Hohoho! Hai semua! Miku dah balik dengan chapter 3! Di chapter ini, ada dua pairing ya. Betewe, judul chapternya entah kenapa nggak nyambung sama cerita.
Maaf lama ya. Soalnya kuota habis plus ide Miku terbang semua (terutama abis nonton BoBoiBoy The Movie).
Udah pada nonton belum? Miku mau nonton lagi sih. Tapi nggak boleh plus bokek (Readers: Rasain!). Hehehe... cukup basa-basinya. Reviewnya Miku jawab kat sini ye ^^
Ranti-kun
Wah! Makasih kak! Miku bikin sendiri ceritanya kak. Tapi ide ceritanya datang karena terlalu banyak baca fanfic HaliYa (Nggak nanya!). Makasih ya kak udah mau baca fanfic absurd ini! ^3^
yoshie. augestya
Makasih dukungannya dan makasih udah mau baca fanfic ini kak! ^3^
natasya
Hehehe... sama dong! (Nggak nanya!). Ini udah next ya. Tapi Miku usahin kilat deh. Makasih udah mau mampir baca fanfic gaje ini! ^3^
Hanna Yoora
Iya nih sih Hali mah pelupa tingka dewa! *digebukinHali
Hali: Sendirinya aja pelupa. Ngaca dulu dong!
Makasih semangatnya kak! Hm... Miku punya line sih. Tapi sekarang udah jarang on. Jadi maaf ya kak kemungkinan Miku nggak jawab chat kak Hanna. Id line Miku itu anglodipmab. Kalau boleh, Miku juga mau id line kak Hanna dong! 3
Tia874
Iya dong! Miku gitu loh! *ditimpuk
Cie~ yang penasaran
Taufan: Jangan ikutin gaya bicara aku dong!
Hehehe... iya kok. Ini udah next.
Oh... dari Banjanegara ya. Coba kalau di Tangerang atau Jakarta. Kan bisa ketemuan! Makasih ya dukungannya! ^3^
Annisa Arliyani Wijayanti
Hehehe... Taufan ama Ying emang gula *diserangbebolataufanplusseributendanganlaju
Taufan & Ying: Woy! Kita ini manusia tau!
Ok! Ini udah next ya! ;)
EruCute03
Hai Eru! Maaf ya dijawaban review chapter 1 Miku salah tulis pen name Eru ToT.
Emang! Makanya Miku suka sama Hali *melukHali *disetrumHaliplusdihajarYayapaketumbukanpadu
Hehehe... Yaya kan sedikit tsundere *lirikYaya
Yaya: Apa kau cakap?!
Makasih banget! Hehehe... Miku sering typo kalau ngetik ya? Miku usahain nggak typo lagi deh ^^
Ini udah next ya!
blackcorrals
Hehehe... iya.
Sama. Kadang Miku juga bingung mau jawab review kayak gimana. Arigatou kak Corra!
Makasih kak Corra udah mau nungguin chapter ini! (Geer amat!)
Udah Miku jawab ya reviewnya. So, here the third chapter! Enjoy!
~ HAPPY READING! ~
Chapter 3: How They Know What's Love part 1
KRIING!
Bel istirahat pun berbunyi. Murid-murid yang berada di kelas langsung berlari ke kantin. Tapi ada dua pasangan yang masih berada di kelas.
" Ying~ ayo kita ke kantin~" ajak Taufan sambil menghampiri Ying yang sedang merapikan bukunya.
" Ayo."jawab Ying.
" Kak Hali~ Yaya~ mau ikut nggak?" tanya Taufan pada Hali dan Yaya yang sedang memakan bekal bersama.
" Nggak." jawab Hali singkat.
" Nggak deh Taufan. Makasih." jawab Yaya
" Eh Taufan, kayaknya sejak mereka pacaran mereka lebih suka makan berduaan di kelas ya?" tanya Ying pada Taufan sambil nyengir.
" Iya ya. Cie~ yang mau berduaan. Jangan-jangan, mereka mau melakukan 'itu'-"
BLETAK!
Belum selesai Taufan berbicara, dia sudah dibogem sayang Hali dan Yaya bersamaan.
" Aduh! Sakit tau!" keluh Taufan sambil mengusap kepalanya dan memonyongkan bibirnya.
" Bodo!" ucap Hali.
" Amat!" lanjut Yaya.
" Bodo Amat!" ucap mereka berdua kompak.
" Cie~ yang kompakkan." ucap Taufan dan Ying kompak.
" Cie yang nggak nyadar!" ucap Hali dan Yaya kesal.
Taufan dan Ying hanya cengengesan. Hali dan Yaya hanya menatap kesal.
" Cih! Buang-buang waktu saja!" ucap Hali ketus sambil kembali duduk dan memakan bekalnya.
" Cie~ yang nggak terima kalau diganggu pas lagi makan bekal buatan pacarnya~" goda Taufan lagi.
Hali yang mendengar itu langsung berdiri untuk membanting Taufan dengan keras. Tapi sebelum dia melakukannya, dia sudah ditenangkan Yaya.
" Sudah, lebih baik kalian cepat pergi ke kantin. Nanti keburu bel." ucap Yaya pada Taufan dan Yaya
" Ok. Kita pergi dulu~" ucap Taufan sambil menarik tangan Ying.
