Title : ASTRAY

Genre : Romance, Mystery/Suspense (maybe)

Rate : T to M (for save)

Main Cast :

Junmyeon, Yixing dan beberapa nama yang tersebut didalamnya.

Desclaimer :

Cerita ini original dari hasil ngayal saya sendiri selama beberapa minggu dan mungkin beberapa pengaruh dari kisah-kisah lain, sumber-sumber internet serta mitos-mitos yang beredar.

Warning :

Boy's Love, akan ada keberadaan kisah-kisah yang (mungkin) tak masuk akal, mengandung bahasa yang bhineka tunggal ika alias campur-campur serta tidak sesuai EYD.

.

.

.

.

.

.

Sosok itu terus mendekat kearahnya bahkan ketika Junmyeon mencoba berteriak dan berusaha menggerakkan badannya, namun nihil tubuhnya seperti tertahan oleh sesuatu hingga sulit digerakkan. Sosok itu semakin mendekatinya dan nafasnya terasa semakin tercekat, semakin mendekat bahkan dia bisa merasakan sesuatu mulai melingkupi tubuhnya yang terbaring di tempat tidur, marambat dari ujung kakinya dan perlahan-lahan naik ke perut -nafasnya mulai tak terkendali- ,ke dada –keringat dingin mulai mengucur dari seluruh bagian tubuhnya- , ke leher –dia mulai merasa kehabisan nafas dan...

.

.

.

"HAHH...hah..hah..hah..."

Pria yang tadinya terlihat sedang tidur dengan lelapnya itu tiba-tiba membuka mata dan mendudukkan badannya. Kejadian seperti itu lagi, dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi padanya atau mungkin tempat tinggalnya yang baru saja dia tinggali kurang lebih seminggu ini, yang pasti dia ingat betul kalau dia mulai mengalami gangguan-gangguan dimalam hari semenjak dirinya memutuskan keluar dari kontrakan lamanya dan membeli rumah yang ditinggalinya sekarang ini. Pernah beberapa kali dia bertanya pada warga sekitar yang tinggal tak jauh dari rumahnya itu perihal keadaan rumah tersebut sebelumnya, dan jawaban mereka semua sama, dari dulu sejak masih dihuni oleh penghuni lamanya rumah tersebut tak terlihat bermasalah sama sekali, rumah tersebut ditinggali oleh keluarga yang ramah dan mudah bersosialisasi, namun kemudian mereka memutuskan untuk pindah dan menjual rumah tersebut sejak anaknya diketahui sakit sekitar setahun yang lalu, yang pada akhirnya sekarang rumah itu sudah sepenuhnya milik pria ini.

Dia adalah Kim Junmyeon, pria berusia 26 tahun yang bekerja sebagai salah satu pimpinan di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. Dulu dia tinggal di kawasan Mokpo dengan mengontrak sebuah rumah, setelah dua tahun bekerja ia dimutasi ke perusahaan induk di Seoul dan akhirnya memutuskan untuk membeli rumah disana yang dekat dengan kantornya.

Jam masih menunjukkan pukul 2 pagi dan mata Junmyeon sepertinya sudah enggan tertutup, akhirnya dia memutuskan untuk keluar kamarnya, mengambil segelas air dan membawanya sambil menonton televisi di ruang tengah rumahnya. Belum semenit dia duduk didepan televisi namun air putih yang dibawanya telah habis dia tenggak, tenggorokannya benar-benar terasa kering. Mata Junmyeon memang mengarah ke televisi namun pandangannya menerawang, dia memikirkan keadaannya selama seminggu ini di rumah barunya. Dia ingat betul, hari pertama dia tinggal disini dia tak mengalami apapun. Dia tidur dengan nyenyak, mimpi indah dan bangun dengan segar. Namun di hari kedua ketika dia pulang lembur hingga tengah malam dan langsung tidur bahkan tanpa mengganti bajunya dia mulai mengalami mimpi itu, awalnya dia mengira itu karena dia sangat kelelahan namun di hari-hari berikutnya dia terus mengalami mimpi yang sama seperti tadi. Seseorang seperti berusaha mendekatinya dan meraih tubuhnya. Junmyeon tidak takut –maaf saja- dia hanya khawatir jika hal ini terjadi terus menerus dan mengganggu waktu tidurnya itu juga akan berdampak pada kesehatannya.

