.
THANKS TO : KittyJihoon, Rsty764, Calum'sNoona, Naegawoozi, Firda473, HyunShine, mongyu0604, aqizakura, adore96, Sonewbamin, clarahyun, BumBumJin, newtrie12, Uhee, A Y P, siscaMinstalove. Makasih udah review di chapter sebelumnya .
Makasih juga buat yang udah mau Follow dan Like FF ini #Terharu :""v Maaf gk bisa nulis atu-atu namanya :"v sekali lagi terima kasih atas 56 harinya bersamaku~~ :*
sebelum masuk dalam cerita aku ingin bertanya dulu Apa kalian akan suka kalau aku membuat ff GS? Maksudku mereka yeoja tapi mereka menyamar menjadi namja, klise kan? tapi aku suka dan ingin mencobanya~~ apa kalian akan menyukainya nanti kalau aku membuat cerita seperti itu? FF ini masih dengan cast Seventeen dan OTPnya, Aku sangat menunggu tanggapan kalian.~~
.
.
.
My World
Yayaerma1
Cast :
- Lee to be Kwon Jihoon
- Kwon Soonyoung
- Others Seventeen Member
- Others boygroup
Pairing : SoonHoon, and others/? Temukan sendiri~
Genre : Romance, Hurt/Comfort, Drama, Friendship, Family, Life, dll (temukan sendiri yak~).
RATE : M (for Blood scene and gore and sedikit uhuk/?) NO LIME
Warning : Cerita gak sesuai judul, BoyLovers, YAOI! OOC! Alur terlalu cepat! TYPO bertebaran :'v bukan cerita sempurna karena perlu banyak pembetulan di sana-sini :'v dan Dilarang COPAS dan PLAGIAT dalam bentuk apapun! Bikin cerita gak semudah ngebalikin telapak tangan oke? :'v
WARNING AGAIN : CERITA INI DAPAT MEMBUAT ORANG BAPER BERHATI-HATILAH! SERTA CERITA INI DAPAT MEMBUAT ANDA MENGAMUK-NGAMUK.
P.S : Jimin, Taehyung di sini satu angkatan sama SoonHoonWon, dan Jungkook satu angkatan sama GyuKwanSeok. Hansol, Minghao dan Chan tidak satu sekolah dengan yang lain.
P.S (2) : Jungkook itu adiknya Wonwoo, meski begitu Jungkook tinggal bersama Taehyung.
Please Reviewnya~ Don't be Silent reader kalo bisa :'v Tap Follow and Fav this Story if u like my Story kkk~ .
22 April 2016 – Yayaerma1
DON'T LIKE? DON'T READ
.
.
.
.
Terimakasih buat para pembaca yang mau review di chapter sebelumnya . kalian bikin aku semangat buat nyelesein chapter ini dalam waktu singkat, aku harap kalian gak akan kecewa sama akhir cerita ini karena akhir cerita ini sudah aku putuskan bahkan sebelum aku menulisnya. Aku berharap kalian menikmati cerita ini Terima Kasih dan Maafkan aku.
.
.
Yayaerma1
.
.
BGM (Silahkan pilih sendiri)
1. Super Junior – Your Eyes
2. Super Junior – Island
3. Super Junior – Someday
4. Super Junior D&E – Still U
.
.
"Aku… sangat… sangat… mencitamu Kwon Jihoon." Ucap Soonyoung dan setelah itu kesadarannya menghilang, gelap meliputi penglihatannya, badannya terkulai tak berdaya dalam pangkuan dan pelukan Jihoon.
"andwe… andwe… ANDWEEE! KWON SOONYOUNG!" teriak Jihoon.
.
.
.
.
-1 jam sebelumnya-
.
"Soonyoung ada panggilan dari Seungkwan." Panggil Jimin. Soonyoung yang sedari tadi cemas karena sudah 20 menit berlalu setelah Hoseok menelponnya dan Hoseok masih belum mengubunginya, mendengar apa yang dikatakan Jimin, Soonyoung segera mengambil telpon yang diberikan Jimin.
"Nde Seungkwan-ah ada apa?" tanya Soonyoung.
"Soonyoungie, ini eomma, Wonwoo dan Jihoon dalam bahaya, segeralah kembali." Terdengar suara Jeonghan dari sebrang sana. "Jihoon dan Wonwoo, serta Hoseok hyung belum kembali selama 20 menit aku khawatir mereka disekap, Seungkwan melihat ada seseorang di balik pohon di samping rumah yang berdekatan dengan rumah kosong di sebelah, orang itu mengawasinya di dapur." Kata Jeonghan membuat Soonyoung segera mengambil tindakan, dia memberitahu Jeonghan untuk tidak keluar dari ruangan khusus di bawah tanah di Seventeen House, yah tanpa diberitahupun Soonyoung sudah tahu di mana Jeonghan, suara yang sulit terdengar meyakinkannya.
Dalam waktu singkat Soonyoung mengatur strategi, tapi dalam keadaan genting dirinya lah yang akan maju, dia memberitahu semua anggota untuk focus pada tempat masing-masing, dia hanya membawa beberapa orang yang sangat mahir bertarung dalam jarak dekat tidak seperti Jisoo, Minghao, Vernon dan Chan yang notabenenya mahir dalam pertarungan jarak jauh akan ditempatkannya di sekitar rumah, menggunakan sniper kesukaan mereka pasti akan membuat mereka senang kali ini, kecuali Vernon yang sangat mahir dalam menghack computer. Soonyoung, Jimin, Taehyung, Mingyu, dan Namjoon yang akan masuk ke dalam rumah kosong itu, dia sudah meminta Vernon mencari Jihoon di dalam rumah itu, beruntung jika masih ada cctv jalan yang dapat mengarah dan melihat ke dalam rumah itu meski tak bisa melihat apa yang terjadi di dalam, karena terhalang dinding, mereka tahu Jihoon ada di sana. Seokjin, Seungcheol, dan beberapa anggota lainnya akan masuk ke rumah Seventeen dan membatu menyelamatkan Jungkook, Jeonghan, dan Seungkwan. Seokjin itu satu tipe dengan Jeonghan sangat mahir dalam jarak jauh, berbanding terbalik dengan kekasih mereka yang mahir dalam pertarungan jarak dekat.
