Disclaimer

Haikyuu! © Furudate Haruichi

need you to be by my side © Enamel Illyane

Warning!

KuroTsuki, maybe OOC, typo(s), terdapat diksi yang tidak tepat

Not gonna say anything nice? Then keep it to yourself and click the 'back' button, you don't like wasting your energy on this right?

.

.

.

.

Lewat beranda aprtemen, Tsukishima menatap laut yang cukup jauh di sana. Terhitung beruntung karena lewat posisinya kini, ia bisa melihat mentari terbenam dengan cukup jelas.

"Indah, ya? Warnanya tersapu dengan—"

"Jangan melankolis," Tsukishima melayangkan protes. "Tapi, ya, memang indah."

Kuroo terkekeh. "Apa aku sebegitunya tidak cocok menggombal?"

"Kau lebih cocok mengancam, sungguh."

"Astaga, kau dingin sekali, kekasihku," keluh Kuroo yang jelas dibuat-buat.

Tsukishima mendesis pedas sebelum kembali pada langitnya. Mentari sudah tenggelam lebih dari setengahnya, beberapa awan mulai berpindah tempat menghalangi mentari. Tsukishima agak sedih akan hal itu, sebenarnya.

"Perlu kuambilkan kursi?"

Tsukishima menggeleng. "Tidak perlu. Atau kau sudah mulai pegal? Lemah."

Alis Kuroo berkedut tersinggung. "Aku hanya berusaha baik padamu, astaga. Lihat bagaimana kaki-kaki pucat dan kurus itu menopang ego yang kau miliki. Kau yakin sudah makan dengan teratur?"

"Apa pedulimu."

"Kau kekasihku."

"Kau bukan ayahku."

"Tapi aku calon suamimu."

"Percaya diri sekali. Bukankah yang kau inginkan untuk hidup bersamamu selamanya itu Kenma-san?"

Kuroo diam sejenak. "Ya. Kau benar."

Tsukishima merasa perih, tapi tetap enggan menunjukkannya. Ia memilih bungkam dan memasang headphone hitamnya. Memusatkan kembali fokusnya pada langit yang mulai menggelap.

"Oh, ayolah, jangan marah."

"Kau lebih memilih Kenma-san," lirih Tsukishima.

Kuroo tertawa untuk sejenak, sebelum ia berkata, "Tentu saja aku ingin bersama Kenma selamanya. Dia teman terbaikku. Apa kau tak ingin bersama teman-teman gagakmu selamanya?"

Yang ditanya memilih membuang muka dan mengangguk kecil. Kuroo dibuat tertawa lagi karenanya. "Memang benar aku ingin Kenma bersamaku selamanya."

Ah, cukup, cukup. Tsukishima memaksimalkan volume musiknya. Telinganya terasa sakit, namun masih lebih baik daripada nyeri dalam rongga dadanya.

"Tapi aku butuh kau, Tsukishima Kei-ku yang tercinta, untuk bersamaku selamanya."

Sekitar Tsukishima mendadak sunyi. Suara musiknya perlahan memudar dan akan menghilang. Langit di sana sudah menggelap dan semua lampu di rumahnya mati, tapi kenapa Kuroo terlihat begitu terang di matanya?

"…kau mencontek dari internet."

"Kau tidak menyukainya?"

Ada hening selama tiga detik sebelum Tsukisima menjawab, "Tidak juga."

"Aih, pacarku tsundere."

"Berisik. Dasar kucing garong."

Tsukishima bisa mendengar tawa bintang seiring cahaya mereka yang timbul tenggelam. Mungkin bintang-bintang itu butuh satu atau dua ciuman dari kepalan tangan gatalnya.


fin.


Quick shit. Maaf kalau nggak memenuhi ekspetasi. *bow*

Lanjut latihan soal buat try out Senin besok,

-Enamel Illyane