"hahhh...kumohon untuk semua yang ada dirumah ini selain aku, tolong jangan ganggu akuu...aku butuh tidur, demi Tuhaaann..." Junmyeon mengusak wajahnya dan merebahkan kepalanya kesandaran sofa, dia bertahan dalam posisi itu selama beberapa menit dan menegakkan kembali badannya untuk menonton acara dini hari yang menyebalkan, ya...sangat menyebalkan untuk kondisi Junmyeon yang sangat kelelahan seperti ini tapi tubuhnya tak bisa diajak kompromi.

Tak terasa 4 jam telah berlalu dan pria berkulit susu itu mulai beranjak dari sofa, mengambil handuk dan dengan langkah yang diseret-seret memasuki kamar mandi. Seandainya tidak ingat tanggung jawab, maka Junmyeon lebih memilih berdiam dirumah menikmati waktu untuk mengistirahatkan otot-ototnya yang mulai terasa kaku. Mandi, sarapan, membereskan rumah dan mempersiapkan segala keperluan kerjanya sendiri adalah hal yang biasa untuk pria 26 tahun ini, bukan ia tak ingin ada seseorang yang menggoda indra penciumannya dengan aroma kopi di pagi hari, lalu disusul dengan kecupan manis? Ooh, pria mana yang tidak suka saat-saat penting seperti itu. Tapi masalahnya sampai saat ini belum ada yang bisa mengusik konsentrasinya dari pekerjaan yang dia geluti.

Junmyeon sudah selesai dengan urusan pribadinya, setelah memastikan tak ada yang tertinggal ia segera keluar dan mengunci rumahnya, dia memutuskan untuk naik bis pagi ini karena kondisinya benar-benar tidak memungkinkan untuknya menyetir sendiri.

Setelan tuxedo berwarna gelap dengan rambut yang disisir rapi dan bau parfum yang menguar, oh dan jangan lupakan kacamata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya. Kalau sudah begini siapa yang tidak ingin diajak kencan oleh Junmyeon?, bahkan di posisinya berdiri sekarang ini –karena memang bisnya penuh- menjadi sasaran empuk tatapan-tatapan genit para gadis berseragam SMA yang jumlahnya lebih dari setengah keseluruhan penumpang dalam bus. Ayolah, moodnya sedang buruk hari ini, matanya terasa panas dan memerah akibat kurang tidur semalam, tapi siapa sangka jika memilih menggunakan kacamata hitam untuk menutupi mata lelahnya ternyata berdampak buruk untuk Junmyeon, semua orang makin memperhatikan dan memuji penampilannya. Oke, wajah tampan ini memang sudah kutukan untuk Junmyeon dia tidak meminta untuk lahir terlalu tampan begini, tapi saat ini Junmyeon sedang tidak ingin di ganggu. Setelah sampai di halte depan kantornya Junmyeon segera turun tanpa memperdulikan pandangan seluruh isi bus yang mengikutinya bahkan sampai bus berjalan masih banyak kepala yang terlihat menempel di kaca jendela bus.

Perjalanan Junmyeon tak berhenti sampai disitu, di pelataran kantor bahkan hingga ia masuk loby seluruh pegawai wanita dari yang jomblo, baru taken sampai yang sudah bersuami memandangi Junmyeon seperti orang yang baru saja terhipnotis. Menyadari hal tersebut Junmyeon mempercepat langkahnya dengan menundukkan kepalanya dan sigap membelokkan badannya kesebuah lorong untuk mencapai lift sampai kemudian tubuhnya sedikit terjerembab kebelakang karena menabrak seseorang.