Soonyoung dan yang lainnya sampai di depan rumah Seventeen dalam waktu 10 menit, dengan gerakan cepat mereka menjalankan tugas masing-masing.
"Soonyoung-ah, sepertinya Wonwoo baru bangun dari pingsannya." Kata Jimin menginformasikan apa yang dilihatnya, yah Soonyoung&Mingyu, Jimin, Taehyung, serta Namjoon memilih untuk berpencar dan masuk ke dalam rumah itu dari berbagai arah.
"Dalam 5 men-" sebelum Soonyoung selesai memberikan perintah terdengar suara tembakan yang diikuti teriakan Wonwoo dan Jihoon, setelah sebelumnya saat dia baru sampai di sini dia mendengar suara teriakan Jihoon yang meneriakkan nama Hozi, anak mereka.
"Kita masuk sekarang!" perintah Soonyoung saat dia mendengar teriakan Jihoon dan Wonwoo yang meneriakkan nama Hoseok. Kemungkinan terburuk, yang membuatnya sangat marah sekarang, serta kegelisahan yang terus bertengger di hatinya sebelum dirinya dapat memeluk Jihoon-nya yang sekarang mungkin dalam bahaya.
Soonyoung dan Mingyu yang masuk dari jalan depan langsung di hadapkan dengan banyak musuh, yah Soonyoung dan Mingyu sudah tahu akan hal ini, mereka menerobos masuk meski mendapat beberapa luka tembakan, tidak seperti pistol yang di pakai oleh ketua kelompok ini pistol yang di pakai anak buahnya di lengkapi perendam suara yang membuat suara-suara tembakan itu tak terdengar.
Saat ada di depan ruangan di mana Jihoon dan Wonwoo di sekap, yah mungkin hanya mereka berdua yang masih bernafas, Soonyoung yang mengingat mereka sudah membunuh salah satu hyung kesayangannya serta anaknya memancarkan aura kemarahan yang melekat, Mingyu sadar akan hal itu dan menepuk bahu sang hyung, memberitahukan dengan tatapan jika Soonyoung perlu focus untuk menyelamatkan Jihoon dan Wonwoo.
Soonyoung dan Mingyu yang bersender pada pintu dapat mendengar apa yang sedang orang-orang dibicarakan di dalam sana.
"Akhirnya brengsek itu mati juga, dan selanjutnya adalah kalian berdua, aku tak sabar menunggu ekspresi si Kwon brengsek itu saat melihat orang yang sangat di sayanginya terkapar penuh darah di hadapannya." Terdengar suara perempuan yang dikenali Soonyoung dan Mingyu.
"Park Jaehee." Batin Soonyoung.
"Andwee! Kumohon jangan bunuh Jihoon." Terdengar suara Wonwoo kemudian.
"Apa aku harus membunuhmu lebih dulu?" Tanya Jaehee
"Tidak! Jika kau ingin membunuhku, bunuh saja aku jangan Wonwoo." Kata Jihoon kemudian.
"Tidak! Bunuh aku saja." Kata Wonwoo lagi.
"Aku sudah bilang jika kau ingin membunuhku, bunuh saja aku, bukan yang lain." Kata Jihoon lagi.
"Kau dengar sendiri? Namja manis ini yang mengajukan dirinya untuk dibunuh lebih dulu, dan aku lebih suka menghabisinya sekarang daripada nanti." Kata Jaehee.
Soonyoung melebarkan matanya, tak ada waktu lagi untuk mereka, dan beruntung saat Soonyoung dan Mingyu menerobos masuk pada saat itu juga Taehyung, Namjoon dan Jimin menerobos masuk dari pintu yang berbeda.
Dalam sekejap mata mereka dapat melumpuhkan semua musuh itu, Mingyu yang melihat Wonwoo disekap dengan semua memar yang ada pada tubuhnya merasa sangat bersalah karena sudah datang terlambat, Wonwoo menatap Mingyu dengan mata merah dan basah karena menangis, sekarang hatinya sudah sedikit lega meski masih ada rasa sakit di dalam hatinya.
"Maafkan aku." Ucap Mingyu membantu Wonwoo melepaskan tali yang mengikat dirinya. Tanpa bicara Wonwoo memeluk Mingyu setelah semua ikatan terlepas dari tubuhnya, Wonwoo menangis lagi dan Mingyu mencoba menenangkannya dan bilang padanya jika semua yang terjadi bukanlah salahnya.
.
Yayaerma
.
Di sisi lain, Soonyoung dan Jihoon yang juga sedang melepas rindu dan rasa gelisah diantara keduanya sama-sama saling meminta maaf, hingga sebuahteriakan yang diikuti dengan suara tembakan terdengar sekali lagi.
Jihoon membelalakkan matanya, di depannya sang kekasih yang baru saja memeluk dan menciumnya terbaring tak berdaya karena tembakan barusan. Dengan cepan Jihoon melepaskan semua ikatan serta seloptip yang melekat di tubuhnya, membawa Soonyoung dalam pangkuannya, terus menerus meneriakkan nama Soonyoung dan menyuruhnya untuk bangun dan tidak meninggalkannya, hanya sebentar Soonyoung sadar namun kembali terkulai tak berdaya, serta teriakan Jihoon yang semakin kencang, dia kembali menangis meraung-raung, meneriakkan nama sang kekasih tanpa henti hingga Seungcheol datang dan dengan gesit membopong Soonyoung dan memerintah Jeonghan yang datang bersamanya untuk membantu Jihoon berjalan mengikutinya.
