GOOONG!

Sebuah pusaran hitam muncul di langit, ketika seorang laki-laki bernama Rezevim, mengarahkan tangannya ke depan. Dia sedang melawan seorang keturunan Satan Lucifer yang bersekolah di Kuoh Academy. Pertarungan mereka berlangsung cukup sengit di halaman depan sekolah, selama beberapa menit.

Seorang keturunan Satan Lucifer yang bernama lengkap Uzumaki Naruto. Seorang laki-laki berambut pirang jabrik. Bermata biru. Ada tiga guratan di dua pipinya. Kulitnya berwarna kecoklatan. Berumur 16 tahun dan duduk di kelas 10.

Dia tidak sendirian dalam menghadapi Rezevim, melainkan bersama dua gadis yaitu Himejima Akeno dan Sitri Serafall.

Himejima Akeno adalah seorang gadis berambut hitam panjang diikat ponytail. Bermata ungu. Seorang iblis. Berumur sekitar 18 tahun dan duduk di kelas 12.

Sedangkan Sitri Serafall adalah seorang gadis berambut hitam panjang yang diikat twintail. Bermata ungu. Berumur sekitar 19 tahun. Dia memegang sebuah tongkat yang mempunyai tanda bulan bintang di ujungnya.

"Apa itu?" tanya Naruto yang membelalakkan kedua matanya.

"Itu sihir portal dimensi! Kekuatan lubang hitam kematian! Rezevim memiliki kemampuan untuk mengendalikan dimensi!" jawab Serafall yang kelihatan sangat panik."Jangan sampai kita tertelan dengan gaya gravitasi sihir portal dimensi ini. Kalau nggak..."

Belum sempat, Serafall melanjutkan perkataannya. Tiba-tiba muncul angin kencang dan tekanan gravitasi yang sangat kuat akibat dihisap oleh lubang hitam tersebut. Sehingga apa saja yang ada di dekatnya, akan dihisapnya masuk ke dalamnya.

Tidak ada tampak Rias, Issei, dan teman-teman lainnya yang membantu mereka karena disibukkan dengan musuh lain yang menyerang. Mereka terpisah-pisah akibat perbuatan Rezevim.

WHUUUUSH!

Angin terus bertiup dengan kencang dan hendak menyeret mereka agar masuk ke dalam lubang hitam tersebut. Mereka berusaha untuk bertahan dalam keadaan gawat seperti ini. Tapi, tekanan gravitasi lubang hitam itu semakin bertambah kuat dan menarik mereka maju secara perlahan-lahan. Lalu...

"WUAAAAAH!"

Naruto tidak bisa menahan dirinya lagi karena tidak bisa melawan tekanan gravitasi yang terlampau sangat besar. Dia pun terbang dan sukses terhisap ke dalam lubang hitam tersebut.

Tidak hanya itu, dua gadis itu juga ikut terhisap ke dalamnya. Menyusul Naruto yang sudah masuk ke dalamnya.

"KYAAAAAA!" teriak Akeno dan Serafall yang sangat menggelegar dan memecahkan langit sana.

Rezevim tersenyum sinis saat melihat ketiga musuhnya sudah lenyap dari hadapannya. Bersamaan lubang hitam itu menghilang dalam sekejap mata dan membawa ketiga musuhnya ke dimensi lain yang berbeda. Inilah menjadi awal bagi Naruto dan dua gadis itu untuk memulai kehidupan baru di dunia lain.

.

.

.

Disclaimer:

Naruto © Masashi Kishimoto

High School DxD © Ichiei Ishibumi

.

.

.

Pairing: Naruto x Serafall x Akeno

Genre: adventure/tragedy/hurt/comfort/romance/mystery

Rating: M

Setting: dunia shinobi

Start: Selasa, 26 Juli 2016

Note: cerita di fic ini agak berbeda dari canonnya. Kekuatan para tokoh di High School DxD dan Uzumaki Naruto di Naruto merupakan hasil dari pikiran original author. Kekuatannya nggak sama dengan di canonnya.

.

.

.

Fic request untuk Ryousuke Naruto

.

