Filming
Pair:
Chwe (Choi) Hansol X Boo Seungkwan
Status: Oneshoot
Rate: M
Warning:
BL, AU, Fiction.
Notes:
All Seungkwan's POV. Lanjutan dari Anti-Fan? dan Jealous Boo.
.
.
.
.
.
Filming
Aku benci Hansol. Sangat membencinya.
Rasanya aku sangat ingin mencekiknya dan membuangnya ke sungai Han karena sungguh, ini semua karena ide bodohnya aku harus terjebak di sini dengan memakai wig dan juga gaun tidur tipis yang hanya menutupi tubuhku hingga pertengahan paha.
Iya, aku sedang shooting untuk film terbarunya si tunanganku yang berengsek (tapi sialnya sangat tampan) bernama Hansol atau Vernon. Dan karena film sialan ini memiliki rating dewasa, akan ada beberapa adegan ranjang antara Hansol dan lawan mainnya. Sebenarnya lawan mainnya itu wanita, tapi karena si gadis sangat malu sehingga akhirnya Hansol mengusulkan agar aku yang menjadi pemeran pengganti di tiap adegan dewasa bersama Hansol dan hari ini adalah syuting perdana kami.
Wanita yang sejak tadi meriasku terlihat tersenyum puas saat melihat hasilnya. Padahal nantinya wajahku tidak akan terlalu direkam untuk mencegah kemungkinan identitasku diketahui.
"Nah, selesai. Ternyata benar apa kata Vernon-ssi, kau cantik sekali. Aku tidak melihat adanya perbedaan antara dirimu dan Sena-ssi."
Aku tersenyum kecil, Sena adalah nama gadis lawan main Hansol yang sesungguhnya. Saat ini gadis itu sedang duduk di sebelahku untuk dirias dan dia tersenyum padaku melalui cermin di hadapan kami.
"Itu benar, kau sangat mirip denganku. Aku bahkan tidak melihat adanya perbedaan diantara kita selain kau yang tidak memiliki payudara." Sena terkikik pelan dan aku memaksakan senyum di bibirku.
Helaan napas panjang keluar dari bibirku dan jariku terulur untuk mengelus wig yang panjangnya hingga melewati dadaku. Rambut Sena memang panjang dan wig yang aku pakai sama persis dengan rambut asli Sena.
"Sena, giliranmu dimulai satu menit lagi."
Sena menoleh ke arah seorang crew yang baru saja memanggilnya, dia mengangguk pelan kemudian berdiri dan merapikan gaun tidurnya yang sama persis dengan yang aku pakai. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum manis, "Sampai nanti, Seungkwan-ssi."
Aku tersenyum kecil padanya dan mengangguk singkat. Kemudian mataku kembali menatap cermin, untuk kepentingan peran ini, selain memakai gaun tidur tipis dan wig, aku juga harus rela melewati proses waxing untuk kakiku dan memakai sebuah bra lengkap dengan penyumpal dada karena nanti akan ada adegan aku dan Hansol yang melakukan french kiss sebelum kami 'berguling-guling' di tempat tidur.
"Seungkwan-ssi, kau tidak mau melihat proses syutingnya?"
Aku menoleh dan aku melihat manajer Hansol sedang berdiri di ambang pintu. Aku terdiam sebentar kemudian mengangguk singkat. Seorang crew memberikan selimut tipis untukku dan aku segera menyelubungi tubuhku dengan itu.
Proses syuting kali ini dilakukan di sebuah rumah mewah dan ceritanya rumah ini adalah rumah milik Hansol dan dia serta pasangannya akan melakukan malam pertama di rumah ini.
Manajer Hansol membawaku ke sebuah kamar yang nyaris terisi penuh oleh crew dan aku melihat tunanganku sedang berdiri berhadapan bersama Sena di balkon. Mereka terlibat percakapan dan Hansol terlihat luar biasa tampan dengan rambut coklat terangnya yang berantakan tertiup angin dan juga tubuhnya yang terbalut jeans yang menggantung longgar di pinggulnya serta kemeja putih yang semua kancingnya terbuka.
Sebenarnya aku agak bersyukur aku tidak memiliki dialog untuk syuting ini. Karena aku tidak yakin aku bisa tetap berkonsentrasi berakting dengan Hansol yang mencumbuku.
"Cut!"
Seruan sang sutradara membuyarkan lamunanku dan aku melihat Hansol dan Sena tersenyum satu sama lain kemudian mengucapkan terima kasih. Sutradara melirikku yang masih berdiri di dekat pintu kamar.
"Seungkwan-ssi, giliranmu. Kami akan mengambil adegan french kissnya."
Aku mengangguk gugup dan manajer Hansol membantuku untuk melepas selimut tipis yang sejak tadi menutupi tubuhku. Aku berjalan dengan gugup menghampiri Hansol yang masih bersandar di balkon. Hansol tersenyum lebar padaku saat aku sudah tiba di hadapannya.
"Kau terlihat cantik, Baby Boo.." bisiknya rendah.
