Disclaimer ; BTS punya diri mereka masing-masing, seluruh ide cerita murni dari saya, dan saya sama sekali tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun

Pair(s) ; Jimin x Jungkook, slight!Taehyung x Yoongi

Warning ; Kemungkinan besar OOC, AU, BL, mungkin rate akan naik seiring berjalannya chapter/? Lol

.

.

Jika kau butuh seseorang untuk dimintai pertolongan tanpa pamrih, cari saja Park Jimin. Siapa yang tidak mengenal pria berusia akhir dua puluhan itu walaupun kantor tempatnya bekerja itu sepuluh tingkat lebih tinggi dibanding bangunan apartemennya yang hanya terdiri dari lima tingkat lantai? Tidak ada. Tidak ada yang tidak mengenal pria itu.

Baik hati, pintar, dan rupawan, siapa yang tidak menginginkannya? Ditambah satu lagi fakta mengejutkan bahwa di usia matangnya sekarang, dia belum juga memutuskan untuk berkeluarga, membuat setiap karyawan kantornya terus saja mempertanyakan dan memujanya.

Bagi Jimin, ia mengakui usianya sudah sangat matang dan siap untuk menyelesaikan sesuatu seperti pernikahan, seperti yang dilakukan setiap orang di usianya, seperti yang diharapkan kedua orang tuanya sejak lama. Tapi usia matang saja tidak cukup untuk menjadi bekal dalam sebuah pernikahan. Jimin tidak akan sungkan bilang kalau dia memang belum siap menikah karena, memang, dia belum mencukupi untuk termasuk dalam syarat orang yang sudah sangat siap untuk menikah.

Jimin belum siap. Sebenarnya itu hanya alasan. Jimin adalah pria matang yang siap untuk menikah kapan pun ia mau, ia hanya tinggal menunjuk seseorang untuk menjadi mempelai yang akan menemaninya di altar, dan dalam sekejap mata, status Jimin yang lajang akan berubah dengan cepat menjadi Park Jimin Suami Orang.

Tapi tidak semudah itu. Pernikahan terdiri dari seorang mempelai pria dan juga tentu saja seorang mempelai wanita sebagai pendampingnya. Bagaimana Jimin bisa menikah kalau pendamping yang diinginkannya itu bukanlah seorang wanita? Jimin tahu itu memang tidak wajar, tapi dia memang tidak bisa memaksakan dirinya. Dia tidak pernah menginginkan wanita.

Jimin adalah seorang pria profesional yang cukup terbuka, tapi tidak jika itu sudah menyentuh masalah pribadinya. Ia hanya menyimpan masalahnya untuk dirinya sendiri. Tidak membiarkan seorang pun untuk mengoreknya lebih dalam. Jimin tidak akan pernah suka. Walaupun itu Kim Taehyung si partner in crime sekalipun.

Tentu saja selama hidupnya Jimin pernah memiliki hubungan dengan seseorang, walaupun itu tidak senormal harapan orang lain, tapi setidaknya, ini memang keinginan Jimin, dan Taehyung, sebagai sahabat sejak popok mereka masih dipakaikan orang tua pun tidak pernah keberatan dengan itu. Dia tidak menunjukkan dukungan secara gamblang terhadap keputusan Jimin, tapi jelas juga dia tidak pernah membantah itu. Kim Taehyung akan menerima semua keputusan Park Jimin bila memang itu yang membuatnya bahagia. Itu gunanya sahabat, kan?

Hubungan terakhir Jimin adalah dengan seorang dokter muda yang bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Seoul. Seorang pria dewasa bernama Kim Seokjin. Jimin berkali-kali mengatakan pada Taehyung bahwa, "Seokjin-hyung itu benar-benar tipeku, Taehyung-ah. Aku benar-benar ingin menariknya ke pelaminan sekarang juga.", dan membuat Taehyung terus-terusan membuat gestur ingin muntah lalu menggulirkan bola matanya memutar. Demi Tuhan, Jimin yang sedang berpacaran dengan Kim Seokjin adalah fase terburuk dari pria itu. Dia terlihat seperti gadis remaja labil yang baru saja berkencan untuk pertama kali dalam sejarah hidupnya, dan Taehyung tidak suka itu. Hei, Jimin itu sudah dua puluh delapan tahun, dan seorang pria dengan usia matang begitu tidak seharusnya bertingkah seperti itu, menjijikkan, Taehyung berani bersumpah.

Mereka putus saat hubungan itu sudah mencapai usia satu tahun dua bulan. Tidak ada yang benar-benar tersakiti karena mereka memang berpisah secara baik-baik. Memiliki alasan yang jelas satu sama lain, jadi Jimin tidak akan frustasi seperti ia putus dari mantan pacarnya yang entah keberapa sebelum Seokjin.

Sekarang sudah hampir tujuh bulan Jimin melajang, dia sedang tidak berniat untuk terlibat dalam sebuah hubungan. Usianya sudah memasuki fase dimana ia harus benar-benar serius dalam sebuah hubungan, ia harus segera melangsungkan ke jenjang yang lebih tinggi dari hanya sepasang kekasih. Bukan lagi saatnya main-main. Jimin tahu dan dia benar-benar sadar akan itu.

Tapi sepertinya ia harus mengurungkan niatnya itu, ia harus mengalah pada niat kuatnya untuk tidak terikat dalam sebuah hubungan. Karena nyatanya, kehadiran seorang Jeon Jungkook bisa mengubah prinsip seorang Park Jimin yang dikenal susah untuk digoyahkan.

"Kau yakin? Hei, Jim, sadarlah. Kau bilang kau mengerti kalau saat ini bukan lagi saatnya bermain-main, tapi nyatanya, cih, kau…kembali SMA lagi saja, sana!"

Itu yang dikatakan Taehyung saat dirinya secara gamblang mengatakan bahwa ia sedang tertarik dengan Jeon Jungkook. Jimin mengerut mendengar perkataan sahabatnya, merasa sahabatnya itu sudah berlebihan mengatainya begitu.

Hei, Kim Taehyung saat ini tidak berlebihan, karena, sungguh, Jeon Jungkook yang ditaksir Park Jimin itu adalah anak angkat dari pimpinan baru mereka, Kim Namjoon, yang baru tahun ini memakai seragam SMA nya. Demi Tuhan, Kim Taehyung harusnya menyerah untuk berteman dengan Jimin yang labil itu.

To be continued

Lol, apa ini astaga? Hahaha.

Ini fic pertama yang aku post setelah fic terakhirku dua tahun lalu, astagaastagastaga, ngga nyangka. Cara nulisku acak-acakan pake banget kan? WB itu memang kurang ajar. Dan, ini apaansih sebenernya? Lmao, aku aja sebenernya gangerti ini sampah macem apa aduh. Sebenernya gayakin mau post ini tapi, aku udah punya tekad untuk nulis more jikook here sooooo- karena nyari ff jikook indonesian itu perlu perjuangan yang cukup keras. And yea, a jikook hard-shipper here!

About the fic and that shitty title right there, ugh, aku malu aja pajang itu sebagai judul tapi, aduduh :") kemungkinan akan berubah, sih, astaga aku labil banget.

Review? So I know that I'm not writing this just for amusing myself :) semua kritik dan saran sangat diterima, bash dan flame cerita dan cara nulisku, bukan pair atau tokohnya, K.