SALAH

.

Two Shoot or Three Shoot?

.

Songfict(?)

Entahlah kalian bisa menetukan sendiri ini songfict atau hanya cerita biasa hhe

.

Boy X Boy

.

Kwon Soonyoung X Lee Jihoon

Kim Mingyu

.

.

.

"Ngh, Soonyoungie? Kau sudah pulang?"

"Hmm, kau sudah bangun? Apa aku membangunkanmu?" Soonyoung yang melihat kekasihnya bangun segera mendekatkan dirinya dan mengecup kening Jihoon,

"Tidak, kenapa kau cepat sekali?"

"Aku tidak bisa meninggalkanmu terlalu lama sayang, kau sudah merasa labih baik?"

"Kepala ku masih sedikit pusing."

"Istirahatlah, aku akan mengganti baju."

"Temani aku Soonyoungie." Jihoon yang melihat kekasihnya akan beranjak untuk mengganti baju segera mengenggam tangan Soonyoung, ia lagi sakit dan yang ia butuhkan hanya Soonyoung saat ini.

"Baiklah, cah tidurlah sayang. Semoga kau cepat sembuh." Ucap Soonyoung sambil ikut berbaring disebelah Jihoon, menarik selimut sehingga menutupi tubuh mereka berdua dan merapatkan tubuhnya ke Jihoon, mengecup kepala Jihoon yang terasa hangat dan mengelus punggung Jihoon.

"Soonyoungie."

"Apa sayang?"

"Aniyo. Oiyaa gimana tadi? Wonwoo membawa MIngyu? bagaimana dia sekarang? Apa dia semakin tampan? sayang nya aku tidak bisa ikut dan tidak tau bagaimana perubahan Mingyu saat ini."

"Iyaa tadi Wonwoo membawa Mingyu, sekarang ia semakin tinggi, semakin hitam dan yaaa aku akui dia semakin tampan, tapi tetap saja aku yang paling tampan."

"eyy percaya diri sekali kau, aku akan lihat dan menilai sendiri siapa yang lebih tampan antara kau dan Mingyu nanti."

"Kau meragukan ku? Tentu saja aku yang paling tam—aww sakit Jihoon." Adu Soonyoung yang mendapat cubitan sayang dari Jihoon-nya.

"Terserah kau, Tuan Kwon." Jawab Jihoon dengan malas

"Aku serius sayang, aku yang paling tampan. Dan nanti setelah kau sembuh, kau bisa bertemu langsung dengan Mingyu, sekarang yang penting kau istirahat dan cepat sembuh."

"Hmm, gomawo Soonyoungie." Dan dijawab dengan senyuman oleh Soonyoung.

Jihoon yang saat itu sedang sakit, tidak bisa ikut berkumpul dengan teman-teman mereka yang saat itu juga Wonwoo membawa Mingyu kekasihnya yang baru kembali dari luar negeri. Jihoon tau Mingyu, tapi Jihoon sudah lupa bagaimana tampang Mingyu saat ini, karena mereka terakhir bertemu dua tahun lalu, Mingyu yang merupakan junior mereka di SMA mengikuti orang tua nya pindah ke luar negeri dan melanjutkan studi nya disana, sekarang Mingyu sudah menyelesaikan kuliah nya dalam waktu hanya dua tahun.

' Asal kalian tau Mingyu adalah yang paling cerdas diantara kami, jadi iya jangan heran walaupun ia junior ku dan Wonwoo tapi ia sudah lulus kuliah, sekarang ia kembali ke korea untuk Wonwoo dan untuk melanjutkan mencari pekerjaan disini. –Jihoon

.

.

.

Mingyu bekerja di perusahaan Soonyoung. Mingyu yang memang dekat dengan Soonyoung mendapat recommend di perusahaan yang sekarang dikelola oleh Soonyoung sendiri untuk magang, lalu dalam waktu dua bulan, Mingyu sudah diangkat menjadi karyawan karena Soonyoung tidak ingin kehilangan seorang seperti Mingyu yang sangat cerdas.

'Bukankah itu Jihoon Hyung?' Tanya Mingyu dalam hati saat ia melihat Jihoon tengah jalan dikoridor kantor menuju ruangan Soonyoung.