" Ok. Bye Yaya." ucap Ying sambil mengkuti Taufan.
Taufan dan Ying pun meninggalkan kelas sehingga hanya ada Hali dan Yaya di dalam kelas.
" Akhirnya mereka pergi." ucap Hali sarkastik.
" Hush! Kamu nggak boleh gitu Hali. Taufan kan adik kamu sendiri." tegur Yaya.
" Kamu ngomongnya kayak ibu-ibu deh." ucap Hali yang membuat dia dibogem sayang Yaya.
" Terus, kenapa kamu pacaran sama aku yang kayak ibu-ibu?" tanya Yaya kesal.
" Karena kamu itu sempurna di mataku. Aku akan selalu menyukaimu, ralat. Mencintaimu dan menjagamu sampai kapan pun. Dan aku juga yang akan melamarmu nanti." jawab Hali sambil tersenyum pada Yaya. Ya, tersenyum. Itu langsung membuat muka Yaya memerah.
" Udah aku jawabkan? Sekarang aku mau lanjut makan." ucap Hali pada Yaya sambil memakan bekal buatan Yaya. Yaya pun ikut melanjutkan makannya.
Beberapa menit kemudian, mereka sudah selesai makan. Bel tanda istirahat berakhir baru akan berbunyi 10 menit lagi. Yaya yang merasa bosan pun mulai mengajak Hali mengobrol.
" Hali." ucap Yaya
" Hn?" respon Hali sambil melepas salah satu earphonenya.
" Kau ingat waktu Taufan dan Ying pertama kali ke kantin bersama? Hingga akhirnya mereka saling suka dan mau menyatakan cinta?" tanya Yaya.
" Oh, yang waktu itu. Taufan minta tolong padaku dan Ying minta tolong padamu kan?" jawab Hali.
" Iya. Waktu itu Ying lucu banget. " ucap Yaya sedikit gemas saat mengingatnya.
" Taufan lebih lucu." bantah Hali.
" Oh ya? Gimana kalau kita ingat-ingat dulu. Baru kita tentukan!" saran Yaya semangat.
" Boleh!" ucap Hali. Mereka berdua pun berusaha mengingatnya.
Flashback on
" Yaya, boleh nggak aku minta tolong?" tanya Ying pada Yaya yang sedang berdebat dengan Hali tentang tema untuk cerita pelajaran Bahasa.
" Aku bilang temanya Adventure dan Friendship saja!" ucap Yaya kesal pada Hali.
" Cih! Mendingan Crime dan Angst kali!" bantah Hali
" Adventure dan Friendship!" ucap Yaya lebih keras.
" Crime dan Angst!" bantah Hali lebih keras.
" Adventure!"
" Crime!"
" Friendship!"
" Angst!"
" Em… bagaimana kalau gabungan dari itu semua saja?" saran Gempa.
" APA?!" tanya mereka berdua kompak pada Gempa.
" Tidak boleh!" ucap mereka berdua kompak lagi.
Ying yang merasa diabaikan pun menepuk pundak Yaya.
" Apa sih?! Oh, Ying. Aku kira siapa. Maaf, tadi aku mengabaikanmu gara-gara tuan pemarah itu." ucap Yaya pada Ying.
" Kau panggil aku apa?!" tanya Hali kesal sambil mendekati Yaya.
" Tuan pemarah. Memangnya kenapa?" jawab Yaya sedikit kesal.
" Apa?! Dasar ibu-ibu!" ucap Hali marah.
" Kau panggil apa aku?! Dasar tuan pemarah!" ucap Yaya marah.
Ying dan Gempa yang melihat mereka bertengkar pun hanya bisa sweatdrop. Sedangkan murid yang lain ada yang menangis karena idola mereka bersama orang lain dan ada yang senyam senyum sendiri karena OTP mereka berdekatan.
" Ying~" panggil Taufan sambil berlari mendekati Ying dan Gempa.
Ying yang mendengar itu pun terlonjak. ' Oh tidak' batinnya panik.
" Ehm… Gempa. Tolong bilang ke Yaya ya. Aku izin ke toilet." ucap Ying pada Gempa.
" Ok." jawab Gempa.
Ying pun langsung pergi ke toilet dengan cepat.
" Loh? Gempa, Ying mana? Perasaan tadi ada disini." tanya Taufan pada Gempa.
" Tadi memang Ying ada disini. Tapi barusan dia pergi ke toilet." jawab Gempa.
" Oh… Eh? Kak Hali mana?" tanya Taufan lagi.
" Tuh." jawab Gempa sambil menunjuk pada Hali dan Yaya yang masih bertengkar.
Taufan yang melihat itu pun langsung mendapat ide cemerlang.
" Ekhem. CIE~ KAK HALI PDKT SAMA YAYA. PACARAN YA? MAU PJNYA DONG!" teriak Taufan yang langsung membuat Hali dan Yaya mengeluarkan aura yang sangat menyeramkan.
" APA KAU BILANG?! SINI KAU TAUFAN!" ucap Hali dan Yaya sambil mengejar Taufan yang sudah ngacir duluan.