.

.

PELINDUNG DUNIA BARU

By Hikasya

.

.

.

Chapter 1. Bertemu Naruko

.

.

.

Di ruang gelap gulita, sunyi, dan sepi. Tempat antah berantah. Tiada ujung dan tepinya. Batasnya juga tidak ada. Keadaan maya dan tidak nyata. Tempat yang tidak diketahui. Entah di mana ini.

Di sinilah, Naruto muncul secara tiba-tiba. Dia sendiri juga tidak tahu entah apa yang terjadi. Tubuhnya melayang-layang. Rambut dan pakaiannya berkibar-kibar seperti bendera, padahal tidak ada angin yang meniupnya. Tidak ada gravitasi yang bisa membuatnya berdiri tegak di lantai. Sebuah keanehan telah terjadi ketika dirinya sudah masuk ke dalam lubang hitam itu.

Tiba-tiba, terdengar suara yang amat besar dan menggema di tempat itu. Menyapanya dengan segala kekuatan.

["Uzumaki Naruto."]

DEG!

Spontan, laki-laki itu membelalakkan kedua matanya ketika mendengar suara tersebut. Dia sangat kaget disertai wajah yang memucat pasi.

"Siapa kau?" tanya Naruto dengan nada yang bergetar.

Suara misterius itu menjawabnya.

["Akulah sang kami-sama. Pencipta dunia ini."]

Sekali lagi, Naruto membelalakkan kedua matanya. Dia benar-benar tidak menyangkanya bahwa dia bertemu dengan sang kami-sama. Tuhan sang pencipta alam semesta.

"Ka-Kami-sama?!"

["Ya, aku adalah penciptamu. Akhirnya kita berjumpa di sini,"] kata sang kami-sama dengan suara yang amat menggetarkan hati.["Aku mempunyai tugas untukmu. Hanya kau bisa melakukannya."]

"Tugas apa itu?"

["Tugas untuk mendamaikan elemental nation yang merupakan dunia yang akan kau singgahi sekarang. Untuk itu, laksanakan tugasku ini dengan baik. Apakah kau sanggup, Naruto?"]

Naruto mengangguk cepat dengan wajah yang sangat serius.

"Baiklah, aku sanggup!"

["Bagus. Kalau begitu, aku akan memindahkanmu ke dunia baru itu. Bersiaplah Naruto!"]

SRIIING!

Tubuh Naruto bercahaya putih. Dia memperhatikan sekujur tubuhnya yang dipenuhi dengan cahaya putih. Cahaya putih itu sangat menyilaukan mata dan menyelimuti tempat gelap tersebut.

PAAAATS!

Sekelebat cahaya memenuhi tempat itu. Lalu menghilang dalam sekejap mata. Cahaya sang kami-sama menuntun Naruto ke dunia baru. Dunia lain yang dipenuhi oleh para ninja.

Dia tidak sendirian, tapi terdampar bersama Akeno dan Serafall. Mereka terlempar secara terpisah. Tapi, akan terdampar di tempat yang sama.

.

.

.

"Uhm... Sudah pagi ya?"

Seorang gadis berambut pirang panjang dan bermata biru. Ada tiga guratan di dua pipinya. Kulitnya yang kecoklatan. Mengenakan pakaian piyama. Berumur sekitar 16 tahun. Namanya Uzumaki Naruko.

Dia seorang ninja yang masih berada di tahap genin. Baru saja pulang dari melaksanakan misi bersama kelompoknya, kemarin itu.

Kini hari sudah pagi. Sang mentari perlahan-lahan merangkak naik ke atas langit. Sehingga sinarnya menembus jendela sampai menerpa Naruko dan memaksa Naruko untuk bangun pagi. Bertepatan pada pukul 7 pagi.

"UWAAAAAH!" Naruko menggeliat untuk meregangkan badannya. Dia masih terduduk di tempat tidurnya, dengan dibungkus selimut tebalnya.

Dia tersenyum seraya memandang ke arah langit. Langit biru yang dipenuhi awan-awan yang beranekabentuk. Berjalan secara berdampingan. Burung-burung kecil pun bernyanyi untuk menyambut pagi yang indah ini.