Mingyu tidak mungkin lupa dengan seniornya sekaligus sahabat kekasihnya itu, karena mau bagaimanapun dan selama apapun Mingyu tidak bertemu dengan Jihoon, seniornya itu tidak akan berubah, tetap dengan tubuh mungil nya dan tetap dengan warna rambut yang aneh menurut Mingyu—karena Jihoon selalu mewarnai rambutnya. Jadi setelah dua tahun tidak bertemu dan diacara pertemuan waktu itu Jihoon tidak datang. Well, Mingyu masih dapat mengenali seniornya itu.

.

BRUK

"Ahhh…" Adu nya karena seketika pantat nya sudah bersentuhan dengan lantai.

"Ahh maaf, maafkan saya tidak memperhatikan jalan, maafkan saya." Mingyu yang saat itu sedang mengecek dokumen untuk diserahkan ke Soonyoung dan tidak memperhatikan jalan dengan baik menabrak seseorang yang berjalan berlawan arah dengannya.

"Mari saya ban—" Mingyu menghentikan ucapan nya ketika ia berminat membantu seseorang yang baru saja ia tabrak dengan mengulurkan tangannya, dan ketika ia melihat seseorang itu,

"—tu, Jihoon Hyung?" MIngyu sedikit berteriak memanggil nama JIhoon, karena tidak percaya seniornya itu ada dihapannya sekarang.

"Eoh, kau mengenalku?" Jawab Jihoon dengan wajah binggung nya sambil menerima uluran tangan Mingyu dengan canggung.

'Jihoon Hyung tidak mengenaliku?' Tanya Mingyu dalam hati,

"Aku Mingyu, Hyung."

'Mingyu? Mingyu kekasih Wonwoo? Iyakah? Tapi sepertinya bukan, Mingyu yang aku kenal tidak setinggi dan ekehm—setampan ini. Apa mungkin bawahan nya Soonyoung? Ahh iyaa benar mungkin bawahannya Soonyoung' ucap Jihoon dalam hati sambil memperhatikan Mingyu.

"Kau bawahan Soonyoung? Tapi bagaimana kau bisa mengenaliku? Soonyoung cerita tentang diriku padamu?" Jihoon langsung menanyakan itu semua pada Mingyu, karena menurutnya hanya orang-orang terdekat Soonyoung yang tau kalau ia adalah kekasih Soonyoung, Soonyoung sendiri yang bilang seperti itu. Dengan alasan, Soonyoung hanya tidak ingin Jihoon nya merasa tidak nyaman kalau ke kantor Soonyoung.

'Apa Jihoon Hyung amnesia? Tapi Wonwoo hyung bilang JIhoon Hyung baik-baik saja, dan alasan kemarin tidak datang hanya karena demam. Bagaimana bisa ia tidak mengenaliku?'

"A-ahh iyaa, aku bawahan nya Soonyoung Hyung, dan iya Soonyoung Hyung cerita padaku tentangmu Hyung hehe." Jawab Mingyu canggung dan entah kenapa mulut nya tidak sesuai dengan pikirannya, ia berbohong dengan menjawab ia adalah bawahan Soonyoung—memang sih, tapi kenapa Mingyu tidak menyadarkan Jihoon atau mengingatkan Jihoon bahwa ia adalah Mingyu? Junior sekaligus kekasih sahabatnya, Wonwoo. Mingyu yang baru kembali dari luar negeri beberapa bulan lalu.

'Apa aku terlalu banyak berubah sampai Jihoon Hyung tidak ingat aku adalah Mingyu?' . Iya ia memang Mingyu, tapi apa nama Mingyu hanya ada satu di Korea? Tidak kan?.

"Ohh seperti itu, maaf sudah menabrakmu aku sedang buru-buru. Kau ingin ke ruangan Soonyoung? Aku harus pergi, sekali lagi aku minta maaf Mingyu-ssi, sampai jumpa." Jihoon sedikit membungkukan badannya dan pergi meninggalkan Mingyu yang masih diam ditempatnya. Sampai ia sadar bahwa JIhoon sudah benar-benar pergi dari hadapannya.

"Ahh iyaa Hyung, sampai jumpa." Jawab Mingyu juga membungkukan sedikit badannya, walaupun dihadapannya sudah tidak ada siapa-siapa dan segera berjalan ke ruangan Soonyoung dengan banyak pertanyaan yang sekarang bersarang di otaknya.