Beberapa menit kemudian, Hali dan Yaya kembali ke dalam kelas yang diikuti Taufan dengan tubuh babak belur.
" Astaga, Kak Hali! Yaya! Kalian ngapain Kak Taufan?" tanya Gempa khawatir karena Taufan berjalan sempoyongan.
" Nggak diapa-apain kok. Cuma dikasih pelajaran." jawab Hali sambil menyeringai.
" Bener kok." lanjut Yaya yang juga menyeringai.
Gempa yang melihat itu pun merinding. ' Ya Allah, lindungilah hambamu ini dari kemarahan dua manusia garang ini' batin plus do'a Gempa takut
Meanwhile
Ying pun membasuh mukanya. Sungguh, dia merasa sangat aneh jika berada di dekat Taufan. Seperti ada getaran di hatinya.
' Apakah ini yang namanya cinta?' batin Ying.
" Ah, mana mungkin. Hanya perasaan doang kok." ucap Ying lalu dia pun berjalan kembali ke kelas.
Back to class
Taufan pun segera diobati oleh Gempa. Gempa sangat bersyukur karena dia membawa kotak PPPK. Sedangkan anak murid yang lain sweatdrop. Kenapa mereka sweatdrop?
Mereka sweatdrop karena Gempa membawa kota PPPK yang berukuran besar.
' Bagaimana caranya itu bisa masuk ke dalam tasnya?' batin mereka bingung. Hanya Gempa dan Tuhan saja yang tahu.
Ying pun sampai di kelasnya dan menemukan Taufan yang sudah babak belur.
" Gempa, Taufan kenapa?" entah kenapa ada perasaannya yang menyuruhnya untuk bertanya.
" Tadi dihajar Kak Hali sama Yaya." jawab Gempa.
" Oh… aku boleh bantu nggak?" tanya Ying.
" Boleh" jawab Gempa.
Ying pun membantu Gempa mengobati Taufan. Setelah selesai, Taufan pun langsung berterima kasih.
" Terima kasih ya. Ying, Gempa!" ucap Taufan.
"I-iya…" jawab Ying dengan muka yang mulai memerah.
" Gak pa-pa kok Kak Taufan. Makanya lain kali kalau orang lagi marah jangan diganggu. Kan jadinya begini." jawab Gempa sambil membereskan kotak PPPKnya lalu pergi ke tempat duduknya.
Taufan pun hanya cengengesan. Lalu Taufan pun melihat Ying yang mukanya memerah langsung panik.
" Ying, kamu sakit kah? Mau aku antar ke UKS?" tanya Taufan panik.
" A-aku gak pa-pa kok." jawab Ying sedikit grogi.
' Kenapa aku grogi ya?' batin Ying bingung.
" Beneran nih?" tanya Taufan lagi.
" I-iya." jawab Ying.
" Ok. Kalau begitu mau nggak ikut aku ke kantin nanti istirahat?" tanya Taufan
" Bo-boleh." jawab Ying
" Ok! Nanti kita pergi ya!" ucap Taufan lalu pergi ke tempat duduknya karena Cikgu Timy sudah datang.
" Bangun! Selamat pagi cikgu!" komando Yaya selaku ketua kelas yang diikuti semua murid.
" Selamat pagi anak-anak. Sekarang, kumpulkan tugas membuat cerita yang Cikgu bagi seminggu yang lalu." ucap Cikgu Timy.
Semuanya pun mengumpulkan, kecuali kelompok Hali, Yaya, dan Gempa.
" Loh? Halilintar, Yaya, dan Gempa, mana hasil tugas kalian?" tanya Cikgu Timy.
" Belum selesai cikgu." ucap Hali.
" Baiklah. Ibu berikan empat hari lagi untuk mengumpulkannya. Mengerti?" tanya Cikgu Timy.
" Mengerti,cikgu." ucap Hali, Yaya, dan Gempa.
KRIING!
Bel istirahat pun berbunyi. Semua murid pun pergi ke kantin. Yaya yang melihat Cikgu Timy masih ada di kelas pun medatanginya.
" Permisi, cikgu. Saya mau bertanya." ucap Yaya.
" Tentu. Silahkan. " ucap Cikgu Timy ramah.
" Cikgu suka cerita genre apa?" tanya Yaya.
" Hm… cikgu suka genre romance dan friendship sih. Memangnya kenapa?" jawab dan tanya Cikgu Timy balik.
" Tidak ada apa- apa cikgu. Hanya sekedar bertanya. Terima kasih cikgu!" ucap Yaya.
" Sama- sama." Balas Cikgu Timy lalu pergi dari kelas.
Yaya pun mendatangi Ying untuk mengajaknya pergi ke kantin.
" Ying! Ayo pergi ke kantin!" ajak Yaya.
" Maaf Yaya. Aku akan ke kantin bersama orang lain." jawab Ying.
" Eh? Memangnya siapa?" tanya Yaya.
" Bu-bukan siapa-siapa kok!" jawab Ying cepat sambil pergi ke luar.
Yaya yang penasaran pun pergi melihat. Dia pun melihat Ying pergi bersama Taufan.
' Bareng Taufan toh.' batin Yaya.
" Jadi aku akan pergi sendiri deh" gumam Yaya. Tiba-tiba…
" Aku akan ikut." ucap Hali dari belakang Yaya.