"Hari ini begitu cerah," katanya dengan penuh semangat."Aku akan sarapan saja di kedai ramen Ichiraku. Tapi, aku harus mandi dulu sekarang!"

SREK!

Disibaknya selimutnya dengan cepat. Dia melompat dari tempat tidurnya. Alhasil, membuatnya terjatuh karena tersandung sesuatu yang tergeletak di lantai.

GUBRAK!

Akibatnya, wajahnya sukses mencium lantai sehingga dia terkapar sebentar dengan posisi yang tidak elit.

"Aduuuh, sakitnya! Apa sih yang membuatku tersandung?"

Lantas dia memegang wajahnya yang sudah memerah dan langsung melihat ke arah sesuatu yang tergeletak di lantai. Persis di dekat dirinya sekarang.

JREEENG!

Rupanya seorang laki-laki berambut pirang jabrik. Ada tiga guratan di dua pipinya. Memakai pakaian seragam khas Kuoh Academy. Sepatu kets hitam membungkus kedua kakinya. Dia tergeletak dalam keadaan tertelungkup di lantai. Pingsan saat keluar dari lubang hitam yang muncul di kamar Naruko, satu jam yang lalu.

SIIING!

Hening.

Tempat itu menjadi hening beberapa menit.

Gadis itu terpaku di tempat karena menyaksikan seseorang yang tergeletak cukup dekatnya. Ditambah laki-laki itu berwajah sama dengannya. Hal ini membuat dirinya berpikir sangat keras.

'Si-Siapa cowok ini? Kok wajahnya mirip denganku? A-Atau jangan-jangan dia adalah ninja jahat yang menyerupai aku dan pura-pura pingsan. Padahal semua pintu dan jendela sudah kututup rapat, semalam itu. Hm... Mencurigakan,' batin Naruko yang berwajah sewot.

Saat bersamaan, laki-laki yang tidak lain adalah Naruto, sadar dari pingsannya. Kedua mata birunya perlahan-lahan terbuka. Kesadarannya mencoba berkoneksi dengan alam nyata.

"Ng, di ma-mana aku?"

"Ah, dia sadar!"

Naruko membelalakkan kedua matanya dan segera bangkit berdiri dari acara terkaparnya.

HUP!

Dia menjauhkan jaraknya ketika Naruto melihat ke arahnya. Kedua mata mereka saling melotot tajam. Syok begitu.

"SIAPA KAU!?" seru mereka bersamaan sambil menunjuk antara satu sama lainnya.

Seketika wajah mereka sewot bersamaan. Seiring Naruto bangkit berdiri dari acara terkaparnya. Memegang kepalanya yang masih terasa pusing.

Tangan Naruko masih menunjuk ke arah Naruto. Dia pun yang terlebih dahulu untuk memulai percakapan lagi.

"HEI, SIAPA KAU!? KENAPA KAU BISA TIBA DI DALAM KAMARKU INI!? APAKAH KAU NINJA JAHAT YANG BERNIAT UNTUK MEMBUNUHKU!? KATAKAN DENGAN JUJUR! KALAU NGGAK, AKU AKAN MELAWANMU SEKARANG JUGA!"

KIIITS!

Kedua mata Naruto menajam. Wajahnya terlihat sangat serius.

"Namaku Uzumaki Naruto. Aku adalah keturunan Satan Lucifer. Asalku dari dimensi lain. Karena sesuatu hal, aku terdampar di duniamu. Aku ini bukan manusia. Tapi, aku ini iblis."

DEG!

Naruko kaget sekali mendengarnya. Kedua matanya membulat sempurna. Sedetik kemudian, kedua matanya juga menajam.

"Iblis? Yang benar saja? Kau pasti bohong! Mana ada iblis di dunia ini, tahu!"

"Aku nggak bohong. Ini betulan, tahu! Masih nggak percaya juga."

"Tapi, marga kita kok bisa sama ya?"

"Eh? Memangnya marga kita sama?"