'aku harus tanyakan ini pada Soonyoung Hyung dan Wonwoo Hyung'

.

.

.

Setelah insiden 'tabrakan' antara Jihoon dan Mingyu beberapa Minggu yang lalu, entah mengapa Jihoon jadi sering bertemu dengan MIngyu secara tidak sengaja. Dari pertemuan yang secara tidak sengaja itu mereka jadi sering ngobrol sedikit tentang pekerjaan Mingyu atau masalah kuliah Jihoon. Mingyu yang tau kalau Jihoon benar-benar tidak ingat dengannya terus berbohong sampai pada Jihoon menyatakan bahwa ia butuh seseorang yang bisa membantunya menyelesaikan masalahnya dengan Soonyoung dan Jihoon langsung meminta Mingyu untuk menjadi orang tersebut. Jihoon hanya merasa nyaman dengan keberadaan Mingyu disampingnya sampai kegundahan dan keraguan hati Jihoon seolah hilang kalau sedang bersama Mingyu, dan Mingyu yang kaget setengah mati dengan Jihoon yang seperti itu bercerita pada Soonyoung, tapi lebih kaget lagi ketika Soonyoung meminta Mingyu untuk menuruti kemauan Jihoon. Mingyu sama sekali tidak mengerti dengan pasangan ini, selama ini Soonyoung selalu bercerita tentang hubungannya ke Mingyu meskipun mereka berjarak jauh, tapi malasah satu ini baik Soonyoung maupun JIhoon sama-sama tidak ada yang mau bercerita padanya, dan pada akhirnya Mingyu menerima Jihoon untuk menjadi orang tersebut, Mingyu pikir mungkin nanti selama berjalan nya waktu Jihoon akan bercerita padanya.

Di kampus pun baik Jihoon dan Wonwoo terlihat seperti biasa, Jihoon selalu lupa saat ingin bertanya tentang Mingyu pada Wonwoo karena mereka sibuk dengan tugas kuliah dan berbagai organisasi yang mereka jalani. Jadi Jihoon pikir Mingyu'nya' bukan Mingyu kekasih Wonwoo.

Dan untuk Mingyu sendiri, ia tidak pernah menanyakan alasan kenapa Jihoon tidak ingat padanya baik kepada Soonyoung maupun kepada Wonwoo, kalau sudah dihadapan Soonyoung yang ada difikiran lelaki itu hanya pekerjaan dan kalau sudah dihadapan Wonwoo yang ada difikiran Mingyu hanyalah kekasihnya itu. Entahlah ini semua apa namanya? Yang jelas, baik Mingyu dan Jihoon benar-benar hanya dipertemukan dibelakang kekasih mereka masing-masing.

.

.

.

"Jihoon-ah"

"Hmm?"

"Kau melamun? Ayo kita berangkat."

"t-tapi Soonyoung-ah." Jihoon mencegah tangan Soonyoung yang sudah ingin jalan.

"Tidak perlu takut, ada aku Jihoon-ah. Kita hanya perlu menjelaskan ini semua dan aku yakin Wonwoo bisa mengerti ini." Soonyoung tau Jihoon-nya tengah takut, jadi ia mencoba sedikit memberi ketenangan pada Jihoon, namun bukannya tenang Jihoon malah semakin menciut di depan Soonyoung. Dan Soonyoung yang melihat itu segera membawa Jihoon ke dalam pelukannya.

"Tenanglah sayang, kita lewati ini bersama."

Dan akhirnya selama perjalanan Jihoon duduk dengan gelisah di sebelah Soonyoung.

.

Mingyu dan Wonwoo yang sudah sampai lebih dulu menunggu Jihoon dan Soonyoung dalam diam. Mingyu sudah menceritakan semuanya pada Wonwoo dan tentu sebagai kekasih Wonwoo marah dan sangat kecewa dengan kekasih dan sahabatnya, bagaimana mereka bisa melakukan ini semua dibelakangnya? Wonwoo benar-benar kecewa sampai mendiamkan Mingyu selama satu minggu, sampai akhirnya Wonwoo bisa memaafkan Mingyu karena ia juga masih belum tau apa alasan Jihoon dan Soonyoung melakukan ini. Wonwoo menuntut penjelasan sejelas-jelasnya pada pasangan SoonHoon ketika mereka sampai nanti.