" Gya!" teriak Yaya kaget.
Tanpa sadar Yaya malah memeluk Hali. Muka Hali pun memerah. Yaya yang menyadari bahwa dia memeluk seseorang pun kaget karena yang dia peluk adalah Hali. Seketika mukanya pun memerah.
" Ma-maaf…" ucap Yaya malu.
" Ya…" ucap Hali yang sama-sama malu.
' Untung tidak ada siapa pun' batin mereka lega.
" Ja-jadi kau mau ikut ke kantin?" tanya Yaya masih sedikit malu.
" Ya. Soalnya biasanya Taufan akan mengajakku. Tapi kali ini tidak." jawab Hali
" Loh? Kok kamu nggak pergi bareng Gempa?" tanya Yaya
" Dia pergi ke perpus." jawab Hali yang mendapatkan jawaban "oh" dari Yaya.
Yaya yang ingat akan hal yang dia lihat tadi pun langsung mengatakannya pada Hali.
" Hm… jadi begitu. Ayo ikuti mereka." ajak Hali sambil menarik tangan Yaya.
Yaya yang merasakan itu pun hanya mengikuti Hali. Diam-diam Hali melirik pada Yaya dan tersenyum tipis.
' Cantik' batin Hali.
Mereka berdua pun akhirnya sampai di kantin. Mereka yang melihat Taufan dan Ying sudah duduk pun langsung menempati tempat yang berada sedikit jauh dari Taufan dan Ying agar tidak ketahuan.
Mereka melihat Taufan dan Ying saling berbincang-bincang yang kadang disela dengan tertawaan. Yaya yang mulai merasa bosan pun pergi membeli minuman untuknya dan Hali. Dia membeli jus stroberi untuk dirinya dan kopi kaleng untuk Hali.
Yaya pun kembali ke meja yang tadi dia tempati bersama Hali. Hali yang menyadari kalau dia sudah datang pun bergeser untuk tempat Yaya duduk. Yaya yang melihat itu pun tersenyum.
" Terima kasih. Nih buat kamu." ucap Yaya sambil memberikan kopi kaleng pada Hali.
" Kok kamu bisa tau aku suka minum kopi?" tanya Hali sambil mengambil kopi kaleng yang diberikan Yaya.
" Entah. Aku hanya asal tebak saja." jawab Yaya.
" Hm… terima kasih" ucap Hali lalu menengguk kopinya. Yaya yang mendengar itu pun merona.
" Um… sama-sama." jawab Yaya. Hali yang melihat Yaya merona pun tersenyum tipis (lagi?).
' Manisnya…' batin Hali.
KRIING!
Bel tanda istirahat berahir pun berbunyi. Ada murid yang berjalan semangat, berjalan biasa, dan berjalan malas. Khusus untuk Taufan, dia berjalan malas sedangkan Ying berjalan semangat. Taufan yang penasaran kenapa Ying berjalan dengan semangat.
" Ying, kenapa kamu semangat sekali sih? Padahal hari ini kan pelajarannya susah semua." tanya Taufan penasaran.
" Hm… karena aku senang bisa bersaing dengan Yaya dalam pelajaran Matematika, IPA, dan Bahasa. Pasti kali ini aku akan menjadi nomor 1!" jawab Ying sambil tersenyum yang membuat muka Taufan sedikit memerah.
" O-oh… begitu" ucap Taufan sambil berusaha menghilangkan rona mukanya.
' Ada apa denganku?' batin Taufan bingung.
Meanwhile
Hali dan Yaya masih terus mengikuti mereka berdua secara diam-diam. Tiba-tiba…
" Apa yang kalian lakukan di sini wahai anak muda?!" tanya Cikgu Papazola yang tiba-tiba ada di belakang Hali dan Yaya.
" Eh? Em… kami sedang berjalan kembali ke kelas cikgu." jawab Yaya.
" Betul cikgu." ucap Hali membenarkan Yaya.
" Lalu kenapa kalian berjalan mengendap-ngendap wahai anak muda?!" tanya Cikgu Papazola mulai curiga.
" Em… kami…" jawab Yaya bingung.
" Kami berlatih untuk bermain drama dengan genre crime cikgu." lanjut Hali berbohong.
" Be-betul tuh cikgu!" ucap Yaya membenarkan Hali.
" Baiklah kalau begitu, anak muda. Cepatlah masuk ke dalam kelas." perintah Cikgu Papazola.
" Baik cikgu!" ucap mereka lalu lari terbirit-birit ke kelas.
' Hampir saja ketahuan' batin mereka bersamaan.
Mereka pun sampai di depan kelas. Tapi sebelum mereka masuk, Yaya tiba-tiba mengatakan sesuatu.
" Halilintar, maaf ya. Karena aku tadi kau jadi berbohong pada Cikgu Papazola" ucap Yaya meminta maaf pada Hali.
" Gak usah dipikirin. Lagian, kalau kamu ketahuan aku juga ketahuan." jawab Hali datar.
" Oh, kalau begitu terima kasih Halilintar!" ucap Yaya sambil tersenyum sambil tersenyum lebar yang membuat muka Hali sedikit merona.