Jun datang, dia bertanya apa yang terjadi pada Soonyoung.
"Jaehee, dia memiliki pistol kecil di tangannya, aku lupa kalau dia sangat mahir dalam menembak, bahkan meski dirinya tak melihat mangsanya." Jawab Jimin.
"Maafkan aku, aku melonggarkan penjagaanku." Kata Taehyung.
"Tak apa, semua orang bisa membuat kesalahan, sekarang lebih baik kita bawa jasad Hoseok hyung serta Hozi." Kata Namjoon. Semua orang langsung berwajah muram, apalagi Jimin dan Taehyung yang memang sangat dekat dengan Hoseok.
"Hyung, kau sudah berkerja sangat keras, terima kasih, istirahatlah yang tenang hyung." Ucap Mingyu yang berada lebih dekat dengan Hoseok, Wonwoo sudah tenang, sekarang dia perlu mengobati lukanya lalu menemani Jihoon, dia sangat yakin Soonyoung sedang dibawa Seungcheol ke ruang operasi bersama Dokter Lee Donghae yang juga sudah dihubungi sebelumnya.
"Hyung, maaf kami datang terlambat." Kata Jimin menggenggam tangan Hoseok.
"Hyung, kami pasti akan merindukan kekonyolanmu." Kata Taehyung.
Seokjin sampai beberapa saat kemudian, dirinya terduduk lemas melihat Hoseok yang berlumur darah serta sudah tak bernyawa.
"Hoseok-ah.." kata Seokjin berucap, air mata mulai mengalir turun, rasa tak percaya akan apa yang dilihatnya membuatnya menatap semua orang di sana, satu persatu ditatapnya bertanya dengan tatapan, berharap apa yang terjadi hanya sebuah kebohongan.
"Maafkan aku hyung, ini salahku." Ucap Wonwoo menunduk.
"Ini takdirnya, dia yang memilih jalan ini Seokjin-" ucapan Namjoon terpotong dengan ucapan marah dari Seokjin.
"Kau tau apa?! Dia, dia satu-satunya orang dari keluargaku! Aku tak lagi punya keluarga jika dia mati!" teriak Seokjin, menangis lagi, mendekati adik sepupunya yang terlantar bersamanya sejak kecil.
Namjoon memeluknya, mencoba menenangkannya dengan berkata jika Hoseok sudah bahagia di sana, dia jadi tak perlu merasakan sakit atau penderitaan di dunia ini lagi.
"Mingyu-ya, kau bisa pergi duluan." Kata Namjoon.
"Tapi hyung-"
"Kau perlu mengobati Wonwoo, dan Jihoon pasti perlu Wonwoo di sampingnya." Ucap Jimin.
"Baik hyung." Ucap Mingyu akhirnya, dia dan Wonwoo punya pikiran yang sama, sama-sama merasa khawatir di sana-sini, semua orang yang mereka sayangi sedang dalam suasana tak baik. Membopong Wonwoo dan membawanya ke ruang kesehatan di rumah sesegera mungkin pasti akan memperkecil rasa khawatir dan sedih ini.
Wonwoo selesai diobati dan segera ke tempat Jihoon yang tak jauh dari tempatnya diobati, Seventeen house punya ruangan kesehatan hingga ruang operasi, yah sebagai mafia yang kemungkinan besar terluka sangat besar membuat mereka membangun tempat ini, saat sampai di tempat di mana Jihoon berada, di tempat itu Wonwoo melihat sudah ada Seungkwan, Yoongi, dan Jeonghan di sana.
"Jihoonie." Panggil Wonwoo, Jihoon menoleh, wajahnya sembab, sudah berkali-kali dirinya menangis.
"Wonwoo-ya." Sahut Jihoon.
"Tenanglah, Soonyoung pasti baik-baik saja." Kata Wonwoo dan memeluk Jihoon.
"Gara-gara aku semuanya jadi begini, seharusnya aku tak perlu tinggal di rumah ini jadi semua ini tak akan terjadi." Ucap Jihoon, dia menangis lagi, terus menyalahkan dirinya tanpa lelah membuat yang ada di sekitarnya menatap sedih.
"Jihoonie, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, ini semua bukan salahmu." Kata Jeonghan dan menepuk punggung Jihoon pelan.
"Jeonghan benar, Jihoonie, kau bukan pembawa masalah, kau pembawa kebahagiaan Soonyoung." Kata Yoongi.
"Hyung, jika hyung tidak ada mungkin Soonyoung hyung tak pernah sebahagia saat bersama hyung dalam hidupnya." Ucap Seungkwan.
"Kau tahu Jihoonie? Soonyoung selalu bilang pada semua orang jika dirinya sangat bahagia saat ada kau atau sedang bersamamu." Ucap Wonwoo yang mengelus pelan kepala Jihoon.
"Tapi… karena melindungiku Soonyoung…" Ucap Jihoon, dia masih menangis.
"Ssstt, dia sangat kuat dan karena itulah dia perlu melindungi miliknya." Kata Yoongi, tersenyum lembut.
"Berhenti menangis dan percayalah Soonyoung pasti selamat, ada Dokter Lee di sana." Kata Wonwoo.
"Dokter Lee?" ucap Jihoon, dia tiba-tiba berhenti mengis setelah mendengar marga dari Dokter yang mengobati Soonyoung.
"Iya, Dokter terhebat di Negara ini, Dokter Lee Donghae." Jelas Jeonghan penuh senyum hangat.
"Mwo?!" Jihoon berteriak kaget, dia tak percaya apa yang baru saja di dengarnya.