"akh..."

"maaf aku tidak sengaja." Katanya hendak berlalu kembali namun langkahnya terhenti saat seorang yang bertabrakan dengannya barusan memanggilnya

"Junmyeon?"
"ne." Junmyeon ingin melanjutkan jalannya namun sekali lagi orang itu menahannya.

"kau benar Junmyeon kan?" tanya orang tersebut sambil memegang kedua bahu Junmyeon.

"tsk... berhenti membuat lelucon Baek, aku sedang buru-buru dan kau menghalangi jalanku."

"haha, ada apa denganmu Myeon? Kau sedang berusaha membuat sensasi?"

"apa maksudmu?"

"kau tidak lihat?, kacamata hitammu itu, wuuw...semua wanita disini memperhatikanmu, o-ooh...kau sudah bosan sendiri ya? Kau ingin menarik perhatian mereka dan memilih untuk mengencani beberapa dari mereka sebagai pilihan?, ya kan?"

"jaga bicaramu tukang gosip, kalaupun aku ingin mencari kekasih aku tak akan melakukan hal semurah ini."

"kau benar... tapi ngomong-ngomong kenapa kau pakai kacamata begitu?"

"karena ini." Junmyeon melepas kacamatanya dan menujukkan mata merahnya pada Baekhyun, rekan kerjanya.

"seingatku semalam kau tidak lembur, daaan...apa yang membuatmu lembur jika tak ada wanita atau uke hot yang menginap rumahmu?" Baekhyun membuat suara sejahil mungkin sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"aku jadi ingin tau seberapa lama Chanyeol menghajarmu dan berapa kali dia membuat lubangmu berdarah?" tanya Junmyeon frontal namun dengan wajah datarnya, ia tau kemana arah bicara 'uke hot' yang tak tau malu dihadapannya ini.

"dia bisa bertahan semalaman dan tidak pernah membuatku sampai berdarah, Chanyeol bisa memainkannya dengan lembut." Jawabnya dengan gestur kagum.

"wow, Chanyeol benar-benar hebat, dan aku harus segera pergi." Ucap Junmyeon masih dengan wajah datarnya

"pergi? Kemana?" tanya Baekhyun dengan herannya.

"ke rumah nenekmu."

"..."

"..."

"..."

Suasana mendadak hening dan Junmyeon menangkap raut kebingungan diwajah si imut Baekhyun.

"hhh...kau ini sedang mabuk atau bagaimana?, aku ingin naik lift itu dan segera menuju ruanganku yang berada di lantai 11 untuk bekerja, kau paham anak manis?"

"e..o..ohh begitu, hehe iya juga sih. Baiklah silahkan, tuan Kim."

Junmyeon hanya mengelengkan kepala dan memutar matanya lantas pergi meninggalkan Baekhyun yang tak segera beranjak.

"kupikir kau akan 'berbuat' dengan nenekku." Gumam Baekhyun yang melihat Junmyeon telah memasuki lift.

.

.

.

.

.

TBC

Ayuuhuuuu... setelah beberapa minggu terserang vilek sampe naik level(?) ke tahap writter's block, akhirnya bisa nulis lagi :D aduh virus WB itu ternyata menyiksa banget ya?, banyak ide bertebaran tapi mau nulis ngawalinnya susaaaaaah banget, kayak orang mual tapi ga bisa muntah #euww. Lagi nyobain genre baru nih, mungkin gak horor-horor banget ya karena saya sendiri sebenernya penakut tapi suka hal-hal yang berbau horor dan mistis #lahbegimane?. Okelah, pesan saya musim hujan begini jaga kondisi baik-baik ya, biar gak bolak balik kena flu #ngomongsamacermin, wabah demam berdarah juga jadi jangan lupa antisipasi dengan pakai lotion anti nyamuk kemana-mana buat menghindari gigitan nyamuk #pesaninidisponsorioleh :D

Happy Reading and Review juseyo...!