You and I
Author:KeiLee
MainPair: Meanie (Kim Mingyux Jeon Wonwoo)
Other Pair: SoonHoon (Kwon Soonyoung x Lee Jihoon), SeungHan (Choi Seungcheol x Yeon Junghan)
Genre:Romance, Friendship, School Life
Rate:T,guemasihpoloskk..
Warning: YAOI. BxB. Typo(s) bertebaran dan selalu masih ada meskipun udah diedit. DLDR.TidakmenerimaKritikdenganbahasayangkasar,palingmenerimakripiksingkongataukripikkentang.BiasakanRnR.Judulmenipu.Isiberantakandanmaksabanget.JalanceritamembingungkandanberantakansesuaisamaidupgueT-T.Menimbulkanresikomualdannafsumakanmenurun,jadibagiyangdietdianjurkanmembaca#apadeh.
Okelah,sepertibiasa.Gue pan coolmakebangetjadinggabanyakbacot.
So,CheckItOut..
.
.
Start Story
.
.
Seorang namja dengan wajah dingin memasuki halaman sekolah Pledis Senior High School. Tatapan matanya yang tajam tetap memandang lurus kedepan tidak peduli dengan wajah heran dari siswa-siswa yang berjalan melewatinya. Wajar saja jika dia dipandang begitu, karena ini merupakan hari pertamanya berada di sekolah ini. Kakinya melangkah lurus menuju ruang kepala sekolah yang sudah pernah didatanginya sehingga dia tidak perlu menyusahkan dirinya untuk bertanya ke orang yang tidak dikenalnya.
"Ah, Jeon Wonwoo. Selamat datang di Pledis SHS. Kang ssam akan mengantarmu ke kelas. Kebetulan dia adalah wali kelasmu dan dia ada jadwal mengajar di kelasmu hari ini." Park Jungsoo selaku kepala sekolah Pledis SHS mengenalkan seorang namja paruh baya yang duduk di depan mejanya. Namja datar yang bernama Jeon Wonwoo itu membungkuk kearah namja yang katanya adalah wali kelasnya itu.
"Baiklah. Bel sudah berbunyi. Kajja, ke kelas barumu Jeon Wonwoo haksaeng. Kami permisi, Kepala sekolah." Wonwoo hanya mengangguk menanggapi ajakan wali kelasnya tersebut. Kang Ssam membungkuk kepala sekolah diikuti oleh Wonwoo.
"Semoga beruntung di hari pertama disini, Wonwoo haksaeng." Ujar Kepala sekolah yang hanya ditanggapi anggukan –lagi- oleh Wonwoo. Kemudian namja berkulit pucat itu keluar ruangan mengikuti Kang Ssaem yang sudah lebih dulu keluar.
Wonwoo melihat palang kayu yang berukirkan kelas XI-1 dan Kang Ssaem masuk kedalam sana. Sebelum masuk, Kang Ssaem memberitahu Wonwoo untuk menunggu diluar. Lag-lagi Wonwoo hanya mengangguk menanggapi.
Wonwoo bisa mendengar suara Kang Ssaem yang sedang menenangkan kelas dan memberitahu jika akan ada anak baru di kelas mereka. Dapat terdengar banyak pertanyaan dari siswa di dalam seperti menanyakan dari mana asal sekolah Wonwoo, dia pintar atau tidak, dan apakah dia tampan atau tidak –yang ini tentunya yeoja yang bertanya-.
"Apa dia namja manis?" Wonwoo sedikit tersentak saat pertanyaan itu keluar dari mulut seorang siswa. Catat! Seorang siswa! Bukan siswi. Tapi ekspresinya kembali datar seperti semula hanya dalam waktu sepersekian detik.
"Ya! Kwon Soonyoung!" Wonwoo semakin mendatarkan (?) wajahnya saat terdengar teriakan memekakkan menanggapi pertanyaan konyol tadi.