"Ada apa Jihoonie? Kau mengenal Dokter Lee?" tanya Yoongi.
Sebelum Jihoon menjawab pertanyaan Yoongi seseorang keluar dari ruang operasi, seseorang dengan baju hijau lengkap dengan masker dan penutup kepala.
"Soonyoung, dia akan baik-baik saja, kami perlu mengoperasinya selama 3 jam lagi, ada banyak peluru di punggungnya, beruntung semua peluru itu tak terlalu dalam serta tak mengenai organ vitalnya dan bisa di keluarkan dengan mudah, dia hanya perlu beberapa kantung darah lagi, semua kantung darah yang tersedia hampir habis, dan-" ucapan Dokter Lee terhenti saat dirinya menatap Jihoon, sedari tadi dia hanya menatap Jeonghan, itu lebih mudah karena biasanya juga hanya Jeonghan yang ke tempat ini.
"Dokter Lee?" ucap Jeonghan merasa Dokter Lee melamun.
"Jihoon?" panggil Donghae tiba-tiba.
"Eoh?" semua orang di sana terkejut, tak ada yang mengenal Jihoon di luar sana kecuali teman sekolahnya, dia lebih dikenal dengan nama Woozi karena sudah banyak membuat lagu dan memproduseri berbagai lagu yang dibuatnya sendiri.
"Donghae hyung, Annyeonghaseo." Sapa Jihoon dan membungkukkan badannya.
"Kau… jadi kau selama ini di sini? Pantas saja aku tak bisa menemukanmu." Ucap Donghae, dia langsung memeluk Jihoon.
"Dokter Lee anda mengenal Jihoon?" tanya Jeonghan saat Donghae sudah melepaskan pelukannya.
"Dia adik sepupuku, aku tahu keluarganya membuangnya saat aku masih berada di Swiss, tapi saat aku kembali aku tak bisa menemukannya." Ucap Donghae.
"Kami pikir anda adalah kakak kandungnya." Ucap Wonwoo mengutarakan pikiran semua orang tadi.
"Aku memang hanya kakak sepupunya, tapi dia sudah seperti adik kandungku, dia lebih berbakat dari kakaknya itu." Kata Donghae dan mengelus lembut puncak kepala Jihoon. "Kau jadi sangat pendiam Jihoon-ah." Lanjutnya lagi dengan senyuman menenangkan.
"Aku hanya terkejut hyung." Ucap Jihoon, dia tersenyum, meski hanya senyum tipis.
Donghae semakin melebarkan senyumnya, dia mulai berpikir sebentar "Kau menunggu Soonyoung?" tanya Donghae, membuat Jihoon sedikit malu, lalu dengan cepat dia menganggukkan kepalanya. "Tenanglah dia baik-baik saja, dia orang yang kuat, sudah berkali-kali dia dalam bahaya tapi tak ada bahaya yang bisa membunuhnya." Kata Donghae membuat Jihoon tenang. "Yah kecuali kalau itu bahaya cintamu, mungkin dia akan mati dengan mudahnya Jihoon-ah." Canda Donghae membuat Jihoon tersenyum kecut.
"Berhenti menggodaku hyung, cepat selamatkan Soonyoung atau aku akan melemparmu ke kandang macan." Ancam Jihoon dan Donghae segera mengangkat kedua tangannya.
"Okay, aku akan segera membawanya ke hadapanmu, jadi duduklah dengan tenang, jangan menangis lagi, kau terlihat jelek." Kata Donghae, dan sebelum dirinya benar-benar menghilang di balik pintu ruangan yang menghubungkan ke ruang operasi dia baru ingat kalau tadi dia belum menyelesaikan apa yang perlu disampaikannya.
"Jeonghan-ah, cari kantung darah untuk Soonyoung, secepatnya!" kata Donghae lalu kembali ke ruang operasi.
Jeonghan mengangguk dan segera menelpon seseorang untuk membawakan beberapa kantung darah, Wonwoo mengintrogasi Jihoon, dia bertanya apa benar Jihoon dekat dengan Donghae.
"Aku mengenalnya sejak kecil, dia anak dari kakak ayahku, karena dia aku selalu ingin bermain alat music, dia juga pandai dalam berbagai hal kecuali barang elektronik, dia sedikit ceroboh tapi sangat pintar mengelolah keuangan." Kata Jihoon.
"Kau selalu berbagi cerita dengannya?" tanya Wonwoo lagi.
"Ya, tapi sejak aku di tahan polisi dan aku ingat dia ada di Swiss saat itu, aku jadi tak tahu bagaimana menghubunginya." Kata Jihoon, "dan saat sampai di sini aku lupa dengannya karena aku hanya terfokus pada Soonyoung." Lanjut Jihoon.
"Astaga! Seharusnya kau memberitahukan ini lebih cepat hyung!" kata Seungkwan.
"Aku tak tahu kalian mengenalnya dengan sangat dekat, lagi pula sudah kubilang aku lupa dengannya." Kata Jihoon.
Mereka terus berbincang selama menunggu Soonyoung selesai operasi, sesekali Yoongi akan pergi ke atas (mereka ada di dalam ruang bawah tanah.) untuk mengambil beberapa makanan dan minuman, sudah sekitar 4 jam berlalu tapi Soonyoung masih berada dalam ruangan operasi.
"Sepertinya operasinya berjalan lebih lama." Ucap Jeonghan terdengar khawatir.
"Peluru terakhir mungkin lebih susah dikeluarkan karena ukurannya yang sangat kecil." Kata Wonwoo yang juga khawatir.
"Kuharap dia baik-baik saja." Ucap Jihoon, dia tak menangis lagi, karena dia percaya Soonyoung kuat dan bisa melewati ini semua.