" I-iya." jjawab Hali sambil menutupi mukanya dengan topinya.
' Sial! Kenapa aku harus merona segala sih!' batin Hali
Untung saja Yaya tidak menyadarinya. Mereka pun langsung memasuki kelas dan duduk di tempat mereka. Taufan yang melihat Hali kembai ke kelas dengan Yaya pun berniat untuk menggodanya nanti.
SKIP TIME
KRIIING!
Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi. Murid-murid pun menyambutnya dengan sangat gembira, terutama Taufan. Karena dia sudah ingin menggoda kakaknya.
" Kak Hali sama Kak Taufan pulang duluan aja." ucap Gempa.
" Memangnya kenapa?" tanya Hali.
" Ada rapat OSIS." jawab Gempa.
" Oh begitu. Ya udah! Kita duluan ya~ Dah Gempa!" ucap Taufan sambil menarik tangan Hali lalu segera di tepis oleh Hali.
" Kalau pulang hati-hati" ucap Hali lalu segera pergi meninggalkan Taufan.
" Kak Hali jahat!" teriak Taufan sambil mengejar Hali. Gempa yang melihat itu pun hanya tersenyum lalu pergi menghampiri Yaya yang juga anggota OSIS.
" Yaya, ayo kita pergi ke ruang OSIS." ucap Gempa pada Yaya yang masih merapikan bukunya.
" Memangnya ada apa?" tanya Yaya.
" Ada rapat OSIS." jawab Gempa.
" Ok. Tungu sebentar." ucap Yaya sambil buru-buru memasukkan bukunya. Setelah Yaya selesai dan akan pergi dengan Gempa, tiba-tiba Ying menghentikan Yaya dan Gempa.
" Eh, ada apa Ying?" tanya Yaya dan Gempa bersamaan.
" Aku mau bicara dengan Yaya sebentar boleh?" tanya Ying balik.
" Boleh." jawab Gempa
Setelah mendengar itu Ying pun segera menarik Yaya sedikit menjauh dari Gempa.
" Ada apa Ying? Kok kamu kayak panik?" tanya Yaya sedikit khawatir karena muka Ying memerah.
" Em… se-sebenarnya… a-aku…" jawab Ying terbata-bata yang membuat Yaya penasaran.
" Su-suka… pa-pada…" lanjut Ying yang membuat Yaya makin penasaran dan entah kenapa takut.
' Semoga bukan Halilintar' batin Yaya tiba-tiba.
Tunggu. Kenapa dia malah membatinkan hal itu? Terutama bagian Halilintar. Yaya pun segera menepis pikirannya itu.
" Taufan…" lanjut Ying yang membuat Yaya bernapas lega.
" Fiuh… ku kira apa." ucap Yaya.
" Kenapa? Takut aku menyukai Halilintar ya?" goda Ying tiba-tiba yang membuat muka Yaya memerah.
" Eng-enggak kok!" bantah Yaya. Ying yang melihat itu pun tertawa. Yaya pun hanya cemberut.
" Jadi kau mau apa?" tanya Yaya. Ying yang mendengar itu pun mukanya langsung memerah.
" A-aku mau minta tolong." jawab Ying.
" Mau minta tolong apa?" tanya Yaya. Ying pun membisikkan sesuatu pada Yaya.
" Kau yakin?" tanya Yaya setelah diberitahukan Ying. Ying pun mengangguk.
" Ok. Nanti aku kasih tau lewat PM di CREAM TALK. Bye, Ying!" ucap Yaya lalu pergi. Yaya pun segera menghampiri Gempa .
" Maaf lama ya, Gempa." ucap Yaya.
" Gak pa-pa kok. Ayo pergi. Nanti keburu mulai." ucap Gempa. Mereka pun langsung pergi ke ruang OSIS.
Meanwhile
Taufan dan Hali hanya berjalan pulang dalam kebisuan. Hali yang penasaran karena biasanya Taufan akan mengoceh sepanjang jalan hanya diam pun bertanya.
" Oi, tumben diam." ucap Hali yang membuat Taufan sedikit tersentak.
" Eh, oh. Hehehe. Kenapa? Kangen ya?" goda Taufan.
Hali pun langsung membogem Taufan.
" Nggak. Kamu suka dengan Ying kan?" tanya Hali yang membuat Taufan tersentak.
' Bagaimana Kak Hali bisa tahu?!' batin Taufan bertanya-tanya dan panik.
" Ketahuan banget kamu suka sama Ying. Tadi aja kamu pergi bareng dia ke kantin." ucap Hali seakan dapat membaca pikiran Taufan.
"E-eh, iya. Tapi... Kok Kak Hali bisa tau?" tanya Taufan
" Hm... rahasia." Jawab Hali
Taufan pun hanya cemberut. Sedangkan Hali pun tertawa dalam hati.
" Jadi Kak Hali bantu aku ya?" tanya Taufan sambil menggunakan Puppy Eyes no Jutsu.
" Iya! Jadi berhenti menggunakan jurus itu!" jawab Hali kesal. Taufan pun tertawa senang dan memeluk Hali.
" Makasih Kak Hali!" ucap Taufan. Lalu tiba-tiba Hali membantingnya ke tanah dan meninggalkannya.