Wonwoo sedikit tersentak –lagi- saat mendengar dia dipanggil oleh Kang Ssaem. Dengan wajah datarnya namja itu masuk kedalam kelas diiringi dengan tatapan kagum dari yeoja disana. Tentu saja dengan fisik yang dapat dikatakan menawan itu tidak mungkin dia diabaikan.
"Perkenalkan dirimu." Pinta Kang Ssaem.
Wonwoo menatap lurus kedepan. Mengamati sebentar siswa dan siswi yang sebentar lagi akan menjadi bagian dalam kisah remajanya. "Jeon Wonwoo imnida." Ucapnya singkat. Suara pertama yang dikeluarkan Wonwoo di hari pertamanya di sekolah baru.
"Wonwoo haksaeng, kau bisa duduk di bangku sebelah Mingyu. Kim Mingyu, angkat tanganmu." Wonwoo melihat seorang namja mengangkat tangannya. Wonwoo tidak bisa melihat wajahnya karena namja itu sedang menunduk. Wonwoo berjalan mendekat diiringi tatapan siswa di kelasnya. Namja dingin itu mendudukkan dirinya di bangku deret nomer dua dari depan. Tatapannya tetap datar tidak ada niatan sama sekali untuk menyapa teman sebangkunya. Namja disampinnya juga sepertinya tidak berniat untuk melakukan itu.
"Baik. Kalian bisa melanjutkan perkenalannya nanti. Sekarang kumpulkan tugas yang kemarin. Wonwoo, kau bisa menyusul nanti, aku yakin kau sudah mempelajari materi ini di sekolah lamamu. Mingyu-ya, kumpulkan PR teman-temanmu." Perintah Kang Ssaem yang ditanggapi dengan grasak-grusuk dari siswa yang menggerutu kenapa Kang Ssaem ingat dan membuka tasnya dengan berisik.
Wonwoo bisa melihat namja disampingnya berdiri dan berkeliling mengumpulkan semua PR temannya. Wonwoo yang tidak tertarik untuk memperhatikan beralih mengambil buku di tasnya. Ketika melihat kedepan, saat itulah Wonwoo dapat melihat seperti apa teman sebangkunya. Namja itu bertubuh tinggi. Maksudnya, dia juga tinggi, tapi namja itu lebih tinggi lagi. Sedikit tidak wajar untuk ukuran anak tingkat dua SHS. Kulit namja itu berwarna tan berkebalikan dengan Wonwoo yang berkulit putih pucat. Dan yang paling menonjol darinya adalah wajahnya. Wajah itu seperti hasil dari karya seni yang sempurna. Seperti patung yang dipahat dengan hati-hati oleh pematung yang sudah berpengalaman selama bertahun-tahun. Seperti lukisan yang dilukis oleh pelukis yang lebih ahli dari Leonardo Da Vinci. Wajah itu tampan. Amat sangat tampan.
Sudah satu minggu Wonwoo bersekolah di Pledis SHS. Selama itu, sama sekali tidak ada kemajuan pada kehidupan sosialnya. Dalam artian dia belum memiliki teman sama sekali. Bagaimana tidak, setiap kali ada siswa yang ingin berteman –berkenalan- dengannya hanya ditanggapi dengan jawaban singkat atau bahkan hanya gumaman, wajah datar, dan tatapan tajamnya. Hal itu membuat para siswa menyerah untuk mengenalnya lebih dekat. Bahkan para yeoja yang biasanya menjerit dan memandangnya kagum mulai berkurang jumlahnya sekarang –dan itu sangat disyukurinya-.
Tetapi meskipun begitu, tetap ada beberapa anak yang gigih mengajaknya bicara. Seperti sekarang, dua 'teman' sekelasnya –lebih tepatnya hanya satu- tengah berbicara tanpa henti di depan bangku Wonwoo. Kwon Soonyoung dan Lee Jihoon.
"Haahh.. sebentar lagi pelajaran olahraga. Sangat menyenangkan bisa keluar dari kelas dan terbebas dari siksaan pelajaran yang tiada habisnya." Soonyoung yang sejak tadi mengoceh kini tersenyum membuat mata sipitnya menutup. Sangat lucu.