Lampu ruang operasi mati dan Donghae keluar bersama beberapa orang lainnya, ada beberapa orang lagi yang Jihoon kenal di sana, kekasih kakaknya yang juga bekerja sebagai dokter, beberapa asisten yang juga teman sekantor kakaknya itu.
"Jihoon!" seru Hyukjae.
"Annyeong hyung." Sapa Jihoon. "Apa Soonyoung baik-baik saja hyung?" tanya Jihoon.
"Dia masih dalam keadaan tak sadarkan diri tapi dia sudah melewati masa kritisnya, kenapa kau menanyakannya Jihoon-ah? Dan lagi kenapa kau ada di sini?" tanya Donghee atau sering dikenal Shindong.
"Hyung, dia orang yang digosipkan bisa menaklukan Kwon Soonyoung itu." Ucap Donghae.
"Mwo?! Jihoon-ah jangan bilang kau benar-benar berkencan dengan Soonyoung?" kata Hyukjae tak percaya.
"Memangnya kenapa kalau dia kekasihku hyung?" tanya Jihoon cemberut.
"Kau terlalu manis untuknya." Tambah Hyukjae dan mendapat jitakan dari Donghae.
"Soonyoung akan segera dipindahkan ke kamarnya, jadi kau bisa nyaman menjaganya, mungkin besok dia sudah bangun, kau juga perlu istirahat Jihoon-ah." Kata Donghae, Jihoon merindukannya, sosok kakak yang selalu membuatnya bisa menjalani hidup dalam lingkup keluarganya dulu, dia lupa kalau di keluarganya masih ada sosok baik seperti Donghae, yah mungkin lebih baik bertemu dengannya sekarang karena Jihoon sudah sangat bahagia sekarang, dengan tersenyum dia memeluk Donghae mengatakan jika dia merindukan Donghae, sudah 2 tahun lamanya mereka tak bertemu dan Donghae sama sekali tak berubah padanya, selalu bersikap lembut dan perhatian padanya.
"Kau benar, ini sudah sangat malam, kita juga harus pulang Donghae-ya." Kata Hyukjae.
"Kami akan mengunjungimu nanti Jihoon-ah, telpon aku jika ada apa-apa, kau bisa memintanya pada Jeonghan atau Seungcheol, atau Soonyoung nanti." Kata Donghae, lalu berpamitan pulang, memeluk Jihoon sekali lagi dan pulang bersama Hyukjae dan Shindong.
Jihoon bahagia, meski dia masih merasa bersalah atas kematian Hoseok, gara-gara dirinya terlalu ceroboh saat bermain bersama Hozi, Hoseok dan Hozi mati.
"Hoseok dan Hozi mati bukan salahmu, itu takdir mereka." Bisik Wonwoo yang mengerti apa yang dipikirkan Jihoon.
"Aku tau, tapi aku tetap merasa bersalah." Ungkap Jihoon.
"Jihoon-ah." Sapa Jimin yang datang bersama Taehyung, Jungkook, Namjoon dan Seokjin.
"Berhentilah membuat wajah seperti itu." Kata Taehyung, Jungkook yang berada di sebelahnya mengangguk.
"Hoseok, orang itu benar-benar ceroboh, jadi kematiannya bukan karena dirimu, dia hanya menjalankan tugasnya lagi pula anak itu sepertinya lebih baik berada di sana daripada di dunia ini." Ungkap Seokjin, meski terlihat mata sembabnya karena menangisi Hoseok tadi tapi wajahnya dan hatinya lebih lega sekarang, yah Hoseok lebih bahagia di sana dari pada di dunia yang kejam ini.
"Oh iya Jihoon-ah, kami sudah membersihkan darah yang ada di tubuh Hozi, kalau kau mau, kau bisa menguburnya." Kata Jungkook.
"Aku akan menguburnya besok, saat Soonyoung sudah bangun." Kata Jihoon mencoba tersenyum. "Uri Aegy, dia juga pasti sudah bahagia di sana, Hoseok hyung juga pasti bersamanya, menjaganya dengan sangat baik." Kata Jihoon, dan yang lain mengangguk pelan, mereka tahu bagaimana kalutnya hati Jihoon sekarang, bagaimana terkejutnya dirinya dengan apa yang terjadi dihari itu, terlalu tiba-tiba, semua hal indah itu langsung tergantikan dengan suasana suram, menakutkan dan menyakitkan.
"Lebih baik kita istirahat sekarang, kalian ingin istirahat di sini? Kami masih punya lebih banyak kamar karena baru-baru ini Soonyoung membangun bangunan lagi." Tawar Jeonghan.
"3 kamar mungkin cukup." Ungkap Jimin dan Taehyung.
"Aku akan sekamar dengan Jungkook malam ini." Ucap Yoongi.
"Ugh Hyung~~~." Jimin tiba-tiba protest. "Aku ingin sekamar denganmu, biar saja Jungkook dengan Taehyung." Kata Jimin berakhir dengan mendapat jitakkan dari Wonwoo.
"Jungkook akan sekamar denganku." Kata Wonwoo.
"Kau tak sekamar dengan Mingyu?" tanya Jimin.
"Tidak, dia dan aku punya kamar masing-masing, ingat?" kata Wonwoo kesal.
"Yah aku tak masalah Jungkook sekamar denganmu atau Taehyung, yang penting Yoongi-ku harus bersamaku malam ini." Kata Jimin memeluk Yoongi posesif.
"Oh ayolah Jimin, aku-"
"Sssttt Sayang, aku tak terima penolakanmu." Kata Jimin memutus kalimat yang ingin diutarakan Yoongi dengan menutup bibir Yoongi dengan jarinya.
"Yasudah terserah padamu Park!" kata Yoongi dan menapik tangan Jimin, yang hanya dibalas cengiran khas Jimin.