" Huwee! Kak Hali jahat!" teriak Taufan lalu mengejar Hali
SKIP TIME
Hari pertama dan kedua, PDKT
" Ying! Apa kamu sudah bawa benda yang aku suruh bawa kemarin?" tanya Yaya sambil menaruh tasnya.
" Iya. Tapi…" jawab Ying menggantung.
" Apa?" tanya Yaya penasaran.
" Um… kau yakin ini akan berhasil Yaya?" tanya Ying ragu-ragu.
" Tentu saja! Aku sudah mencari banyak informasinya dari internet!" jawab Yaya yakin.
Meanwhile
" Kak Hali yakin ini akan berhasil?" tanya Taufan ragu-ragu.
" Hn. Terserah kamu mau percaya atau nggak." jawab Hali cuek.
" Emang kak Hali sama kak Taufan ngerencanain apa?" tanya Gempa sedikit penasaran.
" Bukan apa-apa kok, Gempa! Hehehe!" jawab Taufan takut ketahuan adiknya.
Taufan pun hanya bisa mengikuti saran kakaknya. Selama perjalanan menuju sekolah, Taufan hanya memikiran satu hal.
' Apakah ini akan berhasil?' batin Taufan terus menerus.
Hali yang jelas-jelas melihat keraguan adiknya hanya bisa memuar bola matanya.
Akhirnya mereka bertiga pun sampai di sekolah. Sesampainya di sekolah, fangirls mereka pun mulai mengerumuni mereka. Reaksi mereka? Hali merasa terganggu sehingga dia mempercepat jalannya. Taufan menyapa fangirlsnya dengan tersenyum lebar yang membuat para fangirlsnya berteriak. Sedangkan Gempa hanya tersenyum manis.
Yaya dan Ying yang sudah mulai mendengar suara ricuh para fangirls pun mulai bersiap-siap. Beberapa saat kemudian, Hali pun masuk ke dalam kelas sambil menurunkan topinya dan berlari.
Saat Hali sedikit menaikkan topinya, secara tidak sengaja dia dan Yaya saling bertatapan. Ruby dan hazel saling bertemu. Entah kenapa Hali maupun Yaya enggan untuk mengedipkan mata. Beberapa saat kemudian Taufan pun masuk. Taufan yang melihat Hali ada di dekat pintu dan saling bertatapan mata dengan Yaya pun berniat menjahili Hali.
" Cie~ Yang saling bertatapan. Sampe kapan mau saling bertatapan?" goda taufan sambil menyikut Hali. Hali dan Yaya yang mendengar itu pun segera membogem Taufan.
" Aduh! Sakit tau!" ucap Taufan.
" Bodo amat!" jawab Hali
" Rasain tuh!" jawab Yaya
Ying yang melihat itu pun langsung menolong Taufan.
" Kau baik-baik saja Taufan?" tanya Ying sambil membantu Taufan berdiri.
" Iya. Makasih Ying!" jawab Taufan sambil tersenyum lebar.
" Sama-sama!" ucap Ying sambil tersenyum yang menurut Taufan sangat manis sehingga Taufan pun sedikit merona.
' Kenapa aku harus merona di depan Ying sih?' batin Taufan kesal pada dirinya sendiri.
Yaya yang melihat itu pun gemas sedangkan Hali hanya cuek. Walau sebenarnya Hali tertawa dalam batinnya karena adiknya telah dikalahkan Ying.
Ying pun segera pergi ke tempat duduknya untuk mengambil sesuatu. Beberapa menit kemudian, Ying pun menghampiri Taufan sambil membawa kotak makan.
" Taufan, ini untukmu." ucap Ying. Taufan pun menerimanya dengan sangat senang.
" Apa isinya?" tanya Taufan.
" Kue muffin buatanku." jawab Ying. Taufan pun langsung membukanya dan memakannya.
" Wah! Enak banget Ying! Kapan-kapan bikinin lagi ya buat aku!" ucap Taufan sambil mengembalikan kotak makan Ying.
" I-iya." ucap Ying merona sambil mengambil kotak makannya. Ying pun kembali ke tempat duduknya.
Beberapa menit kemudian pun Cikgu Papazola datang dan pelajaran pun dimulai. Taufan pun memikirkan apa rencana yang diberitahukan kakaknya akan berhasil nanti.
SKIP TIME (Karena Miku terlalu males buat ngetik bagian pelajaran)
KRING!
Taufan yang sudah menyadari bahwa sudah waktunya istirahat pun segera mendatangi Ying.
" Ying! Ayo ikut denganku!" ucap Taufan sambil menarik tangan Ying.
"Eh? Memangnya kau mau mengajakku kemana, Taufan?" tanya Ying bingung.
" Ikut saja dulu." jawab Taufan yang membuat Ying hanya bisa mengikutinya.
Hali dan Yaya yang sama-sama melihat itu pun segera mengikuti mereka secara diam-diam.
Beberapa menit kemudian, Taufan dan Ying pun sampai di tempat yang Ying ketahui sebagai taman belakang sekolah yang terkenal angker.
" Taufan, ngapain kita kesini? Serem tau!" tanya Ying ketakutan.