"Mingyu-ya, Wonwoo-ya." Itu Soonyoung yang baru sampai dengan JIhoon yang jalan dibelakangnya dengan menunduk.

"Oh Hyung." Jawab Mingyu

"Kalian sudah lama menunggu?" basa-basi Soonyoung

"Bisakah langsung ke pembicaraan Soonyoung-ah?" Itu Wonwoo yang langsung to the point. Jujur ia tidak sanggup melihat Jihoon yang sedari tadi hanya menunduk, ia kasihan melihat sahabatnya seperti itu, tapi ia masih merasa kecewa dengan semuanya.

"Baik. Sebelumnya aku benar-benar minta maaf padamu Wonwoo-ya, aku memang yang menyuruh Mingyu untuk melakukan ini semua. Jihoon benar-benar tidak menyadari bahwa Mingyu yang selama ini ada disampingnya adalah Mingyu kekasihmu, kau bisa lihat sendiri bagaimana perubahan Mingyu apalagi waktu acara itu Jihoon tidak datang ditambah selama ini kita belum berkumpul lagi karena kesibukkan masing-masing, jadi saat bertemu di kantorku, ia mengenal Mingyu sebagai sosok lain, hanya sebagai bawahan ku. Dan Mingyu juga binggung dengan Jihoon yang tidak mengenalinya, jadi ia membenarkan bahwa ia hanya bawahanku tanpa menjelaskan siapa Mingyu sebenarnya."

Setelah Soonyoung bicara seperti itu, Wonwoo langsung menatap Mingyu yang berada disebelahnya dengan wajah datar.

"Dengarkanlah dulu penjelasan Soonyoung Hyung." Mingyu menjawab setelah mendapat pandangan seperti itu dari kekasihnya.

"Kami bertengkar dua bulan lalu. Dengan bodohnya aku meragukan cinta Jihoon saat itu dan lebih bodohnya aku bertanya apakah Jihoon sudah bosan dengan hubungan ini? apakah Jihoon sudah mendapatkan lelaki lain di luar sana? Lalu Jihoon menjawab iya, dia sudah mendapatkan lelaki lain. tentu saja aku tidak percaya, kau sebagai sahabatnya juga pasti tau bagaimana JIhoon, tapi setelah aku melihat dia mulai dekat dengan Mingyu dengan identitas 'hanya sebagai bawahanku', dan Mingyu yang menceritakan semua nya padaku bagaimana Jihoon bersikap membuatku sadar, perkataan Jihoon benar. Aku sangat sadar Jihoon melakukan semua ini karena perkataanku juga, aku benar-benar minta maaf Wonwoo-ya."

"Bisakah kau juga harus menjelaskan ini semua JIhoon-ah?" Pertanyaan Wonwoo membuat Jihoon langsung mengangkat kepala nya dan bertemu pandang dengan Wonwoo yang terlihat sangat kecewa. Rupanya Wonwoo belum puas dengan penjelasan Soonyoung barusan.

"A-aku, Wonwoo-ya aku,,," JIhoon tak kuasa bersuara. Dan Soonyoung yang disebelahnya segera mengenggam tangan Jihoon dan meyakinkan Jihoon untuk menjelaskan semuanya.

"Aku minta maaf Wonwoo-ya, aku salah. Aku pikir dengan berbohong pada Soonyoung kalau aku sudah mendapatkan lelaki lain bisa meruntuhkan egonya tapi ternyata salah, aku benar-benar menemukan lelaki itu." Jihoon masih menjelaskan dengan wajah menunduk.

"Jadi ini yang terjadi dibelakangku selama dua bulan? Kau Jihoon yang selalu pulang lebih dulu dengan alasan punya urusan lain, dan kau Mingyu yang selalu beralasan sibuk di kantor? Tapi ternyata kalian malah sibuk berkencan dibelakangku? Wah, apa aku terlihat sangat bodoh saat ini?" Tidak pernah sedikitpun masalah ini terlintas dipikiran Wonwoo, yang ia tau hanya Jihoon dengan urusan lain dan Mingyu yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.