"Kalau begitu lebih baik kita istirahat sekarang." Kata Jeonghan mengajak semua orang untuk beristirahat karena hari sudah sangat larut.
"Aku akan ke kamar setelah mengantar Jihoon, kau bisa ke kamarku lebih dulu Kookie-ya." Kata Wonwoo dan Jungkook mengangguk.
.
Yayaerma1
.
"Kau yakin bisa menjaganya sendirian?" tanya Wonwoo lagi, yah sedari tadi Wonwoo menanyakan itu padanya.
"Aku yakin Jeon, berhentilah bertanya, sekarang kau istirahat karena aku juga akan istirahat."
"Yakin kau akan istirahat dan tak terjaga semalaman?" tanya Wonwoo khawatir.
"Aku usahakan, dan berhentilah bertanya, itu membuatku kesal." Kata Jihoon.
"Okay maafkan aku, aku hanya khawatir padamu, beberapa jam yang lalu kau menangis begitu keras, karena itu aku takut kau… melakukan… sesuatu… dan…"
"Aku tak akan mati, aku sudah berjanji pada Soonyoung, aku tak akan meninggalkannya." Kata Jihoon dan segera menyuruh Wonwoo untuk pergi dengan alasan Jungkook pasti lebih butuh bahu Wonwoo dari padanya dirinya.
"Baiklah aku pergi sekarang, tapi usahakan untuk tidur malam ini, aku tau kau… sejak semalam…"
"Diamlah dan segera pergi dari sini atau kau kuseret sampai ke kamarmu." Ancam Jihoon, ancaman dan bentakan Jihoon yang seperti biasanya, ini membuat Wonwoo sedikit lebih lega karena Jihoon sudah seperti semula, dirinya yang seperti biasanya.
"Jaljayo Jihoonie, jaga Kwon Soonyoung, dan jangan lupa tidur, kau bisa menjaganya dengan memeluknya, tapi ingat jangan terlalu kencang, dia baru selesai operasi." Kata Wonwoo mengedipkan sebelah matanya dan berlalu sebelum Jihoon melemparnya ke luar rumah.
Jihoon masuk ke kamar yang beberapa bulan ini –uhuk/?- dia tempati. Dia melihat Soonyoung yang terlelap, dengan gerakan pelan dia duduk di sisi tempat tidur, ada begitu banyak alat di sekitar Soonyoung, bahkan Infus dan kantung darah.
"Aku tak tahu apa yang kau lakukan sebelum bertemu denganku, tapi saat kau bersama denganku, aku tahu kau bukan orang yang jahat, Soonyoung-ah." Kata Jihoon mengusap lembut helaian rambut di dahi Soonyoung.
"Kau memang ceroboh, konyol, menyebalkan, dan terkadang sangat mengesalkan." Kata Jihoon sambil menatap wajah Soonyoung yang terpahat sempurnah."Tapi aku mencintaimu… Kau… adalah kebahagiaanku." Lanjutnya, usapannya sudah beralih pada pipi Soonyoung, sudah cukup lama mereka bersama, sudah cukup sering Jihoon melihat wajah yang sedang tertidur di depannya ini, bulir air mata kembali turun dari mata Jihoon, dia menangis lagi, dia menelungkupkan kepalanya, menangis di atas dada bidang Soonyoung sambil mengucapkan banyak maaf, pada Soonyoung, Hoseok dan Hozi, serta pada semua orang di sekitarnya.
Tiba-tiba…
Sebuah tangan terangkat mengusap kepala Jihoon, membuat Jihoon tertegun, dia mengangkat kepalanya, mata sembabnya langsung bertemu dengan mata Soonyoung yang menatapnya dengan lembut.
"Soonyoung!" Seru Jihoon cukup keras, bersyukur kamar mereka –uhuk- termasuk kamar yang kedap suara. "Kau bangun? Apa aku membangunkanmu? Apa kau baik-baik saja? Kau yakin ini kau? Kau-"
"Sssstttt" Jari Soonyoung mengantup bibir Jihoon. "Tenanglah, ini aku, benar-benar Kwon Soonyoung kekasih tampanmu, aku bukan hantu karena aku belum mati." Kata Soonyoung dengan penuh percaya diri.
Jihoon tersenyum kecut, tapi matanya berkaca-kaca, dia memeluk Soonyoung tiba-tiba membuat Soonyoung mengaduh.
"Pelan-pelan sayang, apa kau lupa aku sedang jadi pasien sekarang?" tanya Soonyoung.
"Kau terlihat baik-baik saja ketika dengan bangganya bilang kalau kau tampan." Kata Jihoon.
"Aku memang tampan, buktinya kau selalu memandangi wajahku saat aku tidur." Ungkap Soonyoung seketika membuat Jihoon malu dan memukul dadanya.
"Pabo! Pabo!" umpat Jihoon membuat Soonyoung terus-menerus mengaduh.
"Jihoonie appooo~." Kata Soonyoung mencoba menghentikan Jihoon dengan satu tangannya yang dapat bergerak bebas.
"itu balasan untukmu karena membuatku takut kalau kau mungkin saja mati!" Kata Jihoon dengan suara serak karena terlalu sering menangis dan berteriak.
"Maafkan aku, aku hanya merasa lebih baik aku menyelamatkanmu dalam keadaan selamat meski aku mati dari pada menyelamatkanmu dalam keadaan yang tak kuinginkan." Kata Soonyoung dan mengusap lembut pipi Jihoon.
"Kau bisa menyelamatkanku tapi bukan seperti kemarin caranya! Kau membuatku berjanji padamu untuk tidak meninggalkanmu, bagaimana bisa kau dengan mudahnya meninggalkanku?!" kata Jihoon dia menangis lagi.