"Tentunya kau tidak lupa dengan mata pelajaran fisika sehabis olahraga, Kwon ssi." Ujar Jihoon sambil melirik sinis kearah teman sebangkunya itu. Sebenarnya Wonwoo curiga kalau mereka berdua hanya teman sebangku karena kadang Soonyoung memperlakukan Jihoon lebih dari sekedar teman. Wonwoo juga pernah memergoki mereka dengan wajah yang terlampau dekat di toilet lantai tiga. Wonwoo ingat dia hanya menampilkan wajah datarnya –tentu saja- melihat mereka berdua salah tingkah karena tertangkap basah hendak melakukan entah- apa- itu.
"Ahh… sialan. Aku lupa itu. Tuhan, semoga Joo Ssaem mendadak ada rapat dengan wali murid atau tiba-tiba ada rapat guru dan siswa dipulangkan lebih cepat." Soonyoung menangkupkan tangannya sambil berdoa yang dibalas lirikan sinis dari Jihoon dan tatapan datar dari Mingyu dan Wonwoo.
Soonyoung menghela nafas. "Kelas kami sudah cukup dengan si datar Mingyu, kenapa kau malah menambah kesan suram di kelas ini, Wonwoo-ya?" keluh Soonyoung. Keluhan Soonyoung membuat Wonwoo menoleh kearah namja disampingnya. Dia berpikir apa benar namja ini sedatar itu. Barangkali Mingyu juga berpikir demikian karena dia juga menoleh kearah Wonwoo. Dua namja dingin itu bertatapan sekilas kemudian kembali menghadapkan wajahnya kearah Soonyoung –Mingyu- dan Wonwoo kembali fokus ke buku yang dibacanya.
"Aish, kalian berdua." Rutuk Soonyoung karena tidak mendapat respon yang berarti. Pandangannya melihat ke seluruh penjuru kelas dan menyadari bahwa hanya tersisa mereka di dalam kelas. "Kupikir anak-anak yang lain sudah ada di lapangan. Kajja, kita juga kesana!" ajak Soonyong yang ditanggapi anggukan oleh tiga yang lainnya.
"Kalian duluan." Soonyoung dan Jihoon mengangguk mendengar kalimat singkat dari Wonwoo.
Wonwoo memasukkan bukunya kedalam tas dan melihat bahwa Mingyu masih ada di sampingnya. Dia mengerutkan dahi heran.
'Kenapa dia masih disini?' batinnya bingung.
Mingyu menoleh, "Kajja. Kau tidak ingin dihukum karena telat berkumpul, kan?" ujar namja tampan itu seolah bisa membaca pikiran Wonwoo. Ini adalah kali pertama Mingyu bicara langsung kepadanya. Hanya ditujukan padanya, bukan pada anak-anak satu kelas yang mencakup dirinya. Wonwoo hanya mengangguk tidak tahu harus menanggapinya apa lagi. Dua namja itu kemudian berjalan beriringan menuju lapangan sekolah yang berjarak lumayan jauh dari kelas mereka.
"Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita akan melanjutkan materi yang kemarin. Seperti yang kalian tau, kemarin kita telah mempelajari mengenai teori olahraga basket. Sekarang adalah saatnya latihan praktek. Sonsaengnim rasa kalian semua sudah paham bagaimana cara bermain basket. Kalian akan dibagi menjadi kelompok 2 orang." Lee sonsaengnim membolak-balik buku absen ditangannya untuk menentukan kelompok yang sesuai.
"Park Mirae dengan Jung Haneul." Siswa yang dipanggil segera bergabung dengan kelompoknya.
"Kim Jaejoong dengan Jung Yunho." Wonwoo hanya diam ketika teman-teman sekelasnya menyoraki pasangan yang baru saja disebutkan. Sudah bukan rahasia lagi kalau seorang Jung Yunho sang Pangeran sekolah menyukai namja cantik bernama Kim Jaejoong itu. Jika mereka berdua menjadi pasangan, Wonwoo yakin mereka akan menjadi pasangan paling fenomenal satu sekolah.