Aku menahan diriku untuk tidak merona, aku berdehem pelan untuk menenangkan diriku. "Aku harus bagaimana?"
Hansol maju satu langkah untuk mendekatiku kemudian tangannya terulur dan dia memelukku sangat erat. "Kau tidak memperhatikan aku dan Sena tadi ya?"
Aku mengerutkan dahiku dan menggeleng.
Hansol tersenyum miring, "Yah, tidak apa."
"Aku harus bagaimana?"
Hansol menyeringai dan mendekatkan bibirnya ke telingaku, "Pasrah saja padaku seperti biasanya, Boo."
Aku bergidik dan mendorongnya untuk menjauh dari telingaku.
"Oke! Adegannya nanti Hansol akan mencium Seungkwan-ssi dan Seungkwan-ssi, kau hanya perlu menikmatinya saja. Keluarkan saja reaksi alamimu."
Aku membulatkan mataku saat mendengar arahan dari sang sutradara yang diucapkan dengan begitu santai.
"Ready.. Action!"
Hansol memulai dengan mengelus daguku kemudian dia mendekatkan wajah kami dan menciumku, bibirnya bergerak perlahan seolah-olah dia ingin membuatku terbiasa dengan bibirnya. Aku langsung terlena tiga detik berikutnya dan tanpa sadar aku sudah meleleh ke arahnya.
Kelihatannya Hansol menyadari reaksiku dan dia semakin memperdalam ciumannya bahkan dia mulai melibatkan lidahnya. Aku mengerang pelan dan tanganku naik untuk meremas rambut Hansol. Hansol semakin menggila dan aku merasakannya meremas pinggulku.
"Hansol, kau bisa meremas dadanya."
Aku tersentak saat mendengar arahan sutradara itu dan aku bisa merasakan tangan Hansol yang bergerak naik dan meremas dadaku yang disumpal untuk membuatnya terlihat besar. Aku bisa merasakan jari Hansol yang meremas penyumpal dadaku kemudian aku merasakan ujung ibu jarinya menyusup masuk dan menyentuh ujung puncak dadaku.
Aku tersentak dan menggeliat kecil , lenguhanku keluar lagi dan Hansol melepaskan dadaku dari remasannya. Dia justru mengelus pahaku dan membawanya untuk melingkar di sekitar pinggangnya.
"Cut!"
Hansol menyempatkan diri untuk menggigit bibir bawahku dan melepaskan ciuman kami. Aku terengah-engah dan berpegangan pada Hansol karena aku merasa kakiku benar-benar lemas.
"Bagus sekali!" puji sang sutradara dengan senyum puas di bibirnya.
Aku masih mencoba mengatur napasku ketika seorang penata rias datang menghampiriku dan memperbaiki lipgloss di bibirku dan yang lainnya merapikan rambut Hansol yang kuacak-acak saat kami berciuman.
"Wow, bibirmu bengkak, Seungkwan-ssi.. kelihatannya Hansol-ssi benar-benar serius menciummu ya."
Wajahku terbakar saat mendengar wanita di hadapanku mengucapkan itu dengan santainya.
"Oke, bagian selanjutnya adalah adegan ranjang. Nanti kamera hanya akan mengambil bagian punggung Seungkwan-ssi dan sisanya akan ditutupi oleh selimut." Sutradara itu menunjuk ke arah tempat tidur besar di dalam kamar, "Silakan atur posisi kalian."
Aku melihat Hansol berjalan ke arah tempat tidur, dia melepas kemejanya kemudian melepas kancing celana jeansnya dan aku bisa melihat pakaian dalam Hansol yang berwarna hitam mengintip dari balik celananya. Hansol menyibak selimut dan duduk seraya bersandar di bantal-bantal.
Penata rias yang sejak tadi memperbaiki riasanku mengangguk puas saat menurutnya penampilanku sudah cukup rapi. Aku berjalan menghampiri Hansol dan Hansol menepuk pahanya, mengisyaratkan agar aku duduk di pangkuannya.
Mau tidak mau aku menurut dan duduk di pangkuan Hansol. Beberapa staff langsung menutupi tubuh bagian bawah kami dan mengatur agar selimut itu menutupi kami dengan sewajar mungkin.
"Boo, merapat sedikit padaku dan peluk leherku."
Aku menatap Hansol dan bergerak melakukan perintahnya.
"Oke, ready.. action!"
Hansol memulainya dengan menciumku lagi. Saat ini kamera mengambil gambar kami dari sebelah kanan dan aku mencoba untuk berimprovisasi dengan meraba tubuh bagian atas Hansol tapi Hansol menggigit bibirku dan jariku langsung bergerak meremas rambutnya seraya menggeliat pelan.
"Hansol, turunkan gaun tidurnya."
Aku merasakan tangan Hansol meraba tali tipis di bahuku dan menurunkannya, kemudian jarinya bergerak menurunkan gaun tidur itu dari tubuhku hingga jatuh ke pinggulku yang tertutup selimut. Lalu aku merasakan jari Hansol bergerak ke arah kaitan bra di belakang tubuhku, kali ini kamera mengambil gambar dari belakang sehingga yang terlihat adalah punggungku.