"Hyung, aku juga minta maaf dengan sangat, mungkin kau sudah bosan mendengar kata maaf ku, aku benar-benar tidak bermaksud bermain dibelakangmu dan aku tidak berkencan dengan Jihoon Hyung, kami hanya akan bertemu setelah Jihoon Hyung selesai kuliah dan sedikit bercerita tentang keseharian kami. Hanya itu Hyung."

"Hanya itu? Hanya itu Mingyu? Aku benar-benar tidak habis pikir dengan semua ini. Dan kalian berdua, apa sebenarnya masalah kalian sampai mengorbankan aku seperti ini?"

"Aku hanya ingin mengajak Jihoon menikah, tapi ia belum siap."

"MWO?" Jawab Mingyu dan Wonwoo bareng.

"Apa Hyung?" Mingyu rasa telinga nya sedikit bermasalah.

"Iyaa, aku sudah berulang kali mengajak Jihoon menikah, dan berkali-kali juga aku ditolak dengan alasan ia belum siap. Setiap kita membicarakan tentang pernikahan selalu bertengkar tapi aku rasa ini pertengkaran kami yang paling hebat. Sampai seorang Jihoon bisa mendapatkan lelaki lain karena perkataan bodoh ku."

"Kalian gila?" Wonwoo membentak mereka berdua.

"Hyung, apa perkataan Soonyoung Hyung benar?" tanya Mingyu pada Jihoon.

Dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Jihoon.

"Yak, apa aku benar-benar sahabatmu? Apa yang membuatmu merahasiakan ini dari kami? Kau mendiamkan aku dan Jeonghan Hyung dikampus, kau anggap apa aku ini? Jawab aku Lee Jihoon!" bentak Wonwoo pada Jihoon, sungguh tidak habis fikir Wonwoo dengan sahabatnya ini.

"Hyung, jangan membentak Jihoon Hyung." Mingyu yang ada disebelah Wonwoo mencoba menenangkan kekasihnya itu.

"Apa? Kau ingin membela Jihoon?" dengan seketika Mingyu menciut melihat kekasihnya juga ikutan membentaknya. Soonyoung yang disebelah Jihoon hanya diam memandangi kedua bersahabat itu, ia juga baru tau kalau Jihoon sampai mendiamkan Wonwoo dan Jeonghan Hyung dikampus.

"Aku... aku hanya tidak ingin masalah kali ini mendapat campur tangan banyak orang, ini masalah serius untukku dan aku hanya ingin memikirkannya sendiri. Aku ingin memantapkan hatiku untuk menerima ajakkan Soonyoung menikah, aku juga tidak menceritakan ini semua kepada kedua orang tuaku, mereka tau kalau Soonyoung ingin menikahiku dan mereka sudah merestui tapi aku tidak cerita tentang kegundahan hatiku pada mereka. Aku tidak bisa membagi masalah ini dengan kalian, aku minta maaf."

"Aku tentu saja mau menikah dengan Soonyoung tapi aku rasa ini belum saatnya, aku belum siap untuk kehilangan kebebasanku, kau tau bagaimana protect nya Soonyoung padaku. Aku hanya belum bisa membayangkan bagaimana terkurungnya aku saat sudah menikah nanti, aku masih kuliah dan banyak organisasi yang aku lakukan, kalau aku menikah bagaimana dengan semua itu? Aku tidak mungkin meninggalkan semuanya."

"Tapi aku sadar, semakin lama hubungan ini perlu suatu kejelasan. Aku dan Soonyoung tidak bisa seperti ini terus, kejadian kemarin membuatku sadar kalau memang tidak ada lelaki lain yang bisa menggantikan Soonyoung, dan aku juga tidak bisa terus menerus menolak Soonyoung."

"Soonyoung-ah, aku minta maaf." Tutup Jihoon dengan memandang Soonyoung dengan mata berkaca-kaca, ia merasa sangat bersalah pada lelaki disampingnya ini, ia merasa tidak bersyukur mendapatkan Soonyoung yang bisa menerima ia dengan keadaan apapun dan bertahan sampai saat ini walaupun banyak perbuatan Jihoon yang pasti menyakitkan Soonyoung terutama kejadian kemarin.

"Aku memaafkanmu." Jawab Soonyoung sambil mengecup kening Jihoon, ia tidak akan banyak bicara disini karena ia tau Jihoon masih ingin bicara dengan Wonwoo.