"Iya. Namaku Uzumaki Naruko. Aku seorang ninja yang bercita-cita menjadi seorang Hokage."

"Ah, nama kita pun juga hampir sama. Tapi, bedanya di huruf K dan T."

"Sudah kubilang, kan?" Naruko masih menatap tajam kembarannya ini."Aku nggak ngerti tentang asalmu dari dimensi lain itu. Memangnya maksudnya apa sih?"

"Kalau dijelaskan, sangat merepotkan. Aku pikir kau nggak akan paham dengan apa yang kujelaskan soalnya ceritanya panjang. Namun, yang penting maksud kedatanganku ke dunia ini, nggak buruk kok. Maksudku baik karena aku diminta untuk melindungi duniamu ini atas permintaan sang kami-sama."

"Hah? Kami-sama yang memintamu untuk melindungi duniaku ini? Memangnya apa yang akan terjadi?"

"Entahlah. Aku nggak tahu juga sih."

"Heh?"

Muncul sweatdrop di kepala Naruko. Sedangkan Naruto memasang wajah datarnya.

"Kenapa?"

"Ah. Nggak. Ya sudah deh, kita akhiri saja pembicaraan ini. Aku benar-benar nggak ngerti sama sekali."

"Uhm, kau tipe gadis payah."

"A-APA KATAMU!? JANGAN SEENAKNYA MELEDEKKU, TAHU!"

Kedua tangan Naruko mengepal kuat. Wajahnya memerah padam. Dia sangat kesal karena perkataan Naruto.

Naruto hanya menghelakan napasnya. Dia memasang wajah datar. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana panjangnya.

"Jangan marah. Aku cuma bercanda kok. Jangan ditanggapi serius."

"Huh, kau ini. MENYEBALKAN!"

Tatapan saffir biru laki-laki itu diedarkan ke seluruh penjuru ruangan itu. Sehingga membuat Naruko keheranan.

"Kenapa?"

"Ini kamarmu ya?"

"Iya."

"Kalau gitu, aku boleh tinggal di sini nggak?"

"Hah?"

"Kok hah?"

"Ka-Kalau kau tinggal di sini, boleh-boleh saja. Tapi, kamarmu di sebelah sana," Naruko menunjuk ke arah pintu."Ini kamarku, tahu. Kau nggak boleh tidur sekamar denganku."

Seulas senyum terukir di wajah Naruto.

"Terima kasih. Kau baik juga."

"Huh, sama-sama. Tapi, ada satu hal lagi yang ingin aku bilang sama kamu."

"Apa itu?"

"Jangan coba-coba keluar dari rumahku ini. Aku minta kau tetap tinggal di rumah saja selama aku nggak ada. Jika kau masih ingin tinggal di sini."

Naruto pun tercengang. Naruko menatapnya dengan tajam.

"Memangnya kenapa? Kalau di rumah terus, aku bosan, tahu. Aku juga ingin melihat-lihat keluar. Mengetahui tentang duniamu ini. Apa salahnya sih?"

SET!

Telunjuk mungil itu terarah pada Naruto.

"Ingat, wajah kita sama, tahu! Kalau orang-orang melihatmu berkeliaran dengan penampilan seperti itu, mereka pasti mengira kau adalah aku. Aku ini cewek dan kau cowok. Pasti orang-orang di desa ini, akan gempar kalau mengetahui kita ini tinggal serumah. Aku nggak mau sesuatu yang buruk terjadi padaku. Kalau itu sampai terjadi, kau yang harus bertanggung jawab!"

Mendengar penjelasan Naruko yang begitu lantang, mampu membuat Naruto terdiam. Tapi, setelah itu, Naruto malah tersenyum kecil.

"Nggak masalah kok."

"Apa katamu? Nggak masalah?"

"Iya. Biarkan saja orang-orang mengetahui keberadaanku di sini. Kau tenang saja."

Seketika Naruko kembali meledak marah.

"JANGAN SEENAKNYA NGOMONG GITU!? MANA BISA AKU TENANG KALAU ORANG-ORANG TAHU KAU DI SINI!? DASAR, PAYAH!"