" Kenapa? Takut ya? Nggak usah takut deh. Kan ada Taufan si pemberani ini!" ucap Taufan sambil berpose ala kesatria. Ying pun tertawa karena pose Taufan yang berlebihan.
' Mungkin aku memang harus percaya pada Taufan' batin Ying.
Hali dan Yaya yang bersembunyi di semak-semak pun tertawa dalam batin. Hali yang melihat Yaya tertawa kecil pun tersenyum tipis. Taufan dan Ying yang masih tidak menyadari keberadaan Hali dan Yaya pun segera melanjutkan perjalanan mereka.
Ying pun sangat terkejut karena dia tidak menyangka bahwa di tengah taman belakang sekolah yang terkena angker ada taman penuh bunga yang sangat indah.
" Wah! Indahnya! Aku nggak nyangka bakalan ada taman penuh bunga di tengah taman belakang sekolah yang terkenal angker ini!" ucap Ying sambil memetik bunga daisy.
" Yah, begitulah manusia. Menilai sesuatu dari luarnya. Walaupun sebenarnya di dalamnya ada sebuah keindahan tersendiri." ucap Taufan sambil memetik bunga mawar putih lalu membersihkan durinya.
Ying yang melihat Taufan membersihkan duri bunga mawar pun kaget karena tangan Taufan berdarah.
" Taufan! Tangan kamu berdarah!" ucap Ying sambil menghampiri Taufan. Sebelum Ying sempat duduk di depan Taufan, tiba-tiba Taufan memberikannya bunga mawar putih yang sudah tidak berduri.
" Untukmu, wahai bidadariku." ucap Taufan sambil tersenyum menahan sakit. Ying pun mengambil bunga mawar itu lalu duduk di depan Taufan dan membalut tangan Taufan dengan sapu tangannya.
" Lain kali jangan begitu Taufan! Aku jadi panik! Untung aku bawa sapu tangan. Kalau tidak bagaimana?" ucap Ying khawatir.
" Aku minta maaf Ying." ucap Taufan tertunduk.
" Tapi, terima kasih Taufan. Bunga mawarnya indah." ucap Ying sambil menghirup aroma bunga mawarnya lalu tersenyum pada Taufan.
Taufan pun menatap Ying lalu tersenyum bahagia. Sedangkan Hali dan Yaya yang sedang mengawasi Taufan dan Ying dari kejauhan pun senang.
" Hah, aku harap nanti pasanganku juga akan memberikanku bunga mawar seperti Taufan." ucap Yaya pelan.
Hali yang mendengar itu pun diam-diam mengambil bunga mawar merah lalu membersihkan durinya. Beberapa menit kemudian, Hali selesai membersihkan durinya lalu memberikan bunga itu pada Yaya.
" Ini." ucap Hali sambil memberikannya pada Yaya. Muka Yaya pun memerah karena melihat Hali menjulurkan bunga mawar padanya.
" Um... terima kasih Hali." ucap Yaya lalu tersenyum. Muka Hali pun memerah karena melihat Yaya tersenyum.
" Sama-sama." ucap Hali sambil menurunkan topinya.
Yaya yang sedang menghirup aroma bunga mawar itu tiba-tiba berhenti. Hali pun bingung sehingga ingin bertanya.
" Kenapa-" belum selesai Hali bertanya, Yaya menyelanya.
" Ya ampun, Hali! Aku minta maaf! Karena aku, tanganmu jadi berdarah..." ucap Yaya panik sambil membalut tangan Hali dengan sapu tangannya.
" Tidak apa. Lagipula itu keinginanku sendiri." ucap Hali. Hali yang melihat tangannya sudah selesai dibalut pun kaget karena Yaya membalutkan sapu tangannya.
" Bagaimana dengan sapu tanganmu?" tanya Hali.
" Pakai aja dulu. Nanti aja kembalikannya." jawab Yaya. Hali pun hanya diam. Entah kenapa perasaannya merasa senang. Begitu pun Yaya.
' Entah kenapa, hatiku berbunga-bunga hari ini' batin Taufan, Ying, Hali, dan Yaya bersamaan.
SKIP TIME
" Hari kedua pun berjalan lancar. Sama seperti hari pertama." ucap Yaya.
Ya, sudah hari kedua PDKT Ying dengan Taufan. Jadi, besok Ying akan mengatakan perasaannya terhadap Taufan. Yaya yang membayangkan itu terjadi pun gemas. Sementara itu, Hali hanya cuek. Yup! Hali dan Yaya sedang mengawasi Taufan dan Ying lagi. Walaupun kali ini di kantin lagi.
" Jadi, yang memberikan ide pada Ying untuk membuatkan Taufan muffin itu kau Mimy?" tanya Hali datar.
Yaya sebenarnya ingin marah. Tapi kalau dia mengamuk di kantin, Taufan dan Ying bisa menyadari bahwa dirinya mengawasi mereka. Plus reputasinya pun akan turun.
" Iya. Dan namaku bukan Mimy. Tapi Yaya. Lalu, yang memberikan ide pada Taufan untuk membawa Ying ke taman belakang sekolah itu kamu kan?" tanya Yaya balik.
Hali hanya mengangguk sebagai jawaban. Beberapa menit kemudian, bel masuk pun berbunyi dan mereka kembali ke kelas.