Sebenarnya aku malu sekali saat ini. Hansol mencumbuku dengan serius dan kami disaksikan oleh lebih dari selusin orang. Suara erangan halusku terdengar menggema dan untungnya aku memiliki suara yang melengking tinggi sehingga tidak akan ada yang menyadari kalau aku pria berdasarkan suara desahanku.
"Naikkan pinggulmu, Boo."
Aku mendengar Hansol berbisik dan aku menurut, aku mengangkat pinggulku dan aku merasakan Hansol melepaskan celananya dengan terburu-buru kemudian melemparkannya keluar dari balik selimut. Aku tersentak, aku tidak tahu itu ada di script atau tidak karena aku memang tidak terlalu memperhatikan script yang sempat dipinjamkan manajer Hansol padaku.
Aku merasakan jemari Hansol mengelus pahaku dan menyelinap masuk ke balik pakaian dalamku dan mengelus ereksiku.
Iya, aku ereksi.
Siapa yang tidak ereksi jika dicumbu dengan begitu panas oleh tunangannya sendiri?
"Ha-Hansol.." bisikku pelan. Aku merasa sangat bersyukur karakter yang diperankan Hansol memiliki nama yang sama dengannya sehingga memudahkanku untuk memanggilnya.
"Ssh.. percaya padaku."
Aku merasakan jari panjang Hansol bergerak lagi dan kali ini dia menyelipkan dua jarinya untuk masuk ke dalam tubuhku. Aku mengeluarkan lengkingan feminim dan tubuhku bergetar karena sensasi saat dua jari Hansol menggaruk dinding bagian dalamku.
"Ha-Hansol.. apa yang.."
"Ssst.."
Tadinya aku pikir Hansol sengaja melakukannya untuk memperlihatkan kesan natural dalam akting kami. Tapi ketika aku merasakan Hansol menarik turun pakaian dalamku dan menempelkan ereksinya yang panas ke belahan bokongku, aku tahu Hansol sudah tidak berakting.
Aku menarik napas cepat dan melotot padanya, "Jangan gila.." bisikku sangat pelan agar tidak terdengar oleh crew yang berada di kamar.
Hansol menyeringai dan dia dengan sengaja semakin menggesekkan miliknya di lingkaran berkerut milikku. Aku melenguh pelan dan kemudian aku merasakan Hansol mendorong dirinya untuk masuk ke dalam tubuhku.
Aku memekik dan Hansol justru menyeringai dan menggerakkan miliknya yang sudah terbenam di dalam tubuhku. Dan aku.. aku tidak bisa melakukan apapun selain memeluk lehernya dan bergerak untuk mendapatkan kenikmatan lebih.
Kurasa aku sudah benar-benar kehilangan akal sehatku.
.
.
.
.
.
.
.
Film yang diperankan Hansol dan Sena sukses besar dan mereka semua memuji kemampuan akting Hansol termasuk kemampuannya dalam melakukan 'adegan ranjang.'
Aku diundang ke penampilan perdana film itu dan aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak merona saat 'adegan ranjang' kami muncul di layar lebar. Di situ terlihat jelas aku dan Hansol yang sangat-sangat mendalami peran dan juga desahanku serta geraman Hansol terdengar dengan lancar.
Beberapa kritikus film memuji kemampuan Hansol untuk menampilkan adegan yang natural dan aku menahan diriku untuk tidak memukul Hansol yang sedang tersenyum bangga.
Bagaimana mungkin tidak natural? Aku dan Hansol benar-benar bercinta saat proses syuting adegan itu!
"Akting anda sangat luar biasa, Vernon-ssi. Anda dan Sena-ssi benar-benar terlihat 'panas' di adegan panas kalian." ujar seorang wartawan wanita yang mewawancarai Sena dan Hansol setelah pemutaran film perdana.
Sena tertawa, "Bukan aku yang beradegan panas dengan Vernon-ssi."
Semua awak media yang berada di sana tercengang mendengar ucapan Sena. Sena melirik Hansol dan tersenyum jenaka, "Aku digantikan oleh seseorang saat adegan itu. Itu bukan aku."
Hansol menaikkan sebelah alisnya kemudian dia terkekeh, "Sena-ssi benar, itu aku dan orang lain."
"Si-siapa?" ujar para wartawan penasaran.
Hansol tersenyum seraya menatap kamera kemudian dia melirikku yang berdiri kaku di sebelah manajernya.
"Calon istriku," ujarnya dengan penuh percaya diri kemudian dia tersenyum tampan.
Aku benci Hansol.
The End
.
.
.
.
.
Akhirnya aku bisa apdet ini juga T^T
Btw ini sesuai vote terbanyak di chapter kemarin. Aku tidak ada ide kalau VerKwan ABO!AU jadinya aku membuatnya jadi seperti ini.
Yaa kuharap kalian suka. Huehehehe
.
.
Ditunggu reviewnya dan juga votenya untuk couple di chapter depan!
Love yaa :*