"Hyung, bagaimana bisa kau seperti itu? Kau harusnya cerita padaku, selama ini saat jauh pun kau selalu bercerita tentang hubungan kalian berdua padaku, kenapa saat disini kau malah tidak bercerita langsung padaku? Apa aku harus jauh dulu baru kau mau bercerita kepadaku?" Mingyu tidak terima karena Soonyoung juga tidak cerita masalah ini padanya.

"Seperti yang dibilang Jihoon tadi, masalah ini masih tahap bagi kami berdua untuk merenung, terutama aku, apakah aku benar-benar sudah siap untuk menjadi kepala rumah tangga? Apa aku sudah siap menanggung tanggung jawab yang lebih besar lagi? Ada sekali banyak hal yang harus aku sendiri renungkan Mingyu-ya, jadi maaf kalau aku tidak bisa menceritakan ini padamu." Jelas Soonyoung

"Jihoon-ah." Panggil Wonwoo, ia merasa bersalah sudah membentak sahabat mungil nya itu, ia tidak tau masalah yang sedang dialami Jihoon kali ini berhubungan dengan hidup Jihoon kedepannya.

"Tidak perlu minta maaf Wonwoo-ya, aku yang salah dan aku berjanji kedepannya aku akan menceritakan apapun kepadamu dan Jeonghan Hyung. Ahh aku harus minta maaf pada Jeonghan Hyung karena sempat mendiamkannya dikampus." Jihoon sudah bisa tersenyum saat mengatakan ini.

"Kau ini, aku tidak tega tau marah-marah padamu, awas saja sampai kejadian seperti ini terulang lagi." Tanggap Wonwoo sambil berjalan kehadapan Jihoon dan langsung memeluk Jihoon dengan erat. Ia sangat menyayangi sahabatnya ini.

"Dan Mingyu-ya, aku minta maaf karena benar-benar tidak mengenalimu, kau benar-benar berubah menjadi semakin tinggi dan semakin tampan—ahh sakit Wonwoo-ya." Jihoon mendapat cubitan saat melepaskan pelukannya dari Wonwoo.

"Jangan katakan seperti itu, atau aku akan marah lagi denganmu." Ancam Wonwoo dengan wajah ditekuk dan membuat Jihoon tidak tahan untuk kembali memeluk sahabatnya lagi.

.

.

.

"Gimana Jihoon-ah?"

"Hahh? A-apanya bu?" Jihoon melamun ternyata.

PUK

"kau ini, jauh-jauh datang ke Busan hanya untuk melamun? Bagaimana kau sudah mau menikah?" Ibu Jihoon langsung menepuk punggung Jihoon karena kesal Jihoon sedari tadi ditanya malah melamun.

"Sakit ibu, apa aku jauh-jauh datang ke Busan hanya untuk mendapatkan pukulan dari ibu?"

"Aishh anak ini."

"Sudahlah yeobo, Jihoon. Kalian kalau bertemu tidak pernah akur." Akhirnya Tn. Lee angkat bicara setelah pusing mendengar keributan kecil dari anak dan istrinya.

"Dan kau Jihoon, kau tega mendiamkan calon suamimu?"

"Ayah!" Jihoon malu-malu

"Jadi bagaimana Jihoon-ah?" Kali ini Tn. Lee yang bertanya

Jihoon sengaja mengajak Soonyoung untuk ke Busan menemui kedua orang tuanya. Jihoon sudah tidak ingin menyakiti Soonyoung lagi, ia sudah memikirkan ini beratus bahkan ribuan kali—sebenarnya Jihoon sudah tidak perlu memikirkan ini lagi tapi tetap saja Jihoon tidak hanya memikirkan hanya untuk saat ini, tapi ia juga memikirkan untuk kehidupan kedepannya.

"Aku terima ayah, ibu. Aku sadar kalau seharusnya inilah yang aku lakukan dari awal Soonyoung mengajak aku menikah tapi aku masih saja mementingkan diriku sendiri, aku salah karena sudah melakukan hal bodoh seperti kemarin, aku salah sudah menyakiti Soonyoung, aku salah tidak bersyukur pada Tuhan karena sudah mengirim lelaki seperti Soonyoung padaku, aku salah ayah ibu. Aku minta maaf." Jihoon sudah menjelaskan semua pada kedua orang tuanya, Ny. Lee tentu saja marah karena Jihoon tidak terbuka dengan mereka, tapi Soonyoung ikut menjelaskan kalau pada waktu itu adalah masa dimana ia dan Jihoon benar-benar harus memikirkan kembali apakah ini semua sudah waktunya untuk mereka berdua.

"Jadi kapan acaranya akan diadakan Soonyoung? Apa orang tuamu sudah tau tentang ini?" Tn. Lee bertanya

"Segala keperluan mulai dari tanggal dan hari pernikahan, busana pengantin, dan dekorasi tempat aku serahkan segalanya pada Jihoon, Jihoon yang akan memilih ayah, dan orang tuaku sudah tau lebih lama daripada kalian, salahkan saja Jihoon yang tidak mau memberitahu kalian."

"Kau membuatku terharu dan jengkel disaat bersamaan Kwon." Jawab Jihoon sambil mendelik tajam kearah Soonyoung

PUK

"Jangan salahkan Soonyoung, kaulah yang salah karena tidak memberitahu kami." Ny. Lee rupanya berpihak pada Soonyoung untuk menjahili Jihoon

"Ibu! Sebenarnya siapa anakmu? Kau berpihak pada Soonyoung?" Jawab Jihoon kesal

"Sudahlah, kalian ini." Tn. Lee hanya bisa tersenyum melihat ketiga orang tersebut, tidak terasa bahwa sebentar lagi ia akan melepaskan putra kesayangannya. Awalnya Tn. Lee khawatir bahwa tidak ada yang mau dekat dengan Jihoon karena sikap tertutupnya dia, tapi setelah 3 tahun ini ia merasa bahagia akan hadirnya Soonyoung di kehidupan anaknya, ia sempat meragukan Soonyoung untuk bisa membahagiakan anaknya, tapi sekarang ia percaya pada Soonyoung bahwa ia pasti bisa membuat Jihoon bahagia.

.

.

.

"Soonyoung-ah"

"Apa sayang?" Soonyoung menoleh

"Aku minta maaf."

"Untuk?" seingat Soonyoung seharian ini Jihoon tidak melakukan kesalahan apapun

"Untuk waktu itu, aku dan Mingyu..." Ahhh rupanya Jihoon masih merasa bersalah akan hal tesebut.

"hmm?" Soonyoung tidak mengerti kenapa Jihoon masih membahas masalah itu

"Aku benar-benar bodoh, aku salah..."

CUP

"Yak! Kenapa menciumku?"

"Aku akan menciummu supaya kau berhenti membahas tentang hal itu lagi."

"Tapi tetap saja, entah seberapa banyak aku minta maaf dan kau memaafkanku aku masih saja merasa salah—"

CUP

"Yak!"

"Kwon Jihoon dengar, itu memang hal terbodoh yang pernah kita lakukan, aku tidak memintamu untuk melupakan kejadian tersebut, tapi buatlah itu menjadi pelajaran untuk kita. Kita sudah menikah sayang, untuk apalagi kau merasa bersalah pada suamimu sendiri? Sedangkan aku menganggap itu hanya salah satu warna gelap yang pernah menghiasi dikehidupan percintaan kita dulu. Yang penting kedepannya apapun yang terjadi kita harus bisa melewatinya bersama."

"Aku mencintaimu Kwon Soonyoung."

"Aku lebih mencintaimu Kwon Jihoon."

.

.

.

.

.

.

END

Aaaaaaa apa ini? Semoga tidak mengecewakan iyaa teman akhir ceritanya kaya gini.
Boo minta maaf yang sebesar-besar nya pada para readers, untuk chap terakhir ini lama sekaliii...
banyak hal yang terjadi selama ini, dan Boo merasa dihantui kalian kalo ga selesaiin chap terakhir ini hehe

Untuk para review terima kasih yang tidak bisa Boo sebutkan satu persatu karena sudah mau membaca dan mengomentari bagaimana cerita yang Boo buat, karena kalian Boo sekuat tenaga menyelesaikan ini hehehe

Sekali lagi maaf karena ini begitu lama dan terima kasih semuanya!

Sampai bertemu dicerita selanjutnya...