"Anggap saja aku ini kakakmu."

Spontan, Naruko berhenti mengamuk. Dia pun terpaku.

"Eh? Kakak? Ka-Kau menjadi kakakku?"

Naruto mengangguk disertai senyuman yang manis.

"Iya. Mulai sekarang aku adalah kakakmu. Kau boleh memanggilku Naruto-nii atau Ni-chan. Bagaimana?"

Terpaku. Benar-benar terpaku. Gadis itu berdiri di tempat. Tidak bergerak sama sekali. Kedua pipinya merona merah.

'Kakak? Dia menganggapku sebagai adiknya? Memang, selama ini aku hidup sendirian. Kesepian dan diperlakukan nggak baik sama orang-orang desa. Tapi, sekarang ada orang yang nganggap aku sebagai adiknya. Padahal orang itu muncul entah darimana. Apakah ini adalah kehendaknya dari sang kami-sama?' gumam Naruko di dalam hatinya.

Dia tidak bisa berkata apapun lagi dalam situasi seperti ini. Hatinya begitu senang. Memandang Naruto yang menunggu jawabannya dengan sabar. Kemudian dia tertawa lebar sambil melompat cepat untuk merangkul Naruto. Berteriak kencang untuk meluapkan rasa gembiranya.

"NII-CHAN!"

Laki-laki itu terperanjat saat mendapati Naruko yang melompat ke arahnya. Dia pun kewalahan dibuatnya.

"WUAAAAAAAAAAAAH!"

BRAK! GEDUBRAK!

Terjadilah gempa bumi yang dahsyat. Mengguncang tempat itu disertai teriakan keras dari Naruto yang sangat menggelegar sampai ke langit sana.

.

.

.

Tampak dua cup ramen jumbo terhidang di atas meja makan. Juga ada dua kotak susu yang diletakkan di samping dua cup ramen jumbo itu. Satu untuk Naruko, sedangkan satu lagi untuk Naruto.

Naruko yang mempersiapkan semuanya setelah mandi pagi. Dia sibuk mondar-mandir dari dapur ke ruang makan. Sementara Naruto cuma berdiri seraya memperhatikannya dengan seksama. Tanpa berniat sedikitpun untuk membantu adik angkatnya itu.

Kini Naruko sudah berpenampilan sebagai ninja. Tampak pelindung dahi dengan lambang Konoha di tengahnya, melingkari kepalanya. Rambutnya yang panjang diikat twintail. Tubuhnya terbalutkan jaket hitam yang memiliki lambang spiral merah di belakangnya. Dipadu dengan rok selutut berwarna jingga. Kedua kakinya tidak memakai apa-apa.

Begitulah gambaran penampilan Naruko hari ini.

Kemudian dia sibuk lagi untuk menata cup ramen dan kotak susu di dua sisi meja yang berhadapan. Dengan cekatan, dia melakukannya. Sesekali dia tersandung saking terburu-burunya.

GUBRAK!

Lagi-lagi, wajahnya sukses mencium lantai. Ditambah ledekan dari Naruto.

"Dasar, ceroboh!"

Spontan, Naruko bangkit berdiri dari acara terkaparnya. Dia menggeram kesal karena mendengar ledekan sang kakak angkat.

"HEI! JANGAN MELEDEKKU SEPERTI ITU, TAHU!"

"Memangnya salah ya?"

"HUH, BERISIK!" sembur Naruko yang mulai berjalan mendekati kursinya."AYO, KITA SARAPAN SEKARANG!"

Naruto tersenyum geli.

"Baiklah."

Maka keduanya duduk di kursi masing-masing. Saling melihat ke arah cup ramen instant yang terbuka setengahnya. Asap pun mengepul dari dalamnya.

Laki-laki itu termangu sembari menatap lama makanannya. Naruko yang memegang sumpitnya, menjadi heran melihatnya.

"Kenapa?"

Tatapan Naruto tertuju pada Naruko yang duduk di depannya. Ditunjuknya cup ramen instant itu.

"Ramen ya?"