"Kwon Soonyoung dengan Lee Jihoon." Soonyoung tersenyum lebar sambil merangkul Jihoon. Menuntunnya menuju barisan siswa yang sudah mendapat kelompok di tepi lapangan.
Lee Ssaem melihat kedepan dan menemukan hanya dua siswa datarnya yang tersisa. "Hanya tersisa kalian berdua. Itu berarti kalian satu tim." Wonwoo dan Mingyu mengangguk kemudian berjalan ke tepi lapangan tanpa berkata sepatah katapun.
Wonwoo dan Mingyu bisa mendengar bisik-bisik dari teman-teman mereka yang lain yang meragukan apakah mereka berdua bisa bekerja sama. Kedua namja itu hanya diam tidak ingin menanggapi apapun. Diam dan datar seperti mereka biasanya.
Semua anak kelas XI-2 itu dibuat tercengang dengan duo dingin yang kini mendapat giliran melakukan praktek. Diluar dugaan semua orang, ternyata mereka melakukannya dengan baik. Sangat baik malah. Bahkan Lee Ssaem memuji mereka sebagai tim yang paling kompak. Siswa yang lain speechlcess. Tidak tahu harus menanggapi bagaimana.
"Sekarang Sonsaengnim akan menguji kemampuan kalian dengan bertanding melawan tim lain. Karena tim Mingyu dan Wonwoo mendapat nilai tertinggi di praktek pertama, maka mereka langsung masuk final."
Setelah setengah jam berlalu, pertandingan basket –yang lebih cocok disebut pertandingan lawak- mencari lawan bagi Mingyu dan Wonwoo akhirnya selesai. Kini dua tim tengah bersiap di tengah lapangan. Mingyu x Wonwoo vs Byunghun x Chanhee.
Lagi-lagi siswa bahkan Lee Ssaem dibuat tercengang oleh aksi duo datar. Mereka saling mengoper bola basket bahkan tanpa aba-aba –maksudnya isyarat atau teriakan- dan kadang tidak saling melihat dimana posisi satu sama lain tetapi bola orange besar itu bisa tetap ada ditangan tim mereka. Byunghun dan Chanhee bahkan kadang berhenti berlari hanya untuk mengagumi mereka berdua.
"Mereka seperti punya ikatan batin." Gumam Soonyoung yang diangguki oleh Jihoon yang berdiri disampingnya.
Mingyu melakukan lompatan lay-up yang sempurna dan bola masuk ke dalam ring dengan tidak kalah sempurna. Para penonton berteriak atas kemenangan duo dingin itu, padahal ini hanya praktek biasa tapi mereka sudah sangat heboh. Karena kehebohan mereka itu, mereka tidak sadar bahwa tokoh utama penyebab keramaian itu saling tatap dalam waktu yang cukup lama. Mingyu dan Wonwoo masih tetap pada posisinya semula. Perlahan, mereka bisa melihat senyuman tipis di bibir satu sama lain.
'Manis.'
'Tampan.'
"Akhirnya selesai." Keluh Soonyoung sembari memasukkan alat tulisnya kedalam laci mejanya. "Kajja, ke kantin. Perutku lapar." Jihoon yang duduk di sebelahnya mengangguk. Kemudian namja imut itu menoleh ke belakang tepatnya kearah dua temannya yang berwajah dingin itu.
"Kalian ke kantin?" Wonwoo dan Mingyu mengangguk mengiyakan. "Oke, kajja."
Mereka berempat memilih meja yang dekat dengan jendela yang membuat mereka dapat melihat taman sekolah mereka dengan jelas.
"Wonwoo-ya, Mingyu-ya, kalian berdua ingin makan apa?" tanya Soonyoung. Dia dan Jihoon berinisiatif –lebih tepatnya Soonyoung memaksa Jihoon- untuk membeli makanan untuk mereka berempat.
"Aku seperti biasanya, Soonyoung-ah." Jawab Mingyu.
