluar,Hinata semakin bergerak tak karuan kala gerakan Naruto semakin cepat Hingga dia mencapai klimak yang kedua tak berselang lama di susul oleh Naruto yang banyak mengeluarkan benihnya didalam Hinata Naruto ambruk disamping Hinata ia lalu memeluk Hinata dengan lembut.

"selamat tidur,Naruto-kun"

TBC