"Maafkan aku, tenanglah sayang, aku janji tak akan meninggalkanmu." Kata Soonyoung menyeka air mata Jihoon yang mengalir ke pipi mulusnya.
"Janji? Kalau kau sampai meninggalkanku dan tak kembali lagi aku akan mencincangmu." Ancam Jihoon masih dengan air mata yang mengalir.
"Aku janji sayang, dan kau, kalau kau pergi meninggalkanku dan bersama dengan orang lain, lihat saja apa yang aku lakukan dengannya." Kata Soonyoung menyuruh Jihoon untuk ikut berbaring di sampingnya.
"Sebelum kau melakukannya mungkin aku akan menendangnya dulu, lagi pula aku tak tertarik dengan yang lain." Kata Jihoon yang ikut berbaring di samping Soonyoung.
Soonyoung terkekeh geli, bagaimana mungkin kekasihnya ini begitu manis saat mengatakan itu, bibir mungilnya itu juga terlihat sangat manis.
"Jihoonie." Panggil Soonyoung.
"ya?" mata Jihoon langsung menatap mata Soonyoung yang –uhuk- sedikit berkilat.
"Kau masih sakit dan kita sudah melakukannya kemarin Soonyoung-ah!" kata Jihoon cemberut.
"Tapi aku merindukanmu sayang." Suara Soonyoung yang berubah serak membuat Jihoon merona merah.
"Kau menyebalkan Soonyoungie." Jihoon membalas dengan suara manjanya, dan Soonyoung mengerti dia berhasil.
"Berjanjilah hanya satu ronde." Kata Jihoon.
"Aku tak janji karena juga biasanya kau yang-" Jihoon menutup mulut Soonyoung dengan ciumannya, Soonyoung tersenyum dalam ciuman itu dan mulai membalas ciuman yang sudah berubah menjadi sebuah lumatan dari Jihoon, yang lama-kelamaan membuat malam yang sudah bisa dibilang pagi itu terasa akan sangat panjang untuk kedua orang yang tengah memadu kasih itu.
.
-3 Tahun Kemudian-
.
Mungkin sudah 3 tahun terlewati setelah tragedy besar itu, Jihoon yang sedang menikmati semilir angin musim semi sambil menatap kelopak-kelopak bunga sakura yang berguguran membuatnya ingat kejadian 3 tahun lalu yang merenggut sesuatu yang paling dia sayangi sekali lagi setelah apa yang dulu pernah terjadi padanya. Kenangan pahit yang selalu membuatnya tersenyum kecut seperti sekarang.
Di sisi lain, di dekat kursi panjang yang tengah di duduki Jihoon, seorang namja tengah memperhatikannya dengan tatapan pilu, Kwon Soonyoung, namja itu hanya memperhatikan Jihoon-nya yang tengah menimati suasana musim semi hari itu.
"Jika saja dulu aku memberitahumu lebih awal mungkin hal itu tak akan terjadi Jihoonie, dan mungkin kita akan merasa sangat bahagia sekarang." Batin Soonyoung yang masih memperhatikan Jihoon dari jauh.
Dengan langkah pelan dia mendekati Jihoon, lalu memeluknya secara tiba-tiba dari belakang, membuat Jihoon terkejut.
"Berhentilah mengejutkanku Kwon!" kesal Jihoon.
"Berhentilah memasang senyum seperti tadi, itu tak cocok untukmu." Kata Soonyoung.
"Memangnya aku memasang senyum seperti apa?" tanya Jihoon.
"Seperti dunia sudah hancur." Kata Soonyoung. "Aku tahu kau masih merasa bersalah soal kejadian 3 tahun lalu kan?" Soonyoung menebak dengan benar apa yang dipikirkan Jihoon.
"Kau juga kan?" kata Jihoon dan Soonyoung tersenyum dengan tanggapan Jihoon.
"Mungkin kita memang sangat merindukan mereka." Kata Soonyoung.
"Aku memang sangat merindukan mereka, aku ingin meminta maaf pada mereka." Kata Jihoon.
"Mereka pasti memaafkan kita." Kata Soonyoung.
"Kurasa, tapi Soonyoung-ah, apa kau tidak terpikir ingin punya… Hozi yang lain lagi?" Tanya Jihoon.
"Aku ingin menikmati saat berdua denganmu dulu, ingat? Ita tak punya banyak waktu berdua dulu." Kata Soonyoung.
"Ini sudah 3 tahun dan aku kesepian~ aku ingin anak kucing kali ini, Yoongi hyung dan Jimin punya satu dan aku ingin membuat mereka berkencan jika sudah besar nanti." Kata Jihoon.
"Aigoo~~ uri Jihoonie~ sejak kapan kau jadi semanis ini?" tanya Soonyoung dan mencubit pipi tembem Jihoon.
"Sejak aku jadi milikmu?" Kata Jihoon.
"Yah kau milikku Jihoon-ah dan aku milikmu, kau duniaku dan aku duniamu." Kata Soonyoung.
"Kau kebahagiaanku dan aku kebahagiaanmu. Aku mencintaimu." Lanjut Jihoon.
"Aku lebih mencintaimu." Balas Soonyoung, dan mereka menyatukan bibir mereka, saling mengcap rasa, berbagi perasaan yang ada dalam hati dengan sebuah ciuman. Menghilangkan kenangan buruk 3 tahun lalu, yang merenggut kesayangan mereka, yang membuat air mata terjatuh, membuat hampir semua orang berkabung karena kejadian itu.
Dunia yang kita lihat memang berbeda dengan apa yang dilihat orang lain, mungkin di luar sana ada seseorang yang sangat tak beruntung tapi tahu kah kalian? Terkadang dia adalah orang yang sangat beruntung dengan ketidak beruntungannya, dia akan menjadi seseorang yang sangat beruntung, bahkan mungkin lebih beruntung dibandingkan kita, dan saat ketidak beruntungan itu datang menghapiri dunia kita, yang perlu kau lakukan adalah tetap menjalani hidupmu dalam duniamu, jangan mengambil sesuatu dari dunia orang lain karena itu hanya akan mendatangkan lebih banyak ketidak beruntungan padamu, kita semua hidup di putaran roda jadi kadang ita berada di atas dan kadang kita berada di bawah, namun yang bisa kita lakukan selalu ingat pada sang pencipta, berdoa, bersyukur, dan berjuang akan dunia kita masing-masing.
.
.
.
=HAPPY END=
.
.
.
Bagaimana sedikit ambigu kan akhirnya? Aku tahu :v tapi apa kalian senang? Aku tak jadi membunuh Soonyoung? Awalnya dalam catatanku sebenarnya tak ada yang mati hanya saja akan terasa aneh jika tak ada yang berkorban, terima kasih pada Hozi dan Hoseok oppa :""v dan sejak awal yeah! Aku menulis skenario itu, sengaja membuat akhir begitu di chapter sebelumnya kkk~ maafkan kejahilanku, itu benar-benar menyenangkan dan sekarang aku tak akan begitu lagi, yah mungkin akan sedikit jahil kurasa tak masalah :v maafkan aku sekali lagi, aku sudah membaca semua review kalian terima kasih~ aku menyukai reaksinya~~ . dan entah kenapa aku merasa ada yang kurang dari chapter ini, entahlah, aku hanya sekali membaca ulang chapter ini, tak seperti chapter sebelumnya yang sama sekali tak kubaca ulang. Oh iya perlu kalian tahu aku sangat tidak suka sad ending karena itu aku selalu membuat Happy Ending :v maafkan aku membuat kalian berpikir kalau ini akan jadi Sad Ending, kkkk~ aku memang orang yang jahil dan sahabatku tahu itu, kadang dia kesal karena aku selalu menjahilinya tapi dia tak pernah marah, kami tak pernah bertengkar, aneh? Mungkin, tapi menurutku kami adalah sahabat yang tak bisa dipisahkan, Aku, Mimi, dan Cici, mereka selalu mendukungku, bahkan ketika mereka tahu aku membuat ff Yaoi, Maafkan aku sahabat~ aku hanya tak bisa mengendalikan perasaan ini karena SoonHoon benar-benar terlihat manis bersama.
Maafkan aku kali ini tak bisa membalas review kalian aku akan membalasnya nanti :"" perasaanku sedang tak baik karena SoonHoon.
Bicara soal SoonHoon aku sedang kesal dengan Kuda (re:Seokmin) jika aku kesal saat membuat ff chapter7 mungkin aku akan membuat Seokmin yang terbunuh bukan Hoseok (ah jangan salah paham aku menyukai Hoseok oppa, sangat menyukainya! Aku suka dengan dancenya jadi aku sangat minta maaf membuatnya berkorban di chapter kemarin #HugHoseokoppa) jika kalian memfollow twitterku ( Ayaerma16) kalian akan tahu kenapa aku begitu kesal pada Kuda, dia tamvan! Suaranya bagus! Tapi dia menyebalkan :"" aku menyukainya tapi aku membencinya saat dia jadi orang ketiga, oh ayolah Seokmin oppa itu benar-benar menyebalkan aku jadi ingin menyeretnya menjauh dari kehidupan kopel lain! Aku akan memeluknya dan membuatnya tak bisa mendekati member lainnya. (ini seperti aku sangat menyukainya #lol) aku juga sedang tak suka melihat SoonHoon yang jauh-jauhan! Hhhh ayolah kalian begitu dekat tapi kalian seperti orang yang tak saling kenal! Dan lihat tatapan kalian berdua yang saling memuja! Oh astaga aku seperti ingin mendorong KwonHosh itu dan membuatnya menindih Jihoon saat dia jatuh. (Sepertinya mulai ambigu) Yah SoonHoon berhasil membuatku sangat gemas dengan kelakuan mereka di depan kamera! Dan aku benar-benar sedang dalam keadaan kalut saat melihat tatapan mereka, mereka seperti sedang ada masalah, aku tak tahu apa, tapi kuharap mereka segera berbaikan, jika mereka terus seperti ini mungkin aku akan menangis setiap malam :""" SoonHoon oppa cepatlah berbaikan!
Ah iya aku akan membuat beberapa project lagi setelah ini, dan mungkin setelah aku menyelesaikan ff untuk sahabatku (Mimi) aku akan membuat project tentang SVT lagi dan sepertinya ratenya akan M, oh tidak aku tak akan memasukkan adegan itu, aku tak kuat! Tapi kurasa mungkin akan ada sedikit adegan panas jadi –uhuk- berhati-hatilah. Oh aku juga akan membuat ff oneshoot atau drabel mungkin :v (terima kasih saengie atas idenya). Apa kalian akan suka kalau aku membuat ff GS? Maksudku mereka yeoja tapi mereka menyamar menjadi namja, klise kan? tapi aku suka dan ingin mencobanya~~ apa kalian akan menyukainya nanti kalau aku membuat cerita seperti itu? FF ini masih dengan cast Seventeen dan OTPnya, Aku sangat menunggu tanggapan kalian.~~
Yah inilah akhirnya~ Projectku yang kedua telah selesai . Oooohhh aku bahagia sudah menyelesaikan 2 project dan ini benar-benar di luar dugaan, karena biasanya aku akan selalu menggantung cerita kkkk~ nantikan projectku yang lainya, Carats Saranghaeyo~~~ Seventeen, chukkae oppa udah comeback dengan lagu yang sangat-sangat keren . I will always support u~~Oppa saranghaeyooo~~~~
28 April 2016 – Yayaerma1