"Aku tidak." Jawab Wonwoo datar.
"Wae, Wonwoo-ya?" tanya Jihoon, " Kau tidak lapar?"
Wonwoo menggeleng. Jihoon menghela nafas dan menarik tangan Soonyoung menuju stan makanan.
Mingyu melirik kearah Wonwoo tapi segera berhenti saat namja dingin itu balas meliriknya. Keduanya duduk dalam diam memperhatikan para siswa yang ada di taman sekolah hanya untuk membaca buku atau bermesraan dengan kekasihnya. Hanya sekedar informasi, keduanya duduk bersebelahan.
Keheningan diantara keduanya dipecahkan oleh kedatangan Soonyoung dengan nampan yang berisi makanannya dan makanan Mingyu. Dibelakangnya Jihoon membawa nampan yang sama tetapi berisi makanan dan minuman untuknya, Mingyu dan Soonyoung.
Mingyu menerima makanannya, "Terima kasih, Soonyoung-ah."
"Aku kadang masih berharap aku kembali memanggilku hyung, Mingyu-ya." Hela Soonyoung. Jihoon disampingnya mengangguk.
Wonwoo merasa heran dengan kalimat Soonyong. Dia menoleh kearah Mingyu dengan wajah datarnya yang dibalas lirikan oleh namja tampan itu. Mingyu menghela nafas dan mengaduk makanannya pelan.
"Aku lebih muda satu tahu dari mereka, termasuk kau. Aku ikut akselerasi saat SMP." Ujar Mingyu. Wonwoo mengangguk pelan.
Jihoon dan Soonyoung saling lirik melihat interaksi aneh kedua teman mereka. Padahal Wonwoo tidak bertanya apapun bahkan dia juga tidak menampilkan wajah 'kenapa kau harus memanggilnya hyung?' sama sekali, tapi Mingyu seolah bisa mebaca pikiran Wonwoo.
"Kau harus memanggilku hyung kalau begitu." Ujar Wonwoo pelan tapi masih bisa didengar oleh ketiganya.
Mingyu menoleh kearah Wonwoo, "Kau ingin kupanggil hyung?" tanyanya.
Wonwoo juga menoleh kearah namja disampingnya. Keduanya saling bertatapan, "Bukannya memang seharusnya begitu?"
"Bagaimana kalau aku tidak mau?" jawab Mingyu mencari penyakit.
"Tapi kau harus."
"Aku sekelas denganmu. Bahkan sebangku. Kau lupa?"
"Tapi umurmu lebih muda dariku!" Soonyoung dan Jihoon terperangah melihat ekspresi yang ditunjukkan Wonwoo. Ini perdana bagi mereka melihat Wonwoo berkspresi lain selain datar.
"Aku tidak mau, Jeon Wonwoo." Mingyu mengalihkan tatapannya dari Wonwoo. Soonyoung dan Jihoon hanya diam menikmati dua namja irit bicara didepannya itu bicara banyak bahkan saling cekcok.
"Neo.." Wonwoo menarik bahu Mingyu memaksa namja tampan itu berbalik kembali menghadapnya. Mingyu menoleh.
"Bisakah kau diam dulu. Aku lapar, HYUNG!" ujar Mingyu dengan penekanan di kata hyung.
Tolong ingatkan Jihoon dan Soonyoung untuk pergi ke dokter mata karena mata mereka sepertinya mulai bermasalah. Entah benar atau tidak, tapi mereka melihat Wonwoo tersenyum. Meskipun tipis, tapi dia tersenyum. Seorang Jeon Wonwoo tersenyum! Benar-benar kejadian langka. Berbeda denagn kedua temannya, Mingyu malah diam tanpa ekspresi tapi matanya tidak lepas dari namja disampingnya yang kini sibuk memainkan ponselnya.
"Jeonghan hyung!" teriakan Soonyoung sontak membuyarkan lamunan Mingyu. Teman dekatnya itu melambai kearah seorang sunbae yang memiliki wajah terlampaui cantik untuk ukuran seorang laki-laki.