Sebelum Yaya masuk ke dalam kelas, Hali menghentikannya.
" Tunggu sebentar." ucap Hali.
" Kenapa?" tanya Yaya malas.
" Ini. " ucap Hali sambil menjulurkan sapu tangan Yaya. Yaya sedikit kaget tapi langsung mengambilnya.
" Terima kasih karena mengembalikannya dengan cepat." ucap Yaya. Hali yang mendengar itu pun mendengus kesal.
" Cih, memang kau pikir aku ini laki-laki macam apa?!" tanya Hali kesal sambil sedikit cemberut.
Yaya yang melihat itu pun hanya terkikik kecil.
SKIP TIME ( Karena Miku males bikin cerita hari kedua *digebukreaders)
Hari ketiga, pernyataan.
" Ying apa kau sudah siap?" tanya Yaya.
" Mungkin. Tapi akan ku usahakan." jawab Ying
Yaya pun senang karena hari ini sahabatnya akan mempunyai seseorang yang 'spesial'.
Meanwhile
" Kau sudah yakin Taufan?" tanya Hali
" Sudah! Dan aku akan melakukannya hari ini!" jawab Taufan berapi-rapi.
" Yakin untuk apa kak Taufan?" tanya Gempa sangat penasaran
" Bukan apa-apa kok!" jawab Taufan sambil mempercepat langkahnya.
Gempa yang mendengar jawaban Taufan ingin protes. Selama ini, Gempa merasa ada yang disembunyikan kedua kakaknya dari dia.
" Nanti aku kasih tau, Gempa." ucap Hali seperti membaca pikiran Gempa. Gempa yang mendengar itu pun senang.
Beberapa menit kemudian, mereka bertiga pun tiba di sekolah. Tentu saja para fangirls sudah menunggu mereka bertiga. Hali memang sudah tidak tahan lagi, jadi dia masuk lewat belakang sekolah.
Sedangkan Taufan dan Gempa menggunakan hal-hal penyamaran. Taufan menyamar dengan menggunakan kacamata berbingkai persegi dan wig rambut berwarna pirang. Sedangkan Gempa menggunakan kacamata berbingkai bundar dan wig berwarna kecoklatan.
Untungnya, para fangirls tidak memperdulikan Taufan dan Gempa yang menyamar sehingga mereka berdua bisa masuk tanpa diketahui fangirls. Mereka berdua pun melepas 'kostum' di kamar mandi. Setelah itu, mereka langsung pergi ke kelas.
Sesampainya di kelas, Taufan langsung mengampiri Ying.
" Ying, ada yang mau aku bicarakan denganmu..." ucap Taufan sambil menunduk malu.
" Um... aku juga Taufan." ucap Ying.
Taufan dan Ying pun mengangguk tanda bahwa mereka sepemikiran. Lalu mereka berdua pun langsung pergi keluar kelas. Hali dan Yaya yang melihat itu pun langsung mengikuti Taufan dan Ying. Taufan dan Ying pun sampai di taman bunga belakang sekolah. Sedangkan Hali dan Yaya langsung bersembunyi di belakang dinding.
" Jadi... Taufan, aku sebenarnya-" belum selesai Ying berbicara, Taufan sudah mengatakannya duluan.
" Aku menyukaimu Ying! Mau nggak kamu jadi pacar aku?" teriak Taufan yang untungnya hanya didengar Ying, Hali, dan Yaya.
KRIK KRIK
Hening. Taufan merasa cintanya bertepuk sebelah tangan. Dan juga terlihat sangat bodoh. Tapi...
" Iya! Aku juga menyukaimu Taufan." jawab Ying sambil tersenyum. Taufan pun langsung menatap Ying dan tertawa bahagia karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
Yaya yang melihat itu pun langsung tersenyum bahagia dan gemas. Sedangkan Hali hanya tersenyum tipis. Tiba-tiba, Yaya menyadari sesuatu.
" Hali, bagaimana kalau kita buat cerita berdasarkan kisah Taufan dan Ying?" saran Yaya.
" Hm... boleh juga." ucap Hali
' Akhirnya semua selesai. Mission complete!' batin Hali dan Yaya bersamaan.
Flashback off
" Hm... setelah aku ingat kembali, Taufan memang lucu sih." ucap Yaya.
" Ying juga lucu." ucap Hali
" Jadi, siapa yang lebih lucu?" tanya Yaya
" Tentu Taufan." jawab Hali
" Loh? Tadi kamu bilang Ying lucu." protes Yaya
" Kamu sendiri juga bilang Taufan lucu." protes Hali balik.
Tak lama kemudian, mereka berdua pun mulai berdebat lagi untuk siapa yang lebih lucu. Taufan dan Ying yang sudah kembali dari kantin hanya sweatdrop melihat mereka berdua berdebat.
' Dasar pasangan yang unik!'
TBC
Maaf ya, chapter yang ini sangat-sangat kepanjangan. Yang udah baca chapter 2 udah tau kan kenapa? Abisnya ide Miku nambah melulu. Jadi, Miku mohon maaf sebesar-besarnya.
Karena Miku udah capek karena tugas yang bejibun dan basa-basi,
Mind to Review? ^3^
