8 Januari 2017
Two better than Nothing
.
Cat!au
Kitty!jihoon/badass!Hoshi/Pervt!Soonyoung
Chapter 1; Hoshi
.
Kalau Hoshi boleh jujur, rajukan Jihoon yang paling ia suka. Karena telinga Jihoon akan bergerak dan ekornya mengayun. Hoshi gemas bukan main.
Saat tertidur, membaca buku, memasak atau melakukan hal lainnya seperti seks, Jihoon tetap manis dan menggemaskan. (Nakal juga, tapi menggemaskan)
Telapak tangan Jihoon sudah menyentuh dada Hoshi, bibirnya mengerut, telinganya berdiri tegak –seperti penis hoshi, lalu ekornya bergerak kenanan dan kekiri.
Kekiri.
Kanan.
Kiri.
Sebelum kembali kekanan, Hoshi sudah meremasnya dahulu. Menatap Jihoon dengan seringai panas. Jihoon memekik. Ekor adalah bagian paling sensitif seorang kucing –hybird.
"Aku tidak mau diatas" Merajuk. Hoshi menyerigai kembali.
.
.
Jihoon melenguh, bra sudah disingkirkan, dalaman menggantung di mata kaki dan ekornya lemas. Hoshi mengerjai lehernya setelah menyenderkan Jihoon pada bedstand.
Diremasnya pinggang Jihoon, turun kebawah. Jarinya yang nakal menari di dalam Jihoon dan rasanya menggelitik. Enak sekaligus.
"Jihoonie, Jihoonie.. Tatap mataku"
Hoshi berbisik, bibirnya naik mengecup sudut bibir Jihoon. Tapi Jihoon melengking karena dirasa ujung Hoshi mulai masuk.
"T-tidak, hahh– Astaga, bedebah–"
Jihoonya meracau. Menjambak surai-surai Hoshi yang kini berwarna hitam, kaki kirinya melingkar di pinggang hoshi, mendorong hoshi untuk semakin dalam.
Maju terus pantang mundur, kalau kata hoshi. Tapi bukannya semakin melesak, Hoshi malah menarik keluar miliknya, lalu tanpa diduga memasukkannya lagi, hanya diujung. Lalu dikeluarkan lagi dan terus seperti itu.
Hoshi mempermainkan Jihoon.
Jihoon kewalahan, terpaksa membuang harga diri seekor kucing untuk disetubuhi. "Im begging you, Hoshi. Please, rammed inside me"
Rammed. Artinya menghantam. Jadi setelah Jihoon menyelesaikan perkataanya. Hoshi maju, sekali hentak, dengan penuh kekuasaan dan gairah yang meledak-ledak. Ujunngnya menyentuh titik terdalam Jihoon hingga si kucing tersedak.
Air mata Jihoon menggenang diujung, kaget, keenakan sekaligus.
Kucing kawin memang beda.
.
.
"Jihoonie, kau luar biasa–" Hoshi berbisik, memijat payudara Jihoon. Mencengkram pinggang Jihoon, dan hantamannya tetap konstant; dalam dan lembut, tidak lambat dan tidak juga cepat.
Jihoon merasa mabuk karena hanyut dalam kenikmatan setelah datang beberapa menit yang lalu.
Hoshi selalu berhati-hati dan menjaganya. Meski perkataannya sama sekali tidak manis, perlakuan Hoshi dalam berhubungan cukup manis. Ia tidak akan melaju cepat sebelum Jihoon minta, meski ia ingin.
Berbanding balik dengan sifatnya yang biasa. Tatapannya yang mampu menghamili serta caranya berjalan atau berpakaian. Badass.
Jihoon senang dicium pantatnya jadi setelah Hoshi meminta ijin untuk melaju penuh dan datang dengan dua tembakan, Ia meremas pantat Jihoon. Menarik dirinya lalu mencium dalam bongkahan bulat pantat milik Jihoon.
Jihoon merasa harga dirinya di belai dan Ia tersipu. Ekornya mengelus-elus punggung Hoshi yang masih menciumi pantatnya.
Hoshi kasar dalam berperilaku dan berbicara. Namun sangat lembut diranjang.
Catat.
"Jihoon, andai kau bisa lihat. Cairanku meluber dari lubangmu"
"...bedebah"
Hoshi terkekeh. Menggulung Jihoon seperti cinnamon dengan selimut sebelum memeluknya erat, telinga Jihoon menekuk, tenaganya hampir terkuras habis.
"Aku cinta kamu, Jihoon"
"Ya ya, aku juga cinta diriku"
.
.
Tbc
:)))) APA APAAN INI. ASTAGA MAMA.
halo, jadi ini Pwp, dan cerita ini bakal jadi pwp berchapter yang sangat sangat sangat gajelas dan lucknut omg saya malu.
Saya gatau masih ada yang ibgat dengan ini atau ga :''D
Sibuk sekolah, dan di semester denap selalu ada praktikum praktikum anu yang nunggu buat dikerjai di atas desktop.
P.s; saya ga baca ulang jadi jangan protes typo hohohoh
Ok, mind to review? Anyone?