"Iya," Naruko mengangguk pelan."Nggak suka ya? Maaf, kalau itu yang bisa aku buatkan untuk sarapan pagi. Habisnya aku nggak sempat berbelanja karena aku baru saja pulang setelah menjalani misi bersama kelompokku, kemarin itu. Hehehe... Kalau kau nggak suka, aku bisa belikan makanan lain di luar sana."

"Ah, nggak usah repot-repot. Aku akan makan ramen ini saja. Aku lumayan suka ramen juga kok."

"Lumayan? Malahan aku sangat suka dengan ramen ini. Hampir setiap hari, aku makan ini lho."

"Oh, memangnya kau nggak suka makanan lain? Misalnya sayur."

"Aku kurang suka sayur. Nggak enak."

"Pantas. Kau sering terjatuh karena kurang gizi. Habisnya setiap hari kau makan makanan nggak bergizi seperti ini."

KIIITS!

Kedua mata Naruko menajam. Wajahnya memerah padam karena kesal lagi.

"HUH, KAU MULAI LAGI! BERHENTILAH MELEDEKKU, NARUTO-NII!"

"Maaf, aku cuma bercanda kok."

"CANDAANMU KELEWATAN, TAHU!"

"Ya, sudah. Sana makan ramenmu. Keburu dingin nih."

"DASAR, MENYEBALKAN! ITADAKIMATSU!"

HAP!

Dengan perasaan jengkel, Naruko menyumbat mulutnya dengan gumpalan mie ramen yang cukup banyak. Dia makan dengan tergesa-gesa. Sehingga membuat Naruto terheran-heran melihatnya.

'Dasar, cewek aneh!' batin Naruto di dalam hatinya. Ia memakan ramennya dengan gerakan yang santai. Tidak terburu-buru seperti Naruko.

Tak lama kemudian, mereka sudah selesai makan. Dua cup ramen dan dua kotak susu yang sudah tandas, dibiarkan saja tergeletak di meja. Sementara mereka duduk sebentar untuk mengistirahatkan perut yang sudah kenyang. Lalu terlibat dalam pembicaraan lagi. Memulai pembicaraan adalah Naruko.

"Oh iya, setelah ini, aku akan pergi keluar. Kau di sini saja ya dan tunggu aku sampai pulang."

"Baiklah, aku mengerti. Memangnya kau mau kemana?"

"Aku akan membelikanmu beberapa pakaian. Kulihat kau hanya mengenakan satu pakaian di badanmu. Karena kau sudah tinggal di sini, nggak mungkin kalau kau nggak ganti pakaian, kan?" Naruko tersenyum sambil memperhatikan Naruto dengan seksama."Sekalian saja kau mandi dulu. Aku nggak lama kok. Jadi, semoga kau betah menunggu di sini. Hehehe..."

Otomatis wajah Naruto menjadi datar sekali. Dia pun menghelakan napas beratnya.

"Kuharap aku bisa keluar rumah untuk melihat-lihat. Jika kau mengizinkannya."

"Hm... Kau bisa saja keluar desa sih. Aku tahu caranya."

"Gimana caranya?"

"Caranya kau harus berpenampilan yang sama sepertiku. Dengan kata lain, kau harus berpakaian seperti ini. Persis denganku. Gimana?"

Sungguh kaget sekali. Solusi yang dilontarkan Naruko benar-benar membuat Naruto terkena serangan jantung. Kedua mata Naruto membulat sempurna. Mulutnya ternganga lebar.

"JA-JADI CEWEK?! YANG BENAR SAJA! AKU NGGAK MAUUU!"

.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

.

A/N:

Fic baru update!

Yap, fic request buat Ryousuke Naruto sudah siap nih. Apa sudah sesuai dengan harapanmu? Semoga saja.

Untuk kelanjutan ceritanya, akan saya tulis jika ada ide cerita lagi. Kamu bisa membantu dalam pengembangan ide ceritanya buat chapter depan. Ingat ya, Ryousuke Naruto. ^^

Sekian dan terima kasih buat yang sudah membaca fic ini.

Sampai jumpa di chapter 2.

Finish: Rabu, 27 Juli 2016