Mendengar namanya dipanggil, namja itu balas melambai dan menghampiri meja yang ditempati mereka berempat. "Kami boleh bergabung?" tanyanya. Dibelakangnya ada seorang namja tampan yang memegang dua nampan. "Meja yang lain penuh." Tanbahnya.
"Ne, hyung." Dua namja itu tersenyum seraya mengucapkan terima kasih kemudian duduk disamping Wonwoo dan Soonyoung.
"Kau anak baru itu?" tanya namja cantik yang duduk disebelah Wonwoo. Wonwoo mengangguk.
"Ah, aku Jeonghan dan ini Seungcheol." Ujarnya sambil tersenyum.
Melihat senyum itu membuat Wonwoo tidak nyaman jika tidak mengenalkan dirinya juga, "Jeon Wonwoo imnida."
Selanjutnya meja itu menjadi sangat ramai karena lelucon yang dikeluarkan si konyol Soonyoung. Kadang Jeonghan dan Seungcheol juga menganggapi candaannya.
"Ah, Wonwoo-ya. Kaiu tidak makan?" tanya Jeonghan melihat Wonwoo hanya bermain dengan ponselnya sedari tadi. Bahkan dia tidak tertawa sama sekali dengan candaan yang dikeluarkan Soonyoung.
"Ani, Sunbae."
"Panggil hyung saja. Jangan terlalu kaku." Jeonghan lagi-lagi menunjukkan senyum malaikatnya.
"Ne, hyung." Jawab Wonwoo seadanya. Dia bukan tipe orang yang mudah dekat dengan orang baru.
Kelima orang yang disana dikejutkan oleh Mingyu yang tiba-tiba berdiri. Tanpa mengucapkan apapun, namja tampan itu berbalik pergi menuju barisan stan yang menjual makanan.
"Mau kemana dia? Apa dia ingin membeli snack?" tanya Soonyoung. "Semoga saja." Tambahnya.
` Tak lama kemudian Mingyu kembali dengan dua buah roti dan susu kotak ditangannya. Tanpa banyak bicara, dia meletakkan svmua itu di depan Wonwoo. Wonwoo hanya mengamati makanan yang tiba-tiba ada di depannya itu datar.
"Makanlah. Aku tau kau lapar, Wonwoo.." Suruhnya tanpa menggunakan embel-embel hyung. "Apa yang kau tunggu? Kudengar nanti kelas kita akan ada tambahan kelas untuk persiapan ujian. Makanlah agar kau kuat sampai nanti." Tambahnya melihat Wonwoo yang tetap diam.
Mendengar perkataan Mingyu, Wonwoo segera membuka bungkus rotinya dan memakannya perlahan. "Aku akan menggantinya besok." Ujarnya yang hanya dibalas gumaman oleh Mingyu yang kembali meneruskan makannya.
Keempat siswa yang semeja dengan mereka hanya menatap mereka berdua heran, terutama pada Mingyu. Sikap Mingyu pada Wonwoo benar-benar berbeda. Karena seorang Kim Mingyu bukanlah orang yang peduli hingga membelikan makanan dan memperhatikan kesehatan orang yang bahkan baru satu minggu dia kenal.
TeBeCe (Tendang Bokong Chanyeol) or END ?
Annyeong….
Ini FF pertama dengan pairing Meanie…
Gue bener-bener jatuh cinta ama nih couple (tapi tetep Yunjae yang terbaik), mereka manis banget #nosebleed
Moment-momentnya itu… Si Mingyu ame Wonwoo nempel mulu dah kerjaanya. Meskipun sekarang momentnya jarang banget gegara si Mingyu selingkuh kemana-mana #tendangMingyu pan kasian ame Wonwoo. Kalo Wonwoo gue ambil baru tau rasa lu!
Mingyu : Kaya Wonu mau aje!
#BuangMingyu
Udahlah, gue ngantuk. Moga pada suka ama ini epep. Review, please…
Annyeong..,. Ppyong! #ilang