Ragu

Assassination Classroom: Matsui Yuusei

[AU, OOC maybe]

.

.

.


Hembusan angin membuat dedaunan di pohon bergoyang. Terlihat seorang gadis berambut hitam kepang satu dan kacamata yang melekat pada batang hidungnya sedang berdiri memandang lurus kearah gedung sekolah yang berada didepannya.

Tubuh mungilnya masih tetap diam tidak bergerak, kecuali beberapa helai rambutnya dan rok yang ia pakai tampak bergerak karena hembusan angin. Senyum tipis terukir di wajahnya tatkala memandangi sekolah yang dulu ia tempati. Tidak begitu banyak kenangan yang ia dapati saat mencari ilmu di sekolah menengah pertama ini. Dirinya yang sekarang adalah seorang ilmuwan, dia sangat bersyukur apa yang ia cita-citakan dari kecil akhirnya terwujud. Walaupun pekerjaannya masih baru.

Okuda Manami, nama gadis tersebut, dulu bukanlah termasuk orang yang menonjol dikelasnya. Manami adalah orang yang pendiam, namun dibalik itu ia banyak mendapatkan teman yang menurutnya cukup baik dan seru. Terlebih, ia menemukan seseorang yang pertama kali ia sukai.

"Aku rindu semuanya.." gumamnya pelan.

Kemudian, Manami mulai melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah yang bertuliskan Kunigigaoka. Ia terus menelusuri lorong-lorong kelas. Sangat sepi, karena diingat kalau hari ini adalah hari Minggu, dimana para murid mengistirahatkan otaknya sejenak dirumah atau bahkan keluar rumah.

Manami ingin menuju ke ruang kelasnya dulu, saat melintas didepan ruang guru, terdengar suara yang tak asing baginya, "Okuda-san?" Ia pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang, "Ah, Nagisa-kun? Konnichiwa." Ucap Manami dengan membungkukan sedikit badannya.

"Konnichiwa. Lama tidak bertemu, kau sedang apa disini?" Tanya Nagisa.

Terlihat penampilang Nagisa yang memakai kemeja putih dan jaket rompi hitam yang ia kenakan, tak lupa dengan buku yang ada ditangannya. Nagisa merupakan teman Manami saat SMP dulu, mereka sekelas. Dia orang yang sangat baik dan ramah. Bahkan, Nagisa adalah salah satu orang terdekat dengan dia.

"A-aku hanya mengunjungi sekolah ini, entah kenapa aku merindukannya." Balasnya terkekeh pelan.

"Hm. Aku juga sangat merindukannya, maka dari itu aku ingin menjadi guru dan mengajar disini."

Manami pun memasang ekspresi terkejut, "Souka.. aku cukup terkejut, Nagisa-kun. P-pasti para murid disini menyukaimu." Manami tersenyum manis.

"Tidak juga. Oh, Okuda-san aku harus pergi karena ada beberapa urusan. Lain kali kita berbincang lagi. Jaa."

Gadis berkacamata itupun membalas dengan anggukan dan lambaian tangannya, ia cukup senang bisa bertemu teman kelasnya dulu disini. Manami kembali melangkahkan kakinya ke ruang kelas 3-A, ia menggeser pintu tersebut dan masuk ke dalam kelasnya.

Hampir sama seperti dulu, hanya ada beberapa ornament yang sedikit berubah. Ia berjalan menuju tempat duduknya yang berada di paling belakang. Memegang meja tersebut, lalu pandangannya beralih pada meja di samping belakangnya. Kursi yang selalu dia tempati.

Entah sudah berapa lama mereka tidak bertemu sesaat selesai kelulusan. Tiba-tiba dirinya merasakan sesak. Mereka memang tidak terlalu dekat, tetapi orang itu berhasil membuat Manami tertarik pada sosoknya. Sosok yang ia sukai, sosok yang selalu dia perhatikan diam-diam, sosok yang bersikap baik pada dirinya.

Saat mulai terlarut dalam pikirannya, ia pun tersadar dan melirik ke jam tangannya. Manami pun harus segera pulang karena hari akan sore. Ia keluar dari ruang kelas itu dan sekolah.

.

.

.

Perjalanan menuju ke rumahnya cukup jauh, ia harus menggunakan kereta. Dan sialnya, didalam kereta sangat penuh dengan orang, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Sepertinya mereka habis berlibur. Manami terpaksa harus berdiri dan berdesakan dengan orang-orang.

Kereta yang sedaritadi terhenti kini tiba-tiba berjalan, sontak tubuh Manami kehilangan keseimbangan dan sedikit terhuyung ke belakang, dirinya merasa ada seseorang yang menahannya dari belakang agar badannya tetap stabil, ia bersyukur dalam hati dan ingin sekali mengucapkan terima kasih, tapi apa daya kondisi yang tidak mendukung karena terhimpit.

Beberapa lama kemudian, kereta pun berhenti di stasiun yang akan ia turuni. Dengan susah payah ia berjalan ke pintu kereta dan keluar dengan nafas yang terengah. Lalu Manami pun bermaksud ingin membeli minum dan memegang tasnya. Tetapi nihil.

"Kamisama. Tas ku tidak ada?!" Teriaknya, ia sangat panik saat tahu bahwa ia keluar dari kereta tadi dan tasnya tidak sengaja terlepas dari genggaman tangannya saat dirinya hampir terjatuh.

Manami pun berbalik dan berlari kembali ke kereta, untungnya ia belum keluar dari stasiun. Manami pun berharap semoga kereta yang ia naiki tadi belum meninggalkan stasiun itu. Tanpa memedulikan orang disekitar, ia terus berlari dengan kencang dan sedetik kemudian, ia menabrak tubuh seseorang.

"M-maaf, aku sedang terburu-buru." Ucap Manami dengan nafas yang tidak beraturan dan tertunduk, saat hendak kembali melangkahkan kakinya, tangannya di tahan oleh orang tersebut.

"Kau yang tadi? Ini milikmu, kan?"

Orang itu memegang sebuah tas yang sama seperti tas miliknya, dengan gerakan cepat, Manami segera mengambil tas tersebut dan menampakan wajah bahagia. Sedaritadi ia memperhatikan tangan tersebut tanpa melihat wajah sang penyelamatnya sore ini.

Lalu ia pun mengangkat kepalanya, "Yokatta! Terima kasih ba-"

Ucapannya terhenti saat Manami melihat dengan jelas sosok tinggi yang berada tepat didepannya itu. Matanya seketika terbelalak. Kulit putih, mata gold, rambut merahnya itu sangat tidak asing bagi dirinya.

"K-karma..kun?" Ucap Manami dengan tatapan tak percaya.

Sedangkan sosok tersebut, Karma, juga menampilkan raut terkejut. Namun sesaat, tergantikan dengan senyuman khasnya, "Yo, Okuda-san. Hisashiburi."

Tidak ada balasan yang keluar dari bibir Manami. Tubuhnya terasa kaku, orang yang ia pikir sebagai sang penyelamatnya ternyata adalah dia. Sosok yang selalu Manami rindukan, bahkan belum lama tadi ia terus memikirkan pria itu, sekarang ia benar-benar bertemu. Ini merupakan suatu kebetulan yang sangat kebetulan. Bagi Manami, takdir serasa sedang berpihak pada dirinya.

.

.

.

TBC

Iklan Bentar:

Hai hai hai. Iseng-iseng nulis ff Karmanami nih gue fufufu. Mohon maaf apabila tidak menarik dan ada kata yang kurang bener, harap. Maklumi. Gue. Sangat. Gak. Berbakat. Nulis. Fanfiction. Ok.

Jadi kalo ada kritik atau saran gue siap liat, tapi jangan judge ya, mental brb langsung ciut (?) Oh iya, paling ini cuma 2 chapter, dan mungkin bakal agak panjang /apanyahayoyangpanjang /ehwoi /dijejelinwasabi. Tunggu chap selanjutnya, ok~

Syukur-syukur mau ada yang baca wkwkwk